NovelToon NovelToon
Perjalanan Cerita Cinta Kita

Perjalanan Cerita Cinta Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Single Mom / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Balas dendam pengganti
Popularitas:632
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Arabella Brianna Catlin Hamilton saat ini tengah tersenyum sumringah dan perasaanya amat sangat bergembira.

Bagaimana tidak? Hari adalah hari anniversary kedelapan dari hubungannya dengan kekasih sekaligus teman masa kecilnya— Kenan Kelvin Narendra.

Namun, hatinya tiba-tiba hancur berkeping-keping ketika Kenan memutuskan hubungan dengannya tanpa alasan yang jelas. Kemudian, Bella mengetahui bahwa lelaki itu meninggalkannya demi wanita lain— seseorang dari keluarga kaya raya.

Karena tidak tahan dengan pengkhianatan itu, Bella menghilang tanpa jejak.

Dan enam tahun kemudian, Bella kembali sebagai seorang pengacara terkenal dan berusaha balas dendam kepada mereka yang berbuat salah padanya— keluarga si mantan.
**


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayah & Anak

"T-tuan Muda! Apakah itu benar-benar anda?." Kedua mata Arnold terbelalak lebar dan dahinya dipenuhi butiran keringat.

    Dia memang memiliki jabatan di pemerintahan, tetapi posisi itu tidak cukup besar baginya untuk melawan putra dari seseorang yang berkuasa seperti Kenan Kevlar Narendra. Ketika Stevia menyebut Kenan sebagai ayahnya, Arnol mengira jika gadis kecil itu hanya mencoba menakut-nakuti mereka agar mereka mengira dia memiliki Ayahnya yang berkuasa.

    Tetapi setelah melihat Kenan secara langsung, membuat Arnold seakan ingin kencing didalam celana saking ketakutannya dia saat ini. Kenan memancarkan aura yang kuat dan dominan sehingga Arnold bahkan tidak bisa menatap mata tajam Kenan yang dingin.

    "Saya tidak tahu kalau dia adalah putri anda—"

    "Jadi, kau membiarkan anakmu menindas anak lain hanya karena orang tuanya tidak seberkuasa dirimu?." Tanya Kenan dengan suara rendahnya yang berbahaya. "Siapa yang memberikan hak itu padamu atau putra mu? Bukankah kau seharusnya mendisiplinkannya dengan baik? Dan anda, Nyonya Vania. Mengapa ada nakal disekolah kita? Beginikah cara anda menjalankan institusi?." Kenan mengarah pertanyaannya kepada kepala sekolah. Kata-katanya terdengar tenang, namun penuh penekanan.

    Kenan tidak tahu jika gadis kecil Bella di bully karena tidak memiliki ayah. Hati Kenan di penuhi dengan amarah yang tak bisa dijelaskan. Air mata yang mengalir di kedua pipi Stevia membuat hatinya bersedih.

    "Saya sudah membicarakan tentang kenakalan Dion pada Ayahnya. Tapi tuan Arnold tidak melakukan apa pun,  Sebaliknya dia malah mengancam akan memecat saya." Jawab Vania.

    Kenan menoleh kearah Arnold, lalu menyeringai. "Bagaimana kau bisa memiliki hak untuk memecatnya? Apa kau adalah pemilik sekolah ini?."

    "Sa-saya hanya bercanda dengan Nona Vania, Tuan Kenan." Kata Arnold tersenyum gugup..

    "Jika kau tidak bisa mendisiplinkan putramu, maka lebih baik sekolah di rumah saja. Jangan biarkan dia masuk ke sekolah ini dan mengganggu proses anak-anak lain belajar. Kau seharusnya mengajari dia sopan santun dan ajari kalau dia tidak bisa lebih unggul dari siapa pun hanya karena orang tuanya, kecuali jika kau ingin anakmu menjadi berandalan ketika sudah dewasa."  Kata Kenan memperingati. "Dan aku hanya akan memberikan kesempatan satu kali untuk putra mu, jika dia masih sama dan menindas teman-temannya yang lain, aku akan mengeluarkannya langsung dari sekolah ini."

    "B-baik, Tuan Kenan." Jawab Arnold dengan hati-hati. "Terimakasih karena sudah memberikan kesempatan pada putra saya. Dia sangat ingin bersekolah disini."

    Kenan lalu menoleh kearah Kepala sekolah. "Aku akan membawa Stevia bersamaku. Dia tidak bisa menerus proses belajarnya hari ini, setelah apa yang baru saja dia alami."

    "Tentu, Tuan Kenan. Saya tidak pernah tahu jika anda memiliki anak perempuan." Jawab Vania, tetapi Kenan tidak mengatakan apa pun.

    Dengan masih mengendong Stevia, Kenan berjalan keluar dari ruang Kepala sekolah. "Apa kamu ingin bertemu dengan ibumu di kantor?." Tanya Kenan menawarkan.

    Stevia tersenyum dan menyeka air matanya. Dia sangat senang karena Kenan datang dan membelanya. Tidak hanya itu dia juga memarahi teman sekelasnya yang sudah membully nya. 'Dia tipe Daddy yang aku inginkan.' Batin Stevia. Melingkarkan kedua tangan mungilnya di leher Kenan. "Ayo pergi, aku ingin menemui Mommy."

    Sebelum kembali ke kantor, Kenan mengajak Stevia untuk berhenti di rumah sakit dan mengobati pipi Stevia. Kenan juga mengajak gadis kecil itu untuk makan siang dan barulah kemudian mereka melanjutkan perjalan ke kantor untuk menemui Bella.

    Ketika sampai di sana, rupanya kedatangan mereka menarik perhatian semua para karyawan, melihat seorang gadis kecil didalam gendongan Kenan.

    "Apa kamu ingin mengejutkkan Mommy?." Tanya Kenan ketika mereka masuk kedalam lift.

    "Ya, Mommy pasti akan terkejut ketika melihat ku." Kata Stevia tersenyum lebar.

    ***

    Sementara itu, Bella telah menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat sehingga dia memiliki waktu untuk bisa memeriksa beberapa file untuk melanjutkan penyelidikannya untuk mencari bukti. Wanita itu pergi ke gudang dan mengambil file dari tahun lalu untuk melihat apakah dia bisa menemukan sesuatu tentang kasus ayahnya.

    Karena sangat asyik mencari, Bella tidak mendengar suara pintu terbuka.

    "Kejutan!."

    Jantung Bella berdegup kencang saat dia mendengar suara putrinya dan ketika mendongak dia lebih terkejut lagi setelah melihat Kenan berjalan masuk sambil menggendong putrinya.

    Bella langsung menyembunyikan file-file yang tengah ia periksa. Mengumpulkannya menjadi satu dengan gerakan yang sangat cepat dan meletakankan nya di dalam laci dibawah meja kerja nya.

    Bella bangkit, terlihat raut wajahnya yang gugup dan marah saat dia berjalan mengitari meja kerja dan hendak merebut Stevia dari gendongan Kenan. "Siapa yang memberimu hak untuk menjemput putriku? Ini bisa saja di sebut kasus penculikan!."

    Kemarahan terlihat jelas dalam nada bicaranya. Namun, saat Bella hendak meraih putrinya, Stevia menolak dan tetap menempel pada Kenan, mengencangkan pelukan tangannya di leher Kenan.

    Kilatan terluka terlintas dimata Bella setelah melihat penolakan dari putrinya. "Stevia, ayo turun! Apa yang pernah Mommy bilang tentang orang asing?."

    Kenan mengernyitkan dahinya, rasa sakit melanda dirinya setelah mendengar perkataan Bella. 'Apakah aku sekarang menjadi orang asing baginya?.'

    Kenan hendak menjelaskan bagaimana awalnya dia bisa menjemput Stevia, tetapi gadis kecil itu telah lebih dulu buka suara.

    "Hari ini aku di bully di sekolah, Mommy. Teman-teman sekelas ku terus mengejekku karena mereka tahu aku tidak punya Ayah. Jadi, aku meminta kepala sekolah untuk memanggil paman baik. Jangan marah padanya, tolong, Mommy."

    Kenan merasakan kehangatan yang mendalam. Dia tidak tahu mengapa, tetapi dia begitu menyayangi putri Bella sehingga dia tidak punya masalah untuk menjadi ayah yang di butuhkan. Kenan juga dengan senang hati akan mengadopsi Stevia jika Bella setuju.

    Di saat yang sama, Bella membeku, rasa bersalah merayapi dirinya dan memenuhi hatinya. Tidak ada gunanya putrinya selalu bisa pengertian padanya. Faktanya adalah dia berbohong bahwa ayahnya telah meninggal.

    Apakah Bella egois?.

    "Apakah kamu baik-baik saja, sayang?." Suara Bella terdengar serak, tak punya tenaga lagi untuk marah pada Kenan.

    "Ya, aku baik-baik saja. Paman Kenan melindungi aku." Jawab Stevia. Dia kemudian menoleh kearah Kenan. "Aku ingin melihat ruang kerjamu, paman."

    Kenan tersenyum pada Stevia dan kembali menoleh kearah Bella. "Aku akan memastikan perundungan itu tidak akan terjadi lagi pada putri mu, Bella. Aku membawanya pulang lebih awal karena dia terguncang setelah kejadian itu." Kata Kenan menjelaskan. "Apakah aku boleh membawa dia bersamaku?." Tanya nya meminta izin.

    Bella menarik napas tajam. Rasa bersalah yang menggerogoti hatinya sangat kuat, membuatnya merasa diliputi emosi.

    Lalu dia kembali menatap Kenan dan menghela napas sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya. "Baiklah, tapi jangan keluar dari kantor bersama putriku."

    Jantungnya berdegup kencang saat dia melihat Kenan membawa Stevia keluar dari ruang kerjanya. Bella berpikir apakah mereka berdua bisa merasakan ikatan darah yang sebenarnya?.

    Helaan nafas panjang terdengar ketika Bella akhirnya memaklumi kedekatan mereka, karena bagaimana pun juga mereka memiliki ikatan ayah dan anak, asalkan diantara mereka berdua tidak ada yang tahu kebenarannya.

    ***

    Bella menghela napas, matanya tertuju pada lelaki yang duduk di sebelahnya di kursi belakang mobil dengan menggendong Stevia yang tertidur dan bersandar di dada bidang lelaki itu.

    Bella tidak punya pilihan lain, selain membiarkan Kenan mengantarnya pulang karena Stevia tertidur didalam gendongan nya saat di ruang kerja Kenan.

    Didalam mobil terasa sunyi, sementara sopir melajukan mobil secara perlahan, meski lalu lintas dijalanan cukup sepi hari ini. Kenan memerintahkan sopirnya untuk mengemudi dengan hati-hati dan agar tidak menimbulkan kebisingan karena dia tidak ingin membangunkan Stevia.

   Perasaan Bella terasa menghangat melihat semua perlukan manis itu. Terlepas dari kebencian dan kemarahannya terhadap Kenan, dia menyukai cara Kenan memperlakukan Stevia dengan sangat baik.

    Tetapi tiba-tiba, pemikiran dari apa yang dia temukan dalam file-file yang di periksa membuat jantung Bella berdebar-debar karena rasa bersalah, dia menyimpan Infomasi yang dia dapat untuk dirinya sendiri alih-alih membaginya. Rasa bersalah karena senang keluarga Narendra di khianati oleh seseorang yang mereka percayai.

    Ayahnya juga mempercayai mereka, tetapi mereka menikamnya dari belakang di saat yang paling tidak dia duga...

Setelah berjam-jam melakukan penyelidikan, Bella menemukan adanya kejanggalan dalam transaksi tersebut. Dokumen tersebut menunjukkan bahwa seseorang telah mentransfer sejumlah dua puluh ribu dolar ke rekening hantu setiap bulan selama tiga tahun terakhir.

Uang ini kelihatannya tidak banyak tetapi jika digabungkan, dapat menunjukkan kerugian yang besar pada modal Korporasi. Tak hanya itu, salah satu anak perusahaan Korporasi tidak menyetorkan pajak namun uangnya terpotong dari rekening Perusahaan.

    Jika kabar ini tersebar, otoritas pajak akan memanggil mereka dan tindakan ini akan merugikan perusahaan.

    Bella tidak menyangka jika hari ini, dirinya dapat mengetahui betapa besar skandal yang akan di timbulkannya dan bagaimana hal itu akan merusak nama baik Narendra. Jantungnya berdegup kencang ketika dia melirik kearah Kenan yang tidak lebih bijaksana. Haruskah dirinya memberitahu Kenan? Pikir Bella.

    Bella tidak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi, dia hanya ingin menjatuhkan keluarga Narendra. Tetapi disisi lain, dia tidak bisa duduk diam saja dan melihat seseorang melakukan kejahatan secara diam-diam. Meskipun konsekuensi dari kejahatan itu mungkin akan lebih mempercepat dalam langkahnya untuk balas dendam, Bella merasa tidak bijak menggunakan kejahatan orang lain seperti itu untuk menghancurkan Narendra.

     Pada akhirnya, Bella tidak memberi tahu Kenan perihal apa pun. Ketika mereka telah tiba di gedung apartemennya, Bella mengambil putrinya dari Kenan dan berterimakasih atas bantuannya.

****

    "Jadi, apa masalahnya?." Tanya Nita sembari bermain dengan payung kecil yang mengambang diatas koktailnya.

    Bella mengangkat sebelah alisnya. "Menurutmu aku punya masalah?."

    "Ya, sebagai pemulaan. Kamu minum dihari kerja dan itu tidak seperti kamu yang biasanya." Kata Nita berkomentar. "Ada juga raut wajah penuh beban diwajahmu. Ayo ceritakan! Apa yang mengganggu mu?."

    Nita adalah wanita cantik dengan kulit sawo matang dan rambut halus panjang yang mencapai pinggangnya. Dia juga sudah menjadi seorang penulis mapan yang menulis banyak novel romantis dan buku-buku lainnya untuk mencari uang.

    Bella menghela napas dan menyesap minumannya. "Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku menemukan sesuatu yang benar-benar bisa menyakiti Kenan dan keluarganya hari ini. Aku seharusnya bahagia karena sesuatu itu bisa membantuku untuk balas dendam. Tapi hari ini, Kenan membantu Stevia di sekolahnya." Kata Bella mulai bercerita. "Aku juga merasa bersalah karena sudah berbohong pada Stevia mengenai ayahnya yang sudah meninggal. Nita... aku merasa kehilangan. Aku tahu kalau aku menceritakan tentang ini pada Mamaku, dia akan memintaku menyalakan api dan memastikan berita ini tersebar, tapi bagaimana aku bisa membalaskan dendam ku kalau aku belum menemukan buktinya? Aku seorang pengacara dan aku hanya bertindak kalau aku yakin dengan kenyataan nya. Sejujurnya masalah ini yang membuatku kesal dan stres."

    Mendengar penjelasan dari sahabatnya itu, Nita menghela napasnya. Mereka sedang berada di sebuah kafe terbuka dengan pencahayaan sedikit temaram dan terdengar musik live yang lembut dimainkan.

    "Bella, kamu orang baik. Kalau tidak, aku pasti tidak akan mau berteman denganmu. Apa menurutmu balas dendam seperti ini akan membuat kamu merasa bahagia? Itu hanya akan membuatmu merasa bersalah." Kata Nita memberikan pendapatnya dan Bella diam mendengar dengan baik.

    Setelah beberapa detik kemudian, Bella buka suara. "Aku tahu, tapi mungkin ini kesempatanku satu-satunya untuk membuat mereka membayar kejahatan mereka pada Papaku."

    “Menurutku melakukan hal buruk untuk membalas dendam bukanlah pilihan yang bijaksana. Jangan melakukan apa pun yang akan kamu sesali,” saran Nita. "Lagipula terlepas dari Kenan yang mengakhiri hubungannya denganmu, menurutku Kenan bukan orang jahat. Dia tidak tahu kalau dia sebenarnya adalah Daddy Stevia, tapi dia tetap datang ke sekolah Stevia dan melindunginya. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Dibandingkan dua puluh tahun yang lalu, hanya orang-orang yang lebih tua di antara keluarga kamu yang mengetahui kebenaran yang sebenar-benarnya. Tidak adil kalau kamu membiarkan kebencianmu membuat perusahaan menderita dan kalau terjadi sesuatu dengan perusahaan itu, akan ada banyak orang yang kehilangan pekerjaan mereka dan gagal mengurus perekonomian keluarga mereka. Karena kamu sendiri tahu seberapa pentingnya perusahaan itu untuk semua karyawan-karyawan nya."

    Bella menarik napasnya dalam-dalam, kata-kata sahabatnya itu meresap kedalam pikirannya. 'Nita benar. Ini bukanlah cara yang aku inginkan untuk balas dendam. Bukan dengan mengorbankan orang lain.'

    ***

    Keesokan harinya, Bella menghadiri semua meeting pagi dan kemudian pergi ke ruang kerja Kenan.

    "Bella?." Mata Kenan berbinar ketika melihat Bella datang ke ruang kerjanya.

    "Tuan Kenan, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada anda." Kata Bella, jantungnya berdegup kencang, tetapi dia harus profesional dalam urusan pekerjaannya.

    Tatapan Kenan tidak melewatkannya raut wajah khawatir yang terlihat di wajah Bella. Di menunjuk kursi yang ada didepan meja kerjanya. "Silahkan, ada apa?."

    "Perusahaan mungkin mendapatkan masalah jika tidak bertindak segera." Kata Bella, lalu menjelaskan apa yang dia temukan.

   

    "Seseorang dari departemen keuangan mencuri uang perusahaan. Kami perlu mengungkapnya sebelum merusak reputasi anda sebagai pemimpin. Jika keadaan menjadi tidak terkendali, anda mungkin akan mendapatkan panggilan dari pihak berwenang karena penggelapan pajak." Kata Bella, suara bicaranya di penuhi dengan kekhawatiran atas parahnya masalah ini.

    Namun, Kenan justru takjub karena Bella mau memberitahu pada nya tentang sesuatu yang mungkin akan dapat merusak reputasinya. Tatapan mata Bella yang khawatir dan cara wanita itu memandangnya, membuat jantung Kenan berdegup kencang.

    Dia merasa bahagia mendapatkan perhatian dari Bella di saat dirinya mengira Bella masih memiliki simpati dan perhatian untuknya.

     "Tuan Kenan?." Bella berseru ketika yang dilakukan Kenan hanyalah menatapnya dengan seringai di bibir montoknya.

   Kenan bangkit dari duduknya dan berjalan mengitari meja, bertengger di meja tepat di sebelah Bella. Menatap wanita itu, lalu dia bertanya dengan suara yang dalam dan lembut, "Apakah kamu mengkhawatirkanku?"

1
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Asyik banget, thor! Makin sering update dong.
Jayrbr
Gak sabar menunggu kisah selanjutnya. Aku ingin tahu apa yang terjadi berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!