Cinta Tersembunyi Sang CEO

Mendengar Penjelasan dari sang Suami, Lili mengendorkan kepalanya kebawah takut suaminya akan murka, dan apa yang dikatakan oleh suaminya itu memang benar adanya.

“Apakah ibu tau kondisi Ayah pada malam itu, hanya tinggal hitungan detik kalau Anak Muda itu sempat terlambat, maka Ayah ini akan berada diAlam yang lain, dan juga seluruh Keluarga Alex Sitanggang terhapus diKota Medan ini” Ucap Alex dengan matanya yang sudah mulai nyalang.

“Kenapa anak itu menerima ATM itu, Apakah dia bukan dari Keluarga yang berAda?” tanya Lili dengan masih belum menyerah.

“Kalau Ayah perhatikan dari penampilannya, memang dia terlihat seperti gelandangan dan tidak memiliki keluarga, karena dia tidur hanya bealaskan kardus” Ujar Alex dengan merasa iba kepada Farel.

“Heem,, Ayah ini memang tidak bisa mengerti keadaan! Sudah jelas-jelas ayah tau dia itu hanya seorang pengemis, masih bisa-bisanya ayah untuk mempercayainya lebih dalam” Ketus Lili dengan menyilangkan kedua tangannya didada.

“Sudah! Ayah jangan lagi tertipu dengan anak pengemis itu! Bunda tidak berharap dia datang kerumah ini, bunda takut kalau dia tau keadaan keluarga kita dia akan mecari kesempatan untuk mencari keuntungan” Ujar Lili lagi.

“Bundalah yang tidak mengerti keadaan! Sudah jelas-jelas anak muda itu, mampu memiliki kekuatan hebat, dia mampu memindai Penyakit Ayah, makanya dia mau datang kemari untuk mengobati ayah lebih lanjut” jawab Alex dengan menggelengkan kepalanya melihat sikap sang istri yang memiliki ego tinggi.

“Ahh, sudahlah, yang jelas saya tidak suka dia datang kerumah ini, kalau dia datang maka saya akan pergi dari rumah” ancam Lili yang membuat Alex menjadi geram sendiri.

Lili menghentakkan kakinya dia berjalan menuju kamar, dengan wajah cemberutnya dia berjalan dengan cepat.

Setelah sampai didalam kamar dia menggerutu “Dasar Payah! Dia buang-buang uang kepada anak gelandangan, mendingan sama saya dia berikan uang itu, kan enak untuk shooping dan jalan-jalan barena teman-temanku, huft, lihat saja nanti saya akan mengambil uang itu kembali”.

Tidak lama Pintu kamar terbuka “ceklek” Lili langsung mengalihkan pandangannya, dia berharap sang Suami mengejarnya dan membujuk dia untuk tidak marah. Namun yang dia lihat adalah Anak Gadisnya yang baru pulang dari Kuliah. Sehingga Lili langsung pada modenya semula, dia dengan bibir manyun dan wajah yang sangat masam.

“Bunda kenapa cemberut begitu sih? Gak dapat uang dari Ayah?” tanya anak gadis itu dengan wajah datarnya.

Anak Gadis itu bernama Mirna anak Kandung Lili, Mirna sedang Kuliah disalah satu Universitas dikota Medan dengan mengambil jurusan Bisnis.

“Itu dia Ayahmu! Dia tertipu dengan seorang pemuda! Katanya seorang pemuda telah menyelamatkannya hidupnya dari Martin, dia memberikan ATMnya sebagai Kompensasi” Jelas Lili dengan ketus.

“What! Ayah memberikan ATMnya kepada seorang pemuda, pasti uang dikartu itu sangatlah besar! Memangnya apa Hebatnya Pemuda itu, sampai-sampai Ayah bisa tertipu dengannya” Sarkas Mirna dengan tatapan penuh kebencian.

“Apalagi pemuda itu dia datang kerumah beberapa hari kedepan untuk mengobati Ayahmu” Jelas Lili dengan masih tidak terima dengan kenyataan yang ada.

“emangnya Pemuda itu berasal dari keluarga mana bund?” Tanya Mirna dengan sedikit menyelidik, siapa tau pemuda itu dari keluarga terhormat dan kaya raya.

“Ciih, berasal dari keluarga apanya? Dia hanya seorang pemuda gelandangan yang tinggal dikolong jembatan” ujar Lili memberitahu keadaan Farel.

“Bancet! Jangan! Jangan sampai dia mengotori rumah kita bund! Sudah cukup anak Ayah pembawa sial itu yang selalu mengotori rumah ini” Ucap Mirna dengan tidak terima akan kedatangan Farel kerumahnya.

