"Bagaimana cara mendapatkan mu?"
Yigon yang didesak ayahnya untuk segera menikah pun merasa kebingungan. Tak lama kemudian, dia jatuh cinta dengan seorang gadis SMA yang baru pertama kali di temuinya. Berawal dari rasa penasaran, lama-lama berubah menjadi sebuah obsesi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Keluarga Settingan
"Sayang..." Panggil Hiden kepada Kirie.
Tangannya yang lebar pun mulai membelai pipi Kirie dengan lembut, dengan perlahan Hiden mendekatkan wajahnya dan kemudian mulai mencium bibir Kirie dengan penuh kehangatan.
Melihat tingkah Hiden yang seperti itu, Kirie menganggap kalau Hiden senang dengan kehamilan nya sekarang. Kirie mengikuti tempo ciuman yang di lakukan oleh Hiden, tapi dia terkejut saat Hiden tiba-tiba menggigit bibirnya.
"Aww!" Jerit Kirie mendorong tubuh Hiden menjauh.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Kirie sembari meraba bibirnya yang berdarah.
"Kirie, kau tau jika aku sangat mencintaimu. Maka dari itu, tolong gugurkan kandungan itu demi diriku." Kata Hiden yang membuat Kirie benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Apa kau gila?! Apa maksudmu? Kau mau menggugurkan bayi yang tak berdosa ini?! Tega ya kamu!" Teriak Kirie kepada Hiden.
Dia sangat geram dengan apa yang baru saja Hiden katakan kepadanya. Itu adalah reaksi yang sangat tidak terpikirkan oleh Kirie.
"Tapi aku tidak menginginkan nya lahir ke dunia ini! Aku belum siap sayang!" Kata Hiden yang balik membentak.
"Jika kau belum siap, harusnya dari awal kau tak perlu melakukannya! Aku kecewa padamu Hiden! Kalau kau masih tidak mau menerima anak ini, maka biarkan aku melahirkan dan membesarkannya sendiri! Aku tak butuh bantuan dari mu!" Kirie meluapkan semua kekesalannya kepada Hiden.
Hiden terdiam begitu Kirie mengatakan kalau dia akan tetap melahirkan anak itu, entah apa pun yang akan terjadi nanti.
Dia sangat takut jika hal itu sampai ke telinga keluarganya, entah apa yang Hiden takutkan, tapi dia sangat tidak ingin jika anak itu lahir ke dunia.
"Tidak! Bukan begitu maksudku sayang! Dengarkan aku dulu!" Hiden mencengkram erat pundak Kirie hingga perempuan itu merasa kesakitan.
Dengan kasar, Kirie menghempaskan tangan Hiden yang mencengkram tubuhnya. Dengan sorot mata yang tajam dan menukik, Kirie terlihat benar-benar kecewa dengan Hiden.
"Pergi! Hubungan kita berhenti sampai disini saja! Jika kau tidak ingin melihat anak ini lahir, maka pergilah dari hidupku dan anakku. Jangan pernah kembali, sebelum kau memutuskan untuk menerima bayi ini dengan sepenuh hati. Pergilah! Pergi!" Teriak Kirie mengusir Hiden keluar dari rumahnya.
"Sayang tunggu! Aku tidak mau berpisah denganmu! Rie!" Hiden terus berteriak dan tidak ingin melepaskan genggaman tangannya dari Kirie.
Tapi Kirie mendorong tubuh Hiden dengan sekuat tenaga hingga laki-laki itu keluar dari dalam rumahnya.
BRAKK!!
Pintu tertutup dengan keras, dan Kirie menguncinya dari dalam. Air matanya mengalir deras di pipinya, tubuhnya yang lemas pun terjatuh, kemudian terduduk di lantai.
Di luar, Hiden masih berada di sana, dia belum meninggalkan rumah pacarnya itu. Kepalanya pusing dan dengan kasar dia menjambak rambutnya sendiri.
...----------------...
Malam telah tiba, Fairy terus menunggu kedatangan kakak kesayangan nya yang tidak ada kabar dari tadi siang. Fairy mempunyai firasat jika kakaknya tidak sedang berurusan dengan pekerjaannya.
"Adik? Apa yang sedang adik lakukan di depan? Nanti dedek kedinginan!" Kata Aida yang berjalan menghampiri anaknya yang sedang menunggu kedatangan Hiden di depan rumah.
Fairy merasa kesepian karena tidak bersama sang kakak, walau sekarang dia sedang bersama kedua orang tuanya, tapi dia merasa ada yang kurang jika tidak bersama dengan Hiden.
