Istri Sang Gubernur

Siang ini diam-diam Amelia dan Alvin kembali bertemu di salah satu tempat favorit mereka. tentu saja tempat itu tidak di ketahui Tantra.

"Siapa wanita dalam foto ini?" Alvin menatap foto seorang wanita. Amelia menemukannya di laci meja kerja Tantra lalu memperlihatkannya pada Alvin.

"Entahlah, tidak ada keterangan apapun di foto itu, aku rasa dia juga bukan saudara Tantra" kata Amelia.

Alvin dengan sigap memotret selembar foto itu dengan kamera ponselnya.

"Baiklah aku akan cari tahu, aku rasa ia orang yang cukup penting dalam hidup Tantra sampai fotonya tersimpan di laci meja kerja sang gubernur" kata Alvin tersenyum sinis.

"Oh ya Amelia sayang, kau jangan mau jika Tantra memberimu seorang ajudan pribadi"

"Ajudan?"

"Iya, itu termasuk dalam salah satu fasilitas yang di berikan negara yaitu ajudan untuk keluarga pejabat"

"Oh, tapi sejauh ini mas Tantra tidak mengatakan apapun soal ajudan padaku"

"Karena itu aku memintamu menolaknya jika Tantra menawari seorang asisten atau ajudan untuk mu"

"Kenapa Vin?"

"Amelia nanti gerak gerik mu tidak akan leluasa kau pasti terus di awasi oleh mereka, kita juga tidak akan bisa bertemu melepas rindu"

Amelia menghela napas, Alvin benar kalau Amelia tidak bisa bertemu Alvin ia tidak bisa membayangkan akan seperti apa hidupnya. sejauh ini Amelia sudah banyak berkorban untuk kisah cintanya dengan Alvin.

"Vin aku sangat mencintai mu kau tahu itu bukan? aku ingin bersama mu jadi segeralah selesaikan misi ini"

"Tentu sayang aku juga mencintai mu" Alvin meraih tangan Amelia menggenggamnya meyakinkan Amelia jika ia juga memiliki perasaan yang sama.

"Aku pergi, sebentar lagi mas Tantra pulang nanti dia curiga jika aku tidak berada di rumah seperti biasanya"

Amelia berpisah dengan Alvin dan bergegas pulang. seperti biasa ia menaiki taksi online. setibanya di halaman rumah Amelia melihat mobil pribadi Tantra sudah terparkir di halaman.

Sejak kapan dia pulang? apa sudah sejak tadi?

Amelia bergegas berjalan memasuki rumah. Tantra berdiri di samping kolam ikan koi. wajahnya datar dan terkesan dingin. ia tidak menyapa kehadiran Amelia seperti biasanya.

"Mas sudah pulang? sudah makan?" tanya Amelia sembari terus mengawasi wajah suaminya yang terlihat lebih diam.

"Apa kau sudah puas menemui pria itu?" Tantra berbicara tanpa memandang Amelia.

deg!

Jantung Amelia serasa berhenti berdetak, ia takut jika misinya di ketahui Tantra. ia mulai gemetar dan berkeringat dingin.

"Pria apa mas? aku baru saja dari rumah sakit"

"Hmmm jadi begitu?" Tantra berjalan mendekati Amelia.

"Aku pikir setelah kita menikah, kau akan berhenti menemui dia dan melupakannya"

"Mas?" Amelia masih menebak-nebak apakah Tantra tahu rahasianya bersama Alvin..

"Ternyata kau masih menemui kekasih mu itu Amelia, apa.kau pikir sejak awal aku tidak tahu jika ada penyusup di rumahku ini? kau pikir kau sedang bermain main dengan siapa dokter Amelia?!"

Jadi dia sudah tahu sejak awal tapi kenapa dia menikahiku?!

"Baiklah, karenaa kau adalah istriku yang sah maka jangan harap aku akan melepas mu begitu saja dan kembali padanya, aku akan membuat permainan ini semakin menarik Amelia sayang"

Tantra tersenyum sinis, ia berjalan pergi menuju mobilnya lalu pergi.

Penjagaan di rumah itu di perketat agar Elia tidak bisa kabur kemanapun. Tantra bahkan tanpa bertanya dulu pada Amelia ia sudah menyiapkan seorang ajudan wanita untuk Amelia.

"Siapa kau?" tanya Amelia pada wanita muda berserah serba hitam. wajahnya manis tapi terkesan tegas.

"Saya Inka mulai hari ini saya bekerja sebagai ajudan pribadi anda Bu"

"Apa?!".

Amelia semakin terpojok, Tantra sudah tahu semuanya.