NovelToon NovelToon
JAEWOO WITH LOVE FANFICTION

JAEWOO WITH LOVE FANFICTION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Dosen / Poligami / Mafia
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Withlove9897_1

kumpulan fic Jaewoo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Withlove9897_1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Honey Trouble Part 002

...***...

Jungwoo tidak suka dengan cara bagaimana hormon mempengaruhi suasana hati dan tubuhnya.

Ia benci menjadi lemas, mual, sedikit-sedikit pusing dan tidak berselera hidup. Parahnya lagi, Jungwoo mulai merasa seperti mesin yang korslet karena perubahan tingkat emosionalnya menyamai kegilaan roller-coaster.

Tertawa, marah, menangis histeris, mengamuk, mungkin kedengarannya memang konyol saat menyalahkan hormon, tapi nyatanya itulah yang sedang ia alami.

Jungwoo juga mulai merasa dosanya pada Jaehyun tidak lagi bisa dihitung. Suaminya telah dengan sabar menghadapi segala perubahannya akibat kerja hormon sial ini.

Jaehyun tidak pernah sekalipun menyalahkannya, mengolok-oloknya ibu hamil menyebalkan, berteriak balik padanya, bahkan Jaehyun juga tidak melawan saat beberapa waktu lalu Jungwoo kelepasan melempar remote AC yang sukses menghantam keningnya. Walaupun sebenarnya ia ingin melempar AC namun apalah daya ia tidak bisa, ia tidak berdaya, ia hanya bisa melempar remotnya saja, dan itu sudah cukup membuat janin yang ada diperutnya tertawa girang.

Jaehyun selalu berusaha menenangkan, bicara dengan lembut dan enggan menyakitinya.

Jungwoo tahu Jaehyun sangat mencintainya, Jaehyun tidak pantas diperlakukan seperti ini.

Jungwoo ingin sekali berhenti menyiksa Jaehyun, ia merasa kasihan setiap kali menyaksikan wajah pasrah sang suami yang menghadapi amukannya hanya karena masalalah sepele. Tapi tetap saja, ia tak kuasa mengendalikan emosi meledak-ledak yang menguasi sekujur tubuhnya.

Sekali lagi Jungwoo terisak. Ia bisa merasakan pipinya basah dan lengket akibat jejak air mata selama satu jam belakangan.

Seluruh kamar tidur telah dipenuhi dengan baju-baju yang berhamburan seperti hantaman ombak pakaian. Sementara ia sendiri duduk meringkuk di tepi tempat tidur dengan kesedihan menyelimuti hatinya.

"Sayang?"

Jungwoo mendongak ke arah pintu. Mendapati Jaehyun masih memakai seragam kantornya, lengkap dengan jas, dan tas yang berisi berkas-berkas penting kantornya.

Pria itu berdiri di tepi pintu, menatapnya khawatir.

Saat mata mereka bertemu, Jaehyun buru-buru menjatuhkan tas dan berlari ke arahnya, Jaehyun berlutut di depannya, memegang tangannya hati-hati dan menatap matanya dengan tatapan dalam.

"Sayang," Suara Jaehyun sehalus air, satu tangannya bergerak mengusap air mata di pipi Jungwoo dengan begitu hati-hati.

"Kau baik-baik saja?"

Jungwoo bisa melihat binar cemas di sepasang mata suaminya itu, pemandangan yang membuat air matanya kembali berderai turun.

Jaehyun ber-hush kecil menenangkannya. Berusaha menenangkannya.

"Sayang, apa yang..." Jaehyun berhenti untuk menatap sekeliling, menyaksikan kekacauan yang ada dengan dahi berkerut tipis, kemudian ia menggeleng lalu kembali menatap mata Jungwoo lurus-lurus, tak ada tuntutan, dan Jungwoo bisa merasakan Jaehyun berusaha untuk menekan kata-katanya sehalus mungkin.

"Ada apa sebenarnya, hm?"

Jungwoo menarik napas, dadanya bergetar dari sisa tangisan.

"Aku gendut." Akhirnya ia berkata. Jaehyun tertegun, tapi tidak merespon.

Jungwoo menunduk, enggan bertemu pandang dengan Jaehyun.

"Aku gendut." Ulang Jungwoo lagi, menekan kata-katanya menjadi lebih tajam.

"Aku gendut dan aku jelek. Aku bahkan tidak punya lagi baju yang muat untukku. Aku tidak tahan melihat diriku sendiri. Aku gendut, perutku buncit, aku tidak bisa bergerak tanpa muntah-muntah, dan—"

Jaehyun mengintrupsi rancauannya dengan mengangkat dagu Jungwoo perlahan hingga tatapan mereka kembali bertemu.

"Kau tidak gendut dan kau tidak jelek." Kata Jaehyun lugas, matanya penuh keyakinan.

"Kau hanya hamil, sayang. Ya, perutmu jadi bulat tapi itu menggemaskan. Kau tetap istriku, kau tetap orang yang membuatku jatuh cinta dan kau sama sekali tidak jelek bagaimanapun keadaanmu."

"Sekujur tubuhku membengkak. Aku bahkan tidak bisa lagi memakai beberapa sepatuku. Kakiku seperti balon. Cincinku juga tidak muat lagi. Hanya butuh mengitung hari sampai aku akan jadi badak yang terseok-seok karena kegemukan!"

"Jungwoo, kau tidak akan jadi badak."

"Iya! Aku akan jadi badak gemuk yang jelek!"

