Judul kecil: SUAMI KECIL YANG LENGKET DAN MANJA
Sinopsis (pendek saja):
Ini tentang remaja laki-laki yang ingin menikahi seorang gadis yang lebih tua darinya sejak pertemuan pertama. Dengan laki-laki berpostur dewasa dan gadisnya justru kebalikannya.
[Catatan penulis: tidak ada konflik berarti yang mengganggu, hanya cerita yang menghibur saja. sebab penulis tidak mau tambah stress, cukup di dunia nyata saja.]
Buat yang suka alur santai, bisa datang ke penulis. di jamin gak akan nambah beban pikiran. kecuali agak hambar. hahaha. maklum, menulis cerita juga butuh ide dan ide datangnya dari kinerja otak yang bagus. jadi, penulis harus selalu menjaga pikiran tetap tenang dan bersih agar bisa berpikir lebih imajinatif untuk menghibur pembaca semua.
love u😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LeoRa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Ekspresi bingung segera tergambar di wajah chubby Qiena yang menipu umurnya. Itu cukup membuat Giass betah menatapnya berlama-lama.
"Kenapa begitu?" jedanya sambil berpikir. "Saya sudah menjelaskannya pada Tuan Droov. Seharusnya, beliau tidak lagi perlu mempermasalahkannya. Tuan Droov sudah membantu pemakaman ayah saya. Itu sudah saya anggap selesai." dan Qiena tak berniat ingin lebih. Lagipula, dia mampu menghidupi dirinya sendiri sekarang karena dia bukan pengangguran.
Dia bukan anak yang di kekang juga oleh ayahnya meskipun selalu dikawal. Dia hanya terlalu di sayang.
Giass mengangguk membenarkan. Dia juga tahu itu. "Tapi, keputusan anda membuat kesehatannya menurun, Nona." Qiena terhenyak mendengarnya.
Matanya berkedip tak percaya. "Menurun?" lirihnya namun masih terdengar. Giass mengangguk membenarkan.
"Bagaimana bisa? Saya tidak membebani beliau dengan tanggung jawab itu." Qiena mulai tak nyaman mendengarnya. Bukan ini maksud penolakannya.
"Saya mengerti. Tetapi, Tuan Droov adalah seorang ayah juga. Beliau berpikir sudah mengambil seseorang yang penting bagi anda terlebih karena anda seorang perempuan. Kesalahan ini memang tidak bisa diubah. Itulah mengapa beliau mencoba membayarnya dengan cara yang lain." jelas Giass dengan kecerdasannya berbicara.
Rasa bersalah mulai tumbuh di hati Qiena. "Lalu, bagaimana keadaan Tuan Droov saat ini?" suaranya bahkan menjadi semakin lembut.
Sebagai perempuan yang memiliki hati amat lembut, Qiena tentu tak bisa begitu saja acuh mendengar kabar tak mengenakkan itu.
"Beliau sudah lebih dari 2 minggu beristirahat di rumah." mata tajam Giass melihat kebimbangan Qiena yang membuat Giass tahu harus bagaimana melanjutkan.
Qiena benar-benar gadis baik hati yang polos.
Jadi, selagi setrika masih panas dia menambahkan.
"Saya harap anda bisa memikirkannya lagi. Keadaan Tuan Droov pada dasarnya tidak baik untuk perusahaan. Beliau seorang pengusaha yang mempekerjakan ribuan karyawan. Jika, kondisinya terus seperti ini... Hal itu pasti berdampak buruk bagi perusahaan, kemudian jika terlambat diatasi... Coba pikirkan?! Berapa banyak orang yang harus kehilangan pekerjaannya. Terlebih, tidak semua dari mereka berasal dari keluarga mapan." dengan lihai Giass memainkan perkataannya dan tanpa ragu menjual kesakitan ayahnya serta belas kasihan.
Kalau Tuan Droov tahu, dia pasti sudah memukul kepala putranya beberapa kali.
Giass tersenyum dalam hati melihat kegelisahan Qiena yang dapat dilihat betapa baik hatinya gadis didepannya ini. Baru dia katakan seperti itu, Qiena sudah kepikiran dan semuanya terlihat jelas di wajahnya. Yang di sayangkan hanya, Qiena terlalu mudah percaya.
Tidak sulit bagi Giass menebaknya, sebab dia sudah sering melihat beragam karakter orang karena statusnya. Kesempatan yang langka untuk bisa menemukan yang murni.
"Tapi, apa yang Tuan Droov tawarkan sangat memberatkan saya." Qiena mencoba bertahan dengan mencari celah menggunakan tutur kata yang masih halus. "Beliau menawarkan saya untuk menjadi anak angkat, itu membebani saya. Beliau juga menawarkan posisi di perusahaannya, saya tidak memiliki kemampuan apapun yang berkaitan dengan bisnis. Dan lagi, beliau menawarkan tunjangan bulanan... Itu lebih tidak mungkin. Apa hak saya menerimanya?!"
Mendengar itu Giass membatin. "Dapat dimengerti..."
Giass tidak tahu apa yang dipikirkan ayahnya. Tapi, kini dia pikir dia paham mengapa ayahnya mengambil jalan ini.
Gadis didepannya ini sangat rawan bahaya.
Jika ada yang tahu kalau gadis ini sudah hidup sebatang kara, entah kemungkinan terburuk apa yang akan menimpanya.
Suasana hening sejenak sebelum Giass angkat bicara dengan suara datar seolah pembicaraan ini tak ada hubungannya dengan dia.
"Tapi, anda tidak bisa menutup mata pada keadaan Tuan Droov, Nona. Beliau tidak akan berhenti merasa bersalah sampai niatnya terpenuhi." lugas Giass yang membuat bahu Qiena merosot lesu.
