"Waaa kenapa begini."
Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.
Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.
Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.
"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.
Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Setelah Rena, Harris, Anton, Yessi dan Alice menceritakan semuanya tanpa ada yang di tutupi, Dean dan Layla menaruh kembali pistol mereka di meja,
“Baiklah, sekarang kalian semua keluar, biarkan aku dan Layla sendiri,” ujar Dean.
“Tapi kak, untuk rundown acaranya... “
“Sekarang sudah malam, besok saja di lanjutkan,” ujar Layla.
“Baiklah, aku mengerti kak, (menoleh melihat Rena) ayo kak Rena, kita keluar dulu, biarkan mereka beristirahat,” ujar Harris memegang pundak Rena.
“Baiklah, aku mengerti, besok ya,” balas Rena,
“Ya besok,” balas Dean.
Rena, Harris, Anton, Yessi dan Alice berpamitan dengan keduanya dan melangkah keluar dari kamar mereka. Setelah pintu kembali di tutup, Dean dan Layla masih tertegun di sofa,
“Rena dan Anton, mereka kenal dan berpacaran ketika menyelidiki kita sewaktu kita di Clover dan Jeffrey rupanya anak buah Anton, ternyata Anton anak dari keluarga cabang keluarga ku di kota itu dan pemilik Clover yang kemudian di pindah tangan kepada Rena atas dukungan papa,” ujar Dean.
“Aku juga kaget, ternyata di luar negeri, Harris tidak sendirian, sebelum dia di panggil pulang ke rumah, Yessi sudah di sana menemani dia dan ikut kembali kesini ketika Harris di panggil kesini gara gara aku kabur,” balas Layla.
“Kalau boleh tahu, kenapa Harris ada di luar negeri ?” tanya Dean.
“Seperti yang dia ceritakan, Harris adalah anak haram papa, ketika papa berbisnis sekaligus melarikan diri kesana, dia bertemu ibu Harris dan mereka sempat berpacaran beberapa saat ketika papa disana, kemudian Harris lahir. Alasan papa lama di luar negeri dan berpacaran, waktu itu dia dan mama sedang bertengkar hebat sampai hampir bercerai gara gara kakek, saat kejadian itu, aku masih kecil jadi belum mengerti apa apa,” jawab Layla.
“Jadi ibu Harris adalah orang asing ?” tanya Dean.
“Benar, sewaktu papa dan mama rujuk kembali, papa sempat menceritakan semuanya pada mama dan mama bisa menerimanya, mereka berniat membawa Harris ke rumah tapi kakek menentangnya, akhirnya ketika mendengar Harris di telantarkan oleh ibunya, papa dan mama sering mengajak ku ke luar negeri hanya untuk menjenguk Harris dan kita selalu menetap di sana selama enam bulan setiap tahun nya, kecuali papa yang sering bolak balik demi megelabui kakek. Itu sebabnya hubungan ku dan Harris cukup dekat,” jawab Layla.
“Hmm aku mengerti tapi apa hubungannya dengan Yessi ya ?” tanya Dean.
“Aku sendiri tidak tahu, tapi sewaktu kita ketahuan kalau kita sering kesana dan kakek menjadi marah, aku mendengar papa mengirim anak dari keluarga cabang untuk mengawasi Harris di sana, tapi ya saat itu aku tidak tahu siapa orang yang di utus kesana dan aku baru tahu hari ini kalau orang itu adalah Yessi yang ternyata usianya hanya beda satu tahun lebih tua dari Harris untuk menemani nya, dia ga mau di bilang kalau dia mengawasi Harris kan tadi karena rupanya mereka pacaran sudah lama,” jawab Layla.
“Haha waktu bertemu dengan ku, Yessi mengaku dia berusia 22, jadi sekarang dia berusia 26, padahal dia waktu itu masih 18 tahun,” ujar Dean.
“Iya benar, aku sendiri saja kaget begitu Anton menyebut usianya tadi, aku ga sangka ternyata dia sekarang baru berusia 25 tahun, lebih muda dari ku 2 tahun, padahal wajah dan tubuhnya sudah nampak seperti berusia 30 tahun,” balas Layla.
“Tapi entah ya, walau aku kaget dan marah, tapi aku tidak sakit hati,” ujar Dean sambil merangkul Layla di sebelahnya.
“Aku juga begitu, kalau marah jelas aku marah, ingin rasanya aku mencabik cabik Anton, tapi aku tidak sakit hati kepadanya, mungkin aku sendiri juga memanfaatkan Anton sebagai pelarian ku,” ujar Layla.
“Hmm mungkin kamu benar, mungkin aku juga sama, jujur saja aku kurang paham soal itu, tapi yang penting saat ini, aku sudah menemukan kamu,” ujar Dean.
