Kumpulan cerpen yang tokohnya dari member JKT48
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Love & Lies (Marsha & Zee)
Marsha Lenathea adalah seorang wanita Indonesia yang bermimpi menjadi voice actor anime di Jepang. Dia berhasil mendaftar di sebuah agensi voice actor dan mendapatkan peran utama dalam sebuah serial anime romantis yang berjudul "Love and Lies". Dia harus beradu peran dengan Azio, seorang voice actor terkenal yang juga idola dan pujaan hatinya.
Marsha sangat gugup saat pertama kali bertemu dengan Azio di studio rekaman. Dia tidak bisa menahan rasa kagumnya melihat Azio secara langsung. Azio Tomura tampak tampan, berkarisma, dan profesional. Dia menyapa Marsha dengan ramah dan memberikan saran-saran yang berguna untuk mengisi suara.

"Marsha, kamu harus lebih rileks saat mengisi suara. Coba bayangkan kamu adalah karakternya. Rasakan emosi dan perasaannya. Jangan takut untuk berekspresi." Azio berkata sambil menunjukkan contohnya.
"Wow, kamu hebat sekali. Aku kagum dengan kemampuanmu." Marsha memuji dengan tulus.
"Terima kasih. Kamu juga punya potensi yang bagus. Aku yakin kamu bisa melakukannya." Azio tersenyum dengan manis.
Marsha merasakan hatinya berdebar-debar. Dia merasa ada sesuatu yang berbeda saat melihat senyum Azio. Dia merasa seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.
Apakah ini yang namanya cinta?
*
Marsha dan Azio mulai mengisi suara untuk karakter mereka yang saling jatuh cinta. Mereka harus menyampaikan dialog-dialog romantis dan menyentuh yang membuat penonton baper. Mereka juga harus melakukan adegan-adegan mesra seperti berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman.
Marsha merasa sulit untuk membedakan antara kenyataan dan fiksi. Dia merasa seperti benar-benar jatuh cinta dengan Azio. Dia merasa seperti benar-benar menjadi pasangan dengannya.
AZIO juga merasakan hal yang sama. Dia merasa tertarik dengan Marsha yang polos, imut, dan berbakat. Dia merasa ingin melindungi dan menyayangi Marsha. Dia merasa ingin menjadikan Marsha sebagai miliknya.
Azio memutuskan untuk mengambil langkah pertama. Dia mengajak Marsha untuk makan siang bersama di kantin studio. Dia ingin mengenal Marsha lebih dekat dan mengetahui apakah Marsha juga memiliki perasaan padanya.
"Marsha, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" Azio membuka pembicaraan saat mereka sedang menikmati makanan mereka.
"Tentu saja. Apa itu?" Marsha menjawab dengan ramah.
"Kamu sudah lama menjadi voice actor?" Azio bertanya dengan penasaran.
"Tidak terlalu lama sih. Aku baru mulai sekitar setahun yang lalu. Ini adalah proyek pertamaku sebagai voice actor utama." Marsha menjelaskan dengan bangga.
"Wow, itu luar biasa. Aku kira kamu sudah berpengalaman karena kamu sangat bagus dalam mengisi suara." Azio memuji dengan tulus.
"Terima kasih. Tapi aku masih banyak belajar darimu. Kamu kan sudah jadi voice actor terkenal sejak lama." Marsha balas memuji.
"Ah, tidak usah begitu. Aku juga masih belajar terus kok. Lagipula, aku tidak terlalu peduli dengan ketenaran atau popularitas. Yang penting aku bisa melakukan pekerjaan yang aku sukai." Azio berkata dengan rendah hati.
"Aku setuju denganmu. Aku juga suka sekali menjadi voice actor. Ini adalah cita-citaku sejak kecil." Marsha berkata dengan antusias.
"Oh, begitu? Kalau boleh tahu, apa alasanmu ingin menjadi voice actor?" Azio bertanya dengan tertarik.
"Alasanku... hmm... mungkin karena aku suka menonton anime sejak kecil. Aku kagum dengan voice actor yang bisa memberikan suara dan jiwa kepada karakter-karakter anime. Aku ingin bisa seperti mereka." Marsha menjawab dengan jujur.
"Wow, itu alasan yang bagus sekali. Aku juga punya alasan yang mirip denganmu." Azio berkata sambil tersenyum.
"Benarkah? Apa alasanmu?" Marsha bertanya balik dengan penasaran.
"Alasanku... hmm... mungkin karena aku suka membuat orang lain bahagia dengan suaraku. Aku ingin bisa memberikan inspirasi dan motivasi kepada orang-orang yang mendengarkan suaraku." Azio menjawab dengan serius.
"Wow, itu alasan yang lebih bagus lagi. Aku kagum sekali denganmu." Marsha berkata sambil menatap mata Azio dengan penuh kagum.
Azio menatap balik mata Marsha dengan penuh cinta. Dia merasakan ada percikan api di antara mereka. Dia merasakan ada ikatan yang kuat di antara mereka.
Dia merasakan ini adalah saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.
"Marsha..." Azio memanggil namanya dengan lembut.
"Iya?" Marsha menjawab sambil menunggu.
"Marsha... aku suka padamu." Azio mengucapkannya dengan lantang dan jelas.
Marsha terkejut mendengar pengakuan Azio. Dia merasakan hatinya berdebar kencang. Dia tidak bisa percaya bahwa Azio menyukainya juga.
"Azio... apa kamu serius?" Marsha bertanya dengan ragu.
"Ya, aku serius. Aku sudah suka padamu sejak pertama kali kita bertemu. Aku tidak bisa melupakan senyummu yang manis dan suaramu yang merdu." Azio menjelaskan dengan tulus.
"Tapi... bagaimana mungkin? Kita hanya bekerja sama sebagai voice actor. Kita tidak saling kenal dengan baik." Marsha berkata sambil mencoba menyembunyikan perasaannya.
"Itu tidak masalah. Kita bisa saling mengenal lebih jauh. Aku ingin mengajakmu keluar nanti setelah kita selesai rekaman. Apa kamu mau?" Azio menawarkan dengan lembut.
Marsha terdiam sejenak. Dia bingung harus menjawab apa. Dia ingin sekali menerima ajakan Azio, tetapi dia juga takut akan konsekuensinya. Apa yang akan dikatakan orang-orang jika mereka tahu bahwa dia berkencan dengan Azio? Apa yang akan terjadi pada karirnya sebagai voice actor? Apa yang akan terjadi pada hatinya jika Azio hanya bermain-main dengannya?
"Marsha? Kamu masih di sana?" AZIO memanggil namanya dengan khawatir.
"Ya... ya, aku masih di sini." Marsha menggigit bibirnya.
"Lalu, apa jawabanmu?" Azio menunggu dengan harap.
Marsha mengambil napas dalam-dalam. Dia harus memutuskan sekarang atau tidak sama sekali.
"Aku... aku mau." Marsha akhirnya mengiyakan.
Azio tersenyum lebar. "Bagus sekali! Aku senang sekali kamu mau. Aku akan menjemputmu di depan studio nanti ya."
"Baiklah." Marsha membalas dengan hati berdebar-debar.
Mereka berdua mengakhiri percakapan mereka dengan ucapan selamat tinggal dan kembali fokus pada pekerjaan mereka. Mereka tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dari balik kaca jendela ruang rekaman.
Mata itu milik Christy, istri Azio yang juga seorang voice actor terkenal. Dia datang ke studio untuk mengunjungi suaminya, tetapi dia tidak menyangka akan melihat adegan yang membuatnya marah dan sakit hati.

Dia melihat bagaimana Azio dan Marsha saling tersenyum dan tertawa saat mengisi suara untuk karakter mereka yang saling jatuh cinta. Dia mendengar bagaimana Azio mengajak Marsha keluar dan bagaimana Marsha menerimanya dengan senang hati.
Christy merasakan sesuatu yang menusuk dadanya. Dia tidak percaya bahwa Azio berselingkuh dengannya dengan wanita muda dan cantik itu. Dia tidak percaya bahwa Azio melupakan dirinya dan anak mereka yang masih kecil.
Christy mengepalkan tangannya dengan kuat. Dia bersumpah bahwa dia tidak akan membiarkan Azio dan Marsha bahagia bersama. Dia akan melakukan apa saja untuk menghancurkan hubungan mereka dan merebut kembali suaminya.
Dia akan membalas dendam.
