"Aku bosan menjadi polisi pangkat ren dahan, jadi aku memutuskan untuk menikahi Senna demi naik pangkat. Dan maaf Nana, kisah kita selesai sampai di sini."
Nana begitu hancur ketika mengetahui bahwa Darius, sang kekasih meninggalkannya dan menikahi anak komandan mereka.
"Darius, padahal kita berjuang bersama untuk masuk kedalam dunia kepolisian ini, tapi demi pangkat kau meninggalkanku."
Satu tahun kemudian
Nana menatap tak percaya pada lelaki kaya di depannya, lelaki yang tiba-tiba mengajaknya menikah. "haruskah aku terima tawarannya untuk membalas Darius?"
Ikuti kisah mereka di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selalu saja begini
"Apa ada yang terjadi selama aku dirawat? Apa ...." Nana ragu-ragu bertanya, sepertinya Jessica mengerti arah pembicaraan temannya.
"Hmm, gosipnya ...." Dan benar saja dugaan Nana barusan Jessica mengatakan bahwa Sena menyebarkan berita yang tidak benar.
"Ja-jadi Maksudmu ...."Nana merasa speechles ketika mendengar itu, pantas saja tadi beberapa polisi wanita menatapnya dengan tatapan mencemooh.
Senna memang sudah tahu, apa yang terjadi sebenarnya, di mana suaminya murni menolong Nana ke rumah sakit. Tapi tentu saja Sena, marah ketika Darius menyentuh Nana jadi sebagai pembalasan dia menyebarkan gosip yang tidak-tidak di kantor tersebut.
"Nana kalau mau ke mana?"Jessica langsung memanggil Nana ketika Nana keluar dari ruangan, sedangkan Nana memutuskan untuk menemui Sena karena dia harus berbicara dengan wanita itu, tentu saja dia tidak terima dengan tuduhan Sena dan Nana berpikir, mulai sekarang dia harus mulai melawan jika diperlakukan seperti ini. Karena tidak ada yang melindungi dirinya jadi dia harus melindungi dirinya sendiri.
Setelah keluar dari ruangan, Nana langsung berjalan ke arah ruangan Sena karena pasti Sena ada di sana apalagi ini belum jam wanita itu mulai pekerjaan, dan ketika dia berjalan banyak sekali polisi wanita yang melihat ke arahnya, menatap dia dengan aneh.
"Nona Sena!"ketika masuk ke dalam ruangan ternyata Sena sedang mengobrol dengan seseorang, Nana yang sedang emosi berusaha mati-matian mengontrol nada bicaranya.
"Masih berani kau menampakan dirimu di hadapanku?" Tanya Senna dengan sinis. Wanita itu menatap benci pada Nana.
"Aku hanya ingin mengkonfirmasi padamu, bahwa apa yang kau katakan sangat merugikanku. Aku bisa membuktikan apa yang kau katakan pada orang lain tidak benar, ada CCTV di parkiran. Jadi tolong tarik kembali ucapanmu."
"Tapi CCTV di parkiran sudah lama mati," jawab Senna berbohong.
"Tolong jaga batasanmu, Darius sudah menjadi suamiku, dan dia juga atasanmu di sini. Jadi, jangan macam-macam apalagi aku bisa dengan mudah mendepak karirmu dari kepolisian ini, apalagi pangkatmu hanya pangkat rend ahan."
Nana memejamkan matanya ketika mendengar itu, wanita itu mengepalkan tangannya, jangan ditanyakan betapa emosinya Nana saat ini. Tapi sayang Nana tidak bisa melampiaskan amarahnya, bahkan dia juga tidak bisa membantah ucapan Sena.
Sungguh mungkin ini adalah kasus yang sangat kecil bagi sebagian orang, bahkan terkesan berlebihan jika Nana mempermasalahkan ini. Tapi percayalah bagi Nana adalah hal yang besar.
"Bagaimana jika ...." Ucapan Nana terhenti ketika mendengar suara pintu terbuka, hingga semua menoleh ke arah pintu dan yang datang adalah Darius.
"Darius bisa kau jelaskan apa yang terjadi beberapa hari yang lalu!" Nana langsung berbicara pada mantan kekasihnya. Berharap Darius bisa meluruskan ini.
"Aku atasanmu, panggil aku dengan benar."
Tiba-tiba tubuh Nana dia mematung ketika mendengar ucapan Darius, bahkan lelaki itu sama sekali tidak berempati padanya. Ya barusan dia memang tanpa sadar berbicara itu pada mantan kekasihnya, tapi sungguh dia berharap Darius membelanya karena apa yang dikatakan oleh Sena tidak benar. Tapi ternyata harapan Nana terlalu jauh, dia sadar mana mungkin Darius membelanya.
"Jangan campurkan urusan pribadi dan pekerjaan." Darius kembali berbicara, membuat Nana langsung tertunduk karena ucapan Darius membuat dia malu.
Sedangkan Sena tentu saja tersenyum penuh kemenangan.
****
Beberapa hari kemudian
Nana yang baru saja memarkirkan mobil berdiam diri sejenak untuk beristirahat, wanita itu menghirup oksigen sebanyak-banyaknya guna menenangkan dirinya yang sudah sangat kelelahan.
Waktu Menunjukkan pukul 2 dini hari, harusnya Nana pulang pukul 08.00 malam tadi. Tapi, seperti biasa, Nana diperintahkan untuk memperkerjakan laporan yang sama sekali bukan tugasnya. Tapi tentu saja nanti bisa melawan dan membantah, jadi dia mengerjakan semuanya.