apa jadinya jika pewaris tunggal keluarga konglomerat terobsesi kepada anak dari pembantu dirumahnya sendiri?
terbiasa bermain bersama dari kecil membuat Alvarez Abigail William mencintai diam diam anak seorang pembantu dirumahnya sendiri.
Viola Calista gadis cantik pemilik kornea mata berwarna biru itu sebenarnya selalu menolak saat berdekatan dengan sang tuan muda, karena sikap Alva sang tuan muda yang tak segan segan memaksanya untuk melakukan apapun yang Alva mau, tapi viola tidak bisa melakukan apapun karena statusnya hanya seorang pembantu.
akankah cinta Alva terbalaskan, ataukan viola akan pergi menjauh darinya karena perbedaan status sosial yang begitu tinggi diantara mereka?
yuk ikutin cinta penuh lika liku Alva dan viola
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Alvarez membawa viola kerumah sakit terdekat, tak mau kalau keadaan key memburuk padahal viola hanya kakinya yang terluka, dan tangannya lecet lecet karena tadi terperosok ke jurang.
"Al, kita pulang aja ya, gue gak apa apa Al, gak usah kerumah sakit", bujuk viola,
"diperiksa dulu", ucap Alvarez tegas,
"pulang aja Al, gue gak apa apa", rengek Viola,
Ke 4 sahabatnya yang masih setia mengikuti pasangan tak jelas statusnya itu pun hanya geleng geleng kepala mendengar perdebatan dua orang yang sama sama keras kepala itu, sedang anggota Aderfia yang lain disuruh Alvarez pulang.
Sampai di IGD viola dibaringkan Alvarez diranjang pasien, lukanya di bersihkan, dan kakinya dilakukan pemeriksaan pada kakinya, apakah hanya keseleo biasa atau patah, dan beruntung tidak ada yang parah, hanya keseleo saja.
Untuk mempercepat pemulihan kaki Viola dipasang perban, dan nantinya akan diberikan salep untuk mengurangi rasa nyerinya, serta obat untuk meredakan pembengkakan dan untuk selanjutnya viola harus kembali kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan kembali.
Selesai, viola masih duduk di atas ranjang, ditemani sahabat Alvarez, karena Alvarez sendiri akan menebus resep obat viola.
"Ken, boleh gak nanti gue minta gendong loe lagi?", tanya viola tiba tiba yang membuat ke 4 nya mendelik, bahkan Kenzie sendiri sudah melongo dibuatnya.
Apa apa an viola ini, dia mau membuat Kenzie babak belur ditangan Alvarez atau gimana,
"hah, gu... Gue vi?", tanya Kenzie memastikan,
"iya Ken, abisnya gue tu nyaman banget Ken saat loe Gendong kayak tadi, jantung gue juga kayak jedug jedug gitu, aaahhh apa gue jatuh cinta sama loe ya Ken?", ucap viola polos,
Kenzie bahkan rasanya nafasnya tercekat ditenggorokan, dan kini ke 3 gantian yang melongo, gadis bermata biru ini benar benar ingin membuat huru hara sepertinya.
"so.. sorry Vi, tapi gue gak bisa", ucap Kenzie terbata, bingung juga mau berkata apa,
"kenapa Ken, gue berat ya?", tanya viola yang matanya sudah berkaca kaca, sontak saja membuat ke 4 nya panik, tak lucu kalau sampai viola menangis, bisa nanti mereka diamuk Alvarez.
"jangan nangis vi, nanti Alvarez ngamuk ke kita, dikira kita ngapa ngapain loe", ucap Alden panik,
"gini aja ya vi, loe bilang aja sama Alvarez kalau loe mau digendong Kenzie, biar Alvarez gak salah paham", ucap Cello,
"kenapa harus bilang tu anak sih, kan gue cuma mau digendong sama Kenzie aja, lagian tuh anak juga ngeselin banget ngatur gue Mulu, gimana gue mau punya pacar kalau dia selalu nongol kalau gue dekat sama cowok", ucap viola kesal sambil melipat kedua tangannya didepan dada dan jangan lupakan bibirnya yang sudah mencuat kedepan karena cemberut.
Ke 4 sahabat Alvarez hanya geleng geleng kepala mendengar keluh kesah viola, tak salah Memang viola kesal terhadap Alvarez karena selama ini hubungan mereka hanya sebatas sahabat tapi sikap Alvarez yang melarang viola dekat dengan cowok lain, sikap posesifnya Alvarez, wajar membuat viola kesal.
