Seorang wanita karir dikhianati oleh sang suami, namun demi putrinya dia memendam semuanya sendirian.
Pernikahan yang hambar, kekecewaan yang teramat besar pada sang suami mengakibatkan Maura frustasi hingga tak sengaja melakukan one night stand bersama laki-laki yang lebih muda darinya.
Disaat Maura akhirnya sudah berpisah dengan sang suami, percikan api cinta kembali muncul kepada pria selain suaminya. Namun saat itu ia mengetahui, jika putrinya juga mencintai pria yang sama.
Haruskah Maura mengalah sekali lagi, demi sang putri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Janda.
Gavriel menyalami mantan kakak iparnya, selama ini sesekali pemuda itu berkomunikasi dengan Daniel, meski dulu keduanya tidak akrab saat mereka satu keluarga karena tali pernikahan.
“Kak ipar, boleh aku ikut duduk. Kebetulan aku belum makan,“ Gavriel mengelus perutnya dengan wajah cengengesan.
“Jangan selalu memanggilku kakak ipar, orang lain akan berpikir kau masih adik iparku dan mengira aku masih menikah dengan kakak perempuan mu!“ desis Daniel seraya berdecak kesal.
“Hahahaha..." Gavriel malah tertawa, “Bagiku kau tetap kakak iparku!"
Daniel menggeleng merasa sikap urakan Gavriel masih belum berubah.
Bruk!
Gavriel benar-benar duduk di meja itu, Sandra pun ikut duduk di sana. Kebetulan meja itu berbentuk bundar dengan 4 kursi.
“Kapan kamu datang dari Swedia? Kamu sudah menyelesaikan study mu?“ tanya Daniel pada Gavriel.
“Sudah selesai, makanya aku datang ke Indonesia. Tadinya hanya ingin menikmati budaya Indonesia dan berkeliling, namun sekarang aku punya tujuan baru.“ Ucap Gavriel, matanya lalu menatap ke arah Maura yang ternyata sudah menatap pemuda itu sejak Gavriel duduk.
Maura sudah sadar ada orang lain bersama dia dan Daniel sejak beberapa waktu lalu, namun ia tetap diam karena terkejut bisa bertemu dengan pria yang melakukan ONS dengannya.
Karena jengah ditatap oleh Gavriel, Maura membuang wajahnya ke arah lain.
Daniel sendiri tak memperhatikan interaksi antara Gavriel dan Maura, ia sibuk mewaspadai Sandra karena mantan istrinya itu sering berbuat ulah meksipun mereka sudah lama bercerai.
Benar saja, tiba-tiba Sandra menaruh tangannya di atas punggung tangan Daniel di atas meja. Gegas Daniel menghindar saat tangan Sandra baru saja menempel.
“Kalo kamu ingin berbuat onar, pergi!“ Daniel mengetatkan rahangnya, “Gavriel, bawa kakak mu pergi!“
Padahal Gavriel masih ingin berdekatan dengan Maura, namun melihat tingkah kakak perempuan nya yang tidak pernah berubah terus menggoda Daniel meskipun sudah berpisah akhirnya pemuda itu bangkit dari duduknya. “Bangun kak! Ayo kita pergi temui Daddy!“
Gavriel dan Sandra saudara satu Ayah, Ibu kandung Sandra sudah lama meninggal saat Sandra masih kecil. Sang Ayah menikah kembali dengan wanita bule berkebangsaan Swedia, itu lah kenapa mata Gavriel biru. Wajah bulenya mirip seperti sang Ibu, jadi dia dan Sandra tak ada kemiripan sedikitpun meskipun mereka satu Ayah.
“Bentar dong, Gav! Kakak masih betah disini, udah lama nggak dekat-dekat mantan terindah kakak...“ Sandra malah sengaja mengelus lengan atas Daniel.
Pak!
Daniel menghempaskan tangan Sandra, akhirnya ia yang bangkit dari duduknya. “Maura, ayo pergi! Kita sudah selesai!“
“Baik, Pak.“ Tentu saja dengan senang hati Maura mengiyakan, ia tak ingin berlama-lama dengan Gavriel.
“Tunggu!“ saat Maura sudah mulai berjalan pergi bersama Daniel, Gavriel memangil wanita itu dari arah belakang.
Daniel dan Maura membalikkan tubuh menatap Gavriel, menunggu.
“Mbak, namamu Maura ya? Namaku, Gavriel. Bolehkah, aku mengenalmu?“
Maura mulai deg-degan, ia takut Gavriel membuka rahasia antara mereka berdua.
“Kenapa kamu ingin mengenal Maura, Gav?“ tanya Daniel dengan sikap protektif, ia sedang memperjuangkan Maura dan tak ingin ada pria lain yang bersaing dengannya.
Gavriel tersenyum, “Kamu juga tau Bang, aku suka wanita dewasa!“
Maura ternganga, Gavriel begitu blak-blakan.
“Terkecuali Maura! Dia sudah ada yang memiliki!“ jawab Daniel.
“Ohya? Mbak Maura sudah menikah? Aku kira belum, karena wajahnya terlihat baby face.“ Puji Gavriel, entah benar atau hanya gombalan saja.
Wajah Maura merona di kedua pipinya, dipuji seperti itu sudah lama ia tak mendapatkan nya dari Raka.
“Ck! Dia baru saja divorce dan menjadi Janda. Tapi dia sudah ada yang memiliki lagi, itu aku..."
Mata Maura membulat penuh, bahkan Gavriel dan Sandra pun ikut terkejut.
“Ayo pergi!“ Daniel dengan berani merangkul pinggang Maura dan membawa assisten nya itu pergi dari hadapan Sandra dan Gavriel.
Sial! Masa aku harus saingan dengan mantan kakak iparku, sih? Dia kan seorang Businessman sukses! Apa aku terima aja jabatan di perusahaan Daddy, ya? Menjadi Bartender hanya hobiku, apa aku harus mulai menata masa depan ku demi dia?
Gavriel benar-benar terpikat oleh kecantikan wajah dewasa Maura, ia tadi sengaja menyanjung Maura berwajah muda agar wanita itu bisa meliriknya. Padahal ia adalah pengagum wanita-wanita dewasa.
.
.
Di club malam itu, Deva berkumpul bersama teman-teman yang ia kenal di luar kampus. Sementara ia menjauh dari teman-teman nya di kampus, karena malu Deva sengaja menjauh dari mereka padahal tidak semua temannya memandang berbeda padanya hanya karena sang Papa menikah lagi dengan daun muda yang hampir seusia Deva.
Hanya saja perasaan tak nyaman karena aib keluarganya diketahui orang-orang yang pernah dekat dengannya, membuat Deva insecure untuk berkumpul seperti sebelumnya.
Deva celingukan mencari seseorang.
“Woi! Lo cari Gavriel ya? Udah 2 malem tuh cowok bule kagak jadi Bartender lagi, katanya udah resign.“
“What? Kenapa gue nggak tau, ya? Emang sih udah beberapa hari ini nomernya nggak aktif terus, kira-kira dia kenapa?“ Deva terkejut.
Teman-teman gaul nya mengangkat bahu, “Nggak ada yang tau indentitas aslinya, bukannya lo udah deket sama dia ya... sampai dia setuju lo ajak dia ke pesta ulang tahun orang tua temen kampus lo waktu itu!“
Deva berdecak kesal, “Dia susah gue dapetin, emang sih dia selalu mau-mau aja gue ajak kemana pun. But, kami hanya sebatas kenalan dan nggak lebih. Dia hanya anggep gue adek, katanya! Cuakkks, kan!“
“Jadi, cinta bertepuk sebelah tangan nih ceritanya? Lagian nih ya... bule kayak dia tuh jarang berhubungan serius. Mereka hanya suka bersenang-senang dan mereka akan cinta sama wanita yang bisa membuat mereka tertarik dan tertantang. Kalo lo sih, terlalu agresif jadi nggak bakalan Gavriel respons.“
Deva semakin kesal, ia mengambil gelas bir dan meminumnya.
“Jangan minum banyak-banyak, kalo lo teler... gue bingung jawab Nyokap lo pas entar gue anter lo pulang!“ salah satu cowok yang memang ada perasaan pada Deva mengingatkan gadis itu.
Deva hanya melambaikan tangan untuk jangan khawatir, namun gadis itu malah terus menambah minuman.
“Cukup!“ cowok itu merebut gelas bir dari tangan Deva.
“Fuckkkk! Siapa lo larang larang gue!“ Deva sudah mabuk parah, tubuhnya pun tumbang di atas sofa.
“Gue bawa balik dulu dia!“ ujar cowok itu sudah bersiap membopong tubuh Deva, namun seseorang menghentikan nya.
“Saya Om nya, biar saya saja. Terimakasih sudah menjaganya,“ Daniel menghalau, ia pun mengambil alih tubuh Deva dan membawanya pergi dari club.
Di dalam mobil, Daniel menidurkan tubuh Deva yang sudah tak sadar diri karena mabuk di jok belakang. Sementara dia mengendari mobilnya, menuju rumah Maura.
.
.
Pagi itu Deva terbangun dengan kepala pusing, ia membuka matanya dan tertegun saat wajah Daniel ada di depan matanya.
Hah? Om Daniel? Kenapa aku bersama nya? Bukannya semalam aku di club sama temen-temen?
d tunggu karya selanjutnya💜