NovelToon NovelToon
Kembalinya Ayah Anakku

Kembalinya Ayah Anakku

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Single Mom / Hamil di luar nikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: DENAMZKIN

Celia adalah seorang ibu tunggal yang menjalani kehidupan sederhana di kota Bandung. Setiap hari, dia bekerja keras di toko perkakas milik ayahnya dan bekerja di bengkel milik seorang kenalan. Celia dikenal sebagai wanita tangguh, tapi ada sisi dirinya yang jarang diketahui orang, sebuah rahasia yang telah dia sembunyikan selama bertahun-tahun.

Suatu hari, teman dekatnya membawa kabar menarik bahwa seorang bintang basket terkenal akan datang ke kota mereka untuk diberi kehormatan oleh walikota dan menjalani terapi pemulihan setelah mengalami cedera kaki. Kehebohan mulai menyelimuti, tapi bagi Celia, kabar itu adalah awal dari kekhawatirannya. Sosok bintang basket tersebut, Ethan Aditya Pratama, bukan hanya seorang selebriti bagi Celia—dia adalah bagian dari masa lalu yang telah berusaha dia hindari.

Kedatangan Ethan mengancam untuk membuka rahasia yang selama ini Celia sembunyikan, rahasia yang dapat mengubah hidupnya dan hidup putra kecilnya yang telah dia besarkan seorang diri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DENAMZKIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KESEPAKATAN

Dua jam kemudian, Celia duduk di toko es krim milik Siska, menceritakan semua yang telah terjadi—tentang Ethan, Rion, rumah, dan ciuman itu.

"Aku tidak percaya semua ini terjadi," kata Siska sambil menghela napas dan menyendokkan es krim ke mulutnya.

"Yah, setidaknya aku masih punya cek dua ratus juta itu. Kita bisa ke bank dan mencairkannya," tambahnya.

"Bahkan jika kita lakukan, itu hanya akan menutup setengah dari hutang yang aku miliki di bank, dan kami masih akan berada di posisi yang sama, dan yang terpenting aku tidak berniat melakukannya" kata Celia, mengaduk-aduk es krimnya tanpa semangat. Dia lalu menoleh, melihat Rion yang sedang bermain monopoli bersama Henry.

"Ethan sepertinya ingin membantu," kata Siska dengan nada lembut. "Kenapa kamu begitu menentangnya sekarang?"

"Dia meninggalkanku, ingat?" jawab Celia dengan nada kesal.

"Dia juga kembali, ingat?" balas Siska.

"Ya, tapi bukan untukku," kata Celia sambil menyeka air mata dari pipinya. Tepat saat itu, bel pintu toko berbunyi. Siska dengan cepat mulai membereskan barang-barangnya.

"Aku akan meninggalkan kalian berdua," katanya sambil mengangguk ke arah pengunjung yang baru masuk. Celia berbalik dan melihat Ethan berdiri di sana dengan membawa sebuah lensa kamera.

"Percuma membanting benda ini, mereka tidak akan berhenti sebelum mendapatkan jackpot" tanya Ethan sambil mengangkat lensa kamera itu.

"Mereka tidak akan bosan mengejarku," balas Celia, membalikkan badan lagi untuk melihat Rion yang kini menatap ke arah mereka.

"Jika kamu datang untuk berteriak dan bertengkar, lebih baik pergi, karena saat ini aku sudah kehabisan tenaga untuk bertengkar."

Ethan meletakkan lensa kamera di meja.

"Bagus, karena aku juga lelah," katanya sambil duduk di kursi di depannya.

"Aku tidak memintamu untuk duduk."

"Aku juga tidak bertanya apakah kamu mengizinkan aku untuk duduk disini," jawab Ethan dengan cepat. Dia menarik satu kursi lagi, mengangkat kakinya, dan menggulung celana untuk memeriksa apakah kakinya bengkak.

"Tendon bodoh," gumamnya saat memastikan semuanya baik-baik saja. Celia memperhatikannya saat dia kembali melihat ke arahnya, lalu ke lensa kamera di atas meja.

"Ingin menceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya.

"Apakah kamu akan pergi jika aku melakukannya?"

"Tidak," jawab Ethan sambil menyilangkan tangan.

Siska mendekatinya sambil membawa satu scoop es krim.

"Ini untukmu, Ethan."

"Terima kasih," katanya sambil tersenyum pada Siska.

Celia memutar matanya lalu menatap Siska dengan tajam.

"Apa?" tanya Siska sambil mengangkat bahu dan kembali ke meja depan.

Celia memperhatikan Ethan mengangkat sendok ke mulutnya dan mencicipi es krim itu.

"Hmmmm," dengungannya terdengar lebih keras dari seharusnya, wajahnya terlihat lembut dan damai.

"Nah, ini baru es krim. Di Jakarta, yang ada hanya es krim dengan rasa diabetes." Ethan menghela napas dan membiarkan bahunya jatuh.

"Semuanya terasa sangat berbeda dari yang kuingat."

"Begitu ya," jawab Celia sambil menyendok es krimnya sendiri. "Karena di sini, tidak ada yang berubah."

Ekspresi Ethan sedikit meredup, tapi dia tetap menyendok lebih banyak es krim.

