Dicintai Pria Psikopat

Setelah menunggu beberapa hari akhirnya Lucky bisa melihat perubahan wajahnya. Dokter Seojin pun selalu memantau perkembangan perubahan pada pasiennya. Begitu pun om Ali yang terkadang menghubungi sang ponakan untuk memastikan dirinya baik-baik saja.

"selamat pagi Luc, gimana hari ini sudah siap. Ujar dokter Seojin"

"pagi juga dok, saya siap sekali dok, jawab Lucky penuh dengan semangat"

"wah semangat sekali anda ya hehe"

"sekarang kamu duduk dan pejamkan matamu karna kami mau membuka hasil akhirnya, ungkap Dokter Seojin"

Lucky pun melaksanakan perintah dokter Seojin dengan patuh.

Dokter Seojin pun mengambil peralatannya untuk membuka balutan yang menutupin wajahnya. Tak jauh dari dokter berada ada suster untuk membantu membuka perban pasiennya. Setelah selesai Lucky yang sedang menutup ke dua matanya untuk membuka perlahan mata nya agar tak kaget atau merasakan sakit di daerah kelopak matanya.

Dokter Seojin pun yang memegang cermin tersenyum puas dengan hasil akhir yang ia buat.

"siap Luc, buka perlahan-lahan mata nya ya agar tak merasakan sakit dan tidak kaget dengan hasil akhirnya."

Lucky yang perlahan - lahan membuka matanya, setelah mata terbuka sempurna ia melihat ke depan hanya ada cermin yang di pegang dokter Seojin.

Betapa terkejutnya ia karna hasil yang ia minta lebih dari apa yang ia harapkan.

"ini saya dok, ungkapnya (sambil memegangi wajah yang sudah di ubah oleh dokter Seojin)"

"benar ini anda Luc. Gimana hasilnya apakah ada yang kurang atau bagaimana"

"ini sangat bagus sekali dok, jauh dari apa yang saya harapkan. Ternyata om Ali gak salah memilih dokter hehe (sambil tersenyum puas dengan hasilnya)"

"bagus kalau kamu merasa puas, ingat pesan saya ya untuk menjaga pola makan dan rutin menggunakan krim yang saya berikan. (Lucky menggangguk) Kalau begitu saya pamit karna masih ada pasien yang akan saya bedah"

"baik dok, terimakasih"

Dokter Seojin keluar ruangan Lucky dengan rasa bangga sebab pasiennya puas dengan hasil yang ia buat.

Begitupun dengan Lucky yang memandangi wajahnya sambil tersenyum.

"Kalau begini tak ada yang mengenali diriku apa lagi Celine dan keluarganya. Jadi aku bisa mendekati Celine dengan versi yang berbeda hehehe, ungkapnya di depan cermin"

Tiba-tiba versi kebaikan dalam diri Lucky keluar karna sudah sejak lama ia terjebak di dalam tubuh Lucky karna keegoisan dan keserakahan hati yang tinggi.

"Ingat Luc, gak selamanya yang kamu mau membuat orang lain senang. Dan jangan berbangga hati dulu sebab sepandai - pandainya tupai melompat akhirnya ketahuan juga begitupun dengan bangkai akan tercium bau busuknya, ujar Iky"

"Diam kau Iky, kau tak berhak berbicara seperti itu. Kau akan aku musnah kan agar tak mengganggu rencanaku, jawab Lucky berapi - api."

Suster yang lewat dari ruangan Lucky kaget dengan sikap yang di utarakannya. Dan ia tak jadi masuk untuk memberi tahu kalau ia sudah diperbolehkan pulang. Ia akan balik lagi jika situasi sudah aman. Karna ia tau seorang Lucky sangat berbahaya kalau sedang marah.

Iky pun tak bisa berbuat banyak, ia pun menghilang dari pikiran Lucky. Lucky yang terbebas dari rasa sakit karna munculnya Iky membuat ia puas.

Ia akan mengubah identitasnya agar tak ada yang mengetahui siapa sebenarnya dirinya.

"aku akan mengubah identitasku dan aku akan memberi nama Bayu Satri haha ia Bayu Satria sepertinya cocok dengan wajahku yang tampan ini, ungkapnya masih berbicara sendiri di depan cermin"

Setelah puas memandangi wajah baru nya ,lucky kedatengan seseorang yang tak lain adalah suster yang tadi mau masuk tapi tak jadi.

tok tok tok

"permisi pak, ujar suster Cein (sambil mendorong pintu dan masuk ke dalam) begini pak saya hanya memberi tahu kalau hari ini bapak sudah bisa pulang dan jangan lupa pesan dokter Seojin (sambil memberikan resep obat untuk memulihkan sel- sel yang ada dalam tubuhnya)"

"baiklah sus, terimakasih"

Setelah Lucky membereskan barang - barangnya ia pun bergegas ke hotel untuk menginap 1 hari lagi di negara ini dan mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi di Indo*** pastinya. Om Ali yang mendapat kabar dari dokter Seojin bahwa keponakannya dan sudah di perbolehkan pulang sangat senang sebab ia tak lagi repot mengurusi keponakannya yang satu ini.

Padahal dari om Ali memberi perhatian kepada Lucky sebenarnya ia sayang tapi karna sikap dan tingkah Lucky ia sedikit menjaga jarak dengan keponakan satu ini.

Lucky yang dapat telpon dari sebrang sana langsung mengangkat, sebab telpon tersebut sudah mengubah dirinya menjadi manusia baru.

"Hallo ya om ada apa"

"Gimana operasimu berjalan dengan lancarkan, ungkap om Ali."

Padahal ia tau dari dokter Seojin kalau operasinya berjalan sukses dan kini Lucky pun sudah di perbolehkan pulang.

"Lancar sekali om, bahkan hasilnya sangat membuat ku puas. Makasih om sudah bantu aku untuk menginginkan apa yang aku mau."

"Baguslah kalau hasilnya memuaskan. Ok kalau begitu beristirahatlah kamu jangan lupa rekening om yang om pinjamkan kepadamu. Soalnya om juga perlu rekeningnya."

"Baiklah om, esok aku sudah balik ke Indo*** sekalian aku mau buat identitas baruku. Dan om jangan lagi memanggil namaku dengan sebutan Lucky tapi Bayu Satria"

Om Ali yang disebrang sana hanya menggeleng kepala dengan kelakuan ponakannya.

"Baiklah, ya sudah om tutup dulu"

Setelah telpon berakhir Lucky beristirahat dan tak lupa ia memesan tiket untuk kepulangan esok. ia pun sudah berubah identitasnya di negara tersebut tinggal identitas di tanah airnya yang belum.

***

KEMBALI KE CERITA AWAL

Di mana mama Dinda dan Celine sudah berada di rumah nya untuk meluruskan badannya yang telah letih seharian beraktifitas. Celine yang sudah mulai berhijab melaksanakan tugasnya sebagai seorang muslim tak lupa ia pun berdoa memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk menjauhkan keluarga nya dari orang-orang munafik dan manusia yang menyerupai setan.

Pagi harinya Salsa sudah ada di rumah Celine untuk melaksanakan tugas KKN nya. Ia bermaksud untuk pergi bareng dengan Celine.

"Assalamualaikum semua, ucap Salsa pada penghuni rumah Celine"

"Walaikumsalam, cepat banget lo datengnya, ujar Celine"

"Ya sekalian sarapan disini soalnya gue sarapan di rumah sepi banget. nyokap dan bokap gue sudah pergi keluar kota lagi, ujarnya dengan sedih"

"ya sudah dech gue izini buat sahabat gue ini (sambil merangkul Salsa dan menuju ke meja makan)"

"Ma ada tamu yang minta makan ne ma, ucap Celine pada mama Dinda"

Dinda melihat siapa yang datang hanya tersenyum hangat. Ia sudah menganggap Salsa seperti anaknya sendiri.

"Ayo Sa duduk ambil sendiri makannya ya jangan malu-malu anggap aja rumah sendiri."

Salsa yang mendapat lampu hijau langsung duduk dan memakan apa saja yang ada di sana, kelakuannya itu membuat keluarga Celine sampai menggeleng kepala.