Bakery Shop Love Story

Radit meminta bantuan pak Marko untuk bekerja di toko rotinya, sebenarnya ini lebih tepat di katakan pabrik roti karena proses produksinya tidak sedikit, dan toko roti ini juga berbeda gedung dengan bagian produksi walau masih dalam satu ruang lingkup tapi gedung toko berada di depan pintu utama sedangkan dapur produksi berada di gedung yang ada di belakang.

Pak Marko tidak bisa menolak permintaan Radit yang menginginkan bekerja atau lebih tepatnya menyamar karena tak banyak orang yang tahun kalau dirinya ini adalah seorang CEO perusahaan Basar.

Hingga suatu kebanggaan bagi pak Marko saat Radit mau mencari jodoh di tempat nya yang kecil ini, apa lagi Radit berjanji pada pak Marko dirinya akan menanamkan saham di toko roti nya ini agar toko roti ini semakin besar dan terkenal.

Setelah kejadian saat Marko mengundang Radit mampir ke toko nya untuk sekedar ngopi dan makan cake buatan toko rotinya, saat itu Marko yang memang kenal lama dengan Radit sekalian meminta bantuan Radit untuk menambahkan modal usaha nya agar usaha yang dia jalani ini bisa semakin berkembang dan besar.

Saat itu sebenarnya Radit malas menerima undangan dari Marki karena dia tahu tujuan Marki sebenarnya mengundangnya karena apa, tapi saat itu entah kenapa dirinya mau menerima undangan Marko yang kesekian kalinya karena sudah beberapa kali Marko mengundangnya tapi Radit tak mau datang menemuinya, hingga waktu itu Radit akhirnya datang memenuhi permintaan Marko untuk datang ke toko rotinya, karena dia sudah bosan dengan undangan dari Marko dia memenuhi undangan Marko agar Marko tidak menerornya terus dengan undangannya.

Dan Saat ini Radit sedang melakukan penyamaran untuk bisa dekat dengan Karmila gadis yang di sukainya.

Karmila mengajarkan Radit cara mengisi adonan roti dengan isiannya dan membentuk rotinya, tapi Radit bukannya memperhatikan cara Karmila mengajarkannya dia malah asik memandangi wajah gadis itu, seolah tak ada pemandangan yang lebih indah dari memandang wajah Karmila.

"Mas Radit faham? " Karmila yang belum sadar kalau Radit terkesima melihat dirinya pun bertanya dengan polosnya.

"Eh... maaf bisa kamu ulangi tadi bagaimana caranya? " ucap Radit yang terbangun dari lamunannya saat Karmila berbicara.

Namun dari kejauhan Adam menatap sinis apa yang telah terjadi di sudut ruangan tersebut, dia tidak Terima Karmila di pandangi seperti itu oleh pria lain selain dirinya.

Adam pun berjalan kearah meja Karmila dan Radit, bu Atik yang sadar kalau Adam sedang kesal melihat kebersamaan Karmila dengan pria lain pun langsung menegur Adam.

"Adam mau kemana lu? " tanya Bu Atik.

"Kesana bu bantuin Mila" jawab Adam yang masih berjalan menuju meja pojok.

"Ck nggak usah udah elu balik lagi ke meja elu selesaikan pekerjaan lu sendiri" perintah bu Atik.

"Tapi bu" Adam seolah tak rela.

"Udah elu tenang ajah Karmila baik-baik ajah kok nggak bakalan di gigit sama tuh orang" ucap bu Atik asal.

"Tapi bu... " Adam merengek.

"Ck balik" bu Atik meninggikan nada suara nya hingga Adam pun akhirnya kembali ke mejanya.

Radit yang melihat Adam yang seperti itu terlihat sangat senang karena bu Atik seolah mendukung nya.

...***...

Adam yang kesal akhirnya memilih diam dan meneruskan pekerjaan nyanya, meski hatinya tak Terima karena orang yang di sukainya di dekati pria lain.

"Baru juga mau pedekate udah ada ajah saingan" gumam Adam saat melihat Radit terus merepet pada Karmila.

