NovelToon NovelToon
JANDA MUDA MEMIKAT HATIKU

JANDA MUDA MEMIKAT HATIKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Dina, seorang janda muda, mencoba bangkit setelah kehilangan suaminya. Pertemuan tak terduga dengan Arga, pria yang juga menyimpan luka masa lalu, perlahan membuka hatinya yang tertutup. Lewat momen-momen manis dan ujian kepercayaan, keduanya menemukan keberanian untuk mencintai lagi. "Janda Muda Memikat Hatiku" adalah kisah tentang cinta kedua yang hadir di saat tak terduga, membuktikan bahwa hati yang terluka pun bisa kembali bahagia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Sentuhan Pertama

Dina tidak bisa menahan senyum kecil saat mengenang momen di taman kemarin. Meskipun acara sudah selesai, ia merasa seperti ada bagian dari hari itu yang masih tertinggal bersamanya—terutama saat Arga menatapnya dengan senyum itu, senyum yang seolah bisa menghapus segala keraguan dan kebingungan di benaknya. Namun, dia tahu bahwa ia tidak boleh terlalu cepat terbawa perasaan. Lagipula, sudah terlalu lama ia hidup dalam bayang-bayang kesedihan.

Tapi, ketika suara bel pintu toko berbunyi, Dina hampir terkejut melihat siapa yang berdiri di sana.

“Arga?” suaranya mengandung campuran keterkejutan dan kegembiraan.

Arga tersenyum ramah, seolah tak ada yang berubah. “Saya sedang mencari hadiah ulang tahun untuk keponakan saya. Saya ingat Anda bilang toko ini memiliki koleksi buku anak-anak yang bagus.”

Dina hanya bisa mengangguk, berusaha menenangkan degup jantungnya yang tiba-tiba mempercepat ritme. “Tentu. Ikuti saya.”

Ia mengarahkan Arga menuju rak di bagian belakang, di mana koleksi buku anak-anak yang penuh warna terletak. Sepanjang jalan, mereka berbicara ringan tentang buku-buku favorit Raka, serta petualangan-petualangan seru yang ia suka. Arga tampak menikmati percakapan mereka, dan saat ia mengambil beberapa buku dan membolak-balik halamannya, Dina melihat bagaimana matanya berbinar.

“Ini yang saya cari,” kata Arga akhirnya, menunjuk ke salah satu buku bergambar bertema petualangan.

Dina tersenyum. “Pilihan yang bagus. Raka pasti akan menyukainya.”

“Terima kasih,” jawab Arga sambil menatap Dina dengan sorot mata yang sulit diartikan. Ada semacam kedalaman, seolah dia ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya hanya tersenyum kecil.

Tanpa sadar, tangan mereka bertemu lagi saat Dina mengambil buku yang sama untuk ditata di rak. Seperti sebelumnya, sentuhan itu hanya berlangsung sekejap, tetapi cukup untuk membuatnya merasakan aliran hangat yang menjalar di tubuhnya.

“Oh, maaf,” kata Dina, kali ini sedikit lebih canggung.

Arga menggeleng. “Tidak apa-apa.” Suaranya lembut, tetapi ada keseriusan dalam tatapannya.

Mereka berdiri dalam keheningan sesaat. Dina berusaha mengalihkan perhatian dengan memandang buku-buku di rak, tapi pikirannya terlalu sibuk memperdebatkan apakah dia harus mengundang Arga untuk duduk di kafe sebelah setelah selesai di toko.

“Sudah lama saya tidak melihat Anda begitu dekat dengan seseorang,” kata Arga, memecah keheningan.

Dina menoleh dengan cepat. “Maksud Anda?”

“Sepertinya, Anda cenderung menjaga jarak, bukan?”

Dina terdiam. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya. Memang benar bahwa selama ini ia hanya berfokus pada Raka dan usaha kerasnya untuk menjaga toko tetap berjalan. Namun, ada sesuatu dalam diri Arga yang membuatnya ingin membuka diri.

“Memang, saya agak berhati-hati,” jawabnya akhirnya, suaranya lebih pelan. “Tapi bukan berarti saya tidak senang bertemu dengan orang.”

“Begitu?” Arga mengangkat alis, senyum tipis di wajahnya. “Kalau begitu, bagaimana kalau kita duduk sebentar? Saya ingin mendengarkan cerita tentang toko ini.”

Dina mengangguk, tidak tahu harus berkata apa. Ia menunjuk kursi di dekat meja kerja, tempat di mana beberapa pelanggan lain biasa duduk untuk membaca. Mereka duduk berdampingan, dan dalam beberapa saat, percakapan mengalir begitu saja. Arga bercerita tentang pekerjaannya sebagai arsitek, proyek-proyek yang sedang dikerjakannya, dan bagaimana ia menemukan kebahagiaan di desain dan detail kecil dari bangunan.

