NovelToon NovelToon
Happy Story

Happy Story

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Murni
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Riska Darmelia

Karya ini berisi kumpulan cerpenku yang bertema dewasa, tapi bukan tentang konten sensitif. Hanya temanya yang dewasa. Kata 'Happy' pada judul bisa berarti beragam dalam pengartian. Bisa satir, ironis mau pun benar-benar happy ending. Yah, aku hanya berharap kalian akan menikmatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riska Darmelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Sama part 1.

Aku berselingkuh untuk membuat pacarku tahu rasa. Aku ingin dia paham bagaimana rasanya melihat pasangannya jalan dengan laki-laki lain. Rasanya aku sudah mempersiapkan diriku sepenuhnya untuk melakukan perselingkuhan ini tapi aku tidak menyangka laki-laki yang kujadikan pasangan selingkuh akan berbuat seberani ini kepadaku.

Dia menciumku di momen pertama kami makan malam sekaligus jalan bersama!

Sial! Seharusnya aku tahu orang yang terima saja di jadikan pasangan selingkuhan pasti punya niat terselubung. Mungkin di matanya aku adalah perempuan murahan karena mengajaknya jalan duluan, padahal pacarku adalah teman sekelasnya.

Sial! Aku bahkan belum pernah berciuman! Tidak akan ada yang menolongku! Siapa yang akan melihat kejadian di mobil berkaca gelap ini?

Saat bibirnya akhirnya melepas bibirku, aku masih belum berhasil mendorong tubuhnya menjauhi tubuhku. Lengannya memeluk tubuhku seperti benda solit yang memenjarakanku. Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku menyadari betapa jauhnya perbandingan kekuatan laki-laki di banding perempuan.

“Kenapa? Takut?”tanyanya, terdengar lembut sekali, seolah-olah ingin berkata kalau dia bukan ancaman. “Kamu manfaatin aku, sebagai gantinya aku boleh dong minjam bibir kamu sebagai bayarannya. Aku nggak ngerusak kamu. Nggak akan pernah lebih dari ini,”jelasnya padaku yang hanya bisa diam.

“Kamu udah biasa kayak gini ke cewek?”tanyaku dengan tubuh gemetar. Situasi ini adalah kondisi paling mengancam sepanjang hidupku. Aku tidak bisa berpikir jernih lagi. Gaya pacaranku jauh dari kontak fisik. Karena itulah aku tidak suka dengan gaya Revan dalam memperlakukanku.

“Ya gitu deh. Rata-rata mereka nggak ngelawan. Cuma ada 2 cewek yang ngelawan waktu kucium. Kamu dan Nania.”

Nania? “Nania si kutu buku di kelasku?”

“Iya. She is a sweet smile girl. I love that smile very much.”

Nania si penyendiri yang selalu sibuk dengan tulisannya itu? Kenapa dia bisa kencan dengan Revan yang sangat populer? “Kenapa kamu mau kencan sama Nania?”

“Karena aku suka dia. Itu aja alasannya.”

Sulit untuk dipercaya.

“Dan juga karena dia nulis romance dewasa yang gaya bahasanya pakai hati banget. Walau pun gaya bahasanya merangsang, saat baca kisah yang dia tulis, kelihatan banget kalau dia orang yang berhati hangat. Karya mencerminkan kepribadian seseorang, kan?”sambungnya.

Aku hanya bisa diam. Aku tidak paham karya sastra sama sekali.

“Aku nggak nyangka akan jadi orang pertama yang dia tampar,”sambungnya lagi.

“Dia bilang gitu?”

“Ya, dia bilang dia baru pertama kali nampar orang dan orang itu adalah aku. Good memory.”

Aku semakin bingung. “Ditampar itu good memory, ya?” Revan orang aneh.

Revan tertawa, entah kenapa. “I love Nania very much cause of that. Dia ternyata nggak selemah yang aku kira. Bingung juga ngejelasin alasannya. Tapi tamparan itu bikin aku mikir dia punya kepribadian yang bagus. Itu aja.”

Menurutku Revan sakit jiwa karena dia suka dikasari. Tapi aku diam, tidak berkomentar apa-apa. Revan sepertinya suka bercerita. Aku mungkin bisa membujuknya untuk melepaskanku kalau menurutnya aku bisa diajak bicara. Walau aku merasa teoriku untuk membebaskan diri sedikit aneh, aku tetap akan mencobanya karena tidak punya ide lain.

“Menurut kamu hubungan kita akan melangkah lebih jauh lagi?”tanyanya sebelum aku sempat bicara.

“Nggak,”jawabku tegas.

“Kalo gitu buat apa kamu selingkuh?”tanyanya.

Aku tentu saja tidak bisa berkata jujur dengan mengaku kalau aku ingin membalas pacarku. Aku pikir saat ini bohong adalah pilihan terbaik. “Aku pengen nguji rumor tentang kamu aja. Katanya kamu bisa dimatrein,”jawabku.

Rumor itu bukan karanganku. Revan yang terkenal karena wajah tampannya ini juga terkenal berdompet tebal. Jumlah uang di dompetnya selain yang ada di kartu-kartunya, tidak main-main. Makanya dia jadi sasaran empuk untuk diporoti. Steak yang kumakan malam ini saja dia yang bayar, padahal aku sudah berkata kalau aku bisa bayar sendiri. Katanya, “Aku yang ngajak jalan, jadi aku yang bayar.”

Gentle sekali.

Revan tertawa kecil. “Bukan buat bikin pacar kamu cemburu?”

Aku cuma bisa diam. Dia tahu dari mana? Rasanya aku harus jujur karena sudah ketahuan bohong. “Iya. Kamu benar. Tau dari mana?”

“Aku baca chat di HP-mu waktu kamu ke WC tadi. Chat sama teman kamu yang namanya Shinta.”

Aku meringis dalam hati. Ternyata karena keteledoranku sendiri. Aku jadi semakin muak dengan pelukan dari Revan, tapi dia tidak kunjung melepas pelukannya dariku walau aku sudah mendorongnya berkali-kali. “Lepas,”mohonku setengah frustasi.

“Jelasin dulu alasan kamu selingkuh sama aku. Setauku pacarmu orang yang baik. Kenapa tega?”

“Dia selingkuh!”kataku dengan suara keras. “Kami udah 2 tahun lebih pacaran dan dia selingkuh sekarang, saat kami udah kelas 12 dan harus konsentrasi buat UN.”

“Pasti nyebelin banget, ya?”tanya Revan.

“Pastinya! Kalo nggak kesel, ngapain aku bales selingkuh!”omelku.

“Bukannya karena kamu selingkuh malah bikin dia punya alasan buat mutusin kamu?”

Aku mendesah karena baru menyadari hal itu. Rasanya Revan ada benarnya. Aku tidak pernah terpikir soal putus.

“Kalo memang masih ingin bertahan, seharusnya kamu omongin sama dia. Minimalnya kamu harus nanya dia pilih kamu atau cewek yang jadi selingkuhannya itu,”kata Revan.

Aku tidak menjawab. Pikiranku teralihkan pada Revan yang mendadak diam dan menatap lurus ke depan. Aku ikut menatap ke luar jendela depan mobil, mencoba menikmati pemandangan malam.

“Liat deh pasangan yang lagi becanda di atas motor di depan kita,”kata Revan.

“Mereka kenapa?”

“Seru, ya kalo hubungan kita bisa kayak gitu.”

Aku tertawa. Apa yang dia harapkan dariku?

“Waktu jalan sama Nania aku mikir kalo aku bakalan kayak gitu, loh. Eh, nggak taunya malah putus.” Revan menoleh padaku. “Mau gantiin Nania, nggak?”

“Nggak, deh. Kamu sebenernya mikir apaan sih? Kan kamu tau kalo aku cuma butuh kamu buat bikin pacarku cemburu. Nggak mungkin rasanya serius sampai seakrab pasangan di depan kita.”

Revan mendesah. “Aku capek dimainin terus sama cewek. Kadang aku mikir apa bagusnya di incar banyak cewek tapi nggak punya seseorang yang pas di hati. Aku mulai benci hidup kayak gini.”

Revan terdengar seperti seseorang yang sedang kesepian. “Kamu nggak punya teman?”

“Kenapa kamu nanya kayak gitu?”

“Kamu kedengeran kayak orang yang lagi kesepian.”

Revan tersenyum, tapi senyumnya terlihat sedih. “Aku punya banyak temen jalan. Kebanyakannya cewek. Tapi aku nggak bisa klop sama mereka. Kalo ngobrol pun cuma sekedar basa-basi. Kami nggak bisa nyatuin pikiran. Aku sering salah kalo udah ngomong dari hati ke hati sama mereka semua, jadi cuma bisa pasrah.”

Aku tidak bisa berkomentar. Aku tidak tahu bicara dari hati ke hati itu jenis pembicaraan yang bagai mana. Rasanya lebih baik aku diam.

“Kamu mau pulang sekarang?”tanya Revan setelah kami diam cukup lama di dalam mobil.

Aku mengangguk. Rencanaku untuk selingkuh sepertinya gagal total.

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 menuju Hiatus
Hai ka.....
gabung di cmb yu....
untuk belajar menulis bareng...
caranya mudah cukup kaka follow akun ak ini
maka br bs ak undang kaka di gc Cbm ku thank you ka
Riska Darmelia
〤twinkle゛
Terima kasih sudah menghibur! 😊
Riska Darmelia: sama-sama/Smile/
total 1 replies
Tiểu long nữ
Suka dengan gaya penulisnya
Riska Darmelia: makasih.
total 1 replies
🍧·🍨Kem tình yêu
Nggak kebayang akhirnya. 🤔
Riska Darmelia: terima kasih karena sudah membaca.😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!