Bukan Wanita Suci
Laura tidak bisa memejamkan matanya, sebab Ia juga tidak mau untuk bisa satu tempat tidur bersama Gibson, orang yang sudah mengambil kesuciannya.
Laura tidak mau jika Ia seranjang dengan Gibson lagi, ia tidak ingin jika sampai Gibson menyentuhnya lagi Laura tidak ingin sampai dirinya menjadi tempat pelampiasan Gibson.
Laura memutuskan untuk berusaha tidak tidur dan terjaga sampai pagi hari. Ia berharap bisa segera pulang segera ke mess.
Laura juga sangat ingin bisa bertemu dengan Rossa dan menceritakan semuanya. Tetapi Laura tidak akan menceritakan tentang ancaman yang diberikan Lukas yang menjadikan Rossa sebagai senjata untuk bisa menakut-nakuti Laura.
Laura menanti hari sampai matahari terbit di sekitar pantai itu. la melihat keindahan mentari yang mulai terbit dari ufuk timur dengan berwarna keemasan.
Laura merasa kalau angin di pantai itu terasa begitu sejuk, namun hal tersebut tidak bisa menutupi kegundahan hatinya. Sebab Laura baru saja kehilangan keperawanannya di tangan Gibson.
Laura sebenarnya tidak mau melakukannya tetapi Laura harus tunduk kepada Lukas. Jika tidak maka Rossa yang akan menjadi korbannya, dan tentu saja Laura tidak ingin hal tersebut terjadi kepada Rossa.
Sebab bagaimanapun ia sangat menyayangi sahabatnya itu. Laura masih sibuk menikmati pemandangan pantai itu di pagi hari, sampai saatnya Gibson terbangun dan masih melihat Laura berada di di balkon kamar hotel itu.
'Dari saat aku istirahat sampai bangun, Laura masih terus di sana. Namun gairah Gibson kembali naik saat melihat tubuh Laura dari belakang.
“Sebenarnya tubuh Laura sangat menggoda, jika aku bisa aku ingin membuat Laura menjadi simpananku tanpa harus menikahinya. Tetapi tidak mungkin, karena Laura di bawah kuasa Lukas. Lukas pasti akan meminta uang kepadaku untuk terus menerus memanfaatkan Laura, pikir Gibson.
Namun saat memandang tubuh Laura dari belakang hasrat Gibson kembali timbul, ia ingin segera untuk menikmati tubuh Laura lagi.
Dan Gibson merasa pantas untuk mendapatkannya, karena saat itu dia sudah membayar jasa Laura sampai siang hari kepada Lukas. Agar ia membawa Laura dan menikmatinya kapan saja sampai waktunya habis.
Gibson seperti masih merasa ketagihan untuk bisa menikmati tubuh Laura lagi. Lalu Gibson pun terbangun dari tempat tidurnya dan menuju ke arah balkon untuk bisa mendekati Laura.
la sangat ingin untuk pisah bercinta lagi dengan Laura. Gibson pun kemudian memeluk dari belakang. Laura pun terkejut saat kita bisa memeluk tubuhnya.
“Ada apa, Tuan?" tanya Laura. Namun Gibson hanya terdiam. Ia kemudian menciumi tengkuk leher dan rambut Laura, seolah ingin minta kenikmatan lagi dari Laura.
Laura juga merasa kalau Gibson sepertinya akan kembali menggaulinya.
“Bagaimana aku akan menolak niat Tuan Gibson kepadaku? Sungguh aku tidak ingin untuk bisa bercinta dengannya lagi, karena aku sudah tidak sanggup untuk bisa menjadi tempat pelampiasan hasrat dan hawa nafsu Tuan Gibson, pikir Laura.
“Maaf Tuan. Apakah Tuan ingin melakukannya lagi?" tanya Laura. Gibson pun kemudian menganggukkan kepalanya.
“Tentu saja, Sayang. Waktuku bersamamu sampai siang hari dan aku bisa bebas memilikimu,” kata Gibson. Laura pun terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Gibson.
“Berarti memang ada kesepakatan antara Tuan Gibson dan Tuan Lukas untuk bisa membawa diriku. Pantas saja aku tidak juga dijemput oleh Tuan Lukas. Setelah aku selesai melayani Tuan Gibson, pikir Laura.
Kemudian Gibson membawa lagi Laura ke dalam tempat tidur dan Gibson membuka kembali pakaian yang dikenakan oleh Laura.
“Mengapa Tuan harus menikmati tubuh lagi? Apakah tadi malam belum cukup?" tanya Laura. Gibson pun kemudian tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
“Tidak Sayang. Tubuhmu itu seperti candu bagiku dan aku ingin bisa terus memilikimu, jika aku bisa. Tetapi Sayangnya tidak mungkin,” kata Gibson.
“Kamu hanya perlu untuk menemaniku sampai siang hari dan kemudian aku akan mengantarmu pulang kepada Lukas," imbuh Gibson. Ia kemudian kembali mencumbu tubuh Laura yang begitu indah sebagai 'sarapan pagi' di pagi hari itu.
Namun sebenarnya Laura merasa risih dengan niat Gibson kepada dirinya untuk kembali menggagahi tubuhnya.
Tetapi Laura merasa pasrah sebab Ia teringat lagi dengan ancaman Lukas. Jika ia macam-macam atau melawan Gibson lagi. Maka Rossa lah yang akan menerima akibatnya dan Laura tidak ingin hal tersebut terjadi kepada Rossa.
Kemudian Gibson pun melampiaskan hasratnya kembali kepada Laura. Namun Laura merasa ia tak merasakan sakit yang lebih pedih di bagian kewanitaannya.
Tetapi hatinya yang begitu pedih menerima kenyataan kalau dirinya sudah dijual oleh Lukas kepada Gibson, agar utangnya bisa segera terlunasi.
Setelah selesai untuk menggagahi Laura. Gibson pun kemudian mandi dan membersihkan diri.
Laura hanya menangis di tempat tidurnya. la tidak berani menangis terisak, sebab Ia takut mengganggu kenyamanan Gibson lalu Gibson pasti akan marah kepada Laura lagi. Laura merasa trauma jika Gibson menampar pipinya lagi seperti tadi malam.
Laura menyembunyikan kepedihan hatinya sambil menunggu Gibson selesai mandi. Kemudian saat Gibson selesai membersihkan dirinya.
Giliran Laura yang masuk ke kamar mandi itu.
“Mengapa kamu tidak sekalian masuk ke kamar mandi, Laura?” tanya Gibson. Laura menggelengkan kepalanya.
“Tidak Tuan. Lebih baik kita bergiliran saja menggunakan kamar mandi ini,” jawab Laura.
Tetapi jika Ia tahu Laura akan menggunakan kamar mandi itu, maka Gibson akan menyusulnya dan ia ingin bisa merasakan bercinta di dalam kamar mandi.
Tetapi Sayangnya hasrat Gibson sudah terlampiaskan di pagi hari itu. Namun perutnya begitu lapar Gibson ingin sekali menikmati sarapan pagi.
“Laura, sebaiknya kamu cepat bergegas. Kita akan sarapan pagi di bawah,” seru Gibson. Namun Laura hanya terdiam, ia kembali menangisi nasibnya yang tragis.
Sebab Ia sudah kehilangan ibunya. Dan kini ia menanggung utang yang begitu besar serta ia harus menjual kesuciannya kepada Gibson untuk melunasi sebagian utangnya.
Laura merasa hidupnya begitu sangat kotor dan berantakan, setelah ibunya pergi.
'Kalau saja Ibu masih ada bersamaku, mungkin ibu akan memelukku. Tetapi maafkan aku, ibu. Sebab aku tidak menuruti semua nasihat ibu dan akhirnya aku menjadi begini,” tangis Laura di bawah guyuran air shower itu.
Kemudian setelah lima belas menit Laura berada di kamar mandi. Gibson memanggil Laura lagi.
“Laura! Cepatlah keluar! Aku sudah lapar, ayo kita pergi sarapan,” seru Gibson. Laura kemudian menghentikan tangisnya.
Dia segera membersihkan diri agar bisa menemani Gibson sarapan. Sebenarnya Laura enggan melakukannya tetapi ia sangat takut kepada ancaman Lukas terhadap dirinya sehingga ia mematuhi apa yang dikatakan oleh Gibson.
Dan Laura memasrahkan dirinya kepada Gibson sampai waktu siang hari tiba. Sebab saat siang hari waktu Gibson bersama Laura sudah habis, dan Gibson akan mengantarkan Laura kembali kepada Lukas.
Merekapun kemudian turun ke bawah untuk sarapan pagi, Gibson memesan kopi untuk dirinya dan jus jeruk untuk Laura.
Mereka menikmati sajian di restoran hotel tersebut. Bagi Gibson, ia tak henti-hentinya menatap kecantikan Laura.
Walaupun saat itu Laura tidak mengenakan make up lagi dan baju nya tidak diganti. Tetapi tetap menyiratkan kecantikan Laura yang begitu luar biasa di mata Gibson. Bahkan mata Gibson selalu mencuri pandang kepada Laura.
Sehingga Laura merasa risih, jika ia terus dipandangi oleh Gibson.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments