NovelToon NovelToon
Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Pacaran bertahun² bukan berarti berjodoh, begitulah yang terjadi pada Hera dan pacarnya. Penasaran? Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ☆☆☆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB DUA PULUH LIMA

"Assalamu'alaikum. Ibu, Hera pulang!" panggilnya sambil mengucapkan salam. Hera masuk dalam rumah ternyata sunyi sepi. "Ibu kemana ya!" batinnya bertanya-tanya.

Hera masuk dalam kamarnya, menyimpan barang-barangnya. Hera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri kemudian berganti pakaian.

"Rebahan dulu deh!" gumamnya pelan. "Belum ada informasi wisuda, siapkan berkas saja dulu." Hera bangkit menyiapkan berkas untuk melamar pekerjaan. Meski belum ada ijazah tapi bisa menggunakan keterangan lulus sementara.

"Alhamdulillah." gumamnya setelah menyiapkan berkas. Dia kembali merebahkan badannya ke atas kasur, tidak lupa berdoa sebelum tidur.

Sorenya Hera bangun, mandi dan bersih-bersih rumah. "Ibu kemana ya? Ayah juga. Kok sepi banget." gumamnya pelan. Semua orang tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

Usai membersihkan rumah, Hera mengambil ponselnya, berniat menghubungi sang ibu. "Kok nomor ibu gak aktif. Emang ibu kemana ya?" gumamnya bertanya-tanya.

Hera menghubungi nomor ayah Rahim, tetap nihil. Satu-satunya yang belum dia hubungi adalah kak Udin. Panggilan terhubung!

"[Halo, iya Hera ada apa?]" tanya Udin tanpa jeda. Hera menghela nafas kasar, jika tidak terpaksa malas dia menghubungi sang kakak pertama.

"[Kamu tahu dimana ibu?]" tanya Hera langsung pada intinya. Dia harap-harap cemas karena Udin tidak segera menjawab pertanyaanya. Malah sibuk dengan pelanggannya.

"[Halo, Udin]" panggil Hera lagi. Dia cemas dimana sang ibu, ini sang kakak malah sibuk sendiri.

"[Kenapa Hera?]" tanyanya santai, seolah-olah semua baik-baik saja. "[Kamu cari ibu? Ibu sama ayah pulang kampung]" jawabnya setelah cukup lama diam. "[Sudah ya, aku sibuk]" panggilan diputus sepihak.

Hera menghela nafas kasar, kakak pertamanya memang menyebalkan. Pikirnya! Hera pusing, dia bersiap untuk refreshing ke taman meski sendirian.

"Hera, mau kemana?" tanya Hasyim saat Hera keluar dari rumahnya. Hasyim melihat Hera sudah rapi dengan pakaian luar untuk jalan-jalan.

"Hai, mau jalan-jalan. Kamu mau kemana?" tanya Hera penasaran. Katanya Hasyim ada urusan, ternyata masih di rumah. Mungkin sudah pulang pikirnya.

"Aku mau memanggilmu. Ayo ke rumah." ajak Hasyim santai. Dia telah memanggil Hera dan membalikkan badannya. Tetapi dia tidak mendengar langkah Hera dibelakangnya.

"Ha?" tanya Hera kaget, bahkan dia masih bengong di tempatnya. "Ada apa ya?" batinnya bertanya-tanya setelah dia sadar kalau Hasyim memanggilnya lagi.

"Hera, ayo cepat. Sudah sore nih." ajak Hasyim seolah mereka terlambat. Padahal hanya dekat, beberapa langkah saja mereka sudah sampai.

Setibanya di rumah Hasyim, Hera merasa canggung. Dia bertanya-tanya dalam hati, ada apa sebenarnya?

"Tara.... Kejutan." ucap Ibu Ros, Ibu Setia, dan juga Lastri. Hasyim keluar menuju teras rumah, sedang ayah Limin duduk-duduk menonton televisi.

Hera terbengong depan pintu, dia heran kenapa bisa ada kejutan di rumah Hasyim? Sebenarnya Ibu Ros suka jika Hasyim jadi calon mantu, tapi sayangnya Hasyim tetap tidak ada respon lebih selain hanya teman.

