NovelToon NovelToon
Tetesan Air Mata Anggrek

Tetesan Air Mata Anggrek

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sebuah Kata

Menceritakan kisah seorang gadis malang bernama Anggrek. Gadis yang tak pernah diharapkan kehadirannya oleh siapapun termasuk ibu kandungnya sendiri.

Bahkan, gadis itu tidak mengetahui dimana keberadaan ayah kandungnya karena sang ibu selalu saja mengatakan jika ayahnya telah meninggal dunia. Bukan hanya keluarganya yang hancur, Anggrek harus menerima pahitnya kehidupan setelah masa depannya direnggut paksa oleh karyawan sang paman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Anggrek bergegas menuju kamar Hafis dan Rahma, tampak didalam kamar mereka sedang melaksanakan sholat magrib.

Anggrek tersenyum bahagia melihat bocah umur 5 tahun dan 8 tahun tahu akan kewajibannya dimana kebanyakan bocah jaman sekarang sering kali lalai dalam sholatnya.

Anggrek berjalan ke kamarnya dan bergegas mengambil wudhu dan segera melaksanakan sholat magrib.

Usai melaksanakan sholat magrib Anggrek kembali menemui Hafis dan Rahma.

"Assalamualaikum pangeran," ucap Anggrek seraya duduk disebelah Hafis yang tengah belajar membaca.

Hafis menoleh ke arah Anggrek seraya tersenyum manis, "Ada apa kak, Anggrek?"tanyanya.

Anggrek mengusap kepala bocah kecil itu, "Tadi papa manggil kamu buat makan malam, buruan ke meja makan dek! Kakak udah masak makanan kesukaan kamu loh." ucap Anggrek.

"Yuk kak, aku udah gak sabar makan masakan kakak." ucap bocah itu seraya menarik tangan Anggrek keluar kamarnya.

"Kita panggil kak Rahma dulu ya." ucap Anggrek yang dibalas anggukan oleh Hafis.

Anggrek masuk kedalam kamar gadis berusia 8 tahun itu, "Assalamualaikum cantik," ucap Anggrek membuat Rahma menoleh kearahnya.

"Waalaikumsalam kak," balas Rahma.

Anggrek berjalan ke arah Rahma seraya menggandeng Hafis, "Kamu sedang apa dek?" tanya Anggrek melihat banyak buku tulis didepan Rahma.

"Ngerjain tugas kak." ucap Rahma seraya menutup buku tulisnya.

"Tadi papa manggil kamu loh, papa mau makan malem sama kalian." ucap Anggrek.

"Yaudah kita ketempat papa yuk kak." ucap Rahma seraya mencubit gemas pipi gembul Hafis membuat empunya mendengus kesal.

"Kak Anggrek, pipi aku dicubit." adunya membuat Anggrek terkekeh kecil mendapati ekspresi lucu Hafis.

Anggrek mengusap pipi bocah itu dan menggendong bocah itu sampai ke ruang makan.

Diruang makan udah ada Indra dan Eka. Rahma langsung berlari menghampiri Eka yang tengah menyanduk nasi untuk Indra.

"Mama," panggil Rahma riang.

Eka tersenyum ke arah putrinya, "Makan kak," ucap Eka.

Anggrek menduduki Hafis dikursi sebelah Eka dan ia memilih posisi di sebelah Rahma sedangkan Indra duduk diujung.

Anggrek membantu Rahma untuk menyanduk nasi dan mengambilkan beberapa lauk untuk ia makan.

"Mau tahu dek?" tanya Anggrek dibalas anggukan oleh Rahma.

Usai mengambilkan nasi untuk Rahma, Anggrek beralih mengambilkan nasi untuk Hafis dan terakhir ia menyanduk nasi untuknya sendiri.

Sadar akan kehadirannya di keluarga Indra dan Eka membuat Anggrek tidak berani mengambil terlalu banyak nasi ataupun lauknya.

Anggrek mengambil sedikit nasi dan beberapa lauk untuk ia makan.

"Nggrek ibumu gimana?" tanya Indra memecah keheningan.

Anggrek terdiam sejenak. Ia sendiri tidak tahu bagaimana keadaan ibunya, sudah lama ia tidak menemui wanita itu.

Anggrek melirik Indra sekilas, "Gak tau om." ucapnya apa adanya.

"Kamu gak ada main kesana?" tanya Indra yang dibalas gelengan oleh Anggrek.

"Kenapa Nggrek?" tanya Eka yang sedari tadi hanya mendengarkan pertanyaan suami dan keponakannya itu.

"Ibu yang minta tan." ucap Anggrek.

"Kenapa ibumu sebenci itu sama kamu Nggrek? Harusnya dia bersyukur bisa memiliki anak. Toh diluar sana banyak orang yang menginginkan keturunan tapi belum dikasih giliran yang dikasih malah menyia-nyiakan" ucap Eka jengkel sendiri.

Indra meletakkan sendoknya dengan kasar, "Kamu jangan bicara seperti itu ma! Dia itu kakak ku!" ucap Indra tegas.

Eka tersenyum sinis mendengar ucapan Indra, "Kakakmu itu gila pa!" ucap Eka.

Indra berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan meja makan. Ia tak ingin memperdebatkan hal seperti ini.

Anggrek melihat Indra dengan sendu, ia merasa bersalah terhadap om dan tantenya. Rumah itu terus memperdebatkan tentang keluarganya.

"Anggrek, nanti kamu tidurin Hafis sama Rahma ya! Tante mau ke kamar dulu." ucap Eka seraya meninggalkan meja makan yang hanya menyisihkan ia, Hafis dan Rahma.

