NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pria Amnesia

Terpaksa Menikahi Pria Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Paksa / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Inara dipaksa untuk menjadi istri ketiga dari pria berusia 45 tahun. Untuk menghindari pernikahan itu, Inara terpaksa menikah dengan pria asing yang sempat ia selamatkan beberapa hari yang lalu.

Tidak ada cinta di dalam pernikahan mereka. Pria tersebut bahkan tidak mengingat siapa dirinya yang tiba-tiba saja terbangun di tempat asing usai mengalami kecelakaan tragis. Meskipun Inara terlepas dari jeratan pria tua yang memaksanya menjadi istri ketiga, tapi wanita itu dihadapkan pada masalah besar yang tengah menantinya di depan.

Siapakah pria asing tersebut sebenarnya? Benarkah ia amnesia atau hanya berpura-pura bodoh demi menghindari masalah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Tubuh Inara seketika menggeliat, lutut wanita itu bahkan tanpa sadar menyentuh junior milik Johan membuat pria itu seketika memejamkan kedua matanya seraya menahan gejolak aneh yang tiba-tiba saja mengusik relung jiwanya. Ya, hasraat seorang Johan tiba-tiba saja naik ke permukaan. Celana dalam yang ia kenakan pun tiba-tiba saja menyempit dan terasa sesak karena sang junior tiba-tiba saja berontak.

"Huaaa!" seru Inara seketika merentangkan kedua tangannya lebar-lebar masih dengan kedua mata terpejam. "Tidurku nyenyak banget."

Setelah puas melenturkan otot-ototnya yang sempat menegang, wanita itu kembali menurunkan telapak tangannya tepat di atas si junior yang sudah mulai mengeras kencang. Inara tiba-tiba saja meremas benda tersebut seraya membuka kedua matanya merasa ada yang aneh dengan benda yang sedang ia genggam.

"Haaaa!" teriak Inara sontak duduk tegak.

Sementara Johan yang sedari tadi berpura-pura tidak terjadi apapun sembari menahan berbagai rasa yang tidak mampu ia ungkapkan seketika menggeliat lalu membuka kedua matanya.

"Kamu kenapa? Pagi-pagi udah teriak-teriak aja sih, masih ngantuk tau," tanya Johan berpura-pura menguap, padahal rasa kantuknya sudah sedari tadi sirna dari pelupuk matanya.

Inara menatap telapak tangannya sendiri dengan perasaan jijik lalu mengalihkan pandangan matanya kepada belahan kaki Johan di mana benda aneh yang sempat ia genggam terlihat padat mengisi permukaan celana yang dia kenakan. Johan yang menyadari ke mana arah tatapan mata Inara seketika menutup bagian itu menggunakan selimut tebal.

"Liatin apa kamu, hah? Da-dasar gak sopan?" decak Johan semakin merasa gugup.

Inara diam seribu bahasa seraya mengernyitkan keningnya. Masih terasa di telapak tangannya seperti apa kerasnya benda aneh yang sempat ia genggam tadi. Sekujur tubuh seorang Inara seketika merinding. Wanita itu tiba-tiba saja turun dari atas ranjang seraya mendumel kesal.

"Dasar gila! Gila ..." decaknya lalu membuka pintu kamar dan kembali menutupnya setelah ia keluar dari dalam sana. Inara menyandarkan punggung berikut kepalanya di pintu kayu tersebut seraya menatap telapak tangannya sendiri.

"Sebenarnya yang aku pegang tadi itu apa sih? Jangan-jangan itu--" Inara seketika menahan ucapan di hatinya saat pintu tersebut tiba-tiba saja terbuka dari dalam.

"Haaa!" teriak Inara, tubuh wanita itu hampir saja terjungkal, beruntung Johan segera menahan tubuh langsing seorang Inara sehingga tubuhnya tidak sempat membentur lantai.

"Lagi ngapain kamu di sini, Inara? Untung kamu gak jatuh lho," tanya Johan.

Inara membisu, kedua matanya nampak menatap lekat wajah suaminya seakan tengah mengagumi ketampanan yang terpancar dari wajah seorang Johan.

"Kenapa liatin saya kayak itu?" tanya Johan, telapak tangannya masih melingkar di pinggang Inara.

"Hah?" sahut Inara seketika berdiri tegak. "Kamu sendiri kenapa main buka pintu sembarangan? Untung aku gak jatuh, kalau sampe aku jatuh terus geger otak dan hilang ingatan kayak kamu, gimana?"

