Kisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}.
__________________***________________
Ini adalah kisah cinta terlarang, dimana hanya ada air mata yang selalu menemani. Perjuangan yang begitu besar hingga pengorbanan dan nyawa menjadi taruhan.
“Apa salahnya jika mencintai? Apa salahnya jika kami ingin menikah? Sudah sekian lama kami dipisahkan, dan takdir mempertemukan ku kembali dengannya. Tepat dibawah menara Eiffel! Tapi lagi-lagi takdir memisahkan kami lagi, saat aku mengandung anaknya. Dan perpisahan ini berlanjut lagi sampai 14 Tahun! Hingga usia anak kami 13 Tahun, dan aku selalu menunggunya di bawah menara Eiffel.
Tapi tetap saja, dia belum kembali tanpa kabar.”
~Cassea Laura Chadwick~
________________________________
Apakah dia sudah memiliki keluarga sendiri? Apakah dia melupakan ku?
Mungkinkah, Tuhan sudah mengambilnya dariku?
_________________________________
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERCI : BAB 06
TRAUMA SUARA PECAHAN
Cassea diam saat melihat tanpa ragu ke arah mata sang ayah yang sudah tajam, setajam silet.
“Apa yang terjadi disana?” tanya Lowray mulai tegas.
“Tidak ada?” jawab Cassea santai, karena merasa lelah setelah pulang dari perkemahan dan dia tidak ingin bertengkar dengan ayahnya. Wanita itu sama sekali tidak takut, karena ia sama sekali tidaklah salah.
“Jangan bohong, kenapa kau memberi hukuman skors kepada adikmu?” Lowray yang mulai membuka pembicaraan membuat Cassea terkejut, dan melirik ke arah Khey, sementara Khey tersenyum licik ke arah Cassea.
-'Dasar wanita ular.' Batin Cassea menatap muak, lalu kembali menatap ayahnya.
“Ayah aku lelah, aku ingin istirahat, nanti aku akan cerita semuanya.” Balas Cassea pelan, karena merasa tubuhnya memang benar-benar sangat lelah. Namun, saat hendak berjalan, perkataan ayahnya membuat Cassea naik pitam dan kembali berdiri tegak dihadapan sang ayah langsung.
“Jangan seperti pengecut yang lari dari kesalahan nya.” Sindir Lowray.
Cassea yang hendak melangkah, kini menjadi berhenti. Dia merasa marah di panggil seorang pengecut. “Aku tidak lari, hanya saja aku tidak suka membuka rahasia adikku sendiri.” Kata Cassea.
“Rahasia apa?” tanya ayahnya.
Cassea berjalan lebih dekat kearah Lowray. Dan Khey juga Emma hanya berdiri tidak jauh dari keberadaan Lowray dan Cassea.
“Ayah tahu? Putri yang Ayah percayai, di belakang Ayah dia memiliki seorang kekasih. Dan Ayah tahu saat aku memergokinya, dia malah mendorongku ke jurang,” Jelas Cassea meninggi.
“Apa aku salah jika memberi hukuman untuk keadilan ku?” sambungnya. Namun tiba-tiba saja Khey menyela penjelasan Cassea begitu saja.
“Tidak Ayah itu tidak benar. Cassea aku tahu kau marah padaku, tapi kenapa kau memfitnahku seperti itu?” Ucap Khey membela diri. Emma ibunya, juga membela Khey. Tentu saja, karena dia putrinya! Alias, putri kandungnya.
Cassea yang mendengar perkataan Khey, hanya tersenyum tidak percaya dengan sifat bermuka dua milik Khey. Wanita berambut orange itu, benar-benar sudah menunjukkan sifat aslinya, hanya kepada Cassea.
“Hentikan sandiwaramu itu, dasar wanita licik.” Balas Cassea dengan suara keras.
“Sudah cukup Cassea! Jangan berbohong kepada Ayah lagi.” Sentak ayahnya yang lebih percaya kepada Khey. Seketika Cassea terdiam dan hanya menatap heran ayah yang kini berada di depannya saat ini.
“Seharusnya kau tidak memberinya hukuman kepada adikmu, karena dia tidak sengaja melakukannya.” Lanjut Lowray. Cassea tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari mulut ayahnya sendiri. Ayah yang dia sayangi dalam diam, lebih percaya kepada orang lain dari pada putri kandungnya. Tangan Cassea begitu lemas sehingga tas besar yang dia bawa terjatuh di lantai.
“Ayah! putrimu hampir saja kehilangan nyawa. Dan Ayah malah— " Cassea kehabisan kata-kata. Air mata sudah bercucuran di pipi Cassea. Tak lama, Cassea menghapus air matanya kasar.
