NovelToon NovelToon
My Golden Life FOREVER LOVE

My Golden Life FOREVER LOVE

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Konflik etika / Kehidupan di Kantor / Trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: chan_chan

3 pria 1 wanita siapa yang akan menjadi pemenang dalam cinta ?
wanita dengan trauma masa lalu menghabiskan masa-masa suramnya bersama mantan kekasih lalu bersahabat dengan pria kepercayaanya, namun jatuh cinta dengan pria yang berbeda .
--
"jadi maksudnya kamu mantan kekasihnya?"
"jika aku egois aku akan katakana pada semua orang kalau aku kekasihnya, antara kita tidak pernah bilang putus tapi itu tidak penting karena bagiku kebahagiannya yang utama,jika memang dia mencintaimu ya, Silahkan saja yang pasti jangan pernah mengecewakannya, masih banyak hal yang belum kamu tau, tapi setidaknya setelah mendengar apa yang aku bilang tadi kamu bisa memikirkan kembali kedepanya dengan Jessy"
Ini adalah kehidupan Jessy bersama Alex, Raymond dan Marcell.
FYI*
Guyss, cerita ini udah aku tulis di tahun 2015 pas msh awal" seneng nulis dan aq simpan di FD. aq Up dgn harapan bisa di baca tapi mon maaf bahasanya banyak kekurangan,tidak ada yg aq edit ini Ori tulisanku jaman daholooo kala. makasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chan_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Forever Love bag.6

Jessy pergi ke korea menemui Alex sejak kejadian beberapa waktu lalu Alex sama sekali tidak menerima panggilan Jessy, ia sudah tak tahan lagi dengan kondisi seperti ini jadi lebih baik ia yang menghampiri Alex meminta maaf padanya.

Jessy sampai di rumah Alex malam hari, tak ada tanda-tanda Alex di rumah, ia pun menunggu.

"Hallo sekertaris song kapan Alex pulang ke rumahnya? Ahh begitu ya, baiklah jangan katakan apapun padanya aku di rumahnya. Terima kasih"

Setelah mendapat kabar dari sekertarisnya, Jessy memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah karena Alex akan terlambat pulang.

Sudah tengah malam, Alex baru saja memasuki rumahnya, ia melepas dasi dan kemejanya, dengan bertelanjang dada Alex menuju kamar mandi membersihkan diri, sementara itu Jessy kembali ke rumah Alex dan menunggunya di kamar duduk di sofa.

"Astaga !! Hey ...isssh !!"

Alex terkejut dengan kehadiran Jessy hingga ia hampir mengumpat.

"Kau bilang apa?"

"Sejak kapan kau disini. Mengagetkan saja !"

Alex melangkahkan kakinya menuju ruang ganti mengambil beberapa baju untuk di kenakannya.

Jessy mengikutinya dari belakang dengan terus bicara panjang lebar. Tanpa peduli Alex yang tak menanggapinya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Huhh... Apa?"

"Aku akan ganti baju apa kau akan terus bicara dan mengikutiku?"

"Yaa baiklah aku keluar ! Mau makan sesuatu ?"

"Tidak !"

Jessy menunggu dengan santai di tempat tidur Alex sambil memainkan ponselnya. Dia memikirkan cara untuk mendapatkan maaf dari Alex juga supaya Alex mau mendengarkan penjelasannya .

"Pergilah aku mau tidur, aku lelah" pinta Alex

"Kau masih marah padaku?"tanya Jessy

"Tidak !"

"Soal rumah itu aku akan ceritakan semuanya"

"Kau bisa ceritakan lain kali, aku benar-benar lelah biarkan aku istirahat "

Jessy memandang Alex lantas menyerah, dia tidak ingin membuat suasana hati Alex semakin memburuk, karena jika seperti itu Jessy akan kehilangan kesempatan bicara dengan Alex.

"Ya baiklah. Istirahatlah !"

Jessy keluar kamar dengan wajah muram.

"Memang sudah seharusnya dia marah padaku ! Huufhh!"

Jessy merebahkan diri di sofa dan memejamkan matanya. Ia harus memikirkan cara bagaimana bicara dengan Alex. Tapi apa ? Bagaimana? Sepertinya Alex marah besar padanya, padahal hanya masalah rumah , dinana letak salahnya?

Sudah lebih dari sejam sejak ia merebahkan dirinya, matanya terpejam namun Alex sama sekali tidak tidur. Beberapa kali ia mendesah nafasnya berat hingga akhirnya ia bangkit dari tempat tidur menuju ruang tamu, disana ia melihat Jessy tengah memandangi laptopnya. Ada rasa bersalah di dalam hatinya melihat Jessy disana beberapa kali menguap dan terlihat sangat Lelah,

"Kau belum tidur ?" tanya Alex

Melihat Alex Jessy lantas berdiri menghampirinya.

"Ingin sesuatu?"

Alex diam sejenak , kali ini dia akan mendengarkan semuanya, alasan kenapa Jessy tidak memberitahukan masalah rumah tersebut.

"Katakan padaku .Semuanya ! Aku , aku akan mendengarnya !"

