NovelToon NovelToon
Bukan Wanita Suci

Bukan Wanita Suci

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta pada Pandangan Pertama / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Aku adalah wanita yang tak bisa bekerja. Satu-satunya cara untukku mendapatkan uang adalah menjajakan diri. Akan kutukar harga diri menjadi uang, demi menghidupi ibu.

Dia memang tidak mengajariku untuk melakukan hal ini. Tapi ini adalah satu-satunya cara untuk kami bertahan hidup.

"DASAR PELAC*R!"
"TIDAK PUNYA HARGA DIRI!"
"BAGAIMANA RASANYA DITIDURI BANYAK LAKI-LAKI?!"

... dan masih banyak lagi cemoohan yang aku terima dari mereka. Jika mereka lebih suci dariku, kenapa mereka tidak membantu masalah ekonomi kami? Jika saja ada yang membantu, aku tidak perlu susah payah digagahi oleh banyak pria hanya untuk uang!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

“Lalu apa Tuan Lukas setuju jika aku dibawa lagi oleh Tuan Gibson?” tanya Laura. Lukas pun menganggukkan kepalanya.

“Tentu saja, Sayang. Aku tidak ingin kalau Tuan Gibson sampai kecewa,” jawab Lukas dengan nada enteng. Jelas Laura menolaknya sebab ia tak ingin lagi tubuhnya dinikmati oleh Gibson.

“Tetapi Tuan, aku tidak ingin dijadikan sebagai untuk menghibur. Cukup aku yang menyerahkan kesucianku pada Tuan Gibson. Hanya itu saja,” tolak Laura. Namun Lukas menggelengkan kepalanya sambil merengkuh pundak Laura.

“Tidak apa-apa, Laura. kamu hanya perlu menemani Tuan Gibson saja. Sebab bayaran darinya sangatlah mahal. Bahkan Anna dan Rossa pun ingin bisa melayani Tuan Gibson. Tetapi sepertinya Tuan Gibson hanya tertarik pada dirimu, Laura,” ujar Lukas panjang lebar.

Namun Laura tetap tidak setuju, karena ia tidak ingin dijadikan sebagai wanita penghibur. Bahkan Laura ingin terakhir kalinya ia bersama dengan Gibson saat tadi malam, Gibson mereguk kenikmatan tubuhnya.

Sebab Ia tidak mau lagi untuk bisa bersama dengan pria itu. Gibson sudah membuat Laura merasa jijik saat melihatnya. Sebab Gibson sudah merendahkan harkat dan martabat Laura sebagai wanita.

“Aku tidak mau Tuan Lukas. Sebab aku tidak ingin dijadikan sebagai wanita penghibur walau dengan pria manapun. Meskipun Tuan Gibson sudah membeli kesucianku, tetapi bukan berarti dia bisa bebas membawaku pergi lagi,” sahut Laura yang menolak keras keinginan Lukas. Sebab Laura juga masih merasa trauma dengan apa yang dilakukan Gibson kepada dirinya tadi malam.

Lukas terkesiap saat mendengar apa yang dikatakan oleh Laura yang kembali bersikap keras kepala dan tak mau menuruti apa kemauannya.

“Segeralah turuti keinginanku, jika kamu mau segera melunasi, Laura. Sebab inilah kesempatanmu untuk bisa membuat utangmu itu cepat lunas," bujuk Lukas kepada Laura. Laura pun terkejut mendengarnya.

“Tetapi Tuan, aku tidak ingin dibawa oleh Tuan Gibson lagi. Aku mohon,” pinta Laura. Namun Lukas hanya tersenyum sambil membelai pipi kiri Laura.

“Kamu tahu kan apa yang terjadi jika kamu tidak menuruti apa keinginanku?" tanya Lukas kepada Laura. Laura pun terperanjat saat Lukas mengingatkannya tentang ancaman yang diberikan pada Laura.

Laura kembali merasa khawatir jika Lukas akan membuat Rossa mengalami sesuatu yang buruk jika ia tak mau menuruti apa kemauannya. Laura tak mau jika Rossa yang akan dikorbankan.

'Ya Tuhan, sampai kapan aku terus berada dalam ancaman dan tekanan Tuan Lukas? Sungguh aku sudah sangat lelah,' keluh batin Laura.

Laura merasa keberatan jika harus diminta untuk menemani Gibson lagi. Tetapi mengingat keselamatan Rossa yang selalu jadi senjata ancaman Lukas, kembali membuat Laura tidak berdaya.

“Baiklah Tuan Lukas. Aku mau, jika harus menemani Tuan Gibson. Tetapi dengan syarat,” jawab Laura sambil mengacungkan jari telunjuknya dengan sorot mata yang tajam. Lukas kaget saat Laura mengajukan syarat pada dirinya.

“Syarat apa Laura?" tanya Lukas sambil mengernyitkan dahinya.

“Aku tidak mau jika harus menemani pria yang lain. Karena aku tidak mau menjadi wanita penghibur seperti yang lainnya,” jawab Laura dengan tegas, Lukas pun tak membalas apa yang dikatakan oleh Laura. Namun akhirnya ia menganggukkan kepalanya.

Tampaknya ada rencana lain yang akan dirancang Lukas kepada Laura. Sebab ia ingin Laura tunduk kepadanya tanpa ada perlawanan lagi dari Laura.