“Bersyukurlah kalian, karena aku tidak menghukumnya dengan mendorongnya ke jurang.” Ketus Cassea lantang kepada ketiga orang disana. Mendengar hal itu, ekspresi wajah Khey langsung berubah.
“Aku tidak akan mencabut hukuman nya.” Lanjut nya mengambil tas yang tergeletak di lantai, lalu berlari ke arah kamar nya.
“Cassea!” Teriak Lowray yang seperti tidak peduli dengan perasaan Cassea.
Emma dan Khey saling tatap dengan senyuman tipis, karema melihat dirinya selamat dari situasi itu.
Di dalam kamar. Cassea yang saat ini tengkurap di atas ranjang empuknya, masih setia dengan tangisannya. Saat lelah pulang dari perkemahan dia mendapat air mata baru di rumah. Sungguh menyedihkan!.
“Aku sangat kecewa dengan ayah.” Isak Cassea mengusap kasar air matanya.
...***...
Lowray mengambil cuti untuk hari ini, dia memilih bekerja di rumah. Sementara Cassea menangis tidak henti sampai dia ketiduran hingga menjelang sore. Saat dia terbangun, cassea berusaha melupakan kejadian tadi pagi, meski masih terasa sakit di hati. Karena lama menangis membuat tenggorokan nya terasa kering, Cassea turun lalu menuju dapur, dia melihat rumah terlihat sepi dan hening.
Saat sedang menunggu kopi mendidih, Emma datang ke dapur dan menyapa Cassea dengan senyuman seolah tidak terjadi apa-apa.
“Apa kau sudah baikan?” tanya Emma.
“Hem.” Balas Cassea tidak begitu peduli.
Kopi yang di tunggu sedari tadi sudah selesai dan siap di minum. Melihat Cassea membawa secangkir kopi panas di tangannya. Emma seperti sengaja menempelkan sebuah air panas ke kulit Cassea, sehingga kopi yang di bawanya tumpah ke tangan Emma.
“Sshh, ah!” pekik kesakitan Emma.
“Maaf.” Hanya ucapan itu saja yang keluar dari mulut Cassea. Tanpa peduli Cassea pergi setelah mengambil kopi yang baru, sementara Emma masih merasa kesakitan di area pergelangan tangan nya sendiri.
Sendiri di dalam kamar lebih menenangkan, dari pada keluar dan berkumpul bersama keluarga. Kamar Cassea sangat indah karena penuh dengan lukisan yang ia buat. Wanita cantik itu lagi-lagi membuat balon smile dan menerbangkannya sampai terbang jauh ke langit yang berwarna biru, juga bercampur dengan warna jingga. Dari kejauhan juga, seorang pria lagi- lagi melihat balon tersebut, seketika senyuman kecil terukir kembali. Memang dia tidak bisa meraihnya karena terlalu tinggi, tapi dia bisa melihat tulisan di balon tersebut. Apakah itu Elan?
...***...
Chadwick Family Dining Room.
Makan malam sudah mulai kembali, Cassea yang juga ikut makan malam bersama keluarganya, dia hanya diam saja dan memilih melahap makanan nya, tanpa menengok kanan kirinya.
“Kenapa tangan mu di perban?” tanya Lowray tidak sengaja melihat pergelangan tangan Emma memakai perban. Cassea hanya diam dan masih melahap makanannya, meski dia sudah mendengar perbincangan ayah dan ibunya itu.
“Ah, ini tadi Cassea menumpahkan kopi panas! Tapi tidak apa-apa!” jawab Emma sambil tersenyum, memegang lengan yang tertutup perban saat ini, dengan sesekali melihat kearah Cassea.
“Yang benar tidak sengaja.” Balas Cassea masih sibuk dengan makanannya, namun masih ingin membenarkan ucapan Emma.
“Kau sudah minta maaf, kepada ibumu Cassea?” tanya ayahnya.
“Sudah! Lagi pula dia sendiri yang mencoba melukaiku.” Jawab Cassea tahu kalau kulitnya juga merasa panas saat di dapur. Mendengar bahwa putrinya tidak memanggil dengan sebutan <
“Panggil dia ibu, dia adalah ibumu.” Perintah ayahnya dengan tegas. Pertengkaran itu membuat Cassea tidak selera makan, dia berhenti dari kegiatan makannya dan melihat ke arah ayahnya.
“Dia bukan ibuku. Ibuku sudah pergi, dan itu karena ayah yang mengusirnya." Balas Cassea yang juga tidak mau mengalah. Ia meletakkan garpu dan sendok dengan kasar di atas meja.
