Hellena adalah gadis cantik yang hidup dalam belenggu masalalu, Ia berusaha bangkit dan melupakan kekasih yang sangat ia cintai itu. Kemudian Hellena bertemu dengan Daniel yang diam diam menyukainya dan berusaha membuat Hellena jatuh cinta padanya dan mencintainya bukan sebagai bayangan dari masalalu melainkan sebagai sepasang kekasih yang pantas untuk mencintai dan dicintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ivanyou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana mendekati Hellena
Daniel merebahkan dirinya di ranjang tidurnya sambil menatap layar ponsel, sebenarnya tidak ada hal yang menarik tapi pikirannya menyuruhkan untuk melakukan suatu hal berani. Sudah dua hari ini, Daniel tidak ke kampus karena dia memiliki kegiatan lain jadi dia juga tidak bertemu Hellena selama dua hari, ia ingin sekali mengubungi Hellena tapi tidak ada kontak gadis itu.
"Apa gue request follow aja ya? Satu-satunya cara aman cuman itu aja sih, bisa aja aku minta kontak dia dari biodata mahasiswa tapi terlalu beresiko dan biasa aja gue masuk blacklist dia. Oke gas aja, coba dulu!" Ucapnya pada diri sendiri. Daniel mengetik username Hellena lalu meminta untuk bisa mengikuti akun gadis itu.
"Yaudah, gue mandi dulu sambil nungguin. Kalo selesai mandi belum diterima, cari opsi lain." Ucapnya sekali lagi dengan percaya diri lalu melenggang pergi masuk kamar mandi.
Di lain tempat, Hellena sedang asyik membanca komik Shincan. Usianya saja yang sudah dewasa tapi hal yang dia sukai selain macha tetaplah kartun. Ponsel Hellena berdering karena adanya panggilan masuk.
"Halo?"
"Aku didepan rumah, bukain pintu." Sahut seseorang di seberang. Hellena mematikan sambungan, bergegas menuruni anak tangga membukakan pintu untuk Yosea.
"Tumben banget, ngapain?"
"Bosen sendirian di rumah, aku nginep sini ya. Nih, sekalian aku beliin rujak tadi." Ucap Yosea sambil menunjukkan kressk ditangan kirinya.
"Makan rujak malem-malem?"
Yosea menampakkan wajah masamnya, berlalu masuk melewati Hellena "Kalo ga mau ya gapapa, aku makan sendiri. Lagian kaya ga sering makan rujak malem aja." Sambungnya membuat Hellena hanya terkekeh kecil dan merampas pelan kresek membawanya ke dapur untuk ditaruh ke piring.
Kedua gadis itu duduk di sofa sambil menonton televisi tapi lebih tepatnya televisi yang sedang menonton mereka karena keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, Yosea dengan ponselnya dan Hellena dengan komiknya. "Eh gimana, Len. Hubungan kamu sama seniormu yang kamu bilang itu?" Tanya Yosea penasaran.
"Ga gimana-gimana, ga ada hal yang spesial juga. Udahlah, ngapain juga ngurusin itu, aku masih belum mau mikir kesana."
"Terus mau kapan lagi membuka dirinya, Hellena?!"
TING. Saat ingin menanggapi Yosea, tetiba ponselnya bersuara karena ada notifikasi pesan yang masuk. Hellena sedikit mengernyitkan keningnya, dia memiliki dua notifikasi yang tidak terduga.
"Kenapa? Pesan dari siapa?" Tanya Yosea mendekatkan lehernya seperti jerapah. Hellena menunjukkan layar ponselnya tapi Yosea masih belum mengerti.
"Terus?"
"Senior itu follow akun aku dan kirim message request."
"Sejak kapan akunmu privat? Perasaan publik deh."
"Dari seminggu yang lalu waktu dia tiba-tiba like postingan lama aku, karena aku ga suka jadi akun aku privasi." Jelas Hellena singkat dan padat tapi menbuat Yosea jengkel.
"Yaudah, accept terus balas chat dia. Ga usah terlalu misterius, kamu bukan idol." Hellena berpikir sejenak lalu menerima permintaan mengikuti akun dari Daniel "Nanti aja baru aku bales." Sambungnya.
"Sekarang, Hellena. Atau aku aja yang balesin?"
"Iya, aku bales." Jawab Hellena yang tak kalah kesalnya, Yosea menempel untuk melihat apa isi pesan itu.
Besok jadwal terakhir peminjaman buku, kamu udah selesai apa belum?
Ternyata opsi lain yang dimaksud Daniel adalah menanyakan tentang buku, cukup cermat. Hellena tersadar bahwa besok memang hari terakhir semua buku itu selesai dipinjam. Ia juga lupa karena kesibukannya dengan hal lain.
"Abang besok ke kampus? Maaf ya Hellena beneran lupa, baru inget sekarang." Balas Hellena, tak perlu menunggu lama tapi sudah mendapatkan balasan. Sepertinya Daniel tidak beralih dari halaman chat sejak tadi.
Kamu selesai kuliahnya jam berapa? Aku ngikut kamu aja.
"Jawab jam berapa?" Tanya Hellena pada Yosea.
"Kenapa tanya aku? Aku ga tau jadwal kamu, lagian jawab aja, dia bukan orang jahat juga kan? Kenapa takut."
Hellena menghela napas pelan sambil mengetik balasan yang akan dia kirim "Besok jam 3 sore." Balas Hellena.
Okay, kabarin aja besok sore
Hellena tak berniat untuk membalasnya lagi karena tidak ada hal yang perlu dibicarakan juga, topik yang dibahas hanya tentang buku.
"Dingin banget sih, Len. Kasian anak orang."
"Aku juga ga tau mau ngomongin apa, lagian besok juga kan ketemu." Yosea menganggukkan kepalanya mengerti dan tidak mau memperpanjang obrolan tentang hal itu.
Daniel memandangi halaman chat mereka, dia berharap Hellena akan membalasnya lagi tapi ternyata tidak. Sedikit kecewa, tapi besok mereka akan bertemu jadi tidak terlalu menjadi masalah. Daniel akan berusaha mendekati Hellena tapi dengan cara yang pelan tapi tujuannya jelas.
Hari ini Hellena hanya memiliki dua kelas pada mata kuliah fisika dasar dan kimia. Karena hanya sebentar, dia berangkat bersama Jonathan dan pulangnya bersama Yosea, karena sahabatnya itu masih menginap dirumahnya. Sekarang ia bersama kedua temannya ada di kantin fakultas, tidak terlalu ramai karena sebagian mahasiswa sudah selesai dengan urusan perutnya.
TING. Notifikasi pesan muncul, Daniel mengiriminya pesan karena mereka masih punya urusan. Untungnya sebelum tidur, Hellena sudah mengemaskan buku ke dalam tas, dia gadis yang pelupa.
Kamu dimana?
"Abang udah di kampus?"
Baru mau berangkat, nanti kamu chat Abang aja kalo udah selesai
"Oke, hati-hati" Balas Hellena lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia harus fokus dengan makanannya dulu sebagai prioritas utama agar tidak pusing saat kelas kimia nanti.
Karena kelas sudah dimulai, Hellena mengaktifkan mode jangan ganggu untuk dua jam kedepan. Dia selalu melakukan hal itu jika saat di kelas, setidaknya tidak akan ada yang menggangunya selama pemaparan materi dari dosen walaupun tanpa diganggu tidak akan merubah dirinya akan menyukai kimia.
Daniel mengendarai motornya santai setelah tadi Ia ke rumah Diego untuk memberikan brownies buatan Renata kepada keluarga Diego lebih tepatnya kepada Claudia, Ibunya Diego. Kedua ibu mereka sudah berteman sejak kuliah hingga pertemanan itu turun kepada Daniel dan juga Diego.
"Gue nungguin Hellena dimana ya? Lupa nanya kelas Kimia dimana" Ucapnya lalu mengabari Hellena bahwa dia sudah sampai sekaligus menanyakan letak kelas kimia. Beberapa menit Daniel menunggu tapi belum mendapatkan balasan padahal seharusnya gadis itu sudah keluar kelas.
Ia berinisiatif untuk menyusuri setiap kelas di gedung baru.
Pandangan Daniel tertuju pada dua sosok yang tak jauh darinya, Hellena sedang berbincang dengan Andre. Ia mendekati mereka tanpa memperdulikan bahasan apa yang mereka bahas yang penting Andre pergi jauh saat dia ada disitu.
"Kamu kenapa ga angkat telepon aku?" Dua pasang mata langsung tertuju kepada Daniel. Hellena dan Andre sama terkejutnya.
"Aku duluannya, ntar kita bahas aja di telepon."
"Oke, Andre. Hati-hati." Jawab Hellena sambil melampaikan tangan pada Andre. Daniel yang melihat itu sedikit tidak suka.
"Abang chat aku juga?"
"Iya, spam lebih tepatnya."
Ia memeriksa ponselnya, benar saja ada belasan chat dan tiga panggilan tidak terjawab di Instagram. Hellena lupa mematikan mode jangan ganggu karena tadi dia langsung menghampiri Andre untuk menanyakan suatu hal.
"Kayaknya lebih enak kalo aku punya nomor kontak kamu aja deh, setiap chat kamu lama balesnya."
"Aku jarang pegang handphone."
Daniel menyodorkan ponselnya ke tangan Hellena, gadis itu mengerutkan kening kebingungan "Nomor kontak kamu?" Lanjut Daniel berusaha tenang padahal dia sangat gemas melihat ekspresi Hellena yang begitu lucu.
Sedikit ragu, tapi tidak ada salahnya memberikan nomor kepada Daniel karena mungkin saja dikemudian hari Hellena akan membutuhkan bantuan Daniel sebagai koneksi karena dia adalah seniornya. Hellena mengetikkan dua belas angka lalu memberikannya kepada Daniel.
"Nomor ini? Kaya ga asing." Monolog Daniel dalam hati, setelah beberapa dia yakin bahwa ini adalah nomor yang sama yang Daniel kira adalah nomor Ravelo. Ekspresi salah tingkah tidak bisa ia sembunyikan, bagaimana bisa nomor itu adalah milik Hellena? Suatu kebetulan yang tidak kebetulan.
"Oh iya, Bang. Ini bukunya. Abang mau balikinnya sekarang?"
"Iya, kamu juga mau balikin buku seismologi juga kan?" Tanya Daniel.
"Iya."
"Oke, sekalian aja bareng." Balasnya lalu diberikan angggukan pelan dari Hellena. Mereka berjalan beriringan dalam diam. Astaga situasi macam apa ini?! Ayo Daniel, katanya mau mendekati Hellena tapi membuka topik baru belum bisa?
"Kamu balik sendirian?" Tanya Daniel setelah keluar dari perpustakaan.
"Sama temen. Bentar lagi dia kesini jemput."
"Cow..."
Belum sempat menyelesaikan perkataannya, seseorang datang menghampiri mereka yang tak lain adalah Yosea. Gadis itu sudah menduga bahwa lelaki yang ada dihadapannya ini pasti senior yang sedang mendekati sahabatnya Hellena.
"Hai, semua." Sapa Yosea pada keduanya.
"Eh, kenalin aku Yosea." Ia berinisiatif memperkenalkan diri karena Hellena pasti tidak akan mau melakukan itu. Yosea mengulurkan tangannya lalu disambut baik oleh Daniel "Daniel. Kalian pulang bareng?" Lanjutnya.
"Iya." Jawab Hellena cepat sebelum Yosea menyambar seperti petir dikala hujan badai. "Aku sama Yosea pamit duluan ya? Makasih banyak udah bantuan Hellena dapatin buku pinjaman di perpustakaan." Pamit Hellena sambil berlalu pergi. Padahal rencananya Daniel ingin mengajak Hellena pergi dulu sebentar untuk setidaknya bisa mengenal gadis itu sedikit lebih dalam tapi Hellena masih belum seterbuka itu dengannya. Daniel harus lebih berusaha.