*
Christy pulang ke rumah dengan hati yang hancur. Dia menangis sepanjang jalan. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa seperti hidupnya sudah tidak ada artinya lagi.
Dia membuka pintu rumah dengan perasaan murung. Dia melihat suaminya sedang duduk di sofa ruang tamu. Dia sedang menonton televisi dengan wajah yang ceria.
"Mah, kamu sudah pulang? Bagaimana kabarmu?" Azio menyapa istrinya dengan ramah.
Christy tidak menjawab. Dia hanya menatap suaminya dengan tatapan dingin dan penuh kebencian.
"Ada apa? Kamu kenapa?" Azio bertanya dengan bingung.
Christy mengeluarkan kamera dari tasnya. Dia menyalakannya dan memutar foto-foto yang dia ambil di kafe. Foto-foto yang menunjukkan Azio dan Marsha sedang berciuman dengan mesra.
"Kamu lihat ini?! Ini bukti bahwa kamu berselingkuh denganku!" Christy menjerit dengan marah.
Azio terkejut melihat foto-foto itu. Dia tidak bisa membantah apa yang dituduhkan istrinya. Dia tertangkap basah.
"Christy, aku... aku minta maaf. Aku bisa menjelaskan." Azio mencoba membela diri.
"Jelaskan apa? Jelaskan bahwa kamu sudah tidak mencintaiku lagi? Jelaskan bahwa kamu lebih memilih wanita muda dan cantik itu daripada aku? Jelaskan bahwa kamu sudah melupakan anak kita yang masih kecil?" Christy melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menyakitkan.
"Christy, tolong dengarkan aku. Aku masih mencintaimu. Aku masih peduli dengan anak kita. Aku hanya... aku hanya..." Azio tergagap-gagap.
"Kamu hanya apa? Kamu hanya ingin bersenang-senang? Kamu hanya ingin mencoba hal baru? Kamu hanya ingin mempermainkan perasaan wanita itu?" Christy menebak-nebak alasan suaminya.
"Christy, tidak begitu. Aku... aku mencintai wanita itu." Azio akhirnya mengaku dengan jujur.
Christy terdiam sejenak. Dia merasakan sesuatu yang pecah di dalam hatinya. Dia merasakan sesuatu yang mati di dalam dirinya.
Dia merasakan akhir dari pernikahannya.
*
Christy tidak bisa menerima kenyataan bahwa suaminya telah berselingkuh. Dia merasa dikhianati dan diremehkan. Dia merasa tidak ada lagi alasan untuk bertahan dalam pernikahan yang sudah retak.
Christy memutuskan untuk menceraikan Azio. Dia mengajukan gugatan cerai ke pengadilan. Dia juga meminta hak asuh anak mereka yang masih berusia 3 tahun.
Azio tidak bisa menolak permintaan Christy. Dia merasa bersalah dan menyesal atas perbuatannya. Dia mencoba meminta maaf dan memohon agar Rina mau memberinya kesempatan kedua. Tetapi Rina tidak mau mendengarkan.
Christy bersikeras untuk bercerai dari Azio. Dia tidak mau lagi melihat wajah Azio yang telah menyakiti hatinya. Dia tidak mau lagi hidup dengan Azio yang telah menghancurkan rumah tangganya.
Perceraian mereka pun segera diputuskan oleh hakim. Christy mendapatkan hak asuh anak mereka dan nafkah dari Azio dan Azio hanya boleh menjenguk anak mereka sesekali.
Azio merasa kehilangan keluarganya. Dia merasa kesepian dan hampa. Dia merasa tidak ada lagi yang peduli padanya.
Dia mencoba mencari penghiburan dari Marsha. Dia berharap Marsha bisa mengisi kekosongan di hatinya.
Marsha merasa senang saat Azio mengabarkan bahwa ia sudah bercerai dari istrinya. Dia merasa seperti mendapatkan hadiah terindah dalam hidupnya.
Dia menerima Azio dengan tangan terbuka. Dia bersedia menjadi pacar Azio dan mendampinginya dalam suka dan duka.
Mereka pun menjalin hubungan yang lebih serius. Mereka sering keluar bersama, berlibur bersama, dan bermalam bersama.
Marsha merasa bahagia bersama Azio. Dia merasa seperti mendapatkan cinta sejatinya.
*
Tetapi kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama.
Christy tidak rela melihat Azio bahagia bersama wanita lain. Dia masih menyimpan dendam dan sakit hati pada Azio dan Marsha.
Dia ingin membalas dendam pada mereka berdua. Dia ingin membuat mereka menderita seperti dirinya.
Dia pun menyusun rencana jahat untuk menghancurkan hubungan mereka.
Dia menggunakan foto-foto yang dia ambil di kafe sebagai bukti perselingkuhan mereka. Dia mengirimkan foto-foto itu ke media sosial, media massa, dan agensi voice actor tempat mereka bekerja.
Dia juga menulis caption yang menyudutkan mereka sebagai orang-orang yang tidak punya moral dan etika.
Dia berharap dengan cara ini, mereka akan mendapatkan hukuman dan celaan dari masyarakat.
*
Rencana Christy berhasil. Foto-foto Azio dan Marsha tersebar luas di internet. Mereka menjadi bahan gosip dan hujatan netizen. Mereka juga mendapatkan teguran dan sanksi dari agensi voice actor mereka.
Azio dan Marsha merasa terpukul dan malu. Mereka tidak tahu siapa yang menyebarkan foto-foto itu. Mereka tidak tahu bagaimana harus menghadapi situasi ini.
Mereka mencoba untuk tetap bersama dan saling mendukung. Mereka berusaha untuk mengabaikan omongan dan pandangan orang-orang.
Tetapi tekanan semakin bertambah. Mereka mulai kehilangan pekerjaan dan teman-teman. Mereka mulai merasa tertekan dan stres.
Mereka juga mulai bertengkar dan saling menyalahkan. Mereka mulai meragukan perasaan dan kesetiaan mereka.
Mereka mulai menyadari bahwa hubungan mereka tidak seindah yang mereka bayangkan.
Mereka mulai menyadari bahwa hubungan mereka tidak sekuat yang mereka pikirkan.
Mereka mulai menyadari bahwa hubungan mereka tidak seberharga yang mereka harapkan.
Mereka mulai menyadari bahwa hubungan mereka adalah sebuah kesalahan.
*
Azio dan Marsha akhirnya memutuskan untuk berpisah. Mereka menyadari bahwa hubungan mereka tidak bisa bertahan lagi. Mereka menyadari bahwa hubungan mereka tidak membawa kebahagiaan bagi mereka.
Azio merasa menyesal dan bersalah. Dia merasa telah mengorbankan keluarganya demi wanita yang tidak pantas. Dia merasa telah menyia-nyiakan hidupnya demi cinta yang palsu.
Dia mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan Christy dan anaknya. Dia mencoba untuk meminta maaf dan memohon agar Christy mau menerima dia kembali.
Tetapi Christy tidak mau mendengarkan. Dia tidak mau memaafkan Azio. Dia tidak mau kembali bersama Azio.
Dia merasa telah mendapatkan keadilan dan balasannya. Dia merasa telah berhasil menghancurkan Azio dan Marsha.
Dia merasa puas dan senang.
Tetapi dia juga merasa kosong dan sepi.
Dia merasa tidak ada lagi yang mengisi hatinya.
Dia merasa tidak ada lagi yang mencintainya.
Marsha juga merasa menyesal dan bersalah. Dia merasa telah menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain. Dia merasa telah menjadi penyebab penderitaan orang lain.
Dia mencoba untuk melupakan Azio dan segala kenangannya. Dia mencoba untuk memulai hidup baru tanpa Azio.
Tetapi dia tidak bisa melakukannya. Dia tidak bisa menghapus rasa cinta dan rindunya pada Azio.
Dia merasa terluka dan hancur.
Dia merasa tidak ada lagi yang mengerti dan menyayanginya.
Dia merasa tidak ada lagi yang membutuhkan dan menginginkannya.
Azio dan Marsha berpisah dengan penuh penyesalan dan kesedihan. Mereka berpisah tanpa ada harapan dan kepastian.
Mereka berpisah tanpa ada akhir yang bahagia.
*
Setelah berpisah, Azio dan Marsha menjalani hidup mereka masing-masing dengan penuh perjuangan. Mereka berusaha untuk melupakan masa lalu dan membangun masa depan yang lebih baik.
