NovelToon NovelToon
Dewa Petaka

Dewa Petaka

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Iblis / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arisena

Ketika yang semua orang anggap hanya omong kosong menyerbu dari utara, saat itulah riwayat Suku Gagak menemui akhirnya.

Tanduk Darah, iblis-iblis misterius yang datang entah dari mana, menebar kekacauan kepada umat manusia. Menurut legenda, hanya sang Raja Malam yang mampu menghentikan mereka. Itu terjadi lima ribu tahun silam pada Zaman Permulaan, di mana ketujuh suku Wilayah Pedalaman masih dipimpin oleh satu raja.

Namun sebelum wafat, Raja Malam pernah berkata bahwa dia akan memiliki seorang penerus.

Chen Huang, pemuda bernasib malang yang menjadi orang terakhir dari Suku Gagak setelah penyerangan Tanduk Darah, dia tahu hanya Raja Malam yang jadi harapan terakhirnya.

Apakah dia berhasil menemukan penerus Raja Malam?

Atau hidupnya akan berakhir pada keputusasaan karena ucapan terakhir Raja Malam hanya bualan belaka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode : 6 — Kegesitan Serigala

Chen Huang masih tidak tahu alasan mengapa dia ada di sini, yang jelas itu semua karena paksaan Qin Yuying. Tentu saja, kalau bukan karena itu, dia lebih memilih untuk berlatih di taman belakang pondok.

Hari ini adalah keberangkatan rombongan lima puluh orang menuju ke Menara Putih. Chen Huang tak terlalu mendengar detailnya, dia pun malas untuk itu. Namun, Qin Yuying mengajak adik serta dirinya untuk ikut mengantar di gerbang desa.

Walau disebut desa, tempat itu adalah tempat yang amat luas. Berdiri di atas perbukitan yang dikelilingi banyak pohon beraneka jenis. Bangunan-bangunan di sini hampir semua berwarna putih dengan genteng coklat. Chen Huang harus mengakui tempat ini indah.

"Hati-hati ...." Qin Yuying berteriak kepada pamannya ketika rombongan itu pergi meninggalkan gerbang desa.

Di sebelahnya, Ming Zhe menghela napas. "Semoga tuan baik-baik saja."

"Dia akan baik-baik saja, Menara Putih itu tempat suci."

Ming Zhe memandang keponakan pemimpin suku itu dengan tajam. "Kau tahu maksudku bukan itu, Nona."

"Iya," balas Qin Yuying. "Aku tahu."

Setelah rombongan itu pergi jauh sampai tak terlihat lagi, para penduduk Suku Serigala kembali ke kesibukan masing-masing. Demikian pula dengan Qin Yuying yang mengajak Qin Mingzhu bersama Chen Huang kembali ke kediaman utama.

Mereka segera menuju lapangan besar tempat biasa berlatih. Hari ini cukup sepi karena banyak di antara mereka ikut dalam rombongan Qin Sheng.

"Sudah tiga hari kulatih, tapi kau masih belum menunjukkan perkembangan," Qin Yuying sedikit menggerutu karenanya.

Chen Huang mencoba meralat perkataan itu. "Seharusnya, baru tiga hari. Aku tak cukup pintar untuk membuat suatu perubahan dalam waktu tiga hari."

Qin Mingzhu menimpali. "Mungkin karena perbedaan teknik bertarung? Bagaimanapun, dia dari Suku Gagak, gaya pertarungan kita pasti tak begitu cocok dengannya."

Namun, Qin Yuying menggeleng tak setuju. "Dia bilang dirinya gagak yang belum sempurna. Apa aku salah kalau kuartikan bahwa kau bisa dibilang belum menguasai teknik gagak sama sekali?"

Chen Huang hanya menggangguk untuk itu. Memang tak bisa dipungkiri, di masa lalu Chen Huang lebih sering menghabiskan hari dengan berkeliling tak jelas bersama Wu Rui. Karena itulah banyak orang yang melihat mereka berdua dengan sedikit kecewa.

'Mereka takkan pernah bisa terbang.' Demikian kata mereka yang selalu dihiraukan olehnya.

Qin Yuying tampak berpikir selama beberapa saat. Dia mengusap dagunya yang runcing dan manis, benar-benar manis untuk wanita seusianya.

"Kau tahu ilmu meringankan tubuh?"

Chen Huang pernah mendengarnya, hanya saja tak pernah ia kuasai. Mustahil. "Ya, sekadar mendengar."

"Melihat?"

"Baru sekali." Pikirannya mengingat ketika Wu Rui jatuh dari atap lantai dua karena kepergok mengintip putri seorang penatua yang sedang berpakaian. 'Ilmu meringankan tubuh yang buruk,' batinnya.

"Kalau begitu, akan kutunjukan padamu, kegesitan serigala."

Qin Yuying menyeringai lalu menundukkan tubuhnya. Melihat ini, dengan girang Qin Mingzhu menggerakkan diri ke samping.

Wanita itu menunduk dengan kedua tangan menjuntai di kanan-kiri tubuh sampai hampir menyentuh tanah.

"Chen Huang, pasang kuda-kudamu!"

Pemuda itu mengambil persiapan dengan kikuk.

"Menghindar!"

Sedetik kemudian, kaki Qin Yuying melakukan tolakan ke bumi. Sebagai akibatnya, tubuh wanita itu meluncur cepat bagai anak panah yang dilepas dari gendewa. Tak menimbulkan suara, hanya tampak bayangan kuning dari jubah yang dikenakannya.

Chen Huang berusaha sebisa mungkin untuk menghindar, tapi bahkan kakinya belum terangkat, kedua tangan Qin Yuying sudah mencengkeram pundak dan menjatuhkannya.

"Kau mati," desis Qin Yuying yang menindih tubuh Chen Huang. Melihat Chen Huan yang tak berdaya, wanita itu menyingkir dan membantu muridnya berdiri. "Itu ilmu meringankan tubuh milik suku kami. Hebat, kan?"

"Hebat!" Qin Mingzhu menyahut dengan semangat. "Luar biasa!"

"Matamu cukup bagus," balas Qin Yuying dengan senyum lebarnya. "Sebenarnya, aku perlu minta izin lebih dulu untuk mengajarkanmu teknik bertarung serigala. Namun kalau soal meringankan tubuh, hampir semua suku memiliki dasar yang sama, jadi kupikir tak apa-apa."

"Kau sudah mengajariku teknik bertarung serigala," Chen Huang mengingatkan.

"Karena kalau aku meminta izin dulu, pamanku pasti tak mengizinkan." Dia mengerucutkan bibir. "Itu menyebalkan, aku juga ingin punya murid yang hebat."

"Aku muridmu," sembur Qin Mingzhu.

"Sepupuku, bukan murid."

Entah kenapa, Qin Mingzhu merasa sedikit kecewa.

Chen Huang mengingat gerakan Qin Yuying tadi, memang luar biasa cepat dan mematikan. Andai Chen Huang adalah musuhnya, dia yakin akan mati saat itu juga.

"Tolong ajari aku ilmu meringankan tubuh serigala." Chen Huang menundukkan kepala, dia sungguh-sungguh memohon.

Qin Yuying tersenyum senang. "Haha, mulai sekarang, panggil aku guru. Seharusnya sudah sejak tiga hari lalu, tapi sedikit terlambat kurasa tak masalah."

"Baik, Guru."

Sejak hari itu, Chen Huang benar-benar menenggelamkan diri kepada ilmu meringankan tubuh. Dia berlatih keras, lebih keras dari Qin Mingzhu. Maka tak heran jika pencapaian Chen Huang sedikit lebih baik dari Qin Mingzhu, padahal anak serigala itu sudah lebih dulu mempelajari teorinya.

Selama satu minggu berikutnya sejak keberangkatan Qin Sheng, rombongan besar itu belum juga kembali. Qin Mingzhu menanyakan kepada sepupunya, tapi Qin Yuying menjawab tenang.

"Perjalanan ke Menara Putih cukup jauh, apalagi dengan membawa rombongan orang sebanyak itu, pasti akan lebih lambat dari biasanya. Wajar saja, mungkin sekarang ini ayahmu baru akan melakukan perjalanan pulang dari Menara Putih."

"Eh ... selama itu?"

"Ya," Qin Yuying mengangguk membenarkan. "Di Wilayah Pedalaman, tujuh suku hidup bersama dalam jarak yang cukup berjauhan, tapi keseluruhan dari Wilayah Pedalaman amat luas, kau tak akan tahu di mana ujungnya. Menara Putih terletak di luar itu semua, di luar wilayah ketujuh suku, jadi wajar saja kalau ayahmu pergi cukup lama."

"Kau sudah mengatakan itu berkali-kali," Qin Mingzhu memandang bosan.

"Agar kau tak lupa."

"Bukankah ujung Wilayah Pedalaman adalah Suku Kuda Laut yang terletak di wilayah pesisir?"

Qin Yuying terkekeh sambil menggeleng. "Kau benar-benar pelupa. Bukankah sudah kubilang, Suku Kuda Laut hanya ujung timur. Lalu, di mana ujung baratnya?"

"Suku Naga."

"Lalu jauh ke barat lagi?"

Qin Mingzhu terdiam. Dia sudah membuka mulutnya, tapi kata-kata yang hendak diucapkan ditelan kembali.

"Jauh di barat, hanya ada hutan rimba yang belum pernah dijelajahi oleh manusia, kau harus ingat itu."

Percakapan kakak adik ini terhenti ketika mereka melihat Chen Huang di kejauhan.

"Hm ... kita lihat sejauh apa dia berkembang, menjauhlah sedikit." Qin Yuying menghela tubuhnya berdiri, sedangkan Qin Mingzhu segera menyingkir. "Chen Huang muridku, serang aku!"

Chen Huang tersenyum tipis. Langsung saja dia menekuk tubuh, membungkuk sampai kedua tangannya hampir menyentuh tanah. Ketika kakinya menghentak, suara halus tercipta, tubuhnya melesat cepat.

'Bagus!' batin Qin Yuying bangga.

Qin Yuying maju selangkah, mengangkat tangan kiri. Dia bermaksud menangkap salah satu pundak si Gagak, tapi ternyata dia berhasil dibohongi.

Ketika sudah dekat, tubuh Chen Huang tiba-tiba berputar dan entah sejak kapan pemuda itu sudah berada di samping kiri Qin Yuying. Kakinya terangkat melakukan tendangan, suara bedebuk terdengar nyaring ketika kakinya mengenai sasaran.

"Aduh!!" Qin Yuying terdorong ke depan, dia mengusap punggungnya yang cukup nyeri.

"Guru tidak serius," Chen Huang merangkapkan dua tangan sambil menundukkan tubuh.

"Heh, kalau aku serius, kaupikir masih bisa berdiri?" balas Qin Yuying, "tapi bagus juga gerakanmu." Wanita ini melirik ke tempat adiknya berdiri menonton dengan kagum. "Hei anak serigala, bagaimana kabarmu? kau bahkan belum bisa mengimbangi gerakan seperti itu, kan?"

"Ayo latihan!" Qin Mingzhu membalas dengan muka merah karena ejekan itu. "Sebentar lagi aku akan setingkat dengannya."

...----------------...

Untuk mengetahui hal-hal mengenai isi cerita secara lebih mendalam, bisa mampir ke instagram @arisena_p

1
Filanina
bab ini kayak pendek.

btw, makin lambat aja. apa kamu masih online?
Arisena: emang makin dekat perang besar, makin lambat, aku juga ngerasa gitu/Sweat/
Arisena: masihlah/Proud/
total 2 replies
Tanata✨
Tak terasa sudah 10 chapter ya🤭 makin ke sini makin kerasa menarik.. beberapa sensasi tegang dan kocaknya juga cukup seimbang.

Hanya saja untuk development karakter nya aku masih merasa kurang cukup motivasi. Mungkin karena masih perkembangan awal. Akan tetapi, perlahan namun pasti keberadaan Chen Huang di Serigala, kayaknya akan semakin bisa di terima. Aku cukup merasakan bahwa dia saat ini sudah mulai banyak berinteraksi dengan tokoh lainnya.
Tanata✨
Aku cukup suka sama rangkaian kata-kata pada paragraf ini. Aku jadi mudah membayangkannya
Tanata✨
Ye ye yeeeee/Sob//Sob//Sob//Sob/
Filanina
Bro, Hutan Emasnya udah tamat minta review dong.
Filanina: error kali ya
Arisena: nanti kukirim lagi, NT emang rada rada🗿
total 5 replies
Filanina
cerdik juga chen Huang sampai ayang terpesona.
Tanata✨
Kalau Chen Huang sampai di penjara, waaah waah sih😅🤣🤣
Tanata✨
Beda dikit dengan peribahasa "nasi sudah jadi bubur"
Tanata✨
ini flashback ya? aku baru sadar🤔 Tadinya aku agak bertanya-tanya, ternyata ada gagak lain selain Chen Huang. Tahunya ini masa lalu.

Aku baca ulang dan ternyata memang ini flashback😅✌🏻
Tanata✨
gk sakit gk sembuh, map maap ya/Hey/
Tanata✨
Skalian paus atau hiu😭😭✌🏻
Tanata✨
Kompaaakkk🤣🤣🤣
Tanata✨
Lantas siapa lagi kalau bukan chen huang, mungkin saat ini beliau belum terlalu pd/Hey/
Tanata✨
Gemes sama tingkah mereka, tidak saling menjatuhkan dan saling termotivasi satu sama lain...
Tanata✨
Filosofi makna kuda laut apa ya?😅 aku masih agak heran
Tanata✨
Wkwkwk panas hayo panasss🤣🤣
Tanata✨
Pada intinya kerja keras akan membuahkan hasil ygy
Arisena: /Proud/
total 1 replies
Tanata✨
Beruntunglah karena saat ini dirimu tokoh utama, kurleb plot armornya pasti tebel lah
Arisena: yoi/Doge/
total 1 replies
Tanata✨
Awet muda/Shy/
Arisena: /Slight/
total 1 replies
Tanata✨
Ngakak plisss😭😭✌🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!