Dina mendengarkan, terkadang tertawa kecil, mengagumi betapa pria ini bisa begitu antusias dengan pekerjaannya. Di sisi lain, ia tidak bisa tidak merasa tersentuh dengan cara Arga berbicara tentang masa lalu—tentang perpisahan yang telah membuatnya lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan.

“Dina,” katanya akhirnya, memecah keheningan. “Saya tahu ini mungkin terdengar aneh, tapi saya merasa kita memiliki sesuatu yang spesial. Mungkin sulit untuk mengatakannya, tapi saya hanya ingin memastikan bahwa Anda tahu, saya di sini jika Anda membutuhkan saya.”

Dina menelan ludah. Kata-kata itu terasa seperti pelukan hangat di hatinya. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ada seseorang yang peduli pada dirinya, yang ingin tahu bagaimana kabarnya tanpa harus menjadi bagian dari masa lalu yang menyakitkan.

“Terima kasih, Arga,” jawabnya, suaranya hampir berbisik. “Saya… saya menghargainya.”

Arga tersenyum, dan senyum itu membuat Dina merasa ada sesuatu yang berkilau di matanya. Di dalam dirinya, Dina mulai merasakan secercah harapan, sesuatu yang hampir terlupakan. Ia tahu bahwa untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia merasa berani untuk membiarkan seseorang mendekat.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan setiap kali Arga datang ke toko, Dina merasa ada sesuatu yang berbeda. Percakapan mereka semakin lama semakin panjang, dan dia mulai merasa nyaman dengan kehadiran Arga. Rasanya, seperti ada sisi baru dalam dirinya yang terbangun, sesuatu yang telah lama terpendam di bawah rasa sakit dan kesedihan.

Suatu sore, saat cuaca di luar tampak mendung, Dina sedang sibuk memindahkan beberapa buku di rak. Tiba-tiba, Arga muncul di pintu toko, wajahnya tampak serius. Dina menghentikan pekerjaannya dan menatap Arga dengan penasaran.

“Arga, ada apa?” tanyanya, dengan sedikit kecemasan di suara.

Arga menghela napas, lalu mendekat. “Saya hanya ingin memastikan bahwa Anda baik-baik saja, Dina. Sejak terakhir kali, Anda terlihat lebih tenang, tapi saya tahu ada banyak hal yang mungkin masih ada di dalam hati Anda.”

Dina tersenyum lemah. Kata-kata Arga seperti angin yang menyentuh permukaan air, membuatnya terombang-ambing. “Saya… saya merasa baik-baik saja,” jawabnya, walaupun di dalam dirinya ada rasa takut yang belum bisa diungkapkan.

Arga mendekat, seolah ingin memastikan bahwa dia bisa membaca ekspresi di wajah Dina. “Dina, saya tahu ini sulit. Saya tidak ingin memaksa, tapi saya hanya ingin Anda tahu bahwa Anda tidak sendirian. Anda bisa berbagi apa pun dengan saya, kapan saja.”

Air mata mulai menggenang di mata Dina. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaan yang selama ini terkubur. Tapi, saat melihat Arga yang begitu peduli, ada sesuatu yang membuatnya merasa ingin membuka diri, meskipun ia takut kehilangan kendali atas perasaannya.

“Terima kasih, Arga,” kata Dina, suaranya bergetar. “Mungkin… mungkin ini masih awal, tapi saya ingin mencoba.”

Mata Arga menyala, dan senyumnya mengembang. “Itu yang saya harapkan.”

Malam itu, setelah toko tutup, Dina duduk di meja dapur dengan secangkir teh hangat. Pikirannya dipenuhi dengan suara tawa Arga, pandangannya yang penuh perhatian, dan bagaimana ia selalu mendengarkan dengan sepenuh hati. Ia tahu ini masih awal, tapi ada sesuatu yang berbeda tentang pria ini. Ia bukan hanya sekadar pelarian dari kenyataan, melainkan seseorang yang membuatnya merasa dihidupkan kembali.

Dina menyadari bahwa hidupnya mungkin mulai berubah, dan meskipun ada rasa takut, ada juga keberanian untuk melangkah maju. Hari-hari mendatang mungkin penuh dengan tantangan, tetapi untuk pertama kalinya dalam waktu lama, Dina merasa bahwa cinta bisa ditemukan kembali di tempat yang tidak pernah ia duga.

1
Hilda Naning
kemana anak anak mereka yg diawal cerita karena anak anak mereka lah bertemu dn bersatu..
Dinar
Hallo kak aku kirim dua cangkir kopi ya untuk teman menulis 🥳
Harry
Membuncah
Akira
Bikin baper nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!