"Ya, aku merindukan tempat ini," katanya dengan sedikit sedih.

"Aku dipecat," kata Celia dengan suara pelan.

Ethan diam sejenak, menatapnya dengan rasa mengerti dan prihatin.

"Apa lagi?"

"Toko kami milik bank sekarang, dan aku tidak bisa membayar hutang tanpa pekerjaan," tambah Celia sambil memperhatikan es krimnya yang menetes kembali ke dalam mangkuk.

"Lalu rumahmu? Setahuku itu juga milik bank, bukan?" Ethan menyendok es krim lagi.

"Ya, mereka akan menyitanya jika aku tidak bisa membayar cicilannya. Kami masih berutang empat ratus juta untuk rumah dan dua ratus lima puluh juta untuk tokonya." Celia menggigit bibirnya.

"Ivan juga menuntutku."

"Karena?" tanya Ethan sambil mengangkat alis.

"Aku mematahkan hidungnya." Celia mendorong amplop ke seberang meja.

"Yah, itu menjelaskan memar di tanganmu," kata Ethan sambil membuka dokumen dan membacanya. Setelah beberapa saat hening, dia menatap Celia dan meletakkan sendoknya.

"Apa yang ingin kamu selesaikan dulu?"

"Ini bukan masalahmu," jawab Celia sambil mengangkat bahu.

"Tapi semua situasi ini memengaruhi putraku. Yang secara langsung juga menjadi masalahku," kata Ethan dengan nada tenang.

Celia kehilangan kata-kata saat Ethan mengatakan "putraku." Dia mencoba mencerna konsep itu ketika Ethan berbicara lagi.

"Biarkan aku membantumu. Kamu hampir kehabisan pilihan, dan aku khawatir," katanya sambil bersandar ke depan.

"Semua ini bisa aku selesaikan. Tinggal katakan, dan satu masalah hilang dari pundakmu. Aku bahkan akan membuat kesepakatan, biarkan aku tinggal bersamamu supaya aku bisa lebih banyak menghabiskan waktu dengan Rion. Sebagai gantinya, aku akan mencantumkan nama kita berdua di akta toko, dan hanya namamu di akta rumah."

"Nama ayahku ada di akta rumah," jawab Celia sambil berhenti sejenak, lalu menatap Ethan dengan lebih serius. "Kenapa kamh ingin memiliki toko ayahku?"

Ethan merasa sedikit lega. Celia tidak mengatakan tidak. Itu bukan jawaban ya, tapi juga bukan penolakan.

"Aku bisa mengubah nama di akta. Dan percayalah, ini bukan soal ingin memiliki toko itu. Ini lebih kepada memastikan kamy tidak bisa menghapusku dari hidupmu. Jika aku memiliki setengah toko, maka hubunganku dengan Rion tidak bisa diputus."

"Kamu sudah merencanakan ini, bukan?" tanya Celia dengan nada sedikit marah.

"Tidak sama sekali," jawab Ethan sambil menggelengkan kepala. "Aku hanya sedang berada dalam posisi untuk menawarkan kesepakatan, dan kamu berada dalam posisi di mana kamu tidak bisa berkata tidak."

Celia memutar matanya sambil memikirkan pilihannya sejenak.

"Berapa lama kamu akan tinggal?" tanyanya sambil menyipitkan mata. "Di sofa," tambahnya dengan tegas.

Ethan duduk lebih tegak. "Sofa tidak masalah, dan aku akan tinggal selama Rion atau kamu menginginkanku di sini."

"Seminggu," jawab Celia.

"Dua minggu," balas Ethan sambil mengangkat dua jari. "Aku ingin akhir pekan bersama putraku."

"Dua minggu," kata Celia akhirnya sambil menatap es krimnya. "Baiklah, aku tidak akan mencoba mempertahankan harga diriku karena jelas sudah hilang. Dan aku tidak akan berpura-pura bahwa kehilangan pekerjaan ini tidak menghancurkan semua rencanaku. Jika kamu ingin membantu, aku akan membayarmu kembali secara bertahap, dan aku akan menawarkan sofaku selama dua minggu."

"Deal," kata Ethan sambil mengulurkan tangannya. Celia menyambutnya dengan berjabat tangan.

"Hanya di sofa, Ethan," katanya dengan tatapan tajam.

"Paham," jawab Ethan sambil mengangkat tangannya tanda menyerah.

1
ashieeechan
hai ka mampir yuk ke karya aku/Drool//Pray/
Harrypotterlovers
Perasaan Celia bener-bener kerasa, Transisi antara masa lalu sama masa sekarang udah oke, Bagian perjuangan Celia sebagai ibu tunggal juga ngena banget, terutama hubungannya sama Rion yang manis banget. Semangat terus nulisnya!!!😍
semakin penasaran /Determined/
Oyen manis
duh penasaran reaksi celia dan ethan
Oyen manis
keren sih, biasanya bakal di aborsi kalau udah kaya gitu.Tapi yang ini di rawat sampai gede
Oyen manis
nyesek si jadi celia tapi lebih nyesek jadi dina ;)
Grindelwald1
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Dálvaca
Jangan lupa terus update ya, author!
DENAMZKIN: siap. terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!