Alvaro Javier Wiguna tumbuh menjadi seorang lelaki tampan, dan juga sukses memimpin perusahaan di usia 29 tahun. Tapi sayang dalam urusan percintaan Alvaro tidak seberuntung. Karena di usianya yang sekarang ia belum juga menemukan tambatan hati.
Banyak wanita diluar sana yang ingin menjadi kekasihnya. Bahkan ada juga yang menggunakan cara licik untuk mendapatkan cintanya. Tapi nggak ada yang berhasil. Bagi Alvaro, wanita itu makhluk yang sangat bawel.
Adakah yang mampu menaklukkan hati Alvaro. Yuk kepoin langsung 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon feby_mb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap manis Alvaro
Sonya memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing. Ia tidak mengingat apa yang terjadi semalam. Mungkin karena ia kebanyakan minum. Sonya memandang kamar yang ia tepati sekarang. Kamar ini tidak asing baginya. Ini kamar apartemennya.
Bukankah semalam ia bersama dengan Arga. Sonya melihat dirinya masih memakai pakaian. Itu berarti semalam mereka tidak melakukan apa-apa. Lalu dimana laki-laki itu sekarang. Kenapa ia tidak melihat tanda-tanda keberadaan Arga di kamarnya.
Sonya bangun dari tempat tidurnya. Ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Karena tubuhnya bau alkohol. Jadi ia harus segera menghilangkan aroma alkohol ini.
Sonya berendam di dalam bathtub yang sudah ia isi dengan air hangat. Tak lupa ia meneteskan aroma terapi ke dalam air. Wangi aroma terapi mampu menenangkan pikirannya.
Dua puluh lima menit lamanya Sonya berendam. Setelah itu ia membersihkan tubuhnya di bawah shower. Setelah bersih, Sonya memakai jubah handuknya dan keluar dari kamar mandi.
Hair dryer salah satu alternatif yang dipakai Sonya untuk mengeringkan rambutnya. Kemudian Sonya menyisir rambutnya, dan segera keluar dari kamarnya.
Sonya kaget melihat laki-laki tampan yang berada di hadapannya. Ia tidak menyangka kalau lelaki tampan itu berada di apartemennya sepagi ini.
" Varo"
" Kamu udah bangun?"
Bukannya menjawab pertanyaan Alvaro Sonya malah balik bertanya. " Kamu sejak kapan ada disini?"
" Dari semalam"
" Semalam?"
" Iya, kamu mabuk berat jadi aku mengantarkan kamu ke apartemen. Aku nggak enak mengantarkan kamu pulang ke rumah orang tua kamu dalam keadaan mabuk "
Sonya sangat terharu mendengar jawaban Alvaro. Lelaki tampan itu sangat menjaga diri dan nama baiknya.
" Kamu nginep disini?"
" Iya, yuk sarapan dulu. Aku udah buat sandwich untuk kita"
" So sweet banget sih "
Alvaro hanya menggelengkan kepalanya mendengar kata itu dari sahabatnya.
" Hari ini kamu ke kantor?"
" Hhmmm"
" Terus kapan kamu liburnya"
" Ketika kerjaan aku udah selesai"
" Perasaan kerjaan kamu nggak pernah selesai, selalu saja ada. Perhatikan kesehatan kamu juga Al, jangan kerja terus"
" Iya, kalau kerjaan udah sedikit barulah aku bisa sedikit santai"
Padahal kalau Alvaro tidak kerja pun selama satu bulan atau lebih, uangnya juga tidak akan habis. Dan perusahaannya juga tidak akan bangkrut.
" Padahal aku mau minta di temani ke mall hari ini"
" Kamu kan bisa pergi ke mall dengan mama kamu. Lagipula kamu belum pulang ke rumah dari kemarin"
" Aku udah masih kabar kok sama orang tua aku kalau aku sudah di Indo"
" Iya, tapi kalau bertemu dengan mereka lebih baik"
" Iya, ntar pulang kok"
" Oh iya, sejak kapan kamu minum-minum?"
Sonya kaget mendengar pertanyaan Alvaro. Ia bingung harus menjawab apa. " Baru semalam kok, dan itu juga tidak sengaja"
" Lain kali jangan minum lagi, karena aku nggak selalu ada di dekat kamu. Jadi jaga harga diri dan keluarga kamu. Apalagi kamu itu seorang model, banyak fans juga. Apa kata mereka kalau melihat idolanya suka minum-minum"
Sonya terhenyak mendengar ucapan Alvaro. Ini pertama kalinya lelaki tampan itu bicara panjang lebar. Dan ucapannya itu berisi pesan yang sangat mendalam. Bagaimana Ia tidak terpesona dengan lelaki tampan itu.
" Maaf, lain kali aku nggak akan minum lagi"
" Good girl" kata Alvaro sambil mengelus kepala Sonya.
Wajah Sonya memerah mendapatkan perlakuan manis seperti ini dari Alvaro. Walaupun lelaki tampan itu cuma mengelus kepalanya, namun perlakuan itu sungguh membuat hatinya meleleh.
" Kamu sudah mau berangkat?"
" Iya, aku ada meeting pagi ini"
Alvaro mengambil kunci mobilnya, ia akan mengganti pakaian di kantor.
" Aku jalan dulu ya"
" Iya, hati-hati di jalan"
Ingin rasanya Sonya mengecup pipi Alvaro. Tapi itu tidak akan mungkin ia lakukan. Karena Alvaro tidak suka. Sonya menatap punggung Alvaro yang mulai menghilang di balik pintu.
***
Bintang sudah bersiap untuk berangkat kerja. Pagi ini ia bekerja di restoran yang ada di blok M. Restoran yang terkenal di kalangan masyarakat kelas atas.
Pagi ini Bintang sarapan sendiri. Ya selama beberapa hari ini ia sarapan sendiri. Karena ibunya masih di rumah sakit. Sedangkan sang ayah sudah bahagia dengan keluarga barunya.
Ayah Bