Kegagalan dalam membina rumah tangga dengan Alven, membuat Tamara memilih untuk hidup menjadi seorang single mom, membesarkan buah hatinya.
Sebuah Pengkhianatan sang suami membuat Tamara harus menelan pil pahit hidup dalam kesusahan. Karna dirinya hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi, saat perpisahannya dengan Alven membuat Tamara mau tidak mau, harus banting tulang, untuk menafkahi putrinya seorang diri.
Hingga pertemuan tak terduga dengan seorang pria bernama Regen Aditama. Yang kondisinya, sangat mengenaskan akibat kecelakaan tunggal yang ia alami.
Tamara berusaha mengeluarkan tubuh Regen dari mobilnya yang sudah mau terbakar.
Bagaimana kisah hidup Tamara setelah pertemuannya dengan Regen?
Dan bagaimana Perjuangan Tamara menafkahi sang putri pasca ditinggal nikah oleh sang suami? yuk simak ceritanya di "Jodoh kedu."
original by Morata
dilarang keras plagiarisme.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5. SIDANG PERCERAIAN
Marissa mengirimkan rekaman video yang ia dapatkan beberapa hari yang lalu. Beserta foto-foto Alven dengan Soraya yang sedang asyik makan bersama sambil suapan di salah satu restoran.
Tangan Tamara bergetar, melihat rekaman video itu dan juga foto-foto yang dikirimkan Marissa. Tapi ia bersyukur Marissa merekam video dan potret Alven dengan wanitanya. dengan begitu, dia akan memiliki bukti-bukti perselingkuhan suaminya jika dibutuhkan nanti di pengadilan.
Tak ada tangis lagi, Tamara hanya tersenyum getir melihat foto dan rekaman video itu. Saat Soraya meminta kepada Alven kalau Alven harus segera menceraikan Tamara.
"Baiklah Mas, kamu sudah lebih memilih wanita itu dibandingkan diriku dengan Cia. Aku harap kamu tidak akan menyesal dengan pilihanmu."gumam Tamara dalam hati sembari langsung menyimpan rekaman video dan foto yang dikirimkan Marissa kepadaNya di memori ponselnya.
Dia bersyukur, mendapatkan rekaman video itu dari sang sahabat. Karena itu dapat menjadi bukti kelak nanti di pengadilan.
Tamara berlalu menghampiri putrinya yang saat ini sedang bermain bersama teman-teman tetangga yang seumuran dengannya.
Ia menatap Cia dengan tatapan penuh kasih. "Ya allah, kasihan kamu Nak, seharusnya kamu masih membutuhkan kasih sayang seorang ayah. Tapi kamu harus kehilangan itu semua, karena Ayah kamu lebih memilih wanita itu dibandingkan kita."gumam Tamara di dalam hati.
Kini Tamara memanfaatkan sisa uang yang ia miliki untuk modal usaha dagang kecil-kecilan.
Dengan bermodalkan uang seadanya, saat ini Tamara berjualan es boba yang lokasinya tepat di halaman rumahnya sendiri. Karena untuk menyewa tempat, Tamara sama sekali belum memiliki uang.
Sehingga ia memilih untuk berjualan di depan rumahnya sendiri. Berharap ia dapat menafkahi putrinya dengan jualan es Boba.
Satu persatu pelanggan sudah mulai datang. Tamara mengerjakannya dengan lincah, dia juga ramah terhadap pelanggan. Sehingga Pelanggannya merasa nyama.
Hari ini rezekinya lumayan, Ia pun akhirnya tersenyum."Alhamdulillah dengan uang ini aku bisa menafkahi putriku. Terima kasih ya Allah atas rezeki yang kau berikan kepada Hamba."doa Tamara di dalam hati.
Kesehariannya Tamara selalu bekerja berjualan es Boba. Dengan jualan es Boba, ia akhirnya dapat menafkahi anaknya walaupun tidak bisa mewah. Terkadang jika hujan turun, es Boba jualan Tamara tidak terlalu laris. Ya, namanya jualan selalu ada pasang surutnya.
Ia pun menjalaninya dengan rasa syukur, Tamara wanita yang pantang menyerah. Beberapa hari kemudian, sidang perceraian Tamara dengan Alven tiba waktunya.
Saat ketuk palu itu diketuk oleh hakim, Soraya bertepuk tangan dia benar-benar merasa bahagia di atas penderitaan Tamara. Tamara berusaha untuk mengembangkan senyumnya. Hak asuh Fitricia memang jatuh ke tangan Tamara, karena Fitricia masih di bawah umur.
Keputusan pengadilan mengatakan kalau Alven harus memberi nafkah kepada Fitricia. itu tidak masalah bagi Soraya, Alven menerima keputusan persidangan.
Tak ada rasa malu sedikitpun, Soraya dan Alven langsung memeluk cium di hadapan orang-orang. Tamara seolah tidak memiliki harga diri sama sekali di hadapan dua orang durjana itu.
Tamara melangkah dengan gontai, tapi dengan melihat raut wajah dari Fitricia. Ia pun akhirnya kembali bersemangat.
"Ayah kenapa kamu meninggalkan Cia, Cia janji tidak akan nakal lagi. Cia janji akan menjadi anak yang penurut asalkan Ayah tidak meninggalkan Cia dan mama."ucap Cia dengan nada memohon kepada ayahnya.
Lagi lagi Alven tidak menggubris, seolah-olah mata hatinya tertutup oleh cinta buta nya terhadap Soraya.
Alven dan Soraya berjalan meninggalkan Cia begitu saja. Orang-orang yang turut hadir menghadiri acara persidangan perceraian antara Tamara dan Alven pun menggelengkan kepala dengan sikap tak peduli Alven terhadap putrinya.
Marissa yang menyaksikan itu pun menggelengkan kepala. Ia pun meraih itu sang sahabat mencoba memberikan kekuatan kepada sahabatnya Tamara.
"Yang sabar ya tam, di balik ini semua pasti ada hikmahnya. Mungkin kamu hanya berjodoh selama lima tahun dengannya. Aku yakin Allah akan mengirimkan kamu jodoh yang lebih baik darinya. Laki-laki yang tega menghianati cinta istrinya, dan tidak peduli terhadap putrinya tidak pantas untuk ditangisi dan diperjuangkan." ucap Marissa
Walaupun aku belum pernah menikah, tapi aku tahu bagaimana perasaanmu. Sabar dan tabah ya Tam, aku yakin Allah akan memberikan yang terbaik."ucap Tamara sambil mengelus punggung sang sahabat.
Lalu ia merenggangkannya kembali, Kini Marissa meraih tubuh bocah kecil yang sedari tadi menangisi kepergian ayahnya.
Tamara boleh saja menerima perlakuan Alven terhadapnya. Tapi bagaimana perlakuan Alven terhadap putrinya Cia, itu yang tidak dapat diterima oleh Tamara.
Tapi apa mau dikata, lelaki durjana itu sudah memilih pilihannya sendiri. Tamara, Marissa dan juga Cia berlalu dari kantor pengadilan.
Marissa mengajak Tamara untuk makan terlebih dahulu di salah satu cafe yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah Tamara.
"Lebih baik kita makan dulu, Putri kamu Cia pasti sudah lapar. Kamu juga pasti sudah lapar bukan, apalagi persidangan ini menguras emosi. Jujur aku memang tidak menyangka ini terjadi terhadap mu.
Aku yakin, lelaki durjana itu akan menyesali segala perbuatannya terhadapmu dan terhadap Cia yang telah menyia-nyiakan kalian. Marissa merasa kesal dan geram membayangkan Bagaimana sikap cuek Alven terhadap putrinya sendiri.
Marisa menghentikan mobil miliknya tepat di depan Cafe. lalu mengajak Tamara dan Cia untuk makan siang di sana, karena Jam sudah menunjukkan pukul satu siang.
Setelah mereka sudah mendapatkan tempat duduk yang nyaman, salah satu pelayan Cafe datang menghampiri mereka sambil membawa daftar menu.
Marissa memesan menu makanan kesukaannya. Dia juga sudah mengetahui menu makanan kesukaan sang sahabat sehingga dirinya sendiri yang langsung memesan menu makanan untuk Tamara dan juga Cia.
Setelah memesan menu makanan, pelayan itu pun berlalu meninggalkan meja yang ditempati oleh Marissa, Tamara,dan juga Cia. mereka bertiga pun menunggu sambil ngobrol bersama.
Marisa bertanya kepada Tamara, Apakah dia tetap memilih berjualan es Boba atau dia bekerja kantoran lagi.
"Apa tidak sebaiknya kamu kerja di kantor lagi Tam, aku rasa kamu pasti diterima lagi di kantormu yang lama."
"Aku tidak mungkin bekerja di sana Mar, karena kamu tau sendiri Alven masih bekerja di sana. Aku tidak ingin bertemu dengannya setiap hari yang mampu menguras."ucap Tamara yang dibalas anggukan dari Marissa.
"Kalau begitu, kenapa kamu tidak mencoba melamar ke kantor aku aja, kebetulan di kantor kami juga membutuhkan karyawan berkompeten seperti kamu." ujar Marissa kepada Tamara.
"Maaf ya, Tam. Bukan aku niat menolak tawaran kamu, Jika aku bekerja di kantoran siapa yang akan menjaga Cia. Cia Masih membutuhkanku dia masih terlalu kecil untuk aku tinggal bekerja di kantor.
Jadi dengan aku berjualan Boba di depan rumah, walaupun hasilnya yang tak seberapa, tapi aku bisa menjaga dan merawat Cia dengan baik sambil berjualan."ucap Tamara kepada sang sahabat.
"Iya juga sih."sahut Marissa singkat.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA TEMAN EMAK.
amatiran bener, belum 12 jam sdh ketahuan 😂