"kalau Alvarez suka sama loe gimana?", tanya Ezra,
"gak usah lawak deh loe Ra, gak mungkin banget, kita tuh berbeda, jauh berbeda", ucap viola sambil menerawang kedepan,
"berbeda?", tanya Kenzie,
"dia raja, king, pewaris tunggal keluarga konglomerat dan gue cuma anak pembantu, jauh banget kan, bagai langit dan bumi", ucap viola,
mereka paham sekarang, apa yang dipikirkan viola tentang hubungannya dengan Alvarez dan tanpa mereka tahu ternyata perbincangan mereka sedari tadi didengarkan oleh Alvarez yang sudah kembali dari apotik dan berdiri dibalik tirai tempat viola berbaring.
Tangan Alvarez mengepal kuat mendengar semua ucapan viola, dia tidak suka viola berbicara seperti itu, baginya tak ada yang berbeda antara dia dan viola, cintanya pada viola lebih Dari sekedar status si tuan muda dan pembantu.
"tapi kalau memang Alvarez benar benar suka sama loe, gimana?", tanya Cello penasaran,
"ya jangan sampai lah cel, kasihan kan kalau nanti pada akhirnya yang ada hanya perpisahan", kata viola,
Jujur hatinya juga sakit saat berbicara seperti itu, karena dihatinya juga ada perasaan berbeda pada Alvarez, segala kebaikan, perhatian, yang Alvarez berikan padanya membuat Alvarez memliki tempat tersendiri di hatinya.
Dia nyaman saat bersama Alvarez, dia sayang pada Alvarez, dia suka saat Alvarez melarangnya ini itu meskipun terkadang itu membuat dia kesal, dia suka saat Alvarez manja padanya karena sikap manjanya Alvarez hanya diperuntukan bagi viola saja, bahkan pada mama dan papanya Alvarez tak pernah bersikap manja.
bolehkan viola menamakan perasaannya sebagai rasa cinta?, tapi sepertinya itu berlebihan, lagi pula rasanya sangat lancang kalau dia sampai mencintai sahabatnya sendiri, sahabat yang sudah sangat baik padanya.
Alvarez semakin mengepalkan tangannya kuat, viola, hanya viola yang akan dia cintai sampai kapanpun itu, tak peduli apapun, baginya hanya viola pemilik hatinya.
Alvarez pun melangkah mendekat pada viola dan sahabatnya, mereka ber 4 sempat terkejut saat melihat kedatangan tiba tiba Alvarez, apa tadi Alvarez mendengar semuanya?,
"Al, gue mau digendong Kenzie ya?", ucap viola merengek,
"gak", ucap mutlak Alvarez,
"aaaaaa,,, Al cuma digendong sampai mobil kok, ya ya ya boleh ya?", bujuk viola,
"gak", jawab ketus Alvarez,
"ya udah bodoh amat, pokoknya gue maunya digendong sama Kenzie, kalau bisa sekalian deh nanti gue pacaran sama Kenzie, abis gue nyaman banget sih sama Kenzie", ucap viola blak blakan,
Kenzie sudah menahan nafas, dia pasrah kalau harus mendapat bogeman dari Alvarez begitu juga yang lain sudah melebarkan mata, tak menyangka viola akan berkata seperti itu pada Alvarez.
"gak usah aneh aneh viola", ucap tegas Alvarez,
"gak mau tahu pokonya gue maunya digendong Kenzie, kalau gak boleh gue jalan sendiri", ucap viola mengancam,
Alvarez menghembuskan nafas kasar, kalau tidak diiyakan maka viola akan benar benar marah dan berujung dia akan didiamkan viola kembali seperti beberapa hari lalu.
"cuma sampai mobil", putus Alvarez yang membuat viola senang tapi Kenzie, dia malah jadi serba salah.
"Kenzie sini jangan jauh jauh, siapa tahu kan abis ini kita jadian", ucap viola tanpa dosa, dengan segera Alvarez membungkam bibir viola dengan ciuman yang membuat viola terkesiap kaget, sedang ke 4 sahabatnya melebarkan mata dan hampir tersedak ludah mereka sendiri.
viola langsung menghindar dan memukul dada Alvarez kesal,
"gak usah berkata yang tidak tidak viola", ucap Alvarez penuh intimidasi,
"gue kan cuma ngungkapin perasaan gue sama Kenzie, salahnya dimana?", tanya viola tak paham,
"kita pulang, Ken gendong viola", titah Alvarez tak ingin memperpanjang pembicaraan mereka,
"kuy kuy Ken gendong gue", ucap viola antusias, Alvarez mendengus sebal sedang Kenzie sungguh dia ingin menghilang saja dari sana daripada berada diposisi seperti ini.
