Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Beberapa hari kemudian setelah pertemuan tanpa sengaja dengan Gracia, Okta sedang berada di perusahaannya dan pada saat dia sedang mengecek berkas dihadapannya dia teringat dengan kejadian kemaren yang bersama Gracia walaupun Okta tidak mengetahui siapa nama gadis itu.
Setelah menyelesaikan semua berkasnya dia bergegas untuk pergi dari kantornya mencari tempat dimana dirinya dan Gracia bertemu.
Dan dia memutuskan untuk masuk kedalam kafe tempat lokasi dirinya dan Gracia bertemu, kemudian Okta menunggu disana. Yang ditunggu tiba ternyata Gracia juga masuk ke dalam kafe itu namun dia hanya membeli kopi kemudian pergi.
Dengan cepat Okta mengejar Gracia dan menghentikannya dengan menahan tangan Gracia dan saat itu juga pada saat Gracia ingin meminum kopinya, kopinya itu terjatuh karena Okta menahan tangan Gracia.
Gracia menengok siapa yang menahan dirinya ternyata itu Okta. "Elo lagi yah, seneng banget bikin masalah sama gw"

"Lah emang gw bikin masalah apa, gw cuman aku ngobrol sama Lo" ucap Okta dengan polosnya
"Tu kopi gw jatoh, ganti rugi" ucap gracia menunjuk kopinya yang jatuh
"Ya elah kopi doang, gw ganti tapi ada syaratnya"
"Apaan sih pake syarat, gw mau ketemu artis gw" ucap gracia yang hendak pergi
"Dih sombong banget" Okta menahan gracia
"Udah cepetan apa syaratnya"
"Lo temenin gw ngobrol" ucap Okta dengan polosnya
"Astaga gw lagi buru-buru malah diajak ngobrol, terserah lo aja deh gw mau ke artis gw nanti dia marah-marah repot lagi" kesal Gracia
"Ehh tunggu gw belum selesai"
Gracia langsung meninggalkan Okta disana dengan langkah kasarnya. Setelah dirinya ditinggal oleh Gracia, Okta langsung membeli kembali kopi yang Gracia beli tadi dan mengikuti dia dari belakang agar Gracia tidak tahu bahwa Okta mengikutinya.
Sampai di studio foto, ternyata Gracia sedang menemani artisnya yang sedang foto model dan ternyata juga artis itu adalah teman SMA Okta yang bernama Steffi.
Tanpa pikir panjang Okta langsung masuk ke dalam studio itu namun dia dihadang oleh bodyguard Steffi.
"Permisi mas mau ngapain yah?" Tanya bodyguard yang menghadang Okta
"Saya mau ketemu teman saya"
"Tidak bisa mas itu privasi mba Steffi tidak boleh diganggu"
"Loh saya temannya kok, kalo ngga percaya tanya aja"
Mendengar pertengkaran kecil itu, Steffi melihat dari pintu masuk ternyata sumbernya berasal dari Okta dan bodyguardnya.
"Ehh mas sebentar yah" ucap Steffi izin pada fotografer
"Iya mba gpp" ucap fotografer sambil mengecek hasil fotonya
Steffi turun dari kursi tempat dia foto kemudian berjalan menuju pintu masuk, melihat itu Gracia menegurnya.
"Ehh mba Steffi ini belum selesai"
"Sebentar doang kok apasih Lo, udah urusin urusannya Lo aja"
Steffi tetap berjalan menuju pintu masuk dan ternyata benar itu Okta, teman SMP nya yang sangat dia rindukan.
"Okta"
Steffi berlari kecil menuju Okta namun kakinya tersandung oleh kabel mengakibatkan Steffi terjatuh, Okta melihat itu langsung menaruhkan bungkusan kopinya dan berlari menuju Steffi dan syukurlah Steffi tidak terjatuh menyentuh keramik studio itu atas pertolongan Okta.
"Lo itu yah ngga berubah" ucap Okta menahan tubuh Steffi yang ingin jatuh
"Hehehe maaf ta, gw kangen sama Lo"
"Ya ngga gitu juga kali santai aja"
"Iya ya"
"Mau gini aja terus apa lo berdiri?" Tanya Okta yang tertindih oleh Steffi
"Ehh sorry"
Okta dan Steffi kembali berdiri dan membenahi diri mereka, setelah itu Okta kembali mengambil bungkusan kopinya tadi yang dia tinggal.
"Ehh kopi buat gw yah" ucap Steffi yang mengira itu untuknya
"Ng... Iya ya buat Lo" Okta dengan gugup
Melihat kopi yang awalnya untuk Gracia, Okta melihat ke arahnya dan merasa tidak enak karena dirinya belum mengganti rugi apa yang dia lakukan.
"Makasih ya"
"I..iya"
"Mba Steffi ayo dilanjutin lagi" ucap fotografer yang ingin melanjutkan pemotretannya
"Ehh iya, ta gw lanjut lagi yah"
"I..iya"
Steffi kembali ke dalam menuju tempatnya berfoto, Okta yang masih merasa tidak enak meminta bodyguard Steffi untuk membelikan kopi yang dia beli barusan.