"Sini nak." panggil sang ibu menuntun Hera duduk di kursi ruang tamu rumah tetangganya. "Sengaja ibu buat kejutan, kerja sama dengan ibu Setia karena kalau di rumah pasti ketahuan." jelas sang ibu.

Hera tersenyum penuh haru sambil memeluk ibunya. "Makasih bu, kenapa harus repot-repot begini?" ucapnya sambil menatap mata sang ibu. "Terima kasih tante, Lastri." ujar Hera tulus.

Lastri juga sudah kuliah, dia baru semester dua atau masih mahasiswa baru. Lastri kuliah di kampus Islami di Kota P. Dia ingin menjadi pebisnis handal.

"Sama-sama kakak." jawab Lastri. "Sama-sama cantik." jawab tante Setia. Mereka makan-makan bersama, kue buatan tante Setia yang dibantu oleh ibu Ros. Sisanya Hera bawa pulang bersama sang ibu.

"Ibu, kenapa ibu buat kejutan disana? Gak enak tahu sama tetangga!" ujar Hera ketika mereka sudah tiba di rumah. Mereka sekarang berada di dapur untuk menyiapkan makan malam.

"Gak apa-apa. Justru dia yang mengajak ibu membuat kue di rumahnya." jawab ibu Ros santai. Dia memang akrab sama ibu Setia, jadi kalau besanan sudah tidak canggung lagi, pikirnya.

"Ya sudah, Hera masuk kamar dulu bu." pamit Hera menuju kamarnya. Hari hari berlalu, kini tiba saatnya wisuda. Hera bangun sangat pagi karena harus di make up.

"Mala, terima kasih ya! Dah mau bela-belain kesini demi make up in aku." ujar Hera tidak enak hati, pasalnya ini masih pukul 05.15 menit.

"Gak apa, sudah tugas aku!" jawab Mala, dia belum wisuda, dia suka merias makanya dia sempat kursus make up.

"Kenapa kamu gak segera selesaikan skripsi kamu Mala?" tanya Hera hati-hati, dia penasaran. Padahal kalau dipikir Mala ini rajin ke kampus.

"Aku tinggal tunggu jadwal ujian Hera, pembimbingku selalu pergi keluar Kota disaat aku harus ujian." jawabnya jujur.

"Oh pantas, padahal kamu kan anak rajin." ujar Hera jujur. Usai di make up sambil bercerita kini saatnya berangkat ke gedung SR. Gedung tersebut milik swasta yang biasa disewakan untuk acara wisuda, pernikahan, lamaran, dan lainnya.

"Sekali lagi makasih Mala. Ini." ujar Hera tulus sambil memberikan amplop berisi ucapan terima kasih karena sebagai jasa make up.

"Sama-sama." jawab Mala, dia tersenyum ramah. Mala duduk untuk minum teh yang sudah disediakan, ada juga donat sebagai teman teh.

Usai dengan make up, Mala pamit. Hera pun harus segera berangkat ke gedung pukul 07.00. Siapa sangka jika Aldo juga wisuda bahkan dia duduk bersisian dengan Hera.

"Selamat." ucap Aldo sambil tersenyum ramah. Dia menatap Hera seksama, cantik dan anggun. Menyesal Aldo telah menyiakannya tapi kini dia telah mendapat gantinya.

"Terima kasih. Kamu juga selamat." jawab Hera datar meski menyahut. Acara demi acara dilalui bersama, kini saatnya keluar gedung dan berfoto.

"Selama Hera. Akhirnya Sarjana Keperawatan." ujar Rika yang rela izin kembali ke kota demi sahabat.

"Terima kasih sudah meluangkan waktu buat hadir." ujar Hera penuh haru. Bukan hanya kedua orang tuanya yang hadir, kedua kakaknya juga datang mengucapkan selamat. Begitu juga dengan ketiga sahabatnya yang selalu ada.

