Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satya dan Shanum
TING! Lift yang dinaiki oleh Satya tiba tepat di lantai yang memang menjadi tujuannya. Bukan lantai teratas, melainkan satu lantai dibawah yang teratas. Langkah tegap lelaki itu melangkah menuju sebuah unit yang sudah sangat dia hapal
Tentu saja begitu, unit itu adalah milik Satya. Dia juga sering datang ke tempat ini. Satya menekan angka ke atas tombol kunci.
2410, itu adalah password dari griya tawang milik Satya sekaligus tanggal pernikahannya dengan Hanita, sang istri
Begitu pintu terbuka, Satya menyunggingkan senyuman kala ia mengendus aroma sedap yang berasal dari pantry.
"Dia pasti sedang memasak" gumam Satya senang
Lelaki itu meneruskan langkahnya kian jauh ke dalam, bisa dia lihat keberadaan seorang wanita yang tengah memunggunginya.
Wanita itu tengah sibuk berkutat dengan pan dan beberapa peralatan memasak lain. Rambut yang dijepit ke atas menandakan betapa serius wanita itu sekarang
"Shanum..." sapa Satya
Merasa terpanggil, wanita yang diketahui bernama Shanum itu pun menoleh. Senyuman merekah sempurna , senang melihat kedatangan Satya.
"Satya, kupikir kamu tidak jadi datang" sahut Shanum
Satya tersenyum tipis, "Kamu mengundangku, tentu saja aku harus datang kan?"
"Ck, aku tahu kalau kamu tidak akan rela melewatkan steak buatanku" ejek Shanum
Satya dan Shanum terkekeh bersama, jelas kalau kedua orang itu akrab dan dekat satu sama lain. Satya bahkan setia menunggui Shanum yang masih perlu menyelesaikan masakannya.
"Sabarlah sebentar lagi, Satya. Ini tidak akan lama" ujar Shanum
"Pernahkah aku protes apapun padamu, Shanum?" Tanya Satya geli
Shanum memutar kedua bola matanya dengan jengah, "Kurasa sejauh ini tidak."
Tidak berselang lama, Satya sudah duduk diatas kursi pada ruang makan. Shanum menyusul, wanita itu membawa dua porsi steak untuknya dan Satya
Shanum meletakkan kedua piring itu ke tempatnya masing-masing, lalu dia duduk ke atas kursi yang berada di samping Satya.
"Ini terlihat enak, Shanum" ujar Satya seraya menatap damba makanan di depannya
Shanum mengangguk seraya tersenyum, dia juga tidak lupa menuangkan wine ke dalam gelas milik Satya.
"Makanlah, ini adalah hadiah ulang tahun dariku" ucapnya
Satya diam, dia mengeadahkan kepala. Menatap haru ke arah Shanum, "Aku bahkan tidak ingat kalau ini adalah hari ulang tahunku. Tapi kamu mengingatnya, Shan"
Shanum memotong daging untuk Satya kemudian menyuapkan sepotong kecil untuk lelaki itu. Sialnya lagi, Satya tidak menolak , dia justru terlihat sangat bahagia menerima perlakuan manis ini dari Shanum.
''Selamat Hari Ulang Tahun yang ke 28, Satya Dewantara. Semoga kebaikan dan kebahagiaan selalu menyertaimu" ucap Shanum terdengar tulus, tatapan matanya bahkan terlihat sangat teduh
Satya menganggukkan kepala, lelaki itu menarik tangan Shanum kemudian mengusapnya
"Terimakasih, Shanum. Memang hanya kamu yang bisa mengerti aku" sahut Satya
Tidak ada pembicaraan apapun lagi, Satya dan Shanum meneruskan makan malam mereka. Sesekali, Satya tampak menggoda Shanum dengan mentoel hidung mancung wanita itu
Setelah menyelesaikan makan malam mereka, Satya mengajak Shanum bersantai diruang keluarga. Menonton film yang merupakan kesukaan Satya.
Shanum dengan setia menemani lelaki itu, bahkan menyandarkan kepala ke atas dada bidang Satya.
"Rasanya sudah lama sejak aku merayakan hari ulang tahunku. Kamu tahu sendiri kan? Bagaimana keadaannya?" Satya mengawali pembicaraan
"Aku tahu, sudahlah mari lupakan semua itu sejenak. Untuk malam ini saja..." sahut Shanum
Shanum tidak menampik itu, dia pun bisa merasakan setertekan apa Satya selama ini. Tapi dia pun enggan merusak suasana bahagia ini dengan membuat Satya membahas penderitaannya disini.
Namun tiba-tiba, Shanum teringat pada Hanita. Wanita itu mengurai pelukannya dan kini menatap erat Satya.
"Satya..."
"Apa,Shanum? Kamu memikirkan sesuatu?" Tanya Satya lembut
Shanum menghela nafas berat, "Sepertinya aku harus pindah dari sini."
Satya mengerutkan keningnya, jelas kalau lelaki itu tidak menyukai ide Shanum barusan
"Kenapa? Aku senang dan sama sekali tidak merasa keberatan kalau kamu tinggal disini. Justru itu memudahkanku untuk bertemu denganmu" sergah Satya
Shanum menarik tangan Satya lalu menggenggamnya dengan erat, tatapan wanita itu terlihat sangat senduh.
"Aku tahu, tapi kamu lupa? Bagaimana kalau Hanita mulai curiga? Kamu tahu sendiri kan? Seperti apa Hanita? Meskipun dia diam, tapi dia tetap melakukan sesuatu di belakangmu. Mengendus hubungan kita bukan hal yang sulit, Satya" ungkap Shanum
Satya merasa terkesiap, terlalu larut dan terbuai pada pelakuan hangat dari Shanum membuatnya melupakan kenyataan kalau dirinya adalah suami dari Hanita. Satya sangat hapal dengan watak dan tabiat sang istri
Bisa dipastikan kalau Hanita akan menghabisi Shanum jika tahu ternyata wanita itu ada main dengan suaminya.
Entah mengapa tapi mendadak saja terbesit rasa bersalah dalam hati Satya terhadap Hanita.
Diamnya Satya membuat Shanum tidak nyaman. "Kenapa diam, Satya? Kamu juga merasa terusik?" Tepukan pelan ia beri ke atas bahu Satya
Satya sedikit kaget, lelaki itu memaksakan sebuah senyuman di depan Shanum.
"Jangan khawatir, aku membeli tempat ini tanpa sepengetahuan Hanita. Dia tidak akan menyadarinya" sahut Satya yakin
Tapi tetap saja, itu belum bisa membuat Shanum merasa tenang. Apalagi, Shanum belum bisa memastikan perasaan Satya terhadap dirinya. Apa memang benar kalau lelaki itu mencintainya atau hanya menjadikan dia sebagai pelampiasan saja dari permasalahan rumah tangga antara Satya dan Hanita.
Shanum memainkan jari jemarinya, dia harus menegaskan semua ini dengan Satya.
"Satya...apa kamu masih mencintai Hanita?"
Satya diam, dia tidak menyangka kalau Shanum akan mempertanyakan itu padanya. "Kenapa?"
"Aku...hanya takut kalau ternyata seluruh perlakuan baikmu padaku itu cuma sebuah pelampiasan saja. Kamu akan membuangku dan lebih mempertahankan Hanita. Biar bagaimanapun, dia istrimu, ibu dari kedua anakmu bahkan keluarganya sangat berkuasa"
Shanum langsung menundukkan kepalanya. Tidak lagi berani untuk menatap Satya
Satya memejamkan kedua matanya dengan erat, sampai sekarang pun dia masih belum bisa memastikan perasaannya terhadap Hanita dan Shanum
Memang benar kalau Satya membenci Hanita, semua karena dia menganggap Hanita itu jahat dan selalu bersikap egois padanya. Hanita keras kepala dan tidak mau mendengarkan Satya sama sekali. Terlebih lagi perlakuan Papi dari Hanita terhadap Satya yang membuat lelaki itu muak dan kian membenci sang istri
Sedang terhadap Shanum, entah seperti apa. Tapi yang jelas, Satya merasa nyaman bersama Shanum yang merupakan teman sekolahnya dan Hanita sejak mereka SMP. Mereka juga satu universitas sewaktu kuliah dulu. Satya dan Shanum mengambil jurusan management bisnis, sedang Hanita kedokteran.
Shanum bisa memberikan apa yang Satya inginkan tapi tidak pernah bisa dapatkan dari Hanita. Shanum yang penurut dan selalu penuh kelembutan, semua itu membuat Satya kagum dan mulai menambatkan hati
"A-...ku" Satya tak bisa meneruskan ucapannya
Lebih tepatnya, lelaki itu tidak tahu mesti menjawab apa. Dia bingung dengan hatinya sendiri
Shanum tersenyum getir, lagipula apa yang dia harapkan dari hubungan terlarang dengan suami orang lain? Sejak awal dia setuju untuk mengencani Satya, maka Shanum sadar benar akan resikonya.
"Ini sudah malam, Satya. Kamu ingin menginap atau pulang?" Tawar Shanum coba memecahkan kecanggungan di tengah mereka
"Aku pulang sekarang saja, Shan. Kenzie tidak akan tidur sebelum memelukku" sahut Satya berbohong
Shanum tersenyum, tidak melarang sama sekali. Wanita itu justru mengantarkan Satya ke depan
"Hati-hati dijalan" ujar Shanum
Satya menjawab melalui anggukan samar, lelaki itu lebih dulu mendaratkan satu kecupan ke atas kening Shanum sebelum ia melangkah masuk ke dalam lift yang akan membawanya turun. Satya melambaikan tangannya sampai pintu lift tertutup
Tepat setelah Satya tak lagi terlihat, senyuman diatas wajah Shanum langsung luntur. Wajahnya terlihat sangat lesu
"Aku sudah terlancur mencintaimu, Sat. Tidak, bahkan aku mencintaimu sejak dulu lagi"
"Aku tidak berpikir bisa melepaskanmu, tapi mengambilmu dari Hanita juga terasa sangat sulit" monolog Shanum
Satya kini sudah berada diatas mobilnya, lelaki itu masih termenung. Sama sekali tidak berniat untuk melajukan kuda besinya ini.
Rusak sudah suasana hati Satya, niat hati ingin mendapat kesenangan dari Shanum. Menghibur diri usai pertengkaran yang melelahkan dengan Hanita beberapa hari lalu
Tapi ternyata? Bukannya tenang, yang ada Satya malah bertambah pusing.
"Aku membenci Hanita tapi berpisah dengannya pun aku masih berat."
"Tapi aku nyaman bersama Shanum, dia selalu membuatku tenang" gumam Satya
kasian hanita dapet barang bekas shanum terus😅