Queena remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA, Ia di buang oleh keluarga nya karna dianggap membawa sial setelah kematian kedua orang tuanya....Namun tiba tiba setelah 11 tahun di telantarkan, tiba tiba keluarga nya memaksa dia menikah karna alasan wasiat dari alm.Orang tua nya....
Vincent pria dewasa berusia 26 tahun, yang memiliki trauma pada kegelapan, tapi dia juga tak bisa tidur nyenyak dengan lampu terang. dia hanya bisa mengandalkan obat tidur setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Kini tiba saat nya mereka pulang dari kota B menuju kota J. Queena sudah tak sabar ingin cepat sekolah.
"Kak hari ini aku akan langsung pergi sekolah ya" kata queena meminta izin pada sang kakak.
"Besok aja sayang, hari ini kan jam 7 pagi baru sampai sana, pasti kamu akan terlambat"
"Nggak kak, aku kan masuk jam 8. Jadi masih ada waktu kok"
"Tapi kamu bisa kelelahan sayang" kata flora yang tak mau kalah.
"Kali ini tidak ada bantahan kak, aku bakal tetap sekolah" kata queena yang mengikuti kata kata kakak nya itu.
Flora sudah tak bisa mengatakan apapun, dia tahu jika adik nya bersikeras dia tak akan bisa membantah nya.
Sesampai nya di kota J flora beristirahat di rumah sedangkan queena langsung berangkat ke sekolah naik bus.
Sesampai nya di kelas, queena langsung di sambut hangat oleh sahabat nya yang bernama Reina.
Penampilan dan wajah nya memang lebih dewasa dibanding kan usia nya...Apalagi di bandingkan dengan queena yang memiliki wajah imut.
"queen...kenapa kamu tidak masuk sekolah kemarin?" tanya Reina.
"Kemarin aku harus ikut perjalanan bisnis kakak aku" jawab queena seraya meletakkan tas nya di bawah.
"Ini, salin punya ku. Kemarin kamu melewat kan pelajaran ini" kata Reina memberikan buku nya pada queena.
"Kamu memang sahabat aku yang paling baik hehe...terimakasih" kata queena mengambil buku itu dari tangan Reina.
"Bawa pulang aja, kerja kan dirumah" kata Reina.
"oke deh"
****************
Tak terasa kini bell pulang pun berbunyi, saat queena akan menaiki bus tiba tiba ada pria yang mencekal tangan nya dan menyeret ke mobil pribadi nya.
"Apa kau masih ingat padaku?"
"o....om Raiden?" kata queena terbata bata. Ia sangat takut pada Raiden, karna dia lah yang mengusirnya saat queena masih kecil.
"bagus! kau masih ingat dengan ku" kata Raiden menatap tajam pada queena.
"Om mau apa? Apa gak cukup om membuang ku saat aku memerlukan keluarga saat itu?" tanya queena menahan tangis nya.
"Kau memang pantas mendapat kan itu, kau pembawa s*al!!!" ucap Raiden membuat luka di hati queena.
"Om! Aku juga terluka saat itu! Aku juga tak ingin kehilangan mereka, aku butuh om, butuh nenek, saat orang tua ku meninggalkan ku. tapi om malah membuang ku begitu saja, apa om tahu? Aku juga ingin ikut bersama orang tua ku, tapi Tuhan terus saja menyelamat kan ku. Sampai aku bertemu dengan orang yang menyayangi ku seperti kedua orang tua ku!" kata queena yang mengeluarkan segala unek unek di dalam hati nya selama belasan tahun ini, Air mata nya sudah tak terbendung lagi. Ia menangis sejadi jadi nya.
"Diam! Jika bukan karna ulang tahun mu. Kakak ku tak akan mati!" bentak raiden yang masih saja membenci queena.
Raiden langsung tancap gas membawa queena yang masih menangis menuju ke rumah nya.
"Om turun kan aku! Buka pintu nya!" teriak queena.
"Diam! Kau akan tahu kemana kita akan pergi!" bentak raiden.
Sesampai nya di kediaman keluarga mereka. Raiden memaksa queena turun dari mobil. Queena masih menangis dan memberontak. namun apa daya, dia tak bisa melawan Raiden.
