"Lupakan Aku, Raymon !" Ucap Via getir.
Gadis cantik yang lahir dari keluarga biasa dan sederhana itu, merasa sakit hati di hina orang tua pacar nya yang kaya raya.
Apalagi saat kesucian nya direnggut paksa pacar nya, Via makin kecewa dan membenci Raymon.
Via pun nekat kabur sebelum hari pernikahan yang telah di atur oleh kedua orang tua Via dan Raymon.
Dalam pelariannya, Via menjalin hubungan cinta dengan Axel seorang pria tampan pemilik cafe.
Raymon yang terus mengejar cinta Via tiba-tiba mengalami kecelakaan mobil dan menderita amnesia.
Axel yang menjadi dewa penolong Raymon saat kecelakaan mengajak Raymon yang lupa ingatan tinggal bersama nya dan menjadi sahabat.
Apakah Ingatan Raymon bisa kembali seperti semula ?
Bagaimanakah hubungan Via dan Axel setelah ia mengetahui Via dan Raymon pernah mempunyai hubungan khusus ?
Yuk pantau cerita nya 🤗 Jgn lupa intip karya lain ku yg juga menarik utk di bac
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penolakan Kartika
Malam itu juga, suasana rumah mewah milik keluarga Ramadhan Setiawan tampak heboh dengan pengakuan putra semata wayang mereka.
Kartika si perempuan sombong yang bermimpi mendapatkan menantu yang sempurna tampak panik dan uring-uringan. Berulang kali ia menarik rambutnya sendiri dan memukul kepalanya kesal. Tak hanya itu, ia pun tampak melemparkan berbagai benda ke atas lantai rumahnya dengan emosi tak tertahankan.
Tak puas sampai disitu, bagaikan orang gila Kartika menyerang Raymon dan menjambak rambut putranya dengan sekuat hati. Ramadhan yang menyaksikan kelakuan istrinya yang seperti orang kesurupan mulai cemas dan bergegas memeluk tubuh Kartika dari belakang. Ia mencoba menenangkan kemarahan istrinya yang sedang membabi buta terhadap anaknya Raymon.
"Hentikan Ma! Sudah lah." ucap Ramadhan mencoba menenangkan istrinya.
"Tidak Pa! Mama tidak Sudi! Raymon tidak boleh menikahi Via anak sialan itu!" jerit Kartika keras.
Tubuhnya meronta dan menggeliat mencoba melepaskan diri dari dekapan suaminya yang memeluknya kuat. Matanya menatap garang memandangi Raymon yang bersimpuh di lantai dengan amarah yang luar biasa.
"Mama tidak mau punya menantu gembel yang tak jelas bapaknya itu! Pokoknya, Mama tidak setuju! Kasih saja anak itu uang kompensasi. Berani-beraninya, dia menggoda dan menjebak Raymon agar bisa menikah dengan putra pemilik RKR Company!" teriak Kartika lantang.
"Via tidak menjebak Ray. Ray yang telah memaksa Via. Raymon yang salah Mama!" sanggah Raymon membela Via.
Raymon yang tak pernah membantah setiap ucapan Mamanya, kali ini terdengar membela gadis yang di benci mamanya tanpa rasa takut.
Sepasang bola mata Kartika yang melotot membesar tampak geram mendengar pembelaan atas diri Via dari bibir Raymon yang sedang menangis terisak di atas lantai. Ingin rasanya ia menghajar mulut putra yang telah dilahirkannya itu dengan sepuas hatinya.
Amarah nya yang tak terlampiaskan membuat Kartika mengerang keras saat pelukan suaminya tak kunjung lepas dari tubuhnya.
"Lepaskan pa, biar Mama hajar anak bodoh ini. Dia sudah kena guna-guna!" jerit Kartika marah.
Kartika makin meronta keras hendak melepaskan diri membuat Ramadhan hampir kewalahan memeluk istrinya.
"Jika Mama dan Papa tak merestui, Raymon tetap akan menikahi Via!" ucap Raymon ber keras hati.
Keputusan Raymon sudah bulat. Andai pernikahannya dan Via masih di tentang oleh kedua orang tuanya, ia sudah nekat menerima segala resiko yang akan di terima olehnya. Meskipun konsekwensinya ia harus meninggalkan rumah dan segala kemewahan yang di berikan orang tua nya selama ini.
Tanpa menunggu jawaban dari papa dan mamanya, Raymon bangkit berdiri dengan perlahan. Ia pun berniat meninggalkan rumahnya malam itu juga.
"Pergi! Keluar kau dari sini. Jangan pernah coba-coba kembali menginjak rumah ini lagi. Jangan harap Mama akan memaafkan perbuatanmu. Mama bersumpah, hidup mu dan Via takkan selamat!" umpat Kartika mengamuk.
Sumpah serapah disertai perkataan yang mengusir Raymon dengan kasar terdengar terlontarkan dari mulut Kartika yang marah besar.
Raymon sejenak menghentikan langkahnya, Ia sungguh tak menyangka mama nya akan setega itu menyumpahi dan mengusirnya tanpa mempedulikan perasaannya sama sekali.
Dengan perasaan hancur dan remuk redam, Raymon pun pergi meninggalkan rumah mewahnya tanpa membawa apapun di badannya. Langkahnya tampak gontai tak bersemangat menyusuri jalanan yang sudah tampak sepi dengan suasana yang semakin gelap di malam buta.
Sepeninggal Raymon.
"Papa lihat sendiri kan? Bagaimana kelakuan anak kita semenjak ia berhubungan dengan gadis gembel itu?!" cecar Kartika dengan nafas tersengal-sengal menahan rasa kesal dan jengkel yang masih tersisa di dadanya.
Ramadhan yang sedang memikirkan keadaan Raymon yang pergi tanpa membawa apapun di badannya tampak mengabaikan perkataan Kartika istrinya.
Ia tampak gelisah dengan raut wajah cemas dan khawatir. Berulang kali ia menghembuskan nafas kasar lewat mulutnya. Jika saja ia tidak sedang memegangi Kartika, mungkin ia takkan membiarkan Raymon untuk pergi begitu saja dari rumah.
"Ini tak bisa di biarkan! Mama akan mendatangi rumah si gembel itu. Biar mereka sadar, mereka tak layak jadi bagian keluarga kita!" ucap Kartika tampak berapi-api.
Dia bergegas berlari ke dalam kamar dan menyambar handphone nya menghubungi supir pribadinya.
"Keluarkan mobil, tunggu saya di depan!" perintah Kartika via handphone.
Kartika memerintahkan supirnya dan mematikan handphone nya segera dengan dada yang penuh sesak menahan emosi.
Tanpa berdandan mewah seperti biasanya, Ia tampak terburu-buru keluar dari kamar dengan membawa tas besar yang baru saja ia masukan beberapa tumpukan lembaran uang kertas.
Langkah kakinya langsung terhenti karna terhalang oleh Ramadhan yang tampak berdiri di depan pintu kamar. Pria separuh baya itu mulai habis kesabaran melihat sikap istrinya yang menurutnya sudah sangat keterlaluan dan kelewatan batas.
"MASUK!"
Suara Ramadhan yang terdengar lantang dan keras seakan menggelegar mengejutkan Kartika yang sejenak berubah pucat pasi.
Kartika yang masih dikuasai amarah mencoba kembali untuk menerobos keluar. Tapi Ramadhan sudah terlanjur naik pitam. Ia mendorong Kartika kuat hingga istrinya itu terjatuh ke lantai kamar.
"Ku bilang MASUK! Apa kau tuli?" bentak Ramadhan dengan nada bicara yang mulai meninggi.
Tatapan matanya tampak sangar memandangi Kartika yang membalasnya dengan tatapan tak kalah garang. Perempuan itu terlihat kurang senang dengan dada yang naik turun menunjukan rasa kesalnya.
"Papa selalu membela Raymon! Apa Papa mau, masa depan Raymon jadi hancur?" jerit Kartika tak terima diperlakukan sedemikian rupa oleh suaminya.
Airmata nya tampak mulai bergenang di balik maskara nya yang tebal. Kartika kesal karna Ramadhan bersikap seolah membela Raymon.
Ramadhan tak menggubris perkataan istrinya ia justru mengeluarkan handphone nya dan menghubungi supir pribadi Kartika yang sedang menunggu di luar rumah.