Adam jadi teringat cerita Ucup semalam yang menceritakan kehidupan Karmila yang di ketahui Ucup, memang tak banyak tapi kadang Ucup selalu mendengarkan cerita Karmila disaat dia sedang bertengkar oleh bapaknya, entah sejak kapan mereka akrab tapi yang jelas saat itu Ucup melihat kesedihan di mata Karmila hingga entah kenapa gadis itu akhirnya bercerita tentang masalah keluarga nya pada Ucup, padahal mereka hanya akrab sebagai penjual dan pembeli saja, tapi entah kenapa mata itu membuat Ucup penasaran karena di dalam mata itu begitu banyak terlihat kesedihan.

Flash back.

"Elu kenapa neng? bengong begitu? " tanya Ucup Waktu itu saat Karmila sedang menunggu nasi goreng pesanannya, dia terlihat melamun.

"Nggak apa-apa bang" jawab Karmila.

"Cerita ajah kalo ada masalah, ya mungkin bisa ngeringanin beban hati" ucap Ucup bijak.

"Hehehe bisa ajah lu bang" Karmila tertawa hambar.

"Terserah sih mau cerita apa nggak jangan di simpen terlalu dalam dan lama beban itu nggak baik buat mental" jelas Ucup.

Karmila merenung dan melihat ke sisi jalan Raya yang Rai dengan kendaraan yang belalu-lalang di hadapan nya.

"Gue benci bapak gue" Tiba-tiba Karmila mengatakan itu tatapan matanya masih lurus menatap jalan raya.

"Dia nggak pernah percaya gue dan selalu dengerin ucapan bini nya yang selalu memfitnah gue, gue mau keluar dari rumah tapi kalo gue keluar dari rumah itu sama ajah gue mengakui kalau fitnah yang di katakan ibu tiri gue itu bener, tapi bertahan juga sakit, karena bapak gue nggak pernah m percaya sama gue"masih dengan posisi mata yang sama.

Ucup yang telah selesai menggoreng nasi goreng pesanan Karmila pun duduk di sisi Karmila dengan kursi plastik yang tersedia disana.

"Berat juga maslah hidup lu, kalo gue jadi elu mungkin gue milih kabur dari pada bertahan dengan keluarga yang toxic macam itu Neng" ucap Ucup.

"Gue harus ngebuktiin sama orang tua itu kalo gue bisa sukses nantinya bang... dia harus nya sadar gue sebagai anak kandungnya seharusnya jangan di sia-sia di kata-katain mulu, emang dia fikir nanti kalo dia sakit yang ngurusin itu bini nya itu? mana mau perempuan kaya begitu ngurusin aki-aki reyot, pasti yang ketempuan nanti gue"

"Ya pada saat itu dia baru sadar kalo elu sebagai anaknya lah yang selalu tulus sama dia padahal selama ini elu yang selalu di fitnah, kita tunggu ajah tanggal mainnya"

"Hehe bisa ajah lu bang" Karmila tertawa hambar.

Kejadian itu terjadi dia tahun yang lalu saat Karmila masih duduk di bangku SMA, kala waktu itu juga Ucup baru lukis sekolah dan membantu bapaknya berdagang nasi goreng bila malam hari.

Dan sejak saat itu Karmila dan Ucup menjadi akrab, Ucup yang bijak sana dan dewasa dalam menasehati selalu menjadi tempat curhat bagi Karmila walau kadang Ucup selalu bertingkah konyol.

Flashback On.

Dan dari cerita Ucup itulah Adam tahu kalau Karmila selalu bermasalah dengan keluarga nya terutama bapaknya dan ibu tirinya. dan sejak kejadian itu lah Adam jadi sedikit memahami kepribadian Karmila yang kadang dingin kadang hangat, kadang pendiam kadang pula ceria, dia bersikap dimana dan pada siapa itu berbeda-beda. seolah seperti bunglon dia mampu berkamuflase dengan baik dimana dia berada dan dengan siapa dia berada.

Bersambung.