BRUAKK! Lowray menggebrak meja makan dengan sangat keras, membuat peralatan makan yang ada diatas meja bergetar. Kini amarahnya dengan putrinya sangat besar.
“Cassea. Jangan membuat Ayah kehilangan kendali.” Kata Lowray yang mulai marah lagi.
Cassea diam sebentar, lalu beranjak dari duduknya memilih pergi menggunakan jaket hitam. Dia menenangkan dirinya di club, tempat satu-satunya yang membuat dirinya merasa tenang dari dulu selain kamar. Lowray menutup matanya berusaha untuk tenang, dia juga dibantu Emma untuk tenang dan menarik napas panjang.
“Aku tidak tahu dengan sifat Cassea? Semakin hari, dia berani melawan mu dan tidak hormat denganmu.” Ucap Emma yang malah menambah panas di kepala Lowray.
Entah itu sengaja atau tidak, namun wanita itu selalu membuat Lowray bertambah marah dengan Cassea.
Club.
Di dalam, Cassea hanya duduk dan minum hingga menghabiskan sebelas gelas besar berisi minuman keras. Air mata juga menetes bersamaan. Bahkan Joe yang juga ada di sana, dia hanya melihat kasihan ke arah Cassea, dia memilih melihat dan tidak berani menghampirinya, jika sudah melihat Cassea merasa sedih seperti itu, wanita itu tidak akan ingin diganggu.
Sampai tengah malam, Cassea keluar dari club dengan keadaan yang tidak sadarkan diri karena minum terlalu banyak. Wanita itu berjalan ke suatu jalan yang tidak terlalu ramai kendaraan, dia melihat sebuah keluarga yang sangat bahagia bersama anaknya. Melihat itu Cassea sangat iri, dia hanya bisa meneteskan air mata saja.
Air matanya juga ditemani oleh tawa-tawa yang keluar dari mulut Cassea, hingga dia menyanyi-nyanyi tidak jelas seperti saat ini.
“Aku wanita yang menyedihkan, sama dengan hidupku!....” Terus tanpa henti Cassea menyanyikan lagu buatannya sendiri.
“Aku wanita yang menyedihkan, sama dengan hidupku... Nananana- ” Pyarr!!
Sampai seseorang tengah melakukan membanting sebuah kaca yang memang untuk sesuatu yang di buat. Tapi mendengar suara pecahan kaca itu, justru Cassea malah terkejut dan takut setengah mati, lagu yang ia nyanyikan seketika berhenti.
“HENTIKAN!!” Ucapnya sambil menutup kedua telinganya. Cassea berjalan pergi dengan wajah yang bercucuran keringat, dia seperti orang yang trauma dengan suara pecahan kaca. Karena terlalu takut dan gemetar, Cassea sampai tidak melihat keadaan di sekitar.
...📖📖📖...
("Aku bertemu dengannya lagi, dia terlihat seperti orang yang ketakutan dan depresi. Tidak banyak yang tahu karena dia ditutupi oleh kecantikan dan senyuman lebarnya, entah kenapa aku selalu ingin bertemu dengannya. Dan pertemuan ini seperti takdir bagi kami...")
...📖📖📖...
10 maret 2010, jalan sepi di kota paris.
Sebuah mobil berwarna hitam putih hampir saja menabraknya, Cassea berhenti tepat di depan mobil tersebut. Karena lampu yang sangat terang sehingga wajah Cassea tidak terlihat jelas.
HUEK...
Wanita dengan bercucuran keringat itu muntah tepat di depan mobil seorang pria dan membuat mobilnya terkena muntahannya.
Pria itu segera turun dan memberikan sapu tangan miliknya, Cassea menerimanya dan langsung mengusap mulutnya yang penuh dengan bekas muntahan.
Dia seperti orang baik yang memilih diam bukannya marah saat melihat keadaan seseorang seperti Cassea. Apalagi dengan mobilnya yang saat ini kotor karena ulah wanita mabuk tersebut. Jika itu orang lain, mungkin saja Cassea sudah tidak selamat.
Selesai membersihkan mulutnya, Cassea memasukkan sapu tangan itu ke dalam saku jaket nya, padahal itu bukan miliknya. Dia terus memandang wajah pria yang buram saat dilihatnya. Dan seketika perlahan mata terpejam, wanita itu pingsan di pelukan pria yang bahkan dia tidak mengenalnya.
sedang ayah cassea tdk setuju & akan kah cassea mampu utk memperjuangkan cinta nya kpd zach 😀😍🫢🤭
cassea anak mafia..
Ellan sahabat kecilnya cassea..
apakah zach itu ellan ???
zach sprtu nya peduli dng kehidupan cassea ..
ada hubungan apa dng lowray ayah cassea?
zach & caseea