Bakery Shop Love Story
Di pagi hari bahkan mentari belum menampakan cahayanya, seorang pemuda tengah mengandap-ngendap karena telah terlambat untuk bekerja di pagi ini.
"Akh... apes... gue telat lagi"Adam berlari kencang karena dirinya sudah terlambat untuk bekerja, seharusnya dia sudah tiba di dapur sebelum jam lima pagi.
Tapi dia kesiangan karena semalam bergadang bermain game online di ponselnya, hingga pukul dua dini hari.
Adam berjinjit dan seolah seperti ninja agar langkah kakinya tidak terdengar oleh pengawasnya.
Namun alih-alih menghindar dari omelan pengawas dirinya malah menabrak baskom yang berisikan tepung hingga semua tepung yang ada didalam baskom tumpah berserakan di lantai.
Sontak semua orang yang berada di dapur menoleh kearahnya, Adam hanya memasang senyum terbaiknya sebelum dirinya terkena hukuman oleh sang pengawas.
Dan benar saja.
"ADAM.... " teriak sang pengawas yang bernama pak Narto.
Adam sampai menjingkatkan bahunya karena terkejut mendengar teriakan sang pengawas yang menggelegar hingga suaranya memenuhi ruangan dapur.
"Kamu di hukum!" sengak pak Narto geram.
"Sudah datang terlambat pake numpahin bahan juga" Pak Narto kesal.
Adam pun hanya menunduk karena merasa bersalah.
"Kamu di hukum long shift... tapi tidak di bayar"ucap Pak Narto kejam.
Adam langsung menaikan kepalanya yang tadi tertunduk.
" Ya... ya... ya... pak jangan begitu dong pak itu sama ajah saya kerja bakti pak"protes Adam.
Pak Narto tidak perduli dia malah melangkah menjauh dari Adam, bukannya dia kejam tapi dia tidak mau bersikap lemah kepada anak buahnya yang tidak disiplin bila dia seperti itu maka akan ada Adam-Adam yang lain yang tidak disiplin waktu.
Adam pun dengan terpaksa menerima hukuman tersebut,dia pun berjalan kearah meja nya bekerja, disana sudah tersedia adonan yang siap untuk di bentuk dan diisi sebagai roti manis.
"Roti ini memang manis tapi tak semanis diri mu sayang... Ahay... "Adam berbicara sendirian kepada adonan roti tersebut.
Salah satu seniornya yang mendengar ocehan Adam menoleh kepadanya dan akhirnya berucap juga padanya.
"Kaya punya pacar ajah lu Dam... Dam... jomblo abadi juga" celetuk ibu Atik senior sekaligus leader di dapur ini.
Cius.... bak balon kempes perasaan Adam saat ini yang awalnya menggebu tiba-tiba menciut saat mendengar perkataan ibu Atik.
"Hihi" terdengar suara tawa kecil.
Adam menoleh kearah suara tersebut dan melihat seseorang yang asing baginya.
"Ada anak baru ya bu? " tanya Adam saat melihat tiga orang anak perempuan yang wajahnya baru di dapur tersebut.
"Iya ada tiga orang cewe semua kenalan dong biar akrab" ucap bu Atik.
Adam pun hanya tersenyum kepada ketiga anak baru tersebut dan ketiganya pun membalas senyuman Adam namun Adam melihat ketiga anak baru tersebut yang nampak seuisa dengannya dan dua orang diantara ketiganya nampak modis berbeda dengan satu orang gadis berambut coklat sebahu, gadis itu berpenampilan biasa saja bahkan lebih terlihat polos.
Adam melihat gadis berambut coklat tersebut sangat serius saat bekerja.
"Serius amat neng... " singgung Adam.
Ya serius lah emangnya elu kerjanya main-main mulu" bu Atik sewot.
"Jiah elah bu sewot amat dari tadi" sahut Adam
"Udah mending elu cepat kerja dari pada ketahuan pak Narto nanti hukuman elu di tambah loh" bu Atik mencoba mengingat kan.
"Eh... iya ya... kerja dulu lah" Adam mulai bekerja.
"Halooo roti-roti ku yang manis, gimana nggak manis yang bikin kamu itu orangnya teramat manis sih eeeaaa"Adam masih saja narsis dengan dirinya sendiri.
Ketiga anak baru dan juga bu Atik hanya menggelengkan Kepala Mei pelan saja saat mendengar perkataan Adam dan melihat kelakuan konyol Adam.
Waktu terus berlalu tak terasa mentari sore sudah hampir tenggelam, Adam dan kawan-kawan nya yang bekerja long shift pun, memilih beristirahat di dapur karyawan, dan menikmati secangkir kopi hitam panas.
