Cinta Di Waktu Yang Salah

" ayo kita berangkat sekarang." ucap Cici.

Mereka ber 5 menuju karaoke Start. Cici dan teman-temannya itu di sambut oleh karyawan Cici. Raju datang menghampiri kedatangan Cici.

"selamat datang di karaoke kami ibu dan Bapak-bapak." ucap Raju.

"saya sudah booking tempat tadi ya. Atas nama Cici." ucap Cici.

"baik bu,kami sudah mempersiapkan semuanya atas permintaan ibu. Mari saya antar ke room." jawab Raju.

Riki,Elsa dan Barry berjalan di depan. Sedangkan Cici dan Irwan di belakang mereka bertiga. Cici mendekati Raju,ada sesuatu hal yang di sampaikan olehnya.

"Raju,sebentar lagi saya ke ruangan saya. Saya akan periksa semua berkas selama 6 bulan belakang ya. Letakkan di meja ruangan saya." ucap Cici.

"baik bu,saya akan meletakkan di meja ibu. Ada hal yang lain bisa bantu bu?" tanya Raju.

"sudah itu saja. Kamu kembali bekerja sana." perintah Cici.

"Ci,sebaiknya kamu jangan bekerja dulu deh. Nanti yang lain curiga." ucap Irwan.

"tidak lama kok bang. Aku hanya butuh waktu 1 jam saja untuk mengecek laporan 6 bulan ini bang. Selesai makan,aku ke ruangan aku sebentar ya. Abang alihkan saja yang lain." jawab Cici.

Riki,Elsa dan Barry sudah berada di dalam room. sementara Cici dan Irwan masih di luar.

"serius sanggup Cici membayar semua ini?" tanya Barry.

"iya juga ya...! Mana ini room VIP,makanan dan minuman pun sudah di sediakan. Apa mungkin Cici itu orang kaya?" ucap Riki.

Cici dan Irwan masuk ke dalam room. Cici lalu memotong pembicaraan mereka ber 3.

"yang ada kaya orang iya bang. Hahaha....! Tenang saja bang. Ini semua sudah aku bayar barusan. Gaji aku selama kerja di cafe,aku kumpulin bang. Sudah saatnya untuk menikmati gaji aku kan. Yang penting malam ini kita happy bersama." ucap Cici.

"pasti mahal ini Ci? Nanti uang kamu habis loh....!" ucap Barry.

"ssssttt....! Kalau uang aku habis,kan bisa aku cari kerja lagi. Iya kan Irwan." ucap Uci.

"Terserah lo saja deh Ci. Kami berterimakasih sekali sama lo ya Ci. Ternyata lo baik juga orangnya. Wan,tunggu apa lagi lo...!" ucap Riki.

"berisik lo Ki." ucap Irwan.

"tunggu apa lagi,ayo kita makan dulu. Siap makan,baru kita bernyanyi." ucap Cici.

Mereka ber 5 makan bersama.yang lain sibuk makan, Cici mengirim pesan kepada Raju.

"5 menit lagi saya ke ruangan saya." tulis Cici.

Irwan memberi perhatian khusus terhadap Cici.

"sudah jangan main ponsel terus. Ayo di lanjutkan makannya." ucap Irwan.

"hhhmmm...hhmmm...! Sudah mulai nih Ki." ledek Barry.

"pasti dong bro....! Hahaha...." ledek Riki.

"pada kenapa sih kalian? Apa yang sudah mulai? Apa mau mulai karaokean sekarang kalian?" tanya Cici.

"ya elah Ci...! Masa gituan saja tidak tahu kamu Ci." ucap Barry.

"gak jelas banget ih... Bang Barry." jawab Cici.

Cici mencari alasan yang tepat kepada yang lainnya,supaya Cici bisa keluar dari room itu.

"bang,aku keluar sebentar ya. Aku mau nelpon mama aku sebentar saja. Kalian karaokean saja dulu ya. Tunggu sebentar ya bang Irwan." ucap Cici.

"iya... Cepat ya Ci." jawab Irwan.

"iya bang. Kalau kalian mau pesan minuman lagi,pesan saja ya. Nanti pencet saja bel yang ada di dinding." ucap Cici.

"ini sudah cukup kok Ci. Tidak mungkin kami pesan minuman lagi. Nanti habis uang kamu Ci." ucap Barry.

"tenang saja bang. Kalau habis uang aku,aku bisa minta kepada kakak aku. Hahaha..." jawab Cici.

Cici keluar dari room karaoke,dan menuju ruang kerjanya.

"mana laporan selama 6 bulan belakang ini Raju? Apa ada kendala di sini selama saya tidak datang kesini?" ucap Cici.

"kondisi seperti biasa bu. Aman terkendali. Ini laporannya bu." jawab Raju.

"itu saya lihat tadi,ada karyawan baru ya?" tanya Cici.

"iya bu. Soalnya Reni sudah berhenti bekerja karena dia sudah menikah bu." jawab Raju.

"tolong panggil kesini ya karyawan barunya. Saya ingin bicara kepada dia." perintah Cici.

" baik bu." jawab Raju.

Cici mengecek secara detail laporan di karaoke. Raju orang kepercayaan Cici untuk menjaga karaoke miliknya. Cici mengenal Raju sudah cukup lama. Karyawan baru yang bernama Sari masuk ke ruangan Cici.

"permisi bu?" ucap Sari.

"masuk..!" jawab Cici.

"Raju,ini pengeluaran buat apa ya? Kamu silahkan duduk." ucap Cici.

"memperbaiki toilet bu. Itu sudah saya letakkan buktinya bu." jawab Raju.

"ok...! Oh... Iya! Siapa nama kamu?" tanya Cici.

"nama saya Sari bu." jawab Sari.

"sudah berapa lama kamu bekerja disini?" tanya Cici.

"sudah 3 bulan bu." jawab Sari.

"Kamu tahu peraturan di sini?" tanya Cici.

"iya saya tahu bu." jawab Sari.

"terus,sekarang kamu tahu apa kesalahan kamu?" tanya Cici kembali.

"kesalahan apa ya bu? Saya tidak tahu bu." jawab Sari.

"disaat saya dan trman-teman saya datang tadi,kamu ada di depan juga kan?" ucap Cici.

"iya bu." jawab Sari.

"apa seperti itu caranya kamu menyambut tamu? Tidak ada ramah sama sekali. Sudah saya bilang berulang kali ya Raju, sampaikan kepada karyawan,jika ada tamu yang datang itu sambut dengan ramah. Dan harus senyum. Kenapa kamu cemberut saja tadi saya perhatikan?" ucap Cici.

"maaf saya salah bu. Soalnya saya sedang ada masalah di rumah." jawab Sari.

"semua orang pasti ada masalah. Bukan kamu saja. Kamu itu harus pintar-pintar menyampingkan masalah di rumah dan di tempat kerja ya. Kamu saya tidak ada masalah? Ada...! Tetapi di saat di tempat kerja,saya harus fokus. Raju juga pasti ada masalah di rumah. Tapi lihatlah dia di tempat kerja bagaimana? Fokus bekerja dia kan..! Jadi jangan jadikan itu alasan lagi. Paham kamu." jelas Cici.

"paham bu. Sekali lagi saya minta maaf bu." ucap Sari.

"untuk kali ini saya maafkan kamu. Sekarang kamu kembali bekerja ya. Saya ingin bicara sama Raju." perintah Cici.

Sari keluar dari ruangan Cici. Tinggal lah Raju di ruangan Cici.

"raju,kenapa tidak kamu keluarkan bonus buat karyawan? Kamu kan sudah sangat paham peraturan disini. 6 bulan sekali keluarkan bonus buat karyawan. Ini apa? Tidak ada kamu keluarkan." ucap Cici.

"saya menunggu perintah dari ibu." jawab Raju.

"kenapa harus menunggu perintah dari saya sih. Saya sudah percaya sama kamu. Malam ini juga kamu bagikan bonus buat karyawan ya. Suruh karyawan mengantarkan minuman 3 botol ke teman-teman saya. Ini sudah saya periksa semuanya,dan sudah saya tanda tangani semua." ucap Cici.

"apa ibu mau minum juga?" tanya Raju.

"iya...! Saya lagi pusing. Antarkan minuman ya." perintah Cici.

"baik bu. Saya sampaikan ke karyawan ya bu." ucap Raju

Raju keluar dari ruangan Cici dan meminta karyawan yang bernama Tara untuk mengantar minuman yang di minta oleh Cici.

"tara,tolong antarkan minuman ini ke room VIP ya." perintah Raju.

"baik pak." jawab Tara.

Tara membuka pintu room karaoke,dan meletakkan minuman di meja.

"ini siapa yang pesan mas?" tanya Riki.

"saya hanya di perintahkan untuk mengantarkan minuman ini saja pak. Permisi pak." jawab Tara.

"apa Cici yang pesan ya? Ada-ada saja Cici. Wan,lo bilang lah sama Cici,jangan terlalu royal seperti ini." ucap Riki.

"percuma saja gue larang,ujung-ujungnya apa? Lo lihat sendiri kan. Kita tidak ada pesan minuman,tiba-tiba saja datang minuman." jawab Irwan.

Raju kembali ke ruangan Cici.

"sudah diantar minuman yang ibu pesan tadi bu." ucap Raju.

"Terimakasih ya. Sekarang tugas kamu,keluarkan bonus buat karyawan ya. Saya mau kembali ke room. Kamu jaga karaoke ini baik-baik ya. Jangan sampai mengecewakan saya." ucap Cici.

"siap bu. Saya tidak akan mengecewakan Ibu." jawab Raju.

Cici kembali ke room VIP untuk bergabung dengan yang lain.

"Maaf sudah menunggu lama ya semuanya." ucap Cici.

"ini lo yang pesan minuman Ci?" tanya Riki.

"iya bang. Kenapa belum di minum sih? Ya sudah sini... Biar aku yang buka ya. Ayo kita minum." jawab Cici.

Akhirnya yang lain nurut dengan Cici. Mereka bernyanyi sambil minum. Elsa sudah tidak sadar,karena Elsa minum terlalu banyak. Begitu juga dengan Barry. Dia sudah tertepar di sofa.

Cici masih saja bernyanyi sambil memegang minuman.

"sudah minumnya itu Ci. Jangan banyak-banyak." ucap Irwan.

"aku masih sanggup kok bang." Jawab Cici mengeluarkan air mata.

Riki merasa mual dan berlari ke toilet. Riki muntah-muntah di toilet. Irwan berusaha mencegah Cici untuk minum. Cici tetap saja membantah perkataan Irwan.

"sudah cukup ya minumnya. Lihat yang lain sudah terkapar begitu. Kenapa kamu menangis?" ucap Irwan.

"aku menangisin diri aku sendiri. Apa yang sudah aku perbuat selama ini? Kenapa aku selalu bertemu dengan pria brengsek terus. Huhuhu..." ucap Cici.

Irwan memeluk Cici supaya Cici tenang. Cici terus memukul Irwan untuk pelampiasan amarahnya.

"kamu tenang ya. Disini masih ada aku kok." ucap Irwan.

Dengan spontan,Irwan mencium bibir sexy Cici. Disaat mereka berdua berciuman,Riki masuk ke room kembali. Cici dan Irwan tidak mendengar suara pintu,karena musiknya terlalu kencang.

"sudah apa belum?" ucap Riki.

Cici mendorong Irwan dan menghapus air matanya.

"eh bang...!" ucap Cici gugup.

"kok tidak kedengaran lo masuk Ki?" tanya Irwan.

"musik sekeras itu,mana lah dengar. Di tambah lagi kalian asik ciuman. Hahhhh.... Dasar. Cewek gue sudah tepar lagi. Mana kita kesininya pakai motor. Barry pun sudah teler juga." jawab Riki.

"apa kita balik sekarang saja? Biar Elsa dan bang Barry di antar pakai mobil saja. Aku tanya ke karyawan sini dulu ya bang." ucap Cici.

Cici minta tolong kepada Raju untuk mengantarkan teman-temannya kembali ke kost.

"Raju,siap kan mobil ya. Antarkan teman-teman saya ke kost. Dan saya butuh 2 orang untuk bawakan motor teman saya." perintah Cici.

"siap bu,akan kami siapkan segera." jawab Raju.