NovelToon NovelToon
Lonceng Cinta

Lonceng Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Slice of Life
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Alya harus menjalani kehidupan yang penuh dengan luka . Jatuh Bangun menjalani kehidupan rumah tangga, dengan Zain sang suami yang sangat berbeda dengan dirinya. Mampukah Alya untuk berdiri tegak di dalam pernikahan yang rumit dan penuh luka itu? Atau apakah ia bisa membuat Zain jatuh hati padanya?

Penasaran dengan cerita nya yuk langsung aja kita baca....

yuk ramaikan....

Update setiap hari....

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gife, vote and komen ya...

Buat yang sudah baca lanjut terus , jangan nunggu tamat dulu baru lanjut. Dan buat yang belum ayo buruan segera merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....

Selamat membaca....

Semoga suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"Cctv di ruangan ini mati, Pak," ujarnya.

Ayu membesarkan pupil matanya, lalu membawa lirikan matanya ke arah Yudi. Pria itu langsung memasang ekspresi wajah sedih, seakan-akan ia tak tahu apa-apa. Alya merasa tubuhnya bergetar hebat, semuanya terjadi begitu saja.

Sekuat tenaga ia berteriak dan mencoba kabur, ia hampir saja dinodai oleh pria itu. Manik matanya bergerak lemah menuju ke arah jendela, ada banyak sekali para pekerja yang berkerumun. Hanya untuk mencuri dengar apa yang sedang terjadi di ruangan itu, kepala Alya tertunduk perlahan. Air matanya mengalir deras, jika bukan karena kedatangan Ayu.

Sudah pasti Alya tidak akan pernah lagi bisa mengangkat kepalanya, suara pertengkaran antara Ayu yang membela dirinya. Dan suara pria mesum itu tak terdengar, Alya menutup kedua daun telinganya.

KLIK!

Pintu terbuka dengan tiba-tiba, Zain melangkah lebar masuk ke dalam ruangan. Diikuti oleh asisten pribadinya, dan sekretarisnya. Langkah kaki Zain tampak terburu-buru, pintu yang terbuka lebar dibiarkan begitu saja.

"Eh! Sampai Pak Presdir turun tangan."

"Aku jadi penasaran gimana kasus ini akan diselesaikan."

"Aku baru kali ini bisa melihat Pak Presdir kita yang tampan itu turun."

"Gila, Pak Presdir sekeren itu."

Samar-samar orang-orang di luar sana mulai ribut, Yudi tersenyum lebar mendapati sang bos. Pasti sang bos akan membela dirinya, mengingat ia adalah petinggi kantor. Kehilangan satu orang pekerja di sana tidak akan pernah masalah, toh, posisi gadis cs itu tidak, lah penting.

"Bagus! Ada Pak Presdir. Kita akan melihat siapa yang benar dan yang salah, Pak Presdir saya-"

BUG! BRUK! KYAT!

Satu kata yang bisa mewakili apa yang terjadi di sana, kala tinju Zain melayang keras pada rahang Yudi. Membuat pria paruh baya itu tersungkur, orang-orang berteriak keras. Apalagi jeritan para pekerja wanita yang melihat bagaimana aksi sang bos besar, menghantam kerasnya rahang pria mesum itu.

Zain menindih tubuh Yudi, melayangkan setiap pukulan di rahang pria paruh baya itu. Urat lehernya mencuat, wajah putih itu sontak saja merah.

"Sudah, Pak! Sudah!"

"Cepat lerai!"

"Gila!"

"Tutup pintu! Cepat!"

Suara kepanikan di sana, kelopak mata Alya yang basah terbuka perlahan. Kedua tangan yang mengatup daun telinganya dibuka perlahan, sampai mata Alya dapat melihat dengan jelas. Zain yang coba dipisahkan dari tubuh Yudi, wajah pria paruh baya itu tampak begitu parah. Alya bangkit terburu-buru, mendekati Zain. Membiarkan jaket kulit milik Ayu tergeletak di lantai, demi menahan kemarahan sang suami.

"Lepaskan! Pria brengsek ini, harus aku hajar!" Zain meronta-ronta kala ditarik oleh tiga orang pria.

Alya setengah berlarian, memeluk erat tubuh Zain dari depan. Deru napas Zain memburu, matanya menatap nyalang ke arah Yudi. Alya mengeleng kuat, sontak saja orang-orang di sana dibuat terkejut dengan tindakan Alya yang dinilai begitu lancang.

Memeluk atasan mereka secara tiba-tiba, Zain dapat merasakan bagaimana hebatnya tubuh sang istri bergetar ketakutan.

"Sudah, Mas," gumam Alya terdengar lemah.

Zain dapat merasakan baju kemeja depannya basah, ia menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya kasar. Mengatup kedua matanya, menekan emosinya. Zain melepas pelukan Alya, tangannya bergerak melepaskan jas hitam. Memakaikan pada tubuh Alya, mengancingkan bagian depannya.

Ayu terdiam, melihat adegan di depan matanya. Tubuh Zain membungkuk, sebelum kepalanya menengadah.

"Naik, sebelum aku kembali harus menuntaskan emosiku pada pria sialan itu," Zain terdengar serak.

Alya menuruti perintah sang suami, Zain bangkit secara perlahan. Lalu melirik ke arah asisten pribadinya, pria itu mendapatkan tatapan tajam dari Zain dan mengangguk.

"Saya akan membereskan masalah ini, Pak Presdir," ujarnya yang tahu maksud dari tatapan sang bos besar.

Zain melangkah menuju pintu yang ditutup, dengan cepat pria bertubuh tegap itu membuka pintu. Kini tak hanya orang-orang yang berhasil mengintip di balik kaca, yang terbelalak.

Para pegawai wanita dan lelaki tampak terkejut melihat bos besar mereka tengah mengendong, seorang gadis pekerja cs di punggung. Melangkah melewati mereka, dengan sekretaris yang setengah berlarian menyusul.

Zain meninggalkan rapat penting dengan kliennya, hanya untuk kembali ke kantor mendengar keributan. Yang menyeret nama Alya, dengan pria paruh baya yang lebih pantas menjadi sosok ayah.

Alya menyelusup wajahnya untuk bersembunyi di balik punggung Zain, rasa nyaman dan aman menyelimuti hati Alya saat ini. Perlahan-lahan embusan napasnya mulai teratur, Alya benar-benar trauma dengan kejadian tadi.

"Mobil sudah disiapkan di depan lobi, Pak. Dan supir pribadi Pak Presdir pun juga sudah ada di sana." Rania menjelaskan kalau ia sudah menyiapkan mobil untuk membawa Zain dan Alya.

Entah ke rumah sakit, atau ke mana. Yang kelas Rania ditugaskan untuk menyiapkan mobil oleh asisten pribadi sang bos, Zain mempercepat langkah kakinya. Keluar dari arah pintu lobi, perusahaan. Ia berhenti mendadak membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Rania.

"Katakan pada Jay untuk menghubungi pengacaraku, minta semua orang yang terlibat untuk diintrogasi. Masukan laporan pengaduan pelecehan pada pihak berwajib," titahnya dengan tegas.

Rania mengangguk cepat.

"Baik, Pak! Saya akan langsung memprosesnya," jawabnya.

Zain membalikkan tubuhnya kembali, melangkah mendekat mobil yang sudah menunggu.

.

.

.

"Aku gak apa-apa, kok, Mas," ujar Alya terdengar lemah.

Zain mendesah kasar, untuk kali pertama Alya dibiarkan naik ke atas ranjang milik Zain. Berbaring dengan keadaan yang tampak pucat, Zain cukup cepat tanggap dalam menyikapi masalah.

Mengamankan barang bukti terlebih dahulu, membawa sang istri untuk visum. Sebelum membawa pulang, ketika pasangan suami-isteri ini sampai di rumah. Ia dikejutkan dengan sang ayah yang menunggu di teras rumah, dengan ekspresi wajah campur aduk.

Terlihat marah, dan khawatir secara bersamaan menjadi satu. Usman ingin bertanya apa yang terjadi lebih jelas pada sang putra, akan tetapi melihat kondisi menantunya yang terlihat tak baik-baik saja. Usman menahan keinginannya untuk bertanya, dan membiarkan keduanya masuk ke dalam kamar.

"Dahimu terus berkeringat dingin sedari tadi," tukas Zain terdengar gusar.

Kedua sisi bibir Alya ditarik ke atas, dan menjawab, "Mas tenang saja, aku baru saja selesai minum obat. Rasanya kedua mataku berat sekali, aku istirahat sebentar ya, Mas. Nanti selesai azan berkumandang, bisa tolong bangunkan aku untuk salat."

Zain membuka bibirnya, melihat kelopak mata Alya terkatup perlahan. Ia mengurungkan niatnya, sedikit membungkuk. Menarik selimut tebal sampai ke dada sang istri, lalu mengatur AC. Sebelum melangkah keluar dari kamar, kala pintu dibuka. Sang ayah tampak mondar-mandir di depan pintu, entah sejak kapan.

"Eh, Zain!" Usman menghentikan kegiatannya kala melihat sang putra keluar dari kamar.

"Iya, Pa," sahut Zain pelan.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Usman pada akhirnya meluncur.

Zain mendesah kasar. "Kita bicara di ruangan kerjaku saja, Pa."

Usman mengangguk, keduanya melangkah bersisian menuju ruangan kerja Zain.

.

1
Annisa Rahman
Mari mari yuk mampir kesini ditinggu kedatangannya
bolu
selama baca dari chapter 1-22 jalan ceritanya sangat bagus dan fresh, tolong secepatnya update chapter ya kak ✨🌼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!