Ini sulit baginya.
Sayang sekali, kesedihan dan kebingungan Qiena membuatnya tidak melihat senyum di mata Giass yang nyata.
"Mau mendengar usul saya?"
Kepala Qiena yang menunduk lesu seketika terangkat begitu mendengarnya. "Anda punya ide? Apa itu?"
Matanya berkilat licik yang tak terdeteksi sebelum berkata. "Tuan Droov memiliki seorang anak laki-laki. Menikahlah dengannya."
"Apa!" kaget Qiena sampai rasanya bola matanya bisa keluar dari tempatnya.
"Anda gila!"
Dikatai oleh gadis didepannya tidak merubah apapun bahkan Giass seolah tak mendengarnya. Anehnya, dia suka reaksi Qiena.
Qiena malah semakin menggemaskan di matanya.
Giass ini bisa ngaco rupanya!
"Coba pikirkan... Dengan menikahi putranya, segala tawaran Tuan Droov terselesaikan dan anda juga tidak akan merasa tidak nyaman dengan itu." Qiena geleng-geleng kepala mendengarnya.
Berulang kali dia mengatai pria didepannya ini gila, tak hanya dalam gumaman tapi juga dalam hati. Sedang Giass, hanya menikmati suara gumaman merdu itu yang semakin dia dengar semakin tergelincir hatinya.
Tahu akan begini dan Giass sendiri tidak berniat untuk berhenti. Entah apa yang merasukinya. "Anda tidak perlu menjadi anak angkat, karena sudah menjadi menantu. Anda tidak perlu mengambil posisi di perusahaan, karena anda lebih cocok jadi menantu. Anda tidak perlu menerima tunjangan bulanan, karena anda akan menerima nafkah sebagai menantu Tuan Droov. Untuk membuat anda lebih nyaman menerima semua itu, cukup menjadi istri yang baik bagi putranya."
Qiena kehabisan kata-kata mendengarnya. Di pandangi wajah tampan pria didepannya yang selalu datar dari awal hingga akhir tanpa merasa canggung ataupun tidak nyaman mengutarakan semua kalimat mengejutkan itu.
Qiena sampai merasa sikap dingin Giass bertolak belakang dengan kelakuan tak tahu malunya ini.
"Itu tidak masuk akal." tuturnya dengan suara rendah. Tapi, masih sampai di telinga Giass.
"Masuk akal selama anda memikirkannya dengan baik. Karena ini solusi paling ampuh dan adil."
Ingin rasanya Qiena melakban mulut pria ini yang seenaknya kalau bicara. Banyak jalan menuju Roma! Sejak kapan hanya ada 1 solusi?!
"Bagaimana anda bisa berpikir begitu? Ini pernikahan yang anda bicarakan! Dan pernikahan adalah hal yang sakral bagi saya. Saya tidak bisa menikah tanpa niat yang pasti dan jelas!"
"Bukankah ini sudah cukup pasti?"
Kening Qiena berkerut kesal tapi tidak bisa marah. "Anda bicara seolah-olah anda yang akan menikah!"
Wajah masih datar, namun pupil matanya sedikit bergetar mendengar tebakan gadis itu sambil terus menatap Qiena yang memerah karena kesal. "Memang benar!" kata hatinya dengan santai.
Sungguh tidak terduga!
"Pikirkan saja baik-baik. Saya tidak terburu-buru untuk mendengar persetujuan anda, Nona Qiena. Tapi, tolong pertimbangkan kesehatan Tuan Droov yang kian menurun dan sekian banyak karyawan yang bekerja padanya. Anda pasti masih memiliki belas kasihan, kan?"
Giass benar-benar tidak tahu malu menjual belas kasihan hanya untuk membuat Qiena setuju.
Qiena tidak tahu lagi bagaimana meresponnya. Dia masih merasa ada yang salah dengan percakapan ini, tapi dia tidak tahu dimana letak salahnya. Perkataan pria didepannya ini, aneh namun masuk akal. Tapi, ini cukup membingungkannya.
Terutama tentang, mengapa dia harus menyerahkan diri untuk kesejahteraan orang lain. Sementara dia sendiri tidak bisa menjamin hidupnya akan sejahtera dengan menikah kedalam keluarga tersohor itu.
Giass tidak lagi meneruskan karena tujuannya sudah tercapai. Hanya tinggal langkah terakhir... Menunggu Qiena mengambil keputusan.
Dengan tanpa beban, diambilnya ponsel pintar Qiena yang ada diatas meja di depan Qiena dengan kecepatan yang tidak sempat dihalangi oleh pemiliknya, lalu memasukkan serangkaian nomor telepon Giass sendiri dan memberinya nama Mr. G sebelum mengembalikan ponsel tersebut ke tempatnya.
Semudah itu, karena Qiena tidak memasang kunci.
Qiena mendadak jadi orang bodoh saat itu. Mulut kecilnya yang memerah alami terbuka sedikit sebagai respon lambatnya dan sialnya Giass melihatnya. Cahaya gelap melintas dimatanya dalam sekejap.
Qiena melihat Giass yang bangkit dari duduknya dan mengatakan sebuah kalimat sebelum pergi begitu saja meninggalkan Qiena dalam kebingungannya.
"Pikirkan baik-baik, pertimbangkan dengan bijak. Lalu, hubungi saya setelah anda menemukan jawabannya. Saya berharap jawaban anda sesuai ekspektasi saya. Selamat hari Minggu dan sampai jumpa."
Qiena dengan wajah bodohnya yang bertambah imut menatap punggung gagah Giass yang perlahan menjauh dan menghilang di koridor apartemen.
.
.
.
.
.
.
.
ditunggu up lagi yah thor