cerita ini hanya karangan fiksi, jangan di plagiat!!
Alana adisty harus mengalami perjodohan akibat perjanjian konyol kakek nya di masa lalu. alhasil di usia nya yang ke delapan belas gadis itu terpaksa berstatus istri dari ihsan rain Fauzan.
ihsan sering membully nya, tanpa sebab hanya karena dia yang pendiam. dengan kondisi yang tak akur, bagaimana alana menghadapi pernikahan sma ini?
mengandung banyak kata kata ambigu dan frontal. untuk yang di bawah umur harap bijak, kalau masih nekad baca resiko tanggung sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
“ngss -ah”
Alana menggeliat, dia menggaruk lehernya yang terasa geli. Tetapi rasa geli itu tak menghilang, justru semakin menjadi. Alana semakin menggeliat, tetapi tangannya tiba tiba tak bisa di gerakkan. Dengan terpaksa dia membuka matanya dan begitu terkejut saat mendapati ihsan di atas tubuhnya.
“Lepas! Kamu ngapain?” tanya Alana terkejut. Matanya membulat seketika.
Ihsan menghentikan kegiatannya, mendongak dan menatap Alana dengan senyum manis. “kita lakuin malam pertama!” ujar ihsan enteng.
Seketika pikiran Alana ngeblank, dia baru saja masuk ke dunia mimpi. “Katanya tadi gak bakal ngapa ngapain”. Cicit Alana.
“Itu kan tadi. Sekarang gue berubah pikiran, kita juga udah sah jadi gue harap lo gak nolak”. Ujar ihsan.
Tangan alana dia kunci di atas kepala gadis itu, kemudian mulai kembali men cium nya. Alana hanya bisa pasrah saja saat ihsan menginginkan hal itu.
……
Saat pagi menjelang Reni dan yani kompak memasak bersama untuk menyiapkan sarapan. Sedangkan para suami duduk di depan mengobrol sambil ngopi bareng.
Berbeda dengan dinda yang sibuk mengurus anaknya yang bangun tidur nangis kejer karena mimpi. Bocah itu menginginkan naik delman, makanya dinda membawanya ke kota. Untungnya cukup dekat dari rumah mertua Alana.
“mana anak anak belum pada turun ya?” tanya bu yani pada bu Reni.
Bu Reni terkekeh. “Biasalah namanya juga pengantin baru. Mereka juga anak muda” jawab Reni sambil tersenyum mesem.
Yani mengerti apa yang di maksudkan oleh besan nya, tetapi dia juga tetap merasakan khawatir pada putrinya. Mau bagaimana pun Alana masih terlalu kecil mengenal dunia pernikahan.
“Iya juga ya”. Sahut yani.
Keduanya tertawa cekikikan sambil memasak.
Di kamar atas ihsan baru saja selesai dari mandinya, cowok itu menatap Alana yang terduduk di atas ranjang dengan tubuh polos yang ter selimuti.
“mandi gih, udah siang.” titah ihsan.
Alana mengangguk, menekan pelipis kepalanya yang terasa berdenyut. Semalam dia kurang tidur, apalagi tidurnya kurang nyaman dengan kondisi tubuhnya.
“Pinjem handuk”. Ujar Alana pada ihsan.
Ihsan berjalan menuju lemari pakaiannya kemudian memberikan handuk baru untuk Alana. Alana segera menerimanya dan melilitkan nya pada tubuhnya.
Dia bangkit dengan perlahan, rasa tak nyaman di tubuhnya membuatnya sulit bergerak. Alana merasakan perih di bagian sensitif nya, dengan memaksakan diri Alana berjalan pelan menuju kamar mandi.
Ihsan yang melihat cara berjalan Alana pun hampir tertawa di buatnya. Cowok itu dengan sengaja menjahili nya.
“Jalan lo kok kayak kepiting? Ngangkang gitu”. Celetuk nya.
Alana yang mendengar hal itu sontak mendelik tajam. Pake nanya, ulah dia juga gak sadar diri sekali. Alana memekik dalam hatinya.
Dengan perlahan menuju kamar mandi meski jalannya seperti kepiting. Seraya menertawakan cara jalan istrinya ihsan meraih ponselnya. Seperti biasa dia berbalas chat dengan pacarnya yang menanyakannya karena tak masuk sekolah.
Tak berselang lama Alana keluar dengan hanya memakai handuk. Rambutnya masih sangat basah karena keramas. Dia menghampiri ihsan yang duduk santai di ranjang.
“San, kamu punya dalam cewek gak? Sama baju nya kalo perlu” tanya alana.
Ihsan yang anteng menoleh seketika. “Gak lah. Lo pikir gue cowok apaan?!” ujarnya.
“Ya kan siapa tahu”.
“Gila lo!” umpat ihsan kesal.
“Ya terus aku gimana? Aku gak bawa baju ganti. Masa gak pake daleman” keluh Alana bingung.
Dia tak tahu kalau akan ada peristiwa seperti ini kemarin jadi dia tak persiapan apapun. Mama nya pun tak memberitahu nya sama sekali.
“gak usah pake aja. Langsung baju aja”. Ucap ihsan tersenyum mengejek.
“Gak mau, gak enak banget” tolak Alana.
“Ngegantung ya?” celetuk ihsan ambigu.
Alana seketika memelotot tajam, mesum sekali cowok itu pikirnya.
Tok tok tok!
Atensi keduanya menoleh pada pintu yang di ketuk. “San, buka gih” titah Alana.
Ihsan yang merasa di perintah pun berdecak. “Ck, lo nyuruh gue?” tanya nya.
“Ya terus harus aku gitu? Pake handuk kayak gini?”ucap Alana.
Ihsan akhirnya mengalah. Cowok itu berdiri dan membuka pintu kamar mereka.
“oh mama, kenapa ma?” tanya ihsan pada yani yang mengetuk pintu.
Yani menyodorkan tas yang baru di bawanya. “kemarin mama lupa bawa baju ganti buat Alana. Ini kasih ke dia ya”
“Iya ma”. Ihsan menerima tas berukuran sedang itu.
“Yaudah mama balik ke bawah dulu. Jangan lupa nanti turun buat sarapan ya?”
Ihsan mengangguk. Setelah kepergian mertuanya dia kembali masuk ke dalam kamarnya. Dan menyodorkan tas itu ke hadapan istrinya yang berdiri mematung.
“ini baju ganti lo”. Ucap ihsan pada Alana.
Alana tak menyahut ucapan cowok itu, dia segera mengambil beberapa baju dan kembali masuk ke kamar mandi untuk berganti.
Setelah beberapa saat dia keluar dengan pakaian lengkap. Menghampiri ranjang dan ikut duduk di sana.
“Kok lo duduk sih? Ayo turun, kita makan”. Ajak ihsan heran melihat Alana malah ikut duduk.
Alana menggeleng pelan. “Gak mau ah, malu. Aku makan di sini aja”. Tolak alana.
Ihsan menaikkan sebelah alisnya, menatap aneh pada Alana. “Malu kenapa? Lo kan udah jadi mantu di sini, ada keluarga lo juga” tanyanya.
“Ck,” Alana berdecak sebal. Cowok itu pura pura lupa apa gimana sih.
“bukan karena itu. Aku malu lah kalau mereka liat jalan aku gimana, nanti di ketawain” jelas Alana pelan.
Ihsan yang heran pun seketika menahan senyumnya. Menilik Alana dari atas sampai bawah.
“sebenarnya wajar aja sih jalan lo kayak gitu, namanya juga pengantin baru. Tapi kalau lo gak mau, gue gendong aja” tawar ihsan.
Alana menggeleng seketika. “Nggak usah lah. Kamu turun aja, nanti aku nyusul kalau udah mendingan “ tolak Alana.
Ihsan terdiam sebentar. Sebelum akhirnya memilih untuk turun. Dia keluar dari kamar meninggal kan Alana sendiri.
Setelah kepergian ihsan, Alana berdiri dengan hati hati. Miliknya masih lumayan perih, dia tak tahu kalau punya cowok tuh sebesar itu.
Alana berkaca di depan cermin yang berada di lemari, seketika mata wanita itu membulat terkejut melihat jejak merah di lehernya.
Astaga ini pasti ulah cowok mesum itu, pikirnya.
N
terimakasih Thor 🙏🙏
lanjut thor