"Ayo foto-foto. Stand Anugerah lagi?" tanya Rudi setelah mengucapkan selamat bersama Hasyim. Usai berfoto, mereka langsung ke rumah Hera untuk makan-makan.

"Ayo ke rumah." ujar ibu Ros, mengajak para sahabat Hera, juga teman Hera yang lain. Selama menunggu wisuda, Hera memang sudah menyiapkan berkas untuk lamaran. Tapi sayangnya belum ada rumah sakit atau puskesmas yang memerlukan perawat lagi.

"Asyik makan-makan." sahut Rika cepat. Semua orang tertawa mendengar tingkah Rika yang masih sama saja, selalu bar-bar.

"Kamu gak ada berubahnya, padahal sudah jadi ibu bidan." ledek Rudi. Mala juga menghadiri wisuda Hera, dia juga ikut ke rumah Hera untuk makan siang bersama.

Saat mereka datang, sudah banyak keluarga Hera yang datang, begitu juga tetangga yang membantu masak-masak. Hal yang terpenting ketika membuat acara yaitu kapurung.

"Lezatnya. Mantap pula! Datang langsung makan." celetuk Rika ketika sudah masuk dalam rumah. Tinggal waktunya makan, kapurung sudah siap santap, ikan bolu bakar, ayam bakar, dan juga lawak jantung pisang.

"Kamu kalau makanan nomor satu bu bidan!" sahut Rudi cepat. "Semuanya cepat ambil bagian! Jangan sampai jatah kalian diambil Rika." ujarnya sambil bercanda. Bahkan semua orang menatapnya dengan heran.

"Ha-ha-ha ada-ada saja ini teman kamu Hera." ujar paman Hera yang dari kampung. Tetapi tinggalnya di Kecamatan N tempatnya tambang.

"Iya Om, mereka memang begitu." jawab Hera cepat. Makan-makan terlaksana dengan lancar, semua menyantap makanan dengan nikmat.

1
Hani
Hera: ayo bikin acara?
Nurul Hanifah
enak makan2
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
sukses
Nurul Hanifah
berkarya sesuai dengan kemampuan, jika masih sepi pembaca maka sabar.
Nurul Hanifah
semangat update thor....
Hani
Assalamu'alaikum wr wb. Mampir yuk dikarya sederhana Hani ♡ jangan lupa like dan komen buat Hera ☆
Nurul Hanifah: selalu mampir di karya mu thor
total 1 replies
Hani
siap siap
Hani: siap kk. mksh
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: semangat 1 iklan buat semangat nya, maaf ya cuma iklan🙏✌
total 2 replies
Nurul Hanifah
semangat berkarya thor, abaikan orang yang ingin menjatuhkan mu. buktikan jika kamu pantas menjadi pemenang nya
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
dah baca sampai selesai sovvia?
Nurul Hanifah
Aldi kayak anak pertama donk!!!
Nurul Hanifah
Hera Hasyim dan Rika Rudi
cocok
💫0m@~ga0eL🔱
oma mampir, semngat Hani, lanjuut 💪
Hani: maaf ya Oma, aku belum sempat mampir dikarya Oma /Pray/
Hani: Terima kasih Oma, semoga suka dg karya aku.
total 2 replies
sovvia
wah lanjut terus Thor
Hani: semangat semangat hehehe
sovvia: wah bab baru nih kak
total 3 replies
sovvia
lanjut /Smile/
Hani: semangat juga Sovia berkarya
sovvia: iya kak hani /Kiss/
total 3 replies
sovvia
lanjut kak
Hani: makasih sudah jadi supporter utama /Smile//Pray/
total 1 replies
Nurul Hanifah
Sahabat laki dan perempuan akan ada yg jatuh cinta...
Nurul Hanifah: tapi dari judul saja sudah kentara thor
Hani: bener banget. lebih bagus jika kedua saling mencintai
total 2 replies
Nurul Hanifah
Keren karya baru lagi thor
sovvia
aku tunggu bab berikutnya kak
sovvia: sama kak hani
Hani: terima kasih Sovvia
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!