Anggrek tersenyum pahit kearah bocah itu, "Udah siap dek?" tanyanya.

"Udah kak." ucap Rahma yang direspon anggukan oleh Hafis.

"Kak Anggrek bersihin ini dulu ya." ucap Anggrek yang dibalas anggukan oleh mereka.

Anggrek berdiri dari tempatnya dan mulai membersihkan piring-piring kotor yang ada diatas meja makan. Anggrek menyusun piring kotor itu didapur terlebih dahulu. Ia akan mencucinya setelah sholat isya nanti.

Usai membereskan meja,Anggrek berjalan menghampiri Hafis lalu menggendong bocah kecil itu.

"Ayok dek." ucap Anggrek seraya mengulurkan satu tangannya pada Rahma yang dibalas oleh Rahma dengan senyum.

"Rahma, kamu ke kamar dulu ya! Kak Anggrek mau ke kamar Hafis bentar." ucap Anggrek yang dibalas anggukan oleh Rahma.

Bocah 8 tahun itu berlari kecil ke kamarnya sedangkan Anggrek berjalan masuk menuju kamar Hafis yang berada didepan kamar Rahma.

Allahu Akbar

Allahu Akbar

"Alhamdulillah," ucap Anggrek mendengar seruan indah itu.

Hafis yang telah terduduk diatas kasur juga melakukan hal yang sama dengan Anggrek. Ia mengucapkan Alhamdulillah lalu mengusap wajahnya seraya tersenyum menampilkan deretan giginya yang jarang pada Anggrek membuat Anggrek gemes sendiri melihat tingkah bocah itu.

"Kalau udah Adzan waktunya apa pangeran?" tanya Anggrek ramah.

"Bersiap-siap untuk ambil wudhu kak Anggrek." ucap Hafis. Anggrek tersenyum melihat bocah pintar itu.

Selesai Adzan berkumandang Anggrek membantu Hafis untuk mengambil wudhu dan setelah itu ia membiarkan bocah itu melaksanakan sholat isyanya sedangkan Anggrek berjalan menuju kamarnya yang berada disebelah kamar Rahma.

Usai sholat Anggrek kembali ke kamar Hafis untuk menidurkan bocah itu.

"Udah selesai sholatnya pangeran?" tanya Anggrek seraya menghampiri Hafis yang telah duduk dikasurnya. Sepertinya bocah itu sudah mengantuk.

"Alhamdulillah udah kak Anggrek." ucapnya membuat Anggrek tersenyum tipis.

Anggrek mengusap pelan kepala Hafis seraya berucap, "Yuk tidur! Tapi sebelum tidur kita lakukan amalan terlebih dahulu ya." ucap Anggrek yang dibalas anggukan antusias oleh Hafis.

"Amalan yang pertama apa dek?" tanya Anggrek.

"Berwudhu sebelum tidur kak." ucap Hafis yang sudah tahu apa amalan pertama sebelum tidur.

"Yang kedua dek?" tanya Anggrek lagi. Karena hafis baru saja selesai melaksanakan sholat isya maka Anggrek tidak memintanya melakukan wudhu lagi.

"Mengibas tempat tidur kak." ucap hafis seraya berdiri dari tempat tidurnya diikuti oleh Anggrek.

Hafis mulai mengibas tempat tidurnya seraya mengucapkan, ''Bismika rabbi wadha'tu janbii'' (Dengan nama-Mu Wahai Tuhanku, aku baringkan punggungku)."

Usai mengibas tempat tidur mereka kembali menaiki kasur itu.

"Selanjutnya apa dek?" tanya Anggrek.

"Membaca doa mau tidur kak Anggrek." ucap Hafis.

"Bismikallaahuma ahyaa wa bismika amuut.”

"Setelah itu dek?"

"Baca ayat kursi sama tiga Qul kak Anggrek." ucapnya dan mulai membaca surat-surat itu yang dibimbing oleh Anggrek.

"Aamiin," ucap mereka mengakhirinya. Hafis mulai merebahkan badannya dan mulai memejamkan matanya.

"Malam kak Anggrek." ucap bocah kecil itu.

Tak butuh waktu lama untuk menidurkan Hafis kini bocah itu telah terlelap pulas seraya menikmati alam mimpinya.

Anggrek mengecup kening Hafis dan berlalu keluar kamar menuju kamar Rahma, gadis itu sudah tertidur.

Anggrek masuk kedalam kamar gadis itu untuk memperbaiki selimutnya dan mengecup kening Rahma lalu Anggrek kembali ke dapur untuk mencuci piring.

Di dapur Anggrek bertemu Manto yang tengah makan sendirian.

Anggrek tidak mengenal Manto namun Anggrek mengetahui Manto adalah pekerja Indra yang tinggal bersama mereka dirumah Indra.

Tak menghiraukan kehadiran Manto membuat Anggrek berjalan mendekati bak cuci piring dan mulai mencuci dengan lihai.

Sedangkan dari meja makan terlihat Manto yang tengah menatap Anggrek dari atas hingga bawah.

Pria itu menatap Anggrek lama membuat Anggrek risih dan bergegas pergi meninggalkan dapur karena tugasnya juga sudah selesai.

1
Inayah Riyadi
jadi males baca
Inayah Riyadi
banyak cramahnya di timbang cerita nya
Sebuah Kata: haloo kak, makasih atas kritikannya
total 1 replies
Arsène Lupin III
Terus terang, aku harus tahu kelanjutan cerita ini sekarang juga.
Phedra
Aksinya keren banget, semangat terus author!
Sebuah Kata: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!