Menceritakan tentang Naomi, seorang istri yang dijual oleh suaminya sendiri untuk membayar hutang. Dia dijual kepada seorang pria tua kaya raya yang memiliki satu anak laki-laki.
"Dia akan menjadi pelayan di sini selama 5 tahun, tanpa di bayar." ~~ Tuan Bara Maharaja.
"Bukankah lebih baik jika kita menjualnya untuk dijadikan PSK?" ~~ Gama Putra Maharaja.
Bagaimana nasib Naomi menjadi seorang pelayan di rumah mewah itu selama 5 tahun? Apa yang akan terjadi padanya setelah 5 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
Dokter keluarga yang di panggil untuk memeriksa Naomi sudah pulang 10 menit yang lalu. Wanita muda itu terserang demam, belum lagi kedua sudut bibirnya yang sobek serta memar di kedua pipinya akibat tamparan Clara.
Gama yang berada di dalam kamar Naomi memeperhatikan pelayan barunya itu dalam diam. Untung saja dia pulang karena ada berkas yang tertinggal, jika tidak entah apa yang akan Clara lakukan lebih jauh.
Mengenai Clara, Gama menguncinya di dalam kamarnya. Dia sudah menyuruh satpam dan beberapa bawahannya untuk menyeret wanita itu yang berusaha kabur tadi.
"Sadarlah, aku akan memberikan pelajaran pada jalang itu!"
Setelah mengatakan itu, Gama keluar dari kamar Naomi. Di depan kamar, ada Bibi Sarah dan 4 pelayan lain yang menunduk ketakutan.
"Aku titip Naomi padamu Bi, jangan biarkan siapapun masuk kecuali dirimu," perintahnya pada Bibi Sarah.
"Baik, Tuan muda."
Gama melanjutkan langkahnya, tetapi baru 2 langkah ia kembali menoleh. "Untuk kalian berempat, tunggu hukuman dariku setelah aku selesai dengan jalang itu!"
Dari keempat pelayan itu, hanya 3 orang yang mengangguk ketakutan. Sedangkan Hana menunduk sembari mengepalkan kedua tangannya dengan kuat.
Di lantai atas, tepatnya di dalam kamar Gama, Clara meraung keras di dalam kamar. Dia menggedor-gedor pintu dari dalam, berharap agar di lepaskan.
"GAMA!! Kenapa kau memperlakukanku seperti ini?!! Bukankah kau mencintaiku?!! Kenapa kau lebih memilih janda miskin itu?!!!"
Dag! Dag! Dag!
"GAMA!!"
Sang pemilik nama mendengarkan semuanya dari luar pintu, ujung bibirnya terangkat. Mencintai? Omong kosong macam apa itu!
Gama memberikan perintah lewat mata kepada dua penjaga di depan kamar agar pergi. Setelah keduanya pergi ia membuka pintu kamarnya.
Clara yang tidak siap dan posisi yang masih di balik pintu lansung terjatuh dengan keras di atas lantai, karena Gama mendorong pintunya dengan keras ke dalam.
"Coba ulangi lagi apa yang kau ucapkan tadi. Aku ingin mendengarnya lebih jelas!" pinta Gama dengan datar.
Clara meringis merasakan sakit di permukaan bokongnya, dia berusaha untuk berdiri dan menghadap Gama.
"Kenapa kau memperlakukanku seperti ini?! Kita sudah bersama bertahun-tahun dan aku selalu memuaskanmu! Kenapa karena janda itu kau berubah!"
Clara mengeluarkan isi hatinya dengan menggebu-gebu, berharap Gama akan tersentuh. Tapi tebakannya salah, Gama justru menggelengkan kepalanya.
"Bukan! Bukan kalimat itu yang ingin ku dengar!"
Clara mengerutkan alisnya, "Ada kalimat yang belum kau ucapkan! Coba ingat-ingat dan ucapkan dengan LANTANG di depanku!" lanjut Gama menekankan kata lantang.
Belum ia ucapkan? batin Clara. Dia kembali mengingat-ingat apa saja yang sudah ia ucapkan sebelumnya. Setelah beberapa saat, ia teringat sesuatu.
"Bukankah kau mencintaiku?" gumamnya pelan sembari menatap Gama dengan penasaran.
Gama melengkungkan bibirnya ke atas, "Coba ucapkan kalimat itu dengan lantang," pintanya.
Clara dengan berani menatap kedua bola mata Gama. "BUKANKAH KAU MENCINTAIKU?!!" teriaknya dengan lantang.
Plak!
Satu tamparan yang dilayangkan Gama mengenai pipi kirinya, "Sejak kapan aku mencintaimu!!" tegas pria itu.
Clara yang memegangi pipinya menatap tajam Gama. "Saat bercinta kau selalu mengucakan I Love You padaku!!"
HA HA HA HA
Gama tertawa dengan begitu keras. "Hanya karena itu? Jika kau belum tau, aku selalu mengucapkan kalimat itu saat di atas ranjang, bukan hanya denganmu!"
"Clara, Clara! Kau itu ternyata sangat bodoh! Aku mengatakan I Love You bukan karena aku mencintaimu, aku selalu mengatakan itu saat aku puas dengan wanita yang melayaniku!" jelas Gama.
Katakanlah Gama pria brengsek. Nyatanya dia memang brengsek!
Hidup penuh tuntutan karena menjadi anak tunggal, ibunya meninggal saat usianya baru 10 tahun. Dia sudah meniduri banyak wanita sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, semua itu ia lakukan untuk menghilangkan setres.
Tuan Bara tidak pernah mempermasalahkan hal itu, meskipun apa yang dilakukan sang anak salah. Gama memang terlahir dari bibit brengsek seperti sang ayah.
"Meskipun begitu kau tidak bisa membuangku begitu saja! Aku masih ingin bersamamu! Tak apa jika kau tidak mencintaiku, yang penting kau tidak membuangku!" Clara meraih tangan Gama dan memohon-mohon.
Gama dengan cepat menyentak tangan itu, "Omong kosong! Dari awal aku sudah memperingatkanmu untuk tidak tidur dengan laki-laki lain. Tapi apa? Kau yang mengingkarinya sendiri."
"Aku memang menyukai servismu, tapi aku benci penghianatan!" lanjut pria itu dengan tatapan menusuk.
Clara menggeleng kuat, "Apa maksudmu? Aku tidak menghianatimu, sayang!" ucapnya membela diri.
Gama tersenyum miring dan mengeluarkan ponselnya, membuka galeri dan memainkan satu video dengan volume keras.
Saat itu juga suara desahan seorang wanita terdengar begitu keras. Suara itu milik Clara yang mendesah kuat karena kenikmatan yang diberikan pria di atasnya, dan jelas jika pria itu bukanlah Gama.
Wajah Clara memucat, "Lalu siapa yang mendesah kenikmatan di dalam video ini?!" kata Gama memperlihatkan video itu kepada Clara.
"Kau membawa pria lain masuk ke dalam apartemen yang aku belikan dan dengan beraninya bercinta di sana!" bentaknya.
"Tidak sayang! Itu bukan aku!!" balas Clara dengan gemetar. "Percaya padaku!!"
Gama maju ke depan dan menarik rambut Clara dengan kasar. "Lepaskan! Sakit Gama, lepaskan!" pinta wanita itu.
Bukannya melepaskan, Gama justru semakin kuat menarik rambut Clara. "Lepaskan? Bukankah ini yang kau lakukan kepada pelayanku hingga kesakitan? Apakah kau juga melepaskannya saat ia memohon padamu?!"
Gama memang tidak ada di tempat saat itu, tapi dia sudah melihat CCTV yang terpasang untuk melihat apa saja yang dilakukan Clara pada Naomi.
"Kau juga menamparnya dua kali dengan keras, bahkan dia tidak melakukan kesalahan apapun!!"
"Aku hanya memberinya pelajaran! Dia berduaan denganmu!! Aku tidak menyukainya!!" teriak Clara, lagi-lagi mencoba membela diri.
Bruk!!
Gama melepaskan tangannya di rambut Clara dan menyentaknya hingga terjatuh di atas lantai. "Pelajaran?" ucap pria itu.
"Karena kau sudah memberi pelajaran kepada pelayanku tanpa seizin ku, jadi sekarang gantian aku yang akan memberikan pelajaran padamu."
Setelah mengatakan itu, Gama menarik lengan Clara dan menyeretnya keluar dari kamar. Welcome to Gama mode Iblis.
Bersambung
Terima kasih sudah membaca 🤗
Akan diusahakan update sehari 2 kali
naomi hrus kuat
itu orang iri jgn d pkir kn naomi
senang x baca novel yg ini