Ada senyum kecil di bibir Jessy, Alex menyerah, tentu saja Alex tidak tahan membuat Jessy menunggu.

"Sungguh ?"

"Ya katakan semuanya "

Alex kembali ke kamar dan duduk di sofa di ikuti jessy yang duduk di sebelahnya.

Jessy menceritakan bagaimana rumah kedua orang tua Alex kini menjadi miliknya, semuanya tanpa terkecuali meskipun raut wajah Alex menggambarkan kekecewaan namun ia bisa menerima penjelasan Jessy.

Ia menarik nafas panjang dan melepasnya keluar lantas berdiri ia menuju jendela kamarnya membuka sedikit tirainya dan mengintip melihat keluar rumah.

"Aku sudah mengatakan semuanya, sekarang semua terserah padamu percaya padaku atau terus membenciku"

Jessy menyusul Alex dan berdiri tepat di belakangnya memandangi punggung lebar Alex.

"Kau bisa membenciku, aku tidak apa-apa, itu sudah seharusnya"

"Berhenti mengatakan itu, bagaimana aku bisa membencimu "

Alex memutar badannya tangannya menyentuh pundak Jessy dan menatap wajahnya.

"Sejak dulu hingga saat ini kamu satu-satunya orang yang aku miliki, kita melewati kesulitan bersama, jika kau marah padaku aku tidak punya siapapun lagi "

"Jangan diteruskan ... Berhenti mengatakan hal konyol "

Alex memeluk Jessy dengan erat, ia tak sanggup mendengar banyak hal lagi dari bibirnya yang mulai bergetar.

Jessy menenggelamkan wajahnya di dada Alex, terdengar jelas suara detak jantungnya yang berdetak cepat dan kencang.

"Kenapa jantungmu berdetak kencang sekali ?"

"Menurutmu ? Apalagi yang bisa membuatku seperti ini"

Mereka saling bertatapan, Jessy mendekatkan wajahnya , bibirnya menyentuh bibir Alex dengan hangat dan lembut. Matanya terpejam untuk sesaat Alex hanya diam, namun nalurinya mengambil alih kendali , Alex menarik pinggang Jessy lebih dalam dan mencium bibirnya dengan lembut, untuk kesekian detik waktu berlalu mereka menikmati setiap sentuhan hangat yang menyatukan bibir mereka, namun tiba-tiba Alex mengalihkan perhatiannya, ia mengakhiri kemesraan itu dan melangkah mundur.

"Kenapa?"

Jessy bertanya dengan heran. Baru saja mereka berciuman dengan penuh perasaan lalu tiba-tiba Alex berhenti, darah yang sudah mulai mendidih kini kembali dingin.

"Pulanglah, aku akan minta sopir mengantarmu"

"Tapi kenapa?"

"Kita tidak seharusnya melakukan ini, aku akan telpon sopir"

Jessy mengambil ponsel yang sedang di genggam Alex dan menaruhnya kembali ke meja.

"Ada apa?"

"Aku sudah mendengar penjelasanmu dan aku memaafkanmu jadi pulanglah"

"Kau mengusirku?"

"Tidak , aku ..."

Alex terdiam ia tak bisa menjelaskan apapun saat ini bibirnya menutup rapat, hatinya terus bergejolak sedangkan matanya mulai berkaca.

"Ini tidak benar Jessy"

"Karena aku menciummu?"

"Tidak, lebih dari itu "

"Apa ? Katakan ?"

"Karna kau tidak bisa mencintaiku !!! Dann aku ... Dan aku terus menunggu hingga saat ini, aku ... Aku lelah, maksudku aku tidak bisa lagi"

"Maafkan aku ...!!"

Hanya itu yang terucap dari bibir Jessy, sebuah permintaan maaf yang tiada artinya, untuk kesekian kalinya Jessy terus saja melukai hati dan perasaan Alex.

Sudah bertahun-tahun ia menunggu Jessy agar kembali ke pelukannya dan menjadi miliknya namun Jessy sama sekali tidak dapat membuka hatinya untuk Alex.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Jessy terdiam ia tak bisa membuat Alex terus menunggu dirinya, ia mendekati Alex dan memeluknya, matanya mulai sembab bibirnya bergetar ia tak mampu mengucapkan apa yang ingin ia katakan.

"Berhenti menungguku !"

Ujarnya lirih di iringi dekapan lebih erat lagi ia menenggelamkan wajahnya dan membasahi baju Alex dengan air matanya.

Alex tercengang tapi ia lega, ini adalah akhir penantiannya selama bertahun-tahun, ia tau ini juga sulit bagi Jessy, dia terus mencoba untuk mencintai Alex namun pada akhirnya ia harus merelakan Alex untuk tidak lagi menunggunya.

"Maafkan aku !" ucap Jessy lagi

Jessy terisak, hatinya sangat perih, ini keputusan tersulit tanpa ia pikirkan lebih dulu, di satu sisi ia tak ingin Alex tersiksa dengan perasaanya disisi lain ia belum siap membiarkan Alex jatuh cinta pada wanita selain dirinya.

"Tidak apa-apa aku mengerti, terima kasih sudah mengatakannya"

"Aku sungguh minta maaf !"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!