"Ya sudah, tidak apa-apa, Sayang! Sebab aku sangat mengutamakan pelanggan seperti Tuan Gibson yang selalu royal kepadaku dan klub malam kita ini. Kamu harus melayani dirinya dengan baik,” jawab Lukas, ia setuju dengan syarat yang diajukan Laura.

“Tetapi aku juga tidak mau jika sampai dia kecewa karena pelayananmu. Aku juga tidak mau sampai menerima komplain darinya lagi seperti tadi malam. Aku harao kamu tak lagi bertingkah konyol,” sambung Lukas. Laura hanya terdiam.

la merasakan berat hati untuk bisa dibawa oleh Gibson lagi. Kemudian Lukas pun pamit dari hadapan Laura.lIa ingin mengerjakan urusan lainnya.

“Baiklah, Sayang. Sebaiknya kamu istirahat, Laura. Maaf aku telah mengganggu waktumu. Nanti malam, kamu harus tampil,” pungkas Lukas. Laura hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah Lukas pergi dari kamarnya, Laura merasa lega karena ia tak ingin berurusan lagi dengan Lukas sementara waktu. Ia ingin sekali beristirahat, tubuhnya sudah sangat letih dan lelah.

Namun Laura masih merasakan pedih di bagian kewanitaannya. Bahkan ia juga tidak berani untuk buang air kecil, sebab rasanya memang sangat perih sekali. Laura sampai mendesis dan meringis.

Setelah dirinya digauli oleh Gibson, Laura merasakan sakit di bagian kewanitaannya karena kesuciannya sudah diambil oleh Gibson. Apalagi Gibson sampai melakukannya berulang kali pada Laura.

Bahkan Laura juga merasa tak nyaman saat berjalan kaki karena merasa pedih di bagian bawah sana. Tetapi ia tak menceritakannya kepada siapapun termasuk kepada Rossa.

'Apakah aku harus meminum obat karena di bagian bawah sana sangat pedih?" pikir Laura.

la kemudian segera menuju ke kamar Rossa dan mengetuk pintunya. Rossa pun membuka pintunya.

“Ada apa, Laura? Ada yang bisa kubantu?” tanya Rossa. Laura pun kemudian masuk ke dalam kamar Rossa.

“Maaf aku mengganggu istirahatmu, Rossa. Apakah kamu punya obat?" tanya Laura. Rossa penasaran mendengar pertanyaan laura.

“Obat apa yang kamu butuhkan, Laura?" tanya Rossa.

“Aku membutuhkannya untuk menghilangkan rasa sakit di bagian kewanitaanku. Setelah Tuan Gibson melakukannya kepada diriku, sampai saat ini aku masih merasakan pedih dan sakit saat berjalan. Aku juga merasa sangat tidak nyaman jika ingin buang air kecil,” papar Laura.

Rossa pun iba walaupun ia merasa agak geli dengan tingkah polos Laura.

“Memang begitu saat kita kehilangan kegadisan kita, Laura. Tetapi nanti juga sembuh dengan sendirinya," ujar Rossa. Laura pun terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh Rossa.

“Benarkah begitu Rossa?" tanya Laura memastikan. Laura pun menganggukkan kepalanya.

“Seharusnya aku melakukannya dengan suamiku kelak di malam pertama pernikahan kita. Tetapi hal itu jauh dari ekspektasi yang aku bayangkan. Sebab aku sudah menjual kegadisanku kepada pria paruh baya itu,” tutur Laura merasa sangat sedih.

“Walaupun dengan harga yang sangat mahal, tetapi aku tidak melihat uang bayaranku. Karena Tuan Lukas yang memegang uangnya. Sehingga aku tidak tahu seberapa besar Tuan Gibson membayar kegadisanku,” sambung Laura. Rossa pun mendesis menahan emosi mendengar cerita Laura.

“Memang Tuan Lukas sangat licik, Laura. Sepertinya Tuan Lukas juga mengambil keuntungan dari dirimu. Kamu harus berhati-hati kepada dirinya,” kata Rossa. Laura mengiyakan saran dari Rossa.

“Benar Rossa, bahkan Tuan Lukas juga memintaku untuk tetap menemani Tuan Gibson jika Tuan Gibson membutuhkan jasaku lagi. Tadinya aku menolak, tetapi Tuan Lukas mengancamku lagi dan aku harus terpaksa menurutinya. Entah sampai kapan aku seperti ini," keluh Laura.

Rossa menepuk bahu Laura dengan lembut, ia merasa sangat bersimpati kepada Laura. Bahkan Rossa menduga, sepertinya Laura akan terus berada dalam cengkraman Lukas, seperti dirinya saat ini.

Kemudian Rossa meminta Laura istirahat untuk memulihkan tenaganya, sebab malam itu mereka harus tampil kembali menjadi penari erotis.

Laura menuruti keinginan Rossa. Sebab dia juga merasa sangat lelah. Namun sebenarnya Laura juga merasa kurang enak badan, karena ia terlalu lama berada di balkon itu. Sehingga menyebabkan Laura masuk angin.

Namun saat Rossa mengantar Laura ke kamarnya, ia melihat wajah Laura sangat pucat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!