"Jangan salahkan takdir, terkadang jodoh itu datang di waktu yang kita tidak pernah duga sama sekali. -Darren
-----------------------------------------------------------------------
Kini ia harus menerima perjodohan itu, Darren Baron Alexi anak kedua dari keluarga zafano. Apalagi saat ia tahu siapa perempuan yang akan menikah dengannya nanti....?
By: manikutami.
Aku tidak peduli, ada ataupun tidak yang membaca novelku.- by author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manikutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
Saat jam istirahat Anna menuju ke toilet sendirian, ditengah jalan ia menghentikan langkahnya ketika Darren menghalanginya. Ia melihat sekitarnya tanpa mengatakan sepatah pun Darren menarik Anna ke dalam toilet pria dan menguncinya.
"Lo mau ngapain bawa gue ke sini? jangan coba macam - macam sama gue!" Ujar Anna mulai berpikir yang negatif.
Dengan gerakan cepat Darren memojokkan Anna ke tembok dan menempelkan kedua tangannya di tengah - tengah gadis itu tidak ada celah untuk membuat Anna bisa melarikan diri lagi.
Darren mendekati bibirnya tepat di bawah telinga Anna, jantung Anna kian bergerak sangat cepat dibuatnya.
"Lo gak akan bisa kabur dari gue lagi, karena gue udah kunci pintu jadi..." Darren tersenyum menyeringai membuat Anna menelan salivanya sangat susah.
"Sebenarnya apa mau lo? kalau karena masalah tadi pagi anggap semuanya sudah usai gue..." seketika ucapan Anna terhenti disaat Darren menaruh jari telunjuknya di bibir Anna.
"Siapa bilang urusan belum selesai, gue bukan orang yang bisa di ajak main main kau lo harus tahu itu. " ujar Darren, matanya tidak berhenti menatap Anna. "Btw, kita hanya berdua di sini loh, jadi-"
Anna mendorong tubuh Darren dan sedikit menjauh dengannya, menatap tajam Darren ia tidak takut pada pria dihadapannya ini.
"Jangan macam - macam kalau enggak gue teriak biar semua orang buka pintunya dan laporin lo ke kepala sekolah karena mesum sama perempuan."
Suara ketukan pintu terdengar menarik perhatian kedua atensi itu. Darren mulai panik, ia membekap mulut Anna dan menyeret gadis itu untuk bersembunyi di tempat yang aman.
Setelah pintu itu berhasil di dobrak, mereka memandang sekitar tidak ada siapapun di sana. Bahkan sekarang Darren dan Anna sudah bersembunyi ditempat minim cahaya ditambah dinding begitu sempit. Keduanya begitu sangat canggung, apalagi tinggi Anna mencapai leher Darren bisa merasakan hembusan nafas Anna sungguh membuat jantung Darren tidak konsisten.
"ah sial, jantung gue semoga aja dia gak dengerin suara jantung gue." batin Darren.
"Kapan ini akan berakhir? cepetan dong, gue udah gak tahan.. semoga aja Darren gak denger suara jantung gue." batin Anna mulai panik dengan jantungnya tidak stabil.
Beberapa menit kemudian, pada akhirnya beberapa murid yang berada di dalam toilet mulai keluar, Anna juga Darren menyadari akan hal itu segera keluar dari persembunyiannya. Anna hanya bisa bernafas lega, ia menatap Darren sekilas.
"Gue harap kali ini dan kapanpun itu jangan pernah ikuti gue lagi, apalagi ketemu gue! lo bikin hidup gue sial setiap ketemu sama lo!" setelah mengucapkannya, Anna pun memutuskan untuk keluar dari toilet.
"Dasar cewek udik!" umpat Darren. "gue sumpahin lo, gak akan ada cowok yang mau sama cewek kayak lo!" teriak Darren dengan kesal memutuskan untuk pergi dari sana juga.
...........
Anna menyeret sepedanya keluar dari gerbang sekolah. Anna menghentikan langkahnya ketika mereka kembali berpapasan. Anna menghela nafas kasar, mengumpati Darren diam - diam.
"Kenapa ya, dimana mana gue ketemu lo lagi? gak di kantin, toilet, kelas, di sini pun harus ketemu sama lo" ucap Anna andai saja ia bisa menendang Darren mungkin ia akan menendang pria ini ke teluk Alaska. Ia tidak mau lagi bertemu dengan Darren selama hidupnya.
"Gue juga males ketemu sama cewek udik kayak lo" balas Darren.
"Apa?! gue cewek udik, lo bilang? Dasar cowok sombong!" ujar Anna memutuskan segera pergi ketimbang ia harus meladeni Darren yang sungguh menyebalkan dari ekspresi wajahnya.
Darren pun merongoh saku celananya, mengangkatnya cepat ketika ada suara notifikasi telpon dari seorang.
"Hallo." ujarnya.
"Tuan muda, saya sudah menemukan pemilik rumah keluarga wanita yang akan dijodohkan tuan besar ."
"bagus, segera kirimkan alamatnya saya akan segera ke sana."
"baik tuan,"
•
•
Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak