Namaku Vira, seorang ibu dengan dua balita. Aku bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Ritme kerjaku tentu berbeda dengan ritme kerja suami yang seorang pegawai sebuah bank.
Sering jika aku tinggal dinas malam, anak-anak kutitipkan pada ibu mertua dengan alasan suami tak ingin direpotkan saat berangkat kerja keesokan hari karena aku belum pulang.
Pembawaanku yang supel dan ramah pada siapa saja, kadang disalah artikan.
Hingga ada seorang teman kerja sebut saja namanya Jonathan dengan jujur mengatakan kalau dia suka padaku. Segala macam cara dia lakukan untuk merengkuh hatiku.
Apa yang terjadi berikutnya? Lanjut baca di part demi part ya guyssss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan Pahit
Melihat foto yang dikirimkan oleh Jonathan, maka Vira pun memaksa Jonathan untuk memberitahu lokasinya saat ini.
Vira memutar balik laju mobil, menuju tempat yang diinfokan oleh Jonathan.
"Semoga mas Teddy masih di sana," harap Vira.
"Sudah dua orang yang bertemu dengan mas tak sengaja. Apa maksud mas bohong kalau rapat keluar kota?" batin Vira berkecamuk.
"Ah, kenapa gue nggak coba telpon ke kantor mas Teddy aja sih? Bodoh... Bodoh...,' Vira merutuki kebodohannya sendiri.
Vira menekan nomor telpon kantor sang suami setelah sebelumnya menepikan mobil ke pinggir jalan.
"Halo, selamat siang. Apa saya bisa bicara dengan tuan Teddy," sapa Vira dengan bahasa resmi.
"Maaf ibu, untuk hari ini sampai lima hari ke depan. Tuan Teddy sedang ambil cuti," beritahu karyawan bank yang ada di ujung telpon.
"Oh ya baiklah. Terima kasih," Vira menutup panggilan dengan rasa sesak membuncah.
"Mas, apa kamu membohongiku. Cuti? Kerja ke luar kota? Mana yang benar?" gumam Vira lirih.
Banyak clue hari ini yang seakan membenarkan kebohongan Teddy.
Vira melajukan mobil kembali sambil menghubungi Jonathan.
"Kak Jo masih di sana?" tanya Vira saat panggilan tersambung.
Jonathan mengernyitkan alisnya.
'Panggilan Kak akan keluar jika Vira dalam mode galau tingkat tinggi,' batin Jonathan.
"Hhhmmm," jawab Jonathan.
"Temani aku kak," mereka berdua ngobrol lewat sambungan telpon.
Vira sedang fokus mengemudikan mobil, sementara Jonathan berjalan ke arah foodcourt menemui Angel yang puluhan kali telah menelpon Jonathan. Tak satupun Jonathan angkat.
"Oke, aku tunggu," tukas Jonathan menutup panggilan dari Vira.
"Lama kali Jo?" sambut Angel dengan cemberut.
"Parkiran penuh," jawab Jonathan ngasal.
"Issshhh... Aku harap bukan hanya alasan kamu aja Jo," tatap Angel kesal.
Jonathan duduk di depan Angel.
"Habis ini gue ada perlu, aku pesan kan taksi online buat nganter kamu ke mama," seru Jonathan.
"What?" tanya Angel tak percaya.
Calon suami macam apaan ini. Kesal batin Angel.
"Kalau nggak mau ya udah. Pesan aja sendiri," Jonathan beranjak.
Jonathan sedang menunggu Vira.
"Oke... Oke... Naik taksi online gak papa. Tapi temenin aku makan bentar," ucap Angel.
Jonathan kembali duduk di depan Angel.
"Kamu nggak makan?" sela Angel sambil mengunyah makanan yang ada di mulut.
"Diet," jawab singkat Jonathan.
"Isshhh, ngobrol sama kamu tuh nggak seru," cibir Angel.
"Makanya, kamu tolak aja perjodohan kita," tukas Jonathan.
"Kenapa nggak kamu aja yang batalin?" ulas Angel.
"Sudah aku coba, tapi kamu tau kalau orang tuaku suka maksa," jawab Jonathan.
"Papa mama ku juga begitu," bahas Angel.
"Nggak usah dibahas, percuma. Nggak ada solusi," kata Jonathan.
"Lah, yang mulai bahas kan kamu," Angel mencebik.
Wajah Jonathan kembali datar.
Tak sengaja Jonathan kembali melihat sosok suami Vira.
Pria itu datang sama teman prianya, dan duduk berseberangan dengan Jonathan.
Drrttttt..... Drrttttt..... Ponsel Jonathan bergetar di saku.
Pasti Vira. Tebak Jonathan sebelum melihat layar ponsel.
"Eh, Angel. Gue ada perlu sekarang. Lo bisa pesen sendiri kan, taksi online nya?" seru Jonathan.
Jonathan meninggalkan Angel yang masih bengong.
"Kok ada sih pria macam dia. Seenaknya sendiri main pergi," gumam Angel.
"Semakin dia menjauh, semakin buat aku penasaran," senyum licik nampak sekali di wajah Angel.
"Akan kukejar kamu sampai kemanapun Jo," niat Angel.
Meski di depan kamu aku menunjukkan reaksi yang berbeda, tapi saat mendengar dijodohkan sama kamu. Hatiku terlonjak bahagia. Batin Angel bermonolog.
"Akan kudapatkan hati orang tua kamu dahulu. Aku yakin kamu tak akan berkutik, jika mama sudah kasih kamu titah," Angel mengulum senyum.
Angel meraih tas dan berlalu dari tempat itu.
Sementara Jonathan menerima panggilan dari Vira.
"Maaf kak Jo, aku repotin," kata Vira lewat sambungan telpon.
"Posisi?" Jonathan sibuk mencari mobil Vira.
Vira keluar tepat Jonathan tiba di dekatnya.
"Topi, masker sama kacamata kamu," kata Jonathan.
Jonathan ikutan membuka mobil Vira.
"Nih pakai," suruh Jonathan.
"Issshhhh....," desis sebal Vira.
"He...he... Demi keamanan kamu cuyyyy," kata Jonathan terkekeh.
"Hhhmmmm...," Vira mengiyakan pasrah.
Jonathan menggandeng lengan Vira.
Vira menatap Jonathan yang berjalan di sampingnya. Kacamata hitam nangkring manis di hidung mancung Jonathan.
"Ingat, ada suami," canda Jonathan.
"Apaan sih?" Vira membuang pandangannya.
Bodoh amat sih Vir, bagaimana bisa terpesona wajah pria di samping ini. Pakai ketahuan lagi. Duh, malunya. Batin Vira.
"Kita food court. Kulihat suami mu ada di sana" kata Jonathan serius.
"Biar aku sendiri kak. Aku nggak mau melibatkan kak Jo," kata Vira.
"Sejak aku suka kamu, aku sudah melibatkan diri Vir," tandas Jonathan.
"Tapi kamu salah kak," Vira melepas genggaman tangan Jonathan.
"Jangan ngeyel deh," Jonathan kembali meraih tangan Vira dan menariknya.
Jonathan masuk area foodcourt melipir.
"Mana?" tanya Vira berbisik.
Arah mata Jonathan menunjukkan kemana Vira harus melihat.
"Daniel?" gumam Vira. Teddy sedang bersama Daniel. Mereka saling merangkul, tak ada kata risih meski mereka berada di tempat umum.
Meski saling pakai masker, Vira sudah tahu keduanya.
Netra Vira mulai berair.
"Berapa kali kamu bohongin aku mas?" ucap Vira lirih.
"Loh, kok malah nangis? Kenapa nggak disamperin?" tanya Jonathan pura-pura tak tahu.
Vira duduk di bangku kosong. Kaki nya mendadak lemas tak bertenaga.
"Kak, apa salahku? Tega sekali mereka" ingin rasanya Vira meluapkan emosinya saat ini.
Jonathan mengelus pundak Vira yang tergugu tanpa mengucapkan apapun.
"Yang kulihat semalam itu nyata, bukan fatamorgana," Vira kembali ingat saat sang suami mencium Daniel.
"Kamu jahat mas... Hiks,"
"Kita pulang. Aku anterin kamu," Jonathan tak tega melihat Vira yang bersedih.
"Aku ingin ke sana," ucap Vira menatap Jonathan.
"Nggak usah... Ngapain? Buang-buang tenaga. Sekarang cukup tau saja kelakuan suami kamu," kata Jonathan.
Jonathan melirik ke seseorang yang ada di meja sebelah, dan orang itu menganggukkan kepalanya.
Jonathan meraih tangan Vira, "Kita pergi," ajaknya.
Jonathan masuk ke mobil Vira.
"Aku anterin," paksa Jonathan karena Vira selalu menolaknya.
"Jangan kak Jo, aku tak mau mertua ku salah paham," Vira tetap menolak.
"Jangan pulang ke sana! Tenangkan hati kamu, baru pulang," tegas Jonathan.
Tangis Vira meledak. Emosinya yang tertahan akhirnya meluap saat mobil sudah melaju.
"Kenapa harus Daniel kak? Kenapa harus dia?" teriak Vira meluapkan emosi.
Vira merasa sakit hati sangat. Hancur lebur rasanya melihat kenyataan.
Ponsel Vira berdering, dan ada nama 'My Husband' calling.
Vira mereject panggilan suaminya.
Jonathan hanya melirik apa yang dilakukan Vira.
Jonathan membawa Vira ke pantai.
"Ngapain kita ke sini kak?" tanya Vira. Mata sembab sangatlah terlihat di wajah Vira.
"Luapkan emosi kamu pada ombak. Sedikit banyak bisa melegakan hati. Itu yang aku lakukan saat hatiku gundah," saran Jonathan.
"Orang seperti dokter Jonathan bisa galau juga," ada sedikit senyum di bibir Vira.
Jonathan terkekeh.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
apa kabar dgn Teddy ?
turuti saja apa kata Jonathan itu Vira,masak kamu gk tahu maksud dari Andreas.
jangan2 yg ditabrak Vira dr.Jo
thanks 🥰
bener apa kata Vano, pasti nama Vira sudah diblacklist jadi gk bisa diterima di rs manapun
dan sakitmu ini karena hubungan acdc mu selama ini Teddy.
Teddy sudah dalam kendali Daniel.
Ayo Vira ngomong jujur ke orangtua Teddy tentang statusmu, jangan ditutup2i