Azio memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Dia ingin memulai hidup baru di tempat yang jauh dari kenangan-kenangan buruknya. Dia ingin memperbaiki hubungannya dengan keluarganya yang sudah lama tidak dia kunjungi.
Dia membuka usaha kecil-kecilan di bidang pertanian. Dia menanam sayur-sayuran dan buah-buahan di lahan milik ayahnya. Dia juga mengurus ternak seperti sapi, kambing, dan ayam.
Dia bekerja keras dan rajin. Dia tidak pernah mengeluh atau menyerah. Dia selalu bersyukur atas apa yang dia miliki.
Dia juga mulai mendekatkan diri kepada Tuhan. Dia sering berdoa dan beribadah. Dia memohon ampun atas dosa-dosanya. Dia meminta petunjuk atas jalan hidupnya.
Suatu hari, dia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Adel. Adel adalah seorang guru di sekolah dasar di desanya. Adel adalah seorang wanita yang sederhana, rendah hati, dan religius.
Adel menarik perhatian Azio dengan sikap dan perilakunya yang baik. Adel juga tertarik dengan Azio yang tampak jujur, sopan, dan bertanggung jawab.
Mereka pun mulai berkenalan dan berteman. Mereka sering mengobrol dan bercanda. Mereka saling mengenal dan menghargai.
Lama-kelamaan, mereka mulai merasakan rasa suka satu sama lain. Mereka mulai menjalin hubungan yang lebih dekat. Mereka saling mencintai dan menyayangi.
Mereka pun memutuskan untuk menikah. Mereka mendapatkan restu dari kedua orang tua mereka. Mereka mengadakan pernikahan yang sederhana tapi khidmat.
Mereka pun hidup bahagia sebagai suami istri. Mereka dikaruniai dua orang anak yang lucu dan sehat. Mereka hidup harmonis dan sejahtera.
Azio merasa bahagia dengan kehidupannya sekarang. Dia merasa telah mendapatkan cinta sejati dari Adel. Dia merasa telah mendapatkan anugerah terbesar dari Tuhan.
Marsha juga memutuskan untuk pindah ke kota lain. Dia ingin menghindari gosip dan hujatan orang-orang yang mengetahui perselingkuhannya dengan Azio. Dia ingin mencari suasana baru yang lebih tenang dan nyaman.
Dia melamar pekerjaan di sebuah perusahaan media sebagai penulis lepas. Dia menulis artikel-artikel tentang gaya hidup, kesehatan, dan kecantikan. Dia juga menulis cerita-cerita inspiratif yang diambil dari pengalaman hidupnya sendiri.
Dia bekerja dengan tekun dan kreatif. Dia tidak pernah putus asa atau minder. Dia selalu berusaha untuk berkembang dan belajar.
Dia juga mulai menjaga kesehatannya dengan baik. Dia sering berolahraga dan makan makanan sehat. Dia juga menjauhi rokok, alkohol, dan narkoba.
Suatu hari, dia bertemu dengan seorang pria yang bernama Indra. Indra adalah seorang editor di perusahaan media tempatnya bekerja. Indra adalah seorang pria yang cerdas, humoris, dan bijaksana.
Indra menarik perhatian Marsha dengan pengetahuan dan wawasannya yang luas. Indra juga tertarik dengan Marsha yang memiliki bakat dan semangat dalam menulis.
Mereka pun mulai bekerja sama dan bahu-membahu. Mereka sering diskusi dan brainstorming. Mereka saling membantu dan memberi masukan.
Lama-kelamaan, mereka mulai merasakan rasa kagum satu sama lain. Mereka mulai menjalin hubungan yang lebih akrab. Mereka saling menghormati dan mendukung.
Mereka pun memutuskan untuk menikah. Mereka mendapatkan dukungan dari rekan-rekan kerja mereka. Mereka mengadakan pernikahan yang modern tapi sederhana.
Mereka pun hidup bahagia sebagai suami istri. Mereka dikaruniai dua orang anak yang pintar dan sehat. Mereka hidup produktif dan sukses.
Marsha merasa bahagia dengan kehidupannya sekarang. Dia merasa telah mendapatkan cinta sejati dari Indra. Dia merasa telah mendapatkan kesempatan kedua dari Tuhan.
***