"Tidak apa-apa ma, Riri hanya ingin duduk di sini sebentar. Sudah lama Riri tidak merasakan segarnya angin malam." Sahut Fairy membuat alibi.
"Begitu kah? Apakah anak mama sedang galau? Cepatlah masuk ke dalam, nanti kedinginan." Kata Aida sembari menepuk pundak anaknya, lalu berjalan ke halaman dengan raut wajah bahagia.
Merasa heran dengan hal itu, Fairy memanggil ibunya kemudian menanyakan apa yang sedang ibunya lakukan di halaman rumah malam-malam begini.
"Mama mau kemana?" Tanya Fairy penasaran.
"Ah, mama mau menelpon sebentar. Adik cepat masuk ya." Sahut ibunya.
Yang tak lama setelah itu, Fairy sangat terkejut saat ibunya mulai menyapa si penelpon dengan nada manja dan terdengar sangat intens.
"Halo sayang~ Ah apa kau merindukanku? Ahaha jangan menggodaku seperti itu! Kau nakal ya?" Kata Aida yang berjalan menjauhi Fairy.
"Apa yang barusan ku dengar? Mama berselingkuh? Apa aku harus memberitahu papa akan hal ini? Bagaimana jika papa dan mama bertengkar gara-gara aku?" Fairy berfikir keras saat berada di dalam situasi yang membingungkan itu.
Tidak mau mendukung mamanya yang sepertinya sedang berselingkuh dengan pria lain, Fairy bermaksud memberitahukan hal itu kepada ayahnya yang sedang menonton televisi di dalam rumah.
Sesampainya di ruang tamu, apa yang Fairy lihat dan dengar kali ini benar-benar membuatnya tidak bisa memikirkan apapun lagi.
Ayahnya, Angelo sedang melakukan panggilan vidio dengan seorang perempuan yang memakai banyak perhiasan di tubuhnya.
"Bagaimana? Apa kau menyukai gelang baru yang kuberikan padamu tempo hari?" Tanya Angelo kepada wanita yang sedang melakukan panggilan vidio dengannya.
Wanita itu memperlihatkan gelang pemberian ayahnya Fairy sambil terus memuji kecantikan gelang itu.
"Ini benar-benar bagus banget dad! Temen-temen arisanku semua memuji kecantikan gelang baru pemberianmu ini, mereka iri karena aku memiliki kekasih kaya dan royal seperti mu!" Kata perempuan itu.
Fairy yang melihat hal itu pun hanya bisa mematung, dia tidak menyangka jika keluarga harmonis yang selama ini ia ketahui ternyata menyimpan rahasia seburuk ini.
Kedua orang tuanya saling berselingkuh satu sama lain, kakak kesayangannya yang sangat Fairy percayai pun sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
Tidak ada anggota keluarga yang bisa Fairy percayai sepenuhnya, selama ini Fairy hidup di dalam lingkaran kebohongan. Semuanya memiliki rahasianya masing-masing yang sama sekali tidak Fairy ketahui.
"Papa?" Panggil Fairy kepada Angelo yang sedang asyik mengobrol dengan selingkuhannya.
"Loh, ada apa sayang? Kau masih belum tidur? Ini sudah larut, pergilah tidur ya, kau pasti lelah karena tadi adalah acara kelulusanmu di sekolah." Kata Angelo yang berusaha menyembunyikan ponselnya dari pandangan Fairy.
"Kenapa?"
"Ah? Apanya yang kenapa sayang?" Tanya Angelo kebingungan, melihat putri bungsunya yang seperti sedang menahan tangis, Angelo berusaha mendekat dan merayu anaknya itu.
Tapi Fairy langsung menepis tangan ayahnya yang berusaha menyentuhnya. Angelo yang tidak tau jika anaknya sudah mengetahui segalanya itu pun merasa keheranan akan sikap anaknya yang labil seperti anak remaja pada umumnya.
"Ada masalah apa nak? Ayo, coba ceritakan ke papa!" Kata Angelo yang berusaha menyemangati Fairy yang seperti ingin menangis.
"Kenapa? Kenapa papa dan mama berselingkuh?! Kenapa kalian berpura-pura harmonis saat berada di depanku? Sedangkan di belakang kalian saling mengkhianati satu sama lain! Aku tidak mengerti dengan keluarga ini! Aku ingin pergi!" Kata Fairy yang sontak membuat Angelo benar-benar terkejut saat mendengarnya.
Fairy yang sudah tak tahan pun langsung berlari keluar rumah. Angelo yang panik langsung melemparkan ponselnya ke sofa, lalu pergi mengejar Fairy yang sudah berlari entah kemana.
"Ada apa dad?" Tanya perempuan yang masih terhubung dengan Angelo di panggilan vidio.