“Hehe benar, aku juga lega, kalau di pikir pikir, seandainya dulu kita tidak lari, kita tidak akan bertemu ya,” balas Layla.
“Benar, semua pasti berbeda jika kita tidak lari dan bertemu, walau aku sedikit lupa apa alasan ku lari waktu itu,” ujar Dean.
“Aku ganti baju dulu De, dari tadi aku tegang dan keringatan, mungkin aku akan mandi dulu sebentar,” ujar Layla sambil berdiri.
“Iya, aku juga, dari papa dan om Franky datang sampai penjelasan Rena dan Harris, akhirnya bisa santai,” ujar Dean sambil bersandar di sofa yang empuk dan melebarkan kedua lengannya.
“Mau sama sama aja ?” tanya Layla menggoda sambil memakai topengnya yang dia ambil dari tas.
“Hahaha...boleh,” jawab Dean yang mengambil topeng dari balik jasnya dan memakainya.
Keduanya berjalan menuju ke kamar mandi dan masuk bersama sama, “cklik,” mereka mengunci pintu kamar mandi dari dalam.
******
Sementara itu, di kamar Rena dan Anton yang juga berada di hotel yang sama, “haaah,” Anton merebahkan dirinya di ranjang dan bernafas lega,
“Ku pikir aku akan mati hari ini, terima kasih sudah membela ku beb,” ujar Anton.
“Aku yang salah, aku yang melibatkan kamu beb, paling tidak aku harus bertanggung jawab,” ujar Rena yang berbaring di atas tubuh Anton.
“Untung saja mereka tidak marah, walau aku sempat di pukul kak Dean haha,” balas Anton.
“Uuu kacian, sakit ga ?” tanya Rena sambil memegang pipi Anton.
“Enggak, hanya segini sih aku bisa tahan,” jawab Anton.
“Btw beb, boleh tanya sesuatu ?” tanya Rena.
“Apa tanya aja beb ?” tanya Anton.
“Kamu kalau bersama dengan kak Layla bagaimana ? enakan sama siapa, aku atau dia ?” tanya Rena.
“Boleh jujur ?” tanya Anton.
“Justru aku mau kamu jujur,” jawab Rena.
“Aku ga kuat sama kak Layla, entah bagaimana cara nya dia selalu menjepit ku sampai aku merasa sakit, tapi aku tahan tahan demi rencana kita,” ujar Anton.
“Itu jujur ?” tanya Rena.
“Tentu saja, aku tidak bisa dengan yang lain walau orang itu profeisonal seperti kak Layla kalau bukan sama kamu,” jawab Anton.
Rena langsung mencium Anton yang sedang dia tindih dengan mesra, “cklik,” Rena mengembalikan pelatuk pistolnya yang ada di dalam tas dan menutup tasnya sambil terus mencium Anton dengan mesra. “Glutuk,” Anton meluk Rena dengan mesra sampai pistol yang berada di dalam bagian lengan panjang jasnya jatuh ke lantai.
******
Sementara itu, di kamar sebelah, kamar tempat Harris dan Yessi menginap, Harris langsung duduk di sofa dan melepas dasinya dan ikat pinggang nya, Yessi duduk di sebelahnya dan merebahkan dirinya di pangkuan Harris.
“Sekarang berarti sudah selesai sayang, hampir saja kita gagal,” ujar Harris.
“Iya sayang, sekarang kita bisa bersama dengan terang terangan tanpa harus sembunyi sembunyi, tapi jujur saja, aku takut sekali kak Dean menembak ku tapi aku lebih takut dia menembak kamu yang melindungi aku, lain kali tidak usah melindungi aku, sayang,” ujar Yessi.
“Tidak mungkin aku melepaskan tanggung jawab ku, kamu menipu kak Dean demi aku dan rencana ku, jadi aku rela kalau harus mati melindungi kamu, aku yang seharusnya minta maaf padamu,” ujar Harris sambil mengecup kening Yessi.
“Aku berterima kasih sama kamu, tapi aku yang seharusnya melindungi kamu, tolong jangan seperti tadi lagi, aku khawatir,” ujar Yessi sambil memegang pipi Harris.
“Kamu di tampar kak Layla sakit tidak ?” tanya Harris sambil memegang pipi Yessi.
“Tidak, memang kencang dan sangat sakit, tapi aku tetap jawab tidak karena sekarang kita bebas,” jawab Yessi tersenyum.
“Iya, aku juga senang, oh ya aku ingin tanya sesuatu,” ujar Harris.
“Apa sayang ? katakan saja,” ujar Yessi.
“Sewaktu kamu bersam kak Dean dan tidur dengannya, bagaimana rasanya di banding dengan ku,” ujar Harris.
“Haaah, tolong jangan ungkit itu lagi sayang, kalau aku boleh jujur, aku kesakitan, aku tidak bisa melayani dia, tapi kalau sama kamu aku merasa nyaman, jadi tidak perlu di bandingkan,” ujar Yessi.
“Benarkah ?” tanya Harris.
“Benar, aku sama sekali tidak bisa dengan orang lain walau orang itu sudah sangat berpengalaman seperti kak Dean, tetap saja bagiku kamu yang terbaik,” ujar Yessi.
“Terima kasih sayang,” ujar Harris.
Harris menundukkan kepalanya, dia mencium Yessi yang berbaring di pangkuannya, “cklik,” “glutuk,” Harris mengembalikan pelatuk pistolnya dan mengunci pistolnya, kemudian dia menjatuhkan pistol ikat pinggangnya di belakang sofa sambil terus mencium Yessi. Sedangkan Yessi memeluk leher Harris dengan mesra dan melepaskan pisau yang di ikat di paha nya setelah mendengar pistol terjatuh di belakang sofa.
******
Sementara itu, di kamar Alice atau Jeffrey yang juga berada di hotel yang sama, “cklek,” Alice membuka pintunya,
“Akhirnya kamu kembali, Alice,” ujar seorang wanita paruh baya.
“Kita berdua sudah lama menunggu kamu,” tambah seorang wanita paruh baya lainnya.
“Maaf, madam Eleonora, madam Griselda, saya terlambat,” ujar Alice menunduk.
“Bagaimana Dean dan Layla ?” tanya Eleonora.
“Mereka rela untuk menikah, mereka saling jatuh cinta,” jawab Alice.
Eleonora dan Griselda berpikir, keduanya terdiam menatap Alice yang menjadi salah tingkah di depan mereka,
“Begitu ya, baiklah, biarkan mereka menikah, habis itu bunuh mereka,” ujar Griselda.
“Benar, aku masih lebih baik mengangkat Harris anak angkat ku menjadi kepala keluarga baru dan Rena yang menjadi istrinya, jujur saja aku benci dengan Layla,” ujar Eleonora.
“Padahal waktu itu mereka sudah turun derajat menjadi bintang porno, tapi Rena dan Harris menemukan mereka kemudian menggiring mereka kembali, jadi tidak ada jalan lain, habisi mereka,” tambah Griselda.
“Ta..tapi, bagaimana kalau kita singkirkan mereka saja ?” tanya Alice.
“Tidak bisa, mereka akan kembali lagi, aku tidak mau melihat Dean karena dia adalah anak hasil dari pemerkosaan yang di lakukan kakeknya kepada ku dan aku tidak rela kalau dia yang menjadi kepala keluarga yang sudah menyatu dan menjadi keluarga baru,” jawab Griselda.
“Itu benar, alasan aku bekerjasama dengan Griselda karena kita senasib, Layla juga anak hasil dari pemerkosaan yang di lakukan kakeknya terhadap ku di luar sepengetahuan Franky, itu alasan kenapa aku hampir bercerai dengan Franky dulu, untung saja Franky berhasil membunuh ayahnya sendiri,” ujar Eleonora.
“Mario juga berhasil membalas kan dendam ku, tapi dia tidak tahu apa apa mengenai Dean dan menjadikan pewarisnya karena amanat dari ayahnya,” ujar Griselda.
“Tapi Rena dan Harris pasti membela mereka,” ujar Alice.
“Cklik,” Griselda dan Eleonora menodongkan pistol mereka ke wajah Alice di depan mereka dan menarik pelatuknya,
“Lakukan, jangan membuat ku marah,” ujar Griselda.
“Kamu tentu tahu, keluarga mu ada di tangan kami,” tambah Eleonora.
“Ba..baik, akan aku usahakan,” ujar Alice.
“Bagus, bunuh mereka dan samarkan sebagai kecelakaan atau apa saja agar Mario dan Franky tidak curiga,” ujar Griselda.
“Jangan sampai rencana ini bocor, kamu bekerja untuk kami, bukan untuk Rena dan Harris, mengerti ?” tanya Eleonora.
“Ba..baik madam Eleonora,” ujar Alice gemetar.
Setelah itu, Griselda dan Eleonora kembali duduk dan berbincang bincang sendiri sambil menikmati minuman mereka. Alice yang berdiri di depannya tidak berani bergerak namun otaknya berpikir keras,
“Bagaimana ini, aku harus menyelamatkan Dean dan Layla, kemudian menyingkirkan mereka dari sini untuk sementara,” ujar Alice dalam hati.