*
Beberapa menit akhirnya kopinya sudah terbeli namun karena insiden tadi Okta merasa tidak enak juga dirinya langsung memberikan kepada Gracia, dia meminta bodyguard tadi yang membelikannya kopi diberikan kepada Gracia.
"Mas ini kopinya dikasih ke dia yah" pinta Okta
"Siapa mas?" Tanya bodyguard itu
"Itu yang bawa tas sama map" Okta menunjuk ke arah Gracia
"Ohh mba Gracia"
"Iya itu dikasih ya tapi jangan bilang dari saya gitu"
"Ok baik mas, tapi dari siapa mas?"
"Bilang aja tadi pas dia beli kopi ada bonus gitu"
"Ok mas saya kesana dulu"
"Iya"
Bodyguard itu berjalan menuju gracia.
"Misi mba Gracia"
"Ehh iya mas kenapa?" Tanya gracia
"Iya ada kopi buat mba" bodyguard itu memberikan bungkusan kopi yang dari Okta
"Hah buat saya, dari siapa mas?" Tanya gracia menerima bungkusan itu
"Tadi yang jual kopi dekat sini katanya pas mba Gracia beli ada bonus tapi mba Gracia nya langsung pergi" bohongnya bodyguard itu
"Ohh gitu makasih ya mas"
"Iya sama-sama kalo gitu saya permisi dulu"
"Iya mas"

Bodyguard itu kembali lagi menuju tempatnya. Setelah kepergian bodyguard tadi Gracia sedikit mengintip siapa sebenarnya yang memberikannya kopi itu namun dia tidak menemukannya karena dia dipanggil oleh Steffi.
"Gimana mas?"
"Sukses mas" bodyguard itu mengacungkan jempolnya
"Iya makasih ya mas, ini tips buat mas udah bantuin saya" Okta memberikan selembar uang pada bodyguard
"Ehh ngga usah mas" tolak bodyguard itu
"Udah terima aja ini buat bukti makasih saya" ucap Okta memaksa
"Iya mas makasih ya"
"Iya sama-sama kalo gitu saya permisi dulu"
"Iya mas hati-hati"
Okta meninggalkan studio itu, dipikiran Okta dia sudah tau siapa artis yang bersama Gracia dan tempat foto dia sekarang.
*
Keesokan harinya Okta kembali ke tempat studio kemaren namun disana sepi tidak ada orang hanya ada resepsionis saja disana, kemudian Okta menuju resepsionis untuk menanyakan sesuatu.
"Permisi mba, ini ngga ada jadwal pemotretan?" Tanya Okta
"Ohh ngga ada mas, masnya mau pemotretan?" Jawab resepsionis
"Ngga mba gini saya kemaren kesini ada artis bernama Steffi"
"Iya betul mas"
"Saya boleh minta nomer telponnya ngga?"
"Boleh tapi masnya dengan siapa yah atau siapanya mba Steffi"
"Ohh saya teman SMP nya dia mba nama saya Oktavian gitu"
"Ok baik saya carikan kontaknya yah"
"Iya mba"
Resepsionis itu mencari kontaknya Steffi yang pemotretan kemaren.
"Maaf mas saya hanya menemukan nomer asistennya saja, gpp?" Ucap resepsionis itu hanya menemukan kontak asistennya
"Iya mba gpp, boleh saya minta nomernya"
"Ini mas nomernya" resepsionis itu menuliskan nomer itu pada kertas
"085xxxxxxxxx, ok mba makasih ya kalo gitu saya permisi dulu"
"Iya mas sama-sama"
Okta langsung meninggalkan studio foto itu dan menghubungi nomer itu karena dipikiran itu nomer Gracia karena kemarin dia seperti asisten Steffi, Okta langsung menghubungi nomer itu.
"Selamat siang ada yang bisa saya bantu"
"Apakah ini nomer asistennya Priscilia Steffi?"
"Iya betul ada yang bisa saya bantu?"
"Nama kamu Gracia?"
"Maaf saya buka gracia saya Anin, Gracia hanya magang saja"
"Ohh begitu, kalo boleh saya minta nomernya Gracia boleh?"
"Atas dasar apa yah?"
"Ngga kemaren saya ada masalah dengan dia jadi bolehkah saya meminta nomernya?"
"Boleh tidak apa-apa akhir-akhir ini dia sedang ada masalah"
"Iya"
"Sudah saya kirim via chat yah"
"Iya mba sekali lagi makasih ya"
"Iya sama-sama tapi kalo boleh tau nama anda siapa yah?"
"Bilang saja Okta"
"Ok pak Okta"
Okta langsung menutup telponnya dan melihat chat dari Anin. Setelah itu dia langsung menghubungi nomernya Gracia.
"Hai"
***