NovelToon NovelToon
Tawanan Tuan De Santis

Tawanan Tuan De Santis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Damien De Santis merupakan pembuat senjata dengan spesifikasi luar biasa. Dia jadi pemasok beberapa organisasi mafia Italia. Namun, dirinya dibuat jengkel, saat berurusan dengan Patrizio Mazza. Damien yang hilang kesabaran memutuskan menghabisinya, kemudian membawa pergi adik tiri pria itu yang bernama Crystal Guida Mazza.

Crystal dijadikan tawanan, hingga rahasia besar tentang gadis itu mulai terkuak. Damien bahkan rela melindungi, setelah mengetahui jati diri Crystal yang ternyata akan sangat menguntungkannya.

Siapakah sosok Crystal? Mengapa dia jadi incaran mafia lain? Lalu, apa alasan Damien mati-matian melindungi gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Doberman Pinscher

Damien menatap tajam, lalu melangkah ke hadapan Crystal. "Kau menolak bekerja sama denganku?"

"Untuk apa bekerja sama dengan penjahat sepertimu?"

"Kau terlalu berani, Nona." Tanpa banyak bicara, Damien mencekal lengan kanan Crystal, lalu setengah menyeretnya keluar dari ruang kerja.

"Lepaskan! Kau mau membawaku ke mana?" Crystal berusaha menyingkirkan tangan Damien dari lengannya.

Namun, cengkraman pria itu justru terasa kian kencang. Damien juga berjalan sangat cepat, sehingga Crystal agak terseok karena harus mengimbangi langkahnya.

Beberapa saat kemudian, mereka tiba di depan pintu besi, sebuah ruangan yang letaknya paling belakang dari bangunan itu.

"Kau akan mengurungku di sini?" tanya Crystal, dengan bibir sedikit bergetar, Kembali hadir di ingatannya, saat terbangun di ruangan pengap berbau apek markas Cerberus. Begitu juga dengan cicitan hewan pengerat, yang sempat menggigit jari kakinya.

Damien tidak menjawab. Dia menatap sinis sambil memutar tuas. Sesaat kemudian, pintu besi itu terbuka.

"Tidak!" tolak Crystal. Dia berusaha tetap di tempatnya berdiri, tak menurut dan mengikuti Damien masuk. Akan tetapi, dengan sekalii tarikan saja tubuh gadis itu langsung melewati pintu.

Setelah berada di dalam ruangan dengan pencahayaan temaram, Crystal mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Suara apa itu?" tanyanya resah, seraya menoleh pada Damien.

"Mereka yang akan menemanimu di sini," jawab Damien dingin. "Semoga kau menyukainya."

Setelah berkata demikian, Damien berbalik meninggalkan Crystal. Gerakannya begitu cepat saat menutup pintu.

"Tidak! Jangan mengurungku di sini! Damien De Santis! Keluarkan aku!" teriak Crystal nyaring, sambil memukul-mukul pintu besi yang sudah tertutup rapat.

Crystal terus berteriak, meminta agar dikeluarkan dari sana. Namun, gadis itu langsung terdiam, saat mendengar eraman berat dari arah belakang.

Gadis cantik itu terpaku sejenak, sebelum memberanikan diri menoleh. Dari arah sudut gelap ruangan tadi, muncul empat ekor anjing jenis Doberman Pinscher, yang menatap garang.

Sontak, Crystal berbalik dan merapatkan badan ke pintu. Dia bergeser perlahan ke samping, sambil meraba-raba, mencari sesuatu yang bisa dijadikan sebagai senjata. Namun, sayang sekali tak ada apa pun di sana.

"Tidak! Jangan mendekat!" Crystal merentangkan tangan, sebagai penghalau agar keempat anjing itu tidak terus maju ke arahnya. Namun, anjing-anjing tadi tak menggubris. Mereka justru terus mendekat.

Panik, Crystal kembali berbalik, lalu menggedor pintu. Sesuatu yang sebenarnya sia-sia karena tak ada siapa pun di sana selain dirinya.Terlebih, dia juga harus mengabaikan rasa sakit di lengan, akibat luka tembak kemarin.

Suara napas berat anjing-anjing itu terdengar makin jelas. Ada dari mereka yang bahkan menggonggong cukup kencang, serta berusaha terus mendekat ke arah Crystal.

"Tidak! Tidak! Jangan!" pekik Crystal ketakutan.

Namun, untungnya keempat anjing itu diikat kencang menggunakan tali rantai cukup panjang. Rantai tersebut membuat mereka bisa berjalan ke sana kemari dalam ruangan, meskipun geraknya tetap terbatas.

Crystal dapat bernapas lega. Namun, tubuh gadis itu tiba-tiba merosot ke lantai hingga terduduk lesu. "Ya, Tuhan," de•sahnya lirih. Ini lebih menyeramkan dibanding ruangan lembap dengan hewan pengerat.

Sementara itu, Damien terus memperhatikan kotak milik Crystal yang terkunci rapat. Setelah berpikir beberapa saat, dia membawa benda tersebut ke bengkel tempatnya merakit senjata.

Dengan beberapa peralatan yang ada di sana, Damien berusaha membongkar kunci kotak itu. Dia membutuhkan waktu hingga berhasil membukanya.

"Kotak sialan!" gerutu Damien. Napasnya sedikit memburu menahan jengkel. Dia merasa bodoh karena bagai seekor kera, yang tengah bermain-main dengan sesuatu.

Damien mulai memeriksa isi kotak rahasia milik Crystal. Dia mengeluarkan satu per satu barang dari sana, yakni beberapa foto masa kecil gadis itu.

Crystal rupanya sudah cantik sejak kecil. Ada juga selembar foto yang memperlihatkan kebersamaannya dengan wanita dewasa, yang mungkin saja adalah ibu gadis itu.

Damien tidak terlalu memedulikan foto-foto tadi. Dia justru lebih tertarik pada gelang kecil berbahan platinum. Diamatinya gelang tersebut, sebelum dimasukkan kembali ke kotak.

"Ck!" Damien berdecak kesal. Kenyataannya, dia tak menemukan sesuatu yang berharga dalam kotak rahasia Crystal.

Damien memutuskan keluar dari bengkel. Dia meninggalkan kotak milik Crystal di sana. Baginya, itu bukan benda berharga yang dianggap menguntungkan.

"Ada tamu untuk Anda, Tuan," lapor Eleanor sopan, saat berpapasan langsung dengan Damien.

"Siapa?" tanya Damien, seraya menghentikan langkah.

"Aku, Tuan," jawab seorang pria, yang sudah tak asing lagi bagi Damien.

Damien sontak menoleh. "Santiago."

Pria bernama Santiago itu tersenyum, sembari memberi sikap hormat. "Apa kabar, Tuan?" sapanya.

"Baik. Kau sendiri?" Damien balik bertanya.

"Seperti yang Anda lihat, Tuan. Aku sengaja datang kemari untuk menyampaikan pesan dari Tuan Emanuele," ucap Santiago tanpa banyak basa-basi.

Raut wajah Damien seketika berubah masam, saat mendengar nama yang Santiago sebutkan tadi. Dia bahkan terlihat malas menanggapi. Pria tampan berambut gelap itu langsung berbalik, tanpa memedulikan Santiago.

"Aku belum mengatakan apa pun, Tuan," ucap Santiago, seraya mengikuti langkah gagah Damien.

"Aku tidak ingin mendengar apa pun pesan yang diberikan pria itu," balas Damien, sambil terus melangkah.

"Tapi, Tuan Emanuele melarangku kembali kediamannya, bila tidak membawa keputusan baik dari Anda."

Damien langsung tertegun, lalu menoleh. "Kalau begitu, kau bisa tinggal di sini semaumu," ucapnya enteng.

"Tapi ...."

Damien menatap dingin.

"Ini tentang organisasi, Tuan."

1
Aurizra Rabani
kyanya ada yang sengaja nabrak deh
Aurizra Rabani
pinjamin cd mu atuh ceu, kasian tar masuk angin 🤣🤣🤣
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚖𝚊𝚝, 𝙼𝚊𝚔
total 1 replies
Aurizra Rabani
lanjut
Aurizra Rabani
Eleanor patuh nya kebangetan
Aurizra Rabani
crystal ngompol haist pesing dong 🤭
Anellakomalasari: 𝙳𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊, 𝙼𝚊𝚔. 𝙱𝚎𝚋𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊
total 1 replies
Aurizra Rabani
wow bab awal sudah berdarah darah,...
Titik pujiningdyah
jangan2 isinya bumbu dapur
Aurizra Rabani: itu alat cukur bu
Anellakomalasari: 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚕𝚊𝚝 𝙺𝙱, 𝙼𝚊𝚔
total 2 replies
Titik pujiningdyah
aiiih!!!
Shanty Yang
masuk dalam antrian daftar baca dulu ya thor 🥰❤️😘
Anellakomalasari: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Titik pujiningdyah
asal gk dijadikan santapan buaya masih aman
Dunia hiburan
Luar biasa
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!