“Itulah yang Bunda sedang Pikirkan, supaya Pengemis itu tidak datang kerumah kita, mau ditaruh dimana nantik wajah kita, kalau orang-orang tau ada seorang pengemis memberikan pengobatan kepada Ayahmu! Kan Malu!” Ucap Lili dengan sangat marah.

Lili dan Mirna dengan wajah sangarnya, mereka tidak mau menerima Farel untuk datang keruma mereka, dengan Mode diam mereka terkejut ketika suara Handphone Mirna berbunyi.

“Dirt, Dirt, Dirt” Suara HP berbunyi.

Seketika senyum merekah dari wajah Mirna, ketika dia melihat siapa yang meneleponnya, dalam sepersekian detik dia langsung mengangkat telepon itu.

“Hallo Kak Arman? Kenapa kakak menelponku?” Jawab Mirna dengan nada lembutnya.

“Hallo Mirna, Kamu lagi dimana? Bolehkah saya ajak kamu untuk temani saya di acara ulang tahun kampus malam ini” Tanya Arman dengan selembut mungkin.

“Oh, Boleh, boleh kak, saya nanti berdandan dengan cantik ya, supaya kak Arman merasa senang” ucap Mirna dengan nada percaya dirinya.

“Heheh, Baiklah, nanti saya akan jemput kamu dirumahmu ya, boleh kamu kirimkan saya alamat rumahmu” Ucap Arman dengan santai.

“Ba, Baik kak, akan saya Sharelock sekarang” Ucap Mirna terbata-taba karena sangat merasa senang dengan panggilan Arman kepadanya.

Sambungan teleponpun terputus, Mirna dengan girangnya dia meloncat dari tempatnya berdiri, dia sangat senang kali ini, dia bagaikan mendapatkan Batangan Emas di daerah Papua.

Arman Lase adalah Ketua BEM kampus tempat Mirna kuliah, dia adalah seorang Playboy tersembunyi yang jarang identitas hubungannya diketahui oleh orang banyak. Dia memiliki tubuh atletis dan wajah rupawan dengan jakungnya yang sangat bagus.

Diseberang sana setelah sambungan telepon terputus, Arman menyunggingkan senyuman yang sulit diartikan.

“Kau sudah masuk dalam jeratanku, sebentar lagi kau akan jatuh dengan sepenuhnya kedalam genggamanku, dan setelah itu keluarga Alex Sitanggang pasti membantu bisnis keluarga Lase yang sekarang dalam kondisi terpuruk, Hahaha” Ucap Arman Lase dengan Gelak Tawanya yang sangat membahana.

Suara Mobil masuk kedalam parkir, seorang Gadis cantik turun dan berjalan dengan santai masuk kedalam rumahnya.

“Ayah! Kenapa Ayah duduk sendirian saja disini?” Tanya Sang Gadis yang langsung menyalami sanga ayah, dan duduk disamping Ayah.

Sang Ayaah menggelengkan kepalanya, dia mencoba menenangkan hatinya yang sedang kacau karena ulah istri keduanya tadi.

“Apa karena wanita jahat itu lagi?” tanya sang Gadis dengan mata memerah, dia seolah ingin menghancurkan batu besar.

“Geona! Ayah baik-baik saja nak, kau tidak boleh berkata seperti kepada Bundamu, walaupun dia bukan ibu kandungmu, tapi kau harus memperlakukanya dengan baik” Nasihat Alex Deli Sitanggang kepada Putrinya yang bernama Geona Belvania Sitanggang.

“Bagaimana Aku mau berbaik sama dia Yah, dia sendiri menganggapku musuh dirumah ini” Jawab geona dengan nada lirih dan sedikit tersulut emosi.

“Ayah tidak pernah mengajarkan kamu menjadi orang yang pendendam, siapapun yang berbuat salah padamu, ketika kau masih bisa memaafkan, maka maafkanlah” Ujar Alex lagi menasihati anak simata wayangnya.

“Baik yah, Geona selalu mengingat nasihat ayah” Jawab Geona dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.

“Sudahlah kau jangan sedih seperti itu, kau harus kuat nak” Ujar Alex dengan lembut sambil dia mengelus kepala sang anak.

Geona hanya bisa menganggukkan kepalanya, sambil dia menatap sang ayah yang sudah mulai keriputan, dengan menggenggam tangan sang ayah geona mengusap wajah ayahnya dengan penuh kasih sayang.