"Siapa yang hilang ingatan?" tanya Ida.

Wanita paruh baya itu berjalan menghampiri dari arah belakang seketika mengejutkan Inara dan juga Johan. Keduanya sontak menoleh dan menatap wajah Ida dengan perasaan gugup.

"Jawab pertanyaan bibi, Inara. Siapa yang hilang ingatan?" Ida mempertegas pertanyaannya seraya menatap wajah Johan dan juga Inara secara bergantian. Namun, kedua orang itu masih enggan memberi jawaban. "Astaga! Kenapa kalian gak ada yang mau ngomong sih? Mau bibi panggil Juragan Rusli atau kamu jawab pertanyaan bibi sekarang juga?"

"Hah? Eu ... apa hubungannya sama Juragan Rusli, Bi?" tanya Inara terbata-bata merasa gugup tentu saja.

"Biarin aja Juragan Rusli tau kalau ternyata kalian cuma pura-pura pacaran biar gak jadi dinikahi sama dia, bener 'kan?"

"Aku bisa jelasin semuanya sama bibi, tapi aku mohon jangan panggil Juragan Rusli," rengek Inara memohon dengan sangat.

"Ya udah, cepetan jelasin sekarang juga," pinta Ida seraya berjalan ke arah kursi lalu duduk dengan bersilang kaki.

Hal yang sama pun dilakukan oleh Inara dan Johan. Keduanya duduk saling berdampingan dengan kepala menunduk. Tidak ada penjelasan yang dijanjikan oleh Inara, wanita itu hanya diam membisu seraya memainkan ujung kuku jari jempolnya sendiri.

"Kenapa kamu diem aja? Cepet jelasin sama bibi. Siapa yang hilang ingatan?" tanya bibi dengan tidak sabar.

"Biar saya yang jelasin sama bibi, eu ... sebenarnya--"

"Tidak, biar aku aja yang jelasin," sela Inara bahkan sebelum Johan menyelesaikan apa yang hendak ia sampaikan.

Inara menceritakan siapa Johan sebenarnya dari A sampai Z tidak ada satupun yang ia lewatkan. Ia juga berkata jujur bahwa dirinyalah yang meminta Johan untuk berpura-pura menjadi pacarnya juga menikahinya.

"Maaf karena aku udah bohongin bibi, tapi aku gak punya pilihan lain lagi, Bi. Aku gak mau jadi istri ketiga Juragan Rusli," lirih Inara mengakhiri ceritanya.

Ida seketika mengusap wajahnya kasar lalu menatap lekat wajah Johan. "Sekarang katakan, siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu bisa ada di rumah ini?"

"Aku 'kan udah bilang tadi, Bi. Johan ini amnesia, dia gak ingat apapun," jawab Inara mewakili Johan.

"Dari mana kamu tau kalau dia beneran amnesia, Inara? Apa kamu punya bukti medis yang menyatakan seperti apa keadaan laki-laki ini?"

Inara diam seribu bahasa seraya tersenyum cengengesan.

"Saya gak bohong, Bi. Saya beneran gak ingat apa-apa, saya juga gak ingat siapa nama saya bahkan rumah atau nama ibu bapak saya pun tak ingat," jawab Johan.

"Terus dari mana kamu dapet nama Johan? Katanya kamu amnesia?"

"Aku, Bi. Aku yang kasih dia nama Johan, hehehehe!" sahut Inara lagi-lagi tersenyum bodoh.

"Ya Tuhan!" decak bibi merasa tidak habis pikir seraya mendengus kesal. "Apa kamu gak takut menikah sama cowok amnesia? Kalau ternyata dia udah punya istri, gimana? Gimana perasaan istrinya kalau dia sampe tau bahwa ternyata suaminya kawin lagi."

"Saya belum nikah, Bi," sahut Johan.

"Dari mana kamu tau kalau kamu beneran belum nikah? Katanya kamu amnesia, 'kan?"

Baik Johan maupun Inara diam seribu bahasa seraya menundukkan kepala.

"Terus, sampai kapan kamu mau tinggal di sini, Johan? Apa kamu gak khawatir sama keluarga kamu?" tanya Ida, menatap lekat wajah Johan. "Ibu kamu, Ayah kamu dan seluruh keluarga besar kamu mungkin saja lagi mengkhawatirkan kamu, mereka pasti mencari kamu kemana-mana."

Johan bergeming dengan pikirkan berkecamuk.

"Bibi yakin, Ibu kamu pasti khawatir sekali sama kamu, Johan. Dia pasti sedang mencari keberadaan putranya."

Johan masih terdiam, mendengar nama sang ibu disebut membuat hatinya seakan ditusuk beribu-ribu pisau tajam. Rasanya sakit luar biasa, ia seketika merindukan sosok sang ibu yang wajahnya saja ia tidak ingat seperti apa.

"Cukup, Bi. Johan gak salah, aku yang salah," pinta Inara dengan kedua mata berkaca-kaca. "Aku yang minta dia pura-pura jadi pacar aku, tapi kalau bibi meminta dia pergi sekarang, ke mana Johan harus pergi, Bi? Dia gak ingat apapun?"

"Saya janji akan segera pergi dari sini setelah ingatan saya kembali, Bi," ucap Johan memberanikan diri menatap wajah Ida.

"Terus, gimana sama Inara? Apa kamu akan membawa dia juga? Walau bagaimanapun, pernikahan kalian sah di mata agama meskipun belum tercatat secara negara. Inara tetap istri kamu dan kamu suami dia. Bibi gak mau ya kalau Inara jadi janda."

Bersambung

1
Eva Karmita
pegang kata" mu Mak awas aja kalo bohong kalau kamu terbukti berbohong langsung aja Dave bawa pergi tu bapak Inara dan Inara biar emakmu nangis bombay
Jar Waty
lanjut kak
Eva Karmita
ya Allah kenapa harus Inara 😔 jahat kamu Bu disaat ayah Inara masih kuat gagah ibu lupa dgn anak yg sudah ibu rebut ayahnya dan setelah ayah Inara sudah tidak berdaya baru ibu ingat bahwa ada anak perempuan yg bisa menyelamatkan ayahnya 🥺
Jar Waty
mudah2an tidak cocok ginjalnya
Los Dol TV
mengesankan, Thor. aku tunggu kunjungan baliknya
Los Dol TV
lewat dan mampir daku, thor
Eva Karmita
astaghfirullah jahatnya kamu Bu Angelina sadar Bu penjahat teriak penjahat yg jahat disini ya sampean Bu yg udah jadi pelakon udah merebut suami orang dan merampas hak seorang anak demi kepentingan ibu sendiri 😤😏
Jar Waty
dah buang aja pak istri tidak tahu diri ini, terimakasih ya kak udah up
Reni: Sama-sama, Kakak 🥰
total 1 replies
Eva Karmita
Alhamdulillah akhirnya yg ditutup tutupi sudah terbuka juga , terimakasih Dave kamu sudah berani ngungkapin setatus Inara dan terima kasih sudah jadi garda terdepan untuk istrimu ❤️😍 ayo perjuangkan pernikahan kalian jgn mau di jadikan boneka Mama mu Dev 👍💪🤗❤️
Mmh Azka_Adzkiya
next
Jar Waty
keren Dave harus digituin momy mu , lanjut kak
Eva Karmita
ni mama nya Dave rada" memang bikin emosi aja udah tau anaknya ngk mau dinikahkan dgn wanita pilihannya tapi masih aja maksa 😤😏
Jar Waty
lanjut kak bikin Bu angie nyesel ya thor
Reni: Siap, Kakak. Like-nya jangan sampai ketinggalan ya, Ka
total 1 replies
Mmh Azka_Adzkiya
next
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
Mmh Azka_Adzkiya
next
Jar Waty
lanjut kak
Eva Karmita
ternyata Dave sudah ingat semua nya apa dia cuma pura" lupa 🤔 semoga aja Dave bisa benar" melindungi Inara dari manusia" jahat disekitarnya ,, ttp semangat otor ditunggu up-nya lagi ya 🙏🤭
Reni: Siap, kakak. Ditunggu besok, ya
total 1 replies
Mmh Azka_Adzkiya
loh loh loh, apa dave itu pura² amnesia atau dave beneran amnesia tapi udah normal lagi
Reni: Ditunggu kelanjutannya besok ya, Kakak.
total 1 replies
Eva Karmita
apa Dave sudah mulai mengingat masa lalu nya 🤔🤔🙄 , dan apa ini awal dari penderitaan Inara 😔😔 semoga saja Dave tidak pernah menyakiti perasaan Inara 💔🥺

otor request up-nya yg banyak boleh 🙏🤭
Reni: Boleh dong, kakak. Sebentar lagi up, masih review. Terima kasih kakak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!