Raiden membawa queena ke hadapan Mariana (nenek queena).
"N...nenek" ucap queena melihat nenek nya yang duduk di kursi kebesaran nya.

"Queena, sudah sangat lama nenek tidak melihat mu.... Maaf nenek harus mengatakan yang sebenarnya" kata Mariana tersenyum hangat pada queena.
Sebenarnya Mariana sangat menyayangi cucu nya itu, namun karna hasutan dari Raiden, Mariana menyetujui mengasingkan queena.
Namun tanpa di ketahui queena, sebenarnya saat pertama kali di asingkan. Mariana selalu membantu nya diam diam dengan cara memberi penduduk uang untuk memberi queena makanan dan menjaga queena.
"Ada apa nenek? Kenapa sekarang tiba tiba membawa ku kesini setelah sekian lama kalian membuangku?" tanya queena menahan tangis.
"Kau harus menikah" kata Mariana singkat
"Apa!! Apa kalian tidak puny hati? Setelah membuang ku, kini kalian akan menjodohkan ku?!" kata queena tak percaya bahwa keluarga nya sangat kejam padanya.
"Hei! Jika bukan karna wasiat kakak ku! Kita tak akan membawa mu dan menikahkan mu dengan pilihan kakak ku!" kata Raiden yang tak terima queena membentak Mariana.
Queena yang tak percaya itu pun akan segera pergi, namun Raiden menghalangi nya.
"Jika kau tidak ingin kehilangan wanita yang tinggal bersama mu, maka kau harus mengikuti perintah ku! kembali ke sini besok!" kata Raiden dengan nada yang menekan.
Queena tak menjawab, ia langsung berlari pergi meninggalkan kediaman itu. Mariana pun mengingatkan Raiden, ia tak boleh menyakiti cucu kesayangan nya.
Tapi Raiden yang memiliki kebencian begitu besar pada queena itu merencanakan sesuatu yang akan membuat queena terus menuruti perintah nya,,,, tentu nya itu tanpa sepengetahuan Mariana, karna Raiden tau, Mariana sangat menyayangi queena.
Sesampai nya dirumah, queena tak menceritakan apapun pada flora. Ia takut flora akan mengkhawatirkan nya.
"kok baru pulang dek?" tanya flora.
"Tadi jalanan macet kak" ucap queena berbohong.
"Yaudah, kamu mandi terlebih dahulu, setelah itu. Kita makan bersama, kakak mau nyiapin makanan nya" kata flora.
"oke kak" kata queena yang berjalan masuk ke kamar nya bersiap untuk mandi.
...****************...
"Bagaimana? Kau mengurus nya dengan baik?" tanya marvin (paman Vincent).
"itu urusan ku" jawab Vincent dengan nada dingin nya.
"jangan lupa kalau aku lah yang menjalankan perusahaan selama 9 tahun. Dan kau tiba tiba mengambil alih begitu saja"
"Aku? Mengambil alih? Ini hak ku. Aku berhak atas perusahaan ini. Dan, apakah tanah dan uang yang ku berikan selama 9 tahun tak cukup?" kata vincent tanpa menoleh ke arah Marvin yang duduk di sofa.
"Jaga ucapan mu!" teriak Marvin yang langsung berdiri menunjuk wajah vincent
"Apa paman lupa? Selama 9 tahun paman menjadi CEO, perusahaan hampir bangkrut. Setelah aku menjabat menjadi CEO, perusahaan kembali lebih baik" kata Vincent.
"Kau meremehkan ku!"
"Aku tidak meremehkan mu paman. Aku hanya Tak ingin perusahaan yang di bangun ayah ku hancur begitu saja" kata Vincent melepas kacamata nya
"Jika tak ada yang ingin di katakan lagi. Sebaiknya paman pergi dari rumah ku" kata Vincent.
"Kau mengusirku? Berani sekali kau!" tanya marvin tak percaya.
"Aku bukan Vincent kecil yang paman kenal, aku sudah besar" kata Vincent sedikit meledek Marvin.
"Kau akan tahu akibatnya jika berurusan dengan ku!" ancam Marvin yang langsung pergi keluar dari rumah Vincent.