"Aku tidak peduli, kau berubah menjadi badak ataupun biawak kau tetap istriku dan tak ada yang bisa mengubah itu."

"Jadi benar, aku memang badak, kau bahkan membayangkanku menjadi biawak"

"Bukan begitu sayang, baiklah jika kau tidak ingin menjadi biawak kalau begitu kau akan jadi badak yang paling menggemaskan, paling cantik, paling mempesona, dan paling dipuja semua orang."

Kata-kata Jaehyun tidak masuk akal, tapi dia mengatakannya dengan penuh keyakinan dan tanpa ragu. Tak terlihat mengada-ada ataupun hanya berusaha merayu, dan melihat semua yang telah Jaehyun lakukan untuk menenangkannya membuat Jungwoo menangis lagi.

"Oh, sayang kenapa lagi." Suara Jaehyun terdengar hampir menangis.

Jaehyun bangkit dari posisinya lalu duduk di sebelah Jungwoo dan membawa kepala Jungwoo untuk bersandar ke dadanya.

"Kumohon, katakan apa yang bisa kulakukan untukmu? Aku tidak tahan melihatmu terus menangis."

Jungwoo balas melingkarkan tangannya di pinggang Jaehyun dan membiarkan wajahnya terbenam di dada sang suami

"Jangan tinggalkan aku..." Isaknya diiringi pelukan yang mengerat.

"Aku mencintaimu, jangan tinggalkan aku Jaehyun..."

Jaehyun mundur sedikit dan menatap langsung ke matanya.

"Sayang, dari mana kau mendapat pikiran seperti itu? Aku tidak akan pernah meninggalkanmu."

"Tapi aku jelek dan gemuk." Jungwoo tersengal.

"Dan di luar sana ada begitu banyak wanita cantik menginginkanmu. Bagaimana kalau suatu hari nanti kau bosan padaku dan memutuskan untuk pergi bersama wanita lain dan—" Ucapan Jungwoo terhenti begitu saja karena Jaehyun secara tiba-tiba mengecup mesra bibirnya.

Hanya kecupan singkat, tapi Jungwoo bisa merasakan betapa Jaehyun meletakkan setiap titik ketulusan dalam ciuman itu. Jaehyun lalu mundur dan menatap lekat matanya lagi.

"Aku tidak mungkin meninggalkanmu, sayang." Kata Jaehyun bulat.

"Saat aku kecelakaan waktu itu dan harus berbaring tiga minggu di ranjang rumah sakit, dua bulan di rehabilitasi, dan apa yang kau lakukan? Apa kau meninggalkanku? Tidak, kan? Jadi kenapa sekarang aku meninggalkanmu hanya karena perubahan kecil pada kondisi fisikmu? Oh, demi Tuhan, Jung Jungwoo. Aku bahkan tidak tahu kenapa kau harus merasa khawatir. Aku sama sekali tidak pernah menganggapmu jelek. Aku justru melihatmu semakin menawan karena sedang mengandung anak kita dan itu luar biasa."

Entah karena terpukau akan kata-kata Jaehyun atau semata-mata air matanya sudah habis, Jungwoo berhenti menangis. Ia balas menatap mata suaminya, mencari kesungguhan yang paling murni.

"Benarkah...?"

"Ya, Sayang." Jaehyun tidak menampilkan keraguan sama sekali. Pria itu kemudian mencium keningnya lama.

"Aku sudah mencintaimu sejak umurku enam belas tahun dan aku akan terus mencintamu. Kau adalah bagian terbaik yang pernah ada dalam hidupku. It's always been you."

"Walaupun aku gendut?"

Jaehyun tersenyum terhibur dan mengangguk.

"Walaupun aku terus marah-marah dan melemparimu?"

Jaehyun mengangguk lagi.

"Walaupun di luar sana banyak yang jauh lebih cantik?"

Jaehyun tersenyum lebih lebar, nyaris tertawa. "Kamu yang paling cantik."

Jungwoo menarik napas dan kembali memeluk suaminya, bersandar nyaman di dadanya dan merasakan pacu jantung Jaehyun yang stabil.

"Aku juga mencintamu. It's always been you, too... Maaf, aku membuat kamar kita berantakan."

Jaehyun mengecup puncak kepala dan mengelus rambutnya. "Bukan masalah, kita bisa merapikannya."

Dalam beberapa menit Jungwoo membiarkan dirinya nyaman dalam pelukan dan belaian kasih sayang Jaehyun. Menghirup aroma maskulin suaminya yang bercampur keringat, sengatan matahari, juga tanah dan rumput dari lapangan.

"Jaehyun,"

"Hmm?"

"Kerena bajuku banyak yang tidak muat, aku mau pakai kausmu saja, boleh?"

Jaehyun tertawa. "Kau tahu aku paling suka saat kau memakai bajuku, kan?"

Lanjut?

1
🌸 Airyein 🌸
Buset bang 😭
🌸 Airyein 🌸
Heleh nanti juga kau suka. Banyak pula cerita kau woo
🌸 Airyein 🌸
Bisa bisanya aku ketinggalan notif ini
Novita Handriyani
masak iya tiap kali selesai baca harus ninggalin jejak, Thor. saya hadir ✋️
Novita Handriyani
ngga suka cerita sedih
Novita Handriyani
kayaknya pernah baca nih cerita
kebikusi
astaga cerita ini mau dibaca berapa kali kok tetep bikin berkaca-kaca ya, untung banget punya otak pikunan jadi setiap baca selalu ngerasa kaya buat yang pertama kalinya.. NANGIS
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!