Saat sedang menikmati secangkir kopi panas tersebut mata Adam menangkap sosok anak baru, gadis berambut coklat sebahu itu berjalan menuju mushola yang telah di sediakan pihak owner, di sini semua fasilitas disediakan oleh owner nya, mulai dari dapur karyawan untuk beristirahat dan menikmati makan dan minum saat istirahat, ada mushola, toilet, ruang ganti dan juga ruang loker semuanya disediakan oleh owner pemilik toko roti terbesar ini, hingga semua karyawan yang bekerja disini merasa nyaman saat bekerja.
Entah apa yang ada di fikiran Adam saat itu, yang jelas matanya tak bisa berpaling dari sosok gadis berambut coklat tersebut, sejak saat pertama kali dia melihat nya.
"Ada apa sih sama gue" gumamnya saat matanya tidak bisa dikondisikan saat melihat sosok gadis berambut coklat itu lewat di depannya.
Jam kerja pun telah usai, semua karyawan pun satu persatu pulang dan meninggalkan toko.
Adam pun melihat ketiga anak baru tersebut yang baru selesai di dapur dan menuju ruang ganti dan ruang loker. Mereka bertiga nampak kelelahan, karena dihari pertama mereka bekerja langsung diminta lembur, tapi begitulah peraturan toko ini, anak. baru harus ikut lembur dalam waktu tiga hari, itu semua untuk mengetes keseriusan mereka dalam bekerja, bila mereka sudah menyerah dalam waktu seharian maka sudah dapat dipastikan mereka tidak akan bisa di Terima bekerja disini.
"Capek ya... " tegur Adam dengan nada yang masih saja tidak serius.
Ketiga anak baru tersebut pun menoleh kearahnya.
"ya iyalah" jawab kedua anak baru tersebut tapi tidak dengan gadis berambut coklat sebahu itu dia hanya diam saja saat Adam bertanya seperti itu kepada dirinya dan kawan-kawan nya.
Gadis berambut coklat sebahu itu pun hanya diam saja dan berjalan menuju ruang loker dan ruang ganti karyawan.
Adam yang melihat itu lalu berfikir sendirian.
"Dia itu sombong atau memang pendiam? " gumamnya.
Tak lama teman Adam yang bernama Tomo mendekat pada mereka dan berteriak.
"Woi... jangan mau di modusin sama Adam nggak ada duitnya hahaha" ucap Tomo.
Adam langsung mendelik pada Tomo.
"Sialan lu Tom bikin gue turun harga ajah" sungut Adam.
"Emang elu ada harganya? " ledek Tomo semakin menjadi
Tapi tak lama keduanya malah tertawa terbahak dan saling merangkul.
Tanpa Adam sadari gadis berambut coklat sebahu itu melihat kearahnya dan tersenyum tipis saat melihat keakraban diantara kedua sahabat itu.
"Hai... Mil... kenapa senyum-senyum sendirian? " tanya Dewi.
"Ah... nggak apa-apa kok Dew" Karmila langsung memalingkan wajahnya kearah lain agar temannya yang sama-sama anak baru itu tidak tahu apa yang sedang dia lihat barusan.
"Ck dasar aneh" gerutu Dewi saat melihat punggung Karmila menjauh dari matanya dan menghilang di balik pintu ruang loker.
Saat selesai berganti pakaian Karmila pun turun dari ruang loker yang berada di la tau dua dan berjalan keluar dari toko roti tersebut, walau sebenarnya ini bisa lebih cocok di sebut pabrik dari pada toko mengingat begitu banyak roti yang mereka produksi setiap harinya.
Saat dirinya berjalan sendirian dia melihat seseorang yang sejak tadi menjadi pusat perhatian nya diam-diam sedang mengusap rambutnya yang basah dengan tangannya sendiri dan menggoyang kan kepalanya sedikit keras hingga air yang berada di rambutnya terpercik ke sekelilingnya.
Entah kenapa saat melihat itu Karmila tertegun melihat wajah Adam yang juga basah terkena air.
"Wuh.... segarnya" ucapnya.
Karmila hanya menggenggam erat tali tas slempangnya dan memalingkan wajahnya kearah lain agar Adam tak menyadari kalau dirinya sempat terpesona dengan Adam tadi.
Saat Karmila berjalan melewati Adam, Adam pun menyadari.
"Eh dia... " gumam Adam saat melihat Karmila hanya berlalu begitu saja melewati nya.
"Dia ngeliat gue tadi lagi ngegibrikin rambut nggak ya? " fikirnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Ira
n
2024-07-08
0