Demi bakti ku kepada Ayah aku bersedia memenuhi keinginannya untuk menikah dengan lelaki pilihan Ayah ia juga alah satu orang kepercayaan Ayah, namun kini ia membawa mawar lain masuk kedalam rumah tangga kami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai
Astaga mas! Kamu ini mau jualan atau bagaimana? Banyak sekali ini" ucap sembari terkekeh menatap belanjaan suaminya yang begitu banyak, namun ada rasa senang saat ada yang begitu perhatian padanya.
Tak hanya p3mb4lut Seno juga membelikan nya beberapa cemilan, dan masih banyak lagi.
"aku bisa minta tolong?" ucap Seno menyadarkan Ambar yang sedari tai terdiam menatap kantong keresek belanjaan nya tadi.
"apa mas?" ucap Ambar antusias.
"bikin kan aku kopi antar ke kamar ya? Aku mau mandi dulu gerah" ucap Seno segera melangkahkan kaki menuju tangga.
"terima kasih mas" teriak Ambar sebelum punggung suaminya tak terlihat, teriakan Ambar hanya di balas dengan acungan ibu jari oleh Seno.
Anita segera membawa kantong keresek besar tersebut di dalam kamarnya ia akan membongkarnya di sana.
Tok Tok Tok
Ceklek...
"masih lama mas?" tanya Ambar.
"sebentar lagi" ucap Seno tanpa mengalihkan pandangannya pada layar komputer.
Ambar meletakan nampan yang terdapat secangkir kopi hitam panas dan risol yang tadi memang ia buat. Risol nya pun masih menampakkan kepulan asap.
Seno yang selesai mengetik ia memindahkan jemarinya pada secangkir kopi hitam favoritnya saat ia berada di rumah. Ia langsung menyeruput kopi tersebut.
"kamu yang bikin ?" ucap Seno menunjuk Risol yang berada di samping cangkir kopi miliknya.
Ambar hanya menganggukkan kepala, ia pun menanti komentar suaminya itu tantang rasa masakannya.
"seperti biasa enak" ucap Seno sambil mengangguk kepala ia pun mengambil lagi risol yang ke dua ia makan dengan lahap hingga terlihat pipinya yang mengembung.
Ambar tersenyum melihat kelakuan suaminya yang seolah tiada habis nya untuk membuatnya terus tersenyum.
"jalan yok, makan di luar" ucap Seno.
Ambar yang seolah tidak percaya hanya mengerutkan kening.
"mau tidak jalan berdua dengan ku kita dinner kalau kamu mau cepat bersiap aku tunggu di bawah" ucap Seno.
Ambar mengangguk antusias, lalu ia pergi berlari keluar dari kamar Seno.
Seno yang melihat kelakuan istrinya bak anak kecil yabg sedang bahagia karena mendapat sesuatu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
*****
Setelah acara makan malam selesai mereka bergegas melajukan mobil menuju arah pulang.
"Ambar..." panggil Seno ragu.
Ambar yang mendengar namanya di sebut oleh suaminya pun menoleh dan berdiam diri menatap sang suami.
"boleh kah kita tidur sekamar lagi? A-ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, hanya kita berdua" ucap Seno tergugup.
Ambar yang mendengar permintaan suaminya itu pun sontak membulat kan ma ta nya, namun sedetik kemudian ia mengangguk.
"benarkah?" ucap Seno tak percaya.
Ambar hanya menganggukkan kepalanya sekali lagi, entah ini efek dari kegugupannya atau kah memang ia ingin suaminya menebak- nebak.
Seno yang senang permintaannya di izinkan pun menggenggam jemari istrinya diikuti sorot ma ta yang seolah meminta izin, Ambar yang paham pun akhirnya balik menggenggam jemari milik suaminya.
Dan jadilah mereka bergandengan tangan hingga memasuki kamar Ambar.
Setelah membersihkan diri masing- masing mereka merebahkan diri di ranjang king size milik Ambar.
"Ambar..." panggil Seno pada istrinya.
Ambar hanya menoleh menatap ma ta suaminya.
"aku ingin memulai semuanya" ucap Seno yakin.
Ambar yang tak paham kini menegakkan tubuhnya, mendudukkan bokong nya di ranjang dan menghadap suaminya dengan mengerutkan kening.
"aku ingin memulai semuanya, aku ingin kamu dan aku menjadi kita, aku ingin pernikahan ini selayaknya pernikahan yang sesungguhnya. Dan aku ingin disini ada nama ku" ucap Seno sembari menekan telunjuknya di da da sang istri.
Ambar yang mendapati perlakuan suaminya pun merasakan da da nya menghangat dan air ma ta nya yang menetes.
Seno yang terkejut akan respon yang Ambar berikan, langsung mengusap air ma ta istrinya yang mengalir.
"kalau kamu belum siap tidak apa-apa aku akan menunggu, jangan nangis" ucap Seno menatap ma ta sang istri.
"aku mau mas, aku juga mau namaku ada di hati dan pikiran kamu mas" ucap Ambar memandangi wajah tampan suaminya.
Pria yang memiliki wajah tampan, rahang yang tegas serta hidung mancung itu pun mematung menatap wajah istrinya seolah mengatakan apa yang ia dengar ini benar.
Ambar sekali lagi hanya menganggukkan kepalanya pertanda bahwa apa yang di dengar oleh suaminya itu adalah benar.
Sangking senangnya Seno menghambur kedalam pelukan Ambar menciumi pucuk kepala istrinya itu berkali- kali hingga tak terasa air mata kebahagiaan meluncur begitu saja melewati kelopak ma ta pria tersebut.
"tunggu sebentar " ucap Seno dengan melangkahkan kaki keluar dari kamar, tidak berselang lama Seno kembali dengan tangan yan di lipat kebelakang.
"tutup ma ta nya" perintah Seno.
Ambar pun menuruti permintaan pria yang berstatus suaminya itu.
Ambar merasakan ada sesuatu benda kecil dingin menyentuh leher beserta da da nya.
"boleh buka ma ta nya" ucap Seno.
Ambar pun membuka kelopak matanya dan ia langsung menunduk melihat ke arah benda yang terasa dingin di leher dan da da nya.
Ternyata Seno memasangkan kalung dengan inisial SA yang berartikan Seno Ambar.
"kamu suka?" tanya Seno.
Lagi- lagi Ambar hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum bahagia, ia langsung menghambur memeluk tubuh suaminya dan mengucapkan terima kasih atas hadiah yang di berikan oleh Seno.
****
Seperti biasa Ambar akan bangun lebih dulu dari pada suaminya, namun hari ini ia sedang libur beribadah jadilah ia membaca buku saja sambil menunggu langit agak terang.
Jam sudah menunjukan pukul enam, Ambar bergegas mencuci muka dan turun ke bawah untuk memasak.
Pagi ini ia memasak capcay dengan ayam goreng bawang putih dan sambal sebagai pelengkap, karena ini adalah hari minggu jadilah ia akan membiarkan suaminya untuk tidur lebih lama.
Karena semalam ia tahu suaminya itu lembur hingga jam satu malam untuk mengecek berkas yang dikirim oleh sekretarisnya.
Ambar ingin sekali melarang suaminya namun ia sadar jika bukan suaminya siapa lagi dan jika bukan malam ini kapan lagi, yang di takutkan oleh Seno adalah pekerjaan yang lain akan terbengkalai jika tidak segera di selesaikan.
Memang tidak salah jika Pak Bambang memilih Seno untuk memimpin perusahaan dan menikahkan nya dengan Ambar.
Seno yang memang sudah lama tidak memiliki orang tua pun mengerti akan perasaan istrinya ketika di tinggal orang yang paling di sayangi, namun kita hanyalah manusia yang tidak akan mungkin menolak hal yang sudah di takdirkan.
Maka dari itu Seno selalu berusaha untuk ada di samping Ambar memperhatikan setiap apa-apa yang di butuh kan oleh gadis yang bergelar istrinya.
Kalau saja Ayahnya masih ada ia ingin sekali memeluk dan berterimakasih pada Ayahnya tersebut, karena telah menikahkan nya dengan lelaki yang sangat baik, lembut, dan pandai menjaga perasaannya.
Semoga saja kebahagiaan akan terus mengikuti rumah tangga ini. Harapan Ambar dalam hati.
****
"Mas sudah jam delapan bangun yuuk..." ucap Ambar sambil mengelus rahang tegas dengan bulu halus di sekitar hidung dan dagu suaminya.
"cium dulu" ucap Seno menggoda istrinya.
Ambar sontak membulatkan ma ta nya mendengar permintaan suaminya, namun sedetik kemudian ia pun menuruti permintaan suaminya dan cup...
Seno menggerakkan wajah nya jadilah yang di civm oleh Ambar bukan lah pipi suaminya melain b!b!r.
Ambar yang terkejut pun sontak menutupi b!b!rnya dengan telapak tangan.
Seno yang menyadari sikap istrinya pun heran lalu ia mendudukkan bokongnya dan meraih jemari istrinya dan di tuntun untuk duduk di pangkuannya.
Ia pun memeluk tubuh istrinya dan mengecupi pucuk kepala istrinya berkali-kali.
"kenapa yang pertama ya?" tanya Seno.
Ambar hanya menganggukkan kepala masih dengan telapak tangan yang menutupi b!b!r nya.
"sama aku juga, kamu yang akan menjadi yang pertama dan terakhir yang mencium ini" ucap Seno menunjuk b!b!rnya sendiri.