Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story 94
Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo. Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh. Pria itu adalah calon suami kakaknya. Ia terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali. Sedangkan, Ayyura sudah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 Kiss Pasutri
Satu minggu kemudian ....
"Bagaimana keadaanmu hari ini Ayy"? tanya Aydeen pada istrinya, sudah seminggu ini dia selalu menemani dan mengurus keperluan Ayyura.
"Yura sudah baikan, Bang". jawabnya lembut.
"Kau yakin ingin bekerja besok"? ujar Aydeen lagi.
Walaupun selama satu minggu ini, Yura selalu pergi ke Psikiater, tidak cukup membuat Aydeen untuk tidak bisa khawatir pada istrinya itu.
"Bisa gak nanti aja kerjanya, Abang masih khawatir sama Kamu Ayy". cicit Aydeen, yang sudah menatap lekat wajah cantiknya Yura.
Dia begitu bahagia saat tahu Yura adalah sosok gadis yang ia selamatkan dulunya, bahkan sampai saat ini Aydeen selalu berharap dipertemukan lagi dengan gadis cantik spek bidadari itu.
Sungguh benar-benar sebuah kebetulan yang membawa berkah. Aydeen merasa jatuh hati pada pandangan pertama pada Yura, entah mengapa hatinya seakan nyaman menatap lama wajahnya.
Seakan kontak batin saling terhubung. Aydeen selalu terpesona dengan mata teduh yang dimiliki sang istri, namun lagi-lagi Aydeen tidak menyangka bahwa pemilik mata teduh itu, adalah sosok yang begitu ingin dia temui walau hanya sekali lagi.
"Hmm .. nanti Yura pikirin lagi ya. Sekarang Abang berangkat gih, udah siang nih". jawabnya untuk mengalihkan pembicaraan. Dia tidak ingin membuat suami nya selalu khawatir dengan keadaannya.
"Baiklah, Aku akan usahakan pulang cepat malam nanti, karena siang ini Aku akan keluar kota sebentar untuk mengecek perkembangan proyek disana".
Ayyura tersenyum sangat manis, menyambut tangan suami nya untuk ia cium dengan hormat.
"Abang hati-hati ya, Yura nunggu abang dirumah". ucapnya lembut dengan penuh perhatian.
"Baiklah, Abang berangkat dulu ya". ucap Aydeen sembari mengecup balik tangannya Yura.
Ahh .. Ayyura selalu dibuat meleleh oleh suaminya, sudah seminggu ini Aydeen selalu bersikap manis pada istrinya. Menjaga dan merawat Yura dengan sangat baik dan cekatan.
Dengan penuh rasa sabar Aydeen selalu menemani Yura untuk pergi ke Psikiater. Aydeen selalu memberi dukungan dan semangat untuk istrinya itu, agar bisa cepat sembuh dan pulih kembali.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam harinya, Yura telah memakai dress yang dibelikan oleh mommy mertuanya, yang berapa hari lalu datang berkunjung untuk menjenguk dirinya.
Sudah jam 20:00 Aydeen belum juga pulang.
Selama hubungan mereka mulai membaik, biasanya Aydeen selalu pulang tepat waktu, sehabis maghrib Aydeen sudah berada dirumahnya.
Setelah shalat Isya tadi, Ayyura mengambil tasbih digitalnya, diwaktu luang seperti ini Yura selalu mengisinya dengan berzikir dan bershalawat.
"Kenapa Bang Aydeen belum pulang ya"? gumam Ayyura pelan. Dia pun mengambil ponsel pintarnya untuk segera menghubungi Aydeen. Namun tidak juga diangkat oleh suaminya itu. Mungkin sudah dalam perjalanan pikirnya.
Ayyura melepas mukenahnya, Yura mendekat kearah meja riasnya. Dia ingin sedikit berdandan malam ini, untuk Aydeen suaminya. Aydeen memang sudah melihat wajah cantik istrinya itu.
Namun dia belum sempat melihat penampilan Yura sepenuhnya saat tidak mengenakan hijab.
Ayyura telah memantapkan hatinya untuk Aydeen.
Dia juga mulai bisa menerima pernikahan ini secara perlahan. Yura berniat ingin menjalani rumah tangga ini dengan sungguhan tanpa ada surat kontrak dan perjanjian pra nikah seperti sebelum nya.
Dia berusaha membina keluarga yang sakinah, mawaddah, dan juga warahmah bersama suaminya.
Ayyura mulai mengantuk, karena bakda maghrib tadi dirinya, habis meminum beberapa obat pemberian dari Dokter Arini untuk membuat nya lebih cepat pulih dan kembali sehat seperti semula.
Ayyura menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan rasa kantuknya sekarang ini.
Namun lagi-lagi matanya mulai terpejam dengan sendirinya. Efek obat itu cepat sekali jalannya, karena saat ini Yura benar-benar sudah terlelap dengan nyenyak dan teratur.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jam 23:00 ..
Aydeen pulang kerumahnya, dibukanya pintu secara perlahan. Lampu ruangan juga sudah mati semua.
Dia langsung segera menuju kamarnya dilantai atas.
Sebelum pergi kekamarnya, dia berniat ingin melihat dan menyapa istrinya sebentar. Namun Aydeen tersadar bahwa malam sudah begitu larut.
"Ahh .. pasti Ayyura sudah tidur, besok pagi saja Aku melihat nya". gumam Aydeen, lalu pergi masuk kedalam kamar nya.
Selesai mandi Aydeen membaca berkas dan laporan kerjaan nya sebentar. Lalu tiba-tiba dia kepikiran sang istri yang membuatnya khawatir akhir-akhir ini.
"Dia sudah minum obat belum ya? jangan-jangan dia juga belum makan malam, karena menunggu ku yang pulang terlambat malam ini". bisik Aydeen dalam hatinya yang terlihat cemas.
Aydeen bergegas pergi menuju kamarnya Ayyura.
Tok .. tok .. tok ..
"Ayy .. bangun Ayy .. ini Abang".
"Ayyura .. Kamu sudah tidur ya"?
"Sepertinya dia sudah benar-benar tidur nyenyak".
Aydeen pun melangkah kembali kekamarnya.
Ceklek ..
Kamarnya Yura terbuka lebar ..
Saat mendengar seseorang membuka pintu, Aydeen pun kembali lagi ke kamar istrinya dengan cepat.
Dia terbelalak, saat mendapati Yura dengan rambut yang terurai panjang, dibalut Dress rumahan yang panjangnya hanya selutut, yang menampilkan kaki jenjangnya. Kulitnya yang putih dan mulus seperti bayi, tubuh ramping namun padat berisi dibagian tertentu, membuat Aydeen meneguk salivanya.
"Abang .. Abang sudah pulang"? sapa Yura dengan suara khas baru bangun tidur.
"Hmm". Aydeen benar-benar gugup melihat wajah cantiknya Yura malam ini.
"Maaf .. Yura benar-benar mengantuk bang mungkin efek samping obatnya Dokter Arini". cicit Yura pelan.
"Hmm". jawab Aydeen kembali. Ia masih menatap lurus pada wajah sang istri, ia tidak bisa fokus lagi.
"Abang .. iiih kok cuma ham hem aja sih". rengek Yura mode manjanya sudah mulai terlihat.
"Ayy". sahut Aydeen dengan suara seraknya.
"Hmm". balas Yura balik. Dia sebal pada suaminya.
"Ayy mau tidur dikamar Abang"? ajak Aydeen merayu sembari tangannya mulai mengelus pipinya Yura.
Ayyura ikutan gugup saat mendapat sentuhan tiba-tiba yang begitu lembut dari sang suami.
"Tapi"? sela Yura, namun Aydeen sudah lebih dulu menggendong istrinya itu ala bridal style agar masuk kedalam kamarnya Aydeen yang ada disebelah kamarnya Ayyura.
"Abang". sentak Ayyura merasa kaget badannya sudah melayang dan terbang dari tempatnya.
Aydeen menutup dan mengunci pintu kamar nya.
kemudian ia dudukan Ayyura diatas pangkuannya.
"Abang ini .. hmm ini". Yura malu karena tubuhnya sudah sangat dekat dengan tubuh suami nya itu.
Aydeen mulai menatap wajahnya Ayyura puas-puas.
"Ayy Kamu sangat cantik, malam ini". puji Aydeen yang telah membenamkan wajahnya keceruk leher istrinya itu. Ayyura menegang, degupan jantungnya makin menjadi. Ada apa dengannya malam ini.
"Kamu juga wangi? Apa kau sengaja menggodaku malam ini Sayang"? ucap Aydeen dengan suara beratnya. Ayyura tersentak saat Aydeen memanggil dirinya dengan sebutan sayang. Aydeen begitu terpesona dengan penampilan istrinya malam ini.
"Apa? Abang memanggil Yura apa tadi barusan"? ucap Yura kembali ingin memastikan.
"Sayang! kenapa Kau tidak suka, hmm". kata Aydeen dengan sangat lembut, Entah ada apa dengan nya malam ini? Aydeen sendiri tidak mengerti.
"Ayy, kenapa Kau selalu berusaha, menyembunyikan wajah secantik ini dariku? Apa Aku tidak pantas untuk tahu betapa cantiknya istriku selama ini"!
"Maaf .. bang .. Yura gak bermaksud gitu kok". cicit Ayyura pelan, merasa bersalah karena baru kali ini bisa menampilkan dirinya sepenuhnya pada Aydeen.
"Lalu apa alasannya? Apa Aku tidak berhak tahu penampilan istriku yang sesungguhnya"?
"Abang berhak kok". cicit Yura dengan wajah tertunduk begitu merasa bersalah.
Aydeen mengangkat wajah cantik itu, lalu ia tatap dengan begitu intens.
"Apa Kau tidak memberiku izin untuk melihat sisi indah dari dirimu ini Ayy"?
"Abang"! sentak Ayyura.
"Abang suaminya Yura tentu Abang berhak atas semua yang ada di diri Yura, tanpa meminta izin sekalipun, Abang sangat pantas untuk mendapatkan semuanya dari istrinya Abang". lirih Yura yang mulai terisak didalam dada bidang suaminya itu.
Ayyura begitu merasa bersalah pada Aydeen, karena dia baru tahu semua tentang istrinya setelah usia pernikahan mereka 2 bulan.
Bahkan keduanya belum melakukan malam pertama sekalipun, sunggu ini pernikahan yang benar-benar sulit, untuk di katakan secara logika dan kenyataan.
Aydeen menghapus air mata yang jatuh dipipi mulus istrinya itu. Dia elus lembut wajah itu dengan penuh cinta dan perhatian. Aydeen tidak bosan-bosan menatap mata teduh itu, yang selalu berhasil membuat hatinya nyaman dan juga tenang.
"Ayy". panggil Aydeen masih menatap lekat matanya
"Iya Bang". jawab Yura lalu membalas tatapan itu dengan tak kalah intens. Yura bukanlah gadis polos, dia cukup lama tinggal di New York yang dikenal dengan seribu kebebasan disana.
"Boleh"? gumam Aydeen sembari mengelus lembut bibir mungil Ayyura dengan jari jempolnya.
Ayyura yang seolah mengerti kearah mana Aydeen bicara, dengan cepat Yura mengalungkan kedua tangannya pada leher tegap suaminya itu.
Aydeen yang merasa mendapat lampu hijau dari sang empu, langsung mengecup bibir ranumnya Ayyura dengan gerakan begitu lembut, dan juga menuntut. Aydeen pria yang ahli dalam bercinta. Karena itu telah menjadi kebiasaannya sewaktu dirinya dan Malika masih bersama.
semakin kesini akan semakin seru