"Cepat cari Raymon. Temukan dia sampai dapat dan bawa dia kembali kerumah. Katakan, saya akan mengikuti apa yang ia inginkan!" Ujar Ramadhan segera menutup handphone nya setelah memberikan perintah pada supir itu.
"Papa! Apa papa tidak malu anak kita menikahi gembel?" jerit Kartika keras.
Batinnya makin tak terima karna tak satupun yang berpihak pada nya. Suami dan anaknya benar-benar sudah hilang kewarasan menurut pikiran Kartika.
"Justru akan lebih memalukan, jika kamu memberi keluarga gadis itu uang dan membiarkan Raymon lepas tangan tanpa bertanggung jawab dengan kesalahan yang ia perbuat!" Hardik Ramadhan tanpa membenarkan perkataan Kartika sama sekali.
Kartika mendengus kesal karna tak mendapat pembelaan sama sekali. Padahal ia melakukannya demi masa depan Raymon dan kebaikan keluarga mereka sendiri.
"Selama ini, kamu selalu memanjakan Raymon. Jika masa depannya hancur, itu semua adalah salah mu! Kamu yang selalu mendidiknya untuk lemah dan gampang kasihan dengan orang miskin!" ucap Kartika emosi.
Tuduhan yang dilontarkan Kartika padanya membuat Ramadhan jadi tersinggung.
"Jangan lupa Kartika, Kamu yang dulu juga bukan siapa-siapa!" ujar Ramadhan dengan nada bicara terdengar dingin.
Wajah nya tampak merah padam menatap Kartika sembari melepaskan tatapan menghujam tajam.
Kartika terdongak mengangkat kepala dan memandangi suaminya dengan mulut terbuka lebar. Seketika raut wajahnya berubah pucat tak berdarah. Ingatan tentang masa lalunya sewaktu gadis menyeruak kembali dalam benaknya.
Sikap lemah dan rasa kasihan yang di lontarkan Kartika memang adalah sifat asli Ramadhan. Kartika yang hidup sengsara dengan keluarganya yang miskin sangat beruntung dapat bertemu dengan Ramadhan yang berhati lembut dan welas asih.
Saat itu, Kartika nyaris dijual ayah kandungnya sendiri di sebuah Bar karna tak punya uang untuk berjudi.
Beruntung sekali, Ramadhan yang sedang berada di Bar itu segera menyelamatkan Kartika dengan cara menawarkan diri untuk membeli Kartika dengan sejumlah uang yang lumayan besar.
Ayah Kartika yang sudah lupa diri karna mabuk judi, menyerahkan Kartika begitu saja pada Ramadhan setelah ia mendapatkan sejumlah uang.
Ramadhan yang kasihan dengan nasib Kartika dan masih berstatus bujangan akhirnya memutuskan untuk menikahi Kartika. Semuanya Ramadhan lakukan demi menjaga kehormatan Kartika sebagai perempuan.
DEG !
Tubuh Kartika bergetar bagai tersengat listrik. Andai ia tak bertemu Ramadhan waktu itu. Mungkin nasib nya jauh lebih buruk dari Via. Sesaat perasaan berdosa dan bersalah mulai menjalar dihatinya.
Kartika mulai menyadari, bahwa dirinya sudah keterlaluan. Mulutnya pun bungkam tak mampu berkata apa-apa lagi.
Sedangkan Ramadhan, Ia tampak menarik nafas lega melihat reaksi Kartika yang mulai tenang dan tak lagi bicara. Otaknya sedang berpikir keras memikirkan rencana pernikahan Raymon yang akan ia laksanakan secepatnya. Mumpung kejadian yang di alami Raymon dan Via masih bisa di atasi, lebih baik mereka segera di nikahkan. Ramadhan tidak mau, keluarga mereka jadi bahan pemberitaan di mana-mana.
Pria separuh baya itu hanya ingin mencegah terjadinya kehebohan yang jauh lebih besar lagi di suatu hari nanti. Mengingat reputasinya sebagai seorang pengusaha sukses dan pemimpin perusahaan yang dihormati oleh ratusan karyawan bisa hancur hanya karna kelakuan putra semata wayangnya itu. Ia tak ingin orang lain akan menilai dirinya sebagai lelaki yang tak becus mendidik anaknya.
Bukan itu saja, keputusan nya menyetujui pernikahan itu juga demi kebaikan semua.
.
.
.
Bersambung