Gadis Kecil Kesayangan Om Mafia Tampan

Pesta pernikahan diadakan sangat meriah, Gea memakai gaun pengantin berwarna hitam yang elegan dan nampak mewah. Keduanya berada di pelaminan melakukan sesi foto.

Pernikahan mereka di hadiri keluarga Gea, namun keluarga Steven tidak hadir karena Steven sendiri juga tidak mengharapkan kehadiran mereka. Gea memasang senyumnya untuk menunjukkan dia bahagia. Tetapi sebenarnya senyum itu hanyalah senyuman palsu.

Kedua orang tua Gea dan lili menghampiri mereka. Sarah memasang senyum palsu kepada Gea.

"Selamat yah Gea,"ucap Sarah memeluk Gea dan ini adalah pelukan pertama dari mama tirinya.

Gea tersenyum canggung mendapati pelukan Sarah yang berubah seratus delapan puluh derajat Celcius. Tetapi sikap lili masih tidak berubah, dia terlihat iri dengan Gea karena bisa menikah dengan Steven yang kaya raya.

"Liat aja pasti gue bisa rebut suami Lo," bisik lili saat memeluk Gea.

Gea tidak menanggapi perkataan lili karena dia pun tidak mencintai Steven jadi jika hal itu terjadi maka Gea tidak masalah."Selamat buat kalian, ayah titip Gea ya nak Steven,"ucap ayah Gea kepada Steven sambil menepuk-nepuk pundak Steven.

Dilain tempat Berliana sedang mengamuk di apartemennya. Dia sangat marah karena Steven meninggalkannya begitu saja. Padahal selama dua bulan mereka tunangan dia mencoba menggoda Steven. Namun, Steven sama sekali tidak pernah melirik dirinya.

Papa Berliana sendiri adalah teman Johan. Sejak kecil dia sering bertemu dengan Steven sehingga membuat Berliana tanpa sadar jatuh cinta kepada Steven. Berliana yang anak tunggal pun akhirnya meminta papahnya untuk menjodohkan dirinya dengan Steven dan mengatakan jika dirinya sudah mencintai Steven sejak lama.

Thomas yang sangat menyayangi Berliana pun akhirnya menuruti permintaan Berliana. Sebelum dia meninggal dia sudah lebih dulu meminta Johan untuk menjodohkan Berliana dengan Steven. tanpa pikir panjang Johan pun menyetujuinya karena dia sangat mengenal Berliana gadis cantik yang terlihat sopan.

"Akh!!!"teriak Berliana melempar vas bunga kearah cermin,"gue suka sama Lo Steven gue cinta sama Lo tapi kenapa Lo gak pernah sekalipun ingat gue!!!"marah Berliana.

"Gue cinta sama loh Steven dan gue akan dapatin lu apapun caranya,"ucap Berliana dengan tekat bulatnya.

***

Gea kini terdiam di dalam bathtub, pesta pernikahan baru saja selesai. Namun dia tidak nampak bahagia, cukup lama dia berendam lalu Gea pun memutuskan untuk membilas tubuhnya.

Kemudian dia mengeringkan tubuhnya mengunakan handuk. Gea melongo melihat pakaian yang di siapkan untuknya yang tadi dia bawa ke dalam kamar mandi. Lingerie berwarna hitam yang tampak seksi membuat Gea langsung melempar pakaian itu tak mau mengenakannya.

Dia pun memilih memakai bathrobe dan berjalan keluar dari kamar mandi. Terlihat Steven yang sudah duduk di atas tempat tidur menunggu Gea. Tatapan mata Steven langsung tertuju ke arah Gea saat pintu kamar mandi di buka

"Honey kemarilah,"panggil Steven namun Gea tetap diam di tempatnya."Honey,"panggil Steven lagi. Mau tak mau Gea pun melangkah kearah Steven. Dengan ragu dia melangkah mendekati Steven.

Steven meraih tangan Gea menuntunnya untuk duduk di pangkuan Steven. Gea terlihat ketakutan dia trus menunduk tidak berani menatap wajah Steven.

"kenapa pakaian yang aku berikan ngak kamu pakai?"tanya Steven. Gea hanya menunduk sambil menekan-nekan kukunya."Hey lihat mata aku,"ucap Steven memegang dagu Gea agar tidak lagi menunduk.

"itu bajunya bolong," jawab Gea dengan lugunya membuat steven tertawa.

"Tapi aku ingin kamu mengenakannya,"ucap Steven

"Nggak mau nanti kayak nggak pake baju kan malu ,"terang Gea dengan polosnya.

Steven langsung mencium bibir Gea membuat Gea membelalakkan matanya. tubuh Gea menegang karena ciuman dari Steven. Dia ingin mendorong tubuh Steven namun sayangnya tangannya di tahan oleh Steven.

"Kau berani menolak ku?sudah ku katakan jangan membuat aku marah,"gumam Steven dengan tatapan tajamnya. Gea pun terdiam dan tidak lagi berusaha melawan.

Steven menaikkan sudut bibirnya dia lalu kembali mencium bibir Gea dengan tangan kanannya mulai nakal. Gea tak berani lagi melawan dia hanya bisa menangis. Namun, Steven tidak memperdulikan tangisan Gea, justru hal itu semakin membuat steven bersemangat.

Malam itu Isak tangis Gea terdengar sepanjang malam. Namun Steven tak kunjung merasa puas hingga Gea pun pingsan karena kelelahan. Steven ambruk di atas tubuh Gea setelah pelepasan terakhirnya.

Dia mengatur nafasnya dan berguling ke samping Steven menoleh ke arah Gea yang sudah tak sadarkan diri. Dia tersenyum dan mencium pipi Gea.

"Makasih honey kupikir aku gak normal ternyata aku harus menemukan orang yang spesial terlebih dahulu,"ucap Steven yang berbisik di telinga Gea lalu dia mencium kening Gea dengan lembut.

Diapun akhirnya tertidur di samping Gea dengan memeluk tubuh Gea. Peluh membasahi tubuh keduanya padahal AC sejak tadi menyala dan di luar sana pun hujan. Untuk pertama kalinya Steven merasakan berhubungan seperti ini dan dia sangat puas.

Jam menunjukkan pukul 10;00 pagi, Gea mulai terbangun. Dari tidurnya. Seluruh badannya terasa sangat sakit terutama di inti tubuhnya.

"Udah bangun honey,"ucap Steven yang membuat Gea menoleh. Ternyata ada Steven yang duduk di sofa sedang memandang dirinya.

Steven pun langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Gea. Melihat Steven melangkah ke arahnya membuat Gea langsung waspada. Dia bangkit dari tidurnya dan menggeser duduknya ke belakang agar tidak terlalu dekat dengan Steven.

"Aku minta maid buat bawa makanan buat kamu ya,"ucap Steven yang terdengar lembut.

"Aku mau mandi dulu,"lirih Gea.

Tanpa mengatakan apapun Steven langsung menyibak selimut yang menutupi tubuh Gea."Akhg!" teriak Gea yang reflek menutup tubuhnya dengan tangan.

"gak perlu di tutupi honey, Aku sudah merasakan semuanya,"ujar Steven membuat pipi Gea memerah.

Steven lalu menurunkan Gea di dalam bathtub dan mengisi air untuk Gea berendam.

"Mau aku mandiin?"tanya Steven.

memberikan penawaran yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Gea.

"Nggak usah,"tolak Gea yang langsung menutup dadanya.

"Baik aku keluar ,"ucap Steven yang mengusap lembut rambut Gea.

Gea terdiam didalam bathtub, seluruh tubuhnya terasa remuk. inti tubuhnya seperti terkoyak terasa perih hingga tanpa terasa air mata Gea mengalir.

Sekitar 30 menit kemudian gea pun keluar dari bathtub dengan memakai bathrobenya. Steven yang mendengar pintu kamar mandi terbuka langsung menoleh dan menghampiri Gea. Dia menggendong tubuh Gea lagi karena Gea terlihat kesusahan untuk berjalan.

"Makan dulu honey baru nanti pake baju pasti udah laper kan,"ucap Steven

Gea tanpa berkata langsung memasukkan satu suap kedalam mulutnya. Inti tubuhnya yang sangat sakit membuat air mata Gea kembali mengalir. Gea buru-buru menghapus air matanya.

"Kamu nangis?kenapa?,"tanya Steven yang melihat air mata membasahi pipi Gea.

"Hiks...hiks..hiks..sakit banget,"ucap Gea.

"mana yang sakit honey?"tanya Steven.

"Intinya"jawab Gea menunjuk inti tubuhnya.

"sebentar aku panggil dokter ya,"ucap Steven.

"Gak usah,"tolak Gea karena malu Jika dokter memeriksa nya.

"Nggak papa biar di periksa,"ujar Steven yang akan menelpon dokter.

"gak mau aku malu,"ucap Gea dengan air mata yang semakin deras.

"iya iya gak jadi panggil dokter, tapi udah ya jangan nangis."tutur Steven dengan lembut sambil mengusap air mata Gea. "Maaf aku terlalu kasar,"sambung Steven memandang lembut mata Gea.

Ini pertama kalinya Gea melihat Steven memandang lembut dirinya. Hal itu membuat Gea langsung berhenti menangis.

"Yah udah lanjut makanya,"ucap Steven.

Gea pun melanjutkan makanya, Steven disana menemani Gea hingga Gea menghabiskan makanya. Tok totk tok terdengar ketukan di luar kamar.

"Siapa tanya Steven dengan dinginnya.

"Santi tuan."jawab santi Steven pun bangkit dari duduknya untuk membuka pintu.

"Maaf menganggu waktunya, ini saya hanya memberikan pesanan dari dokter,"tutur Santi yang menyerahkan salep ke tangan Steven.

Setelah menerima itu Steven langsung menutup kembali pintunya. Dia kembali menghampiri Gea dan berdiri di hadapan Gea Dengan bertumpu lutut.

..."Buka kakinya,"perintah Steven membuat Gea semakin merapatkan kakinya"Masih sakit om, jangan lagi,"lirih Gea yang ketakutan ...

"Mau tak kasih salep honey,"ucap Steven yang menunjukan salep di tangannya

"Aku bisa sendiri ,"ucap Gea yang menolak tawaran Steven.

"Buka,"titah Steven yang kembali menatap tajam ke arah Gea. Mau tak mau Gea pun melebarkan kakinya agar Steven bisa lebih muda mengobati lukanya.

"Aduhh,"eluh Gea membuat Steven langsung meniupnya agar rasa sakitnya berkurang.

"Cepat sembuh karena aku akan minta tiap malam,"gumam Steven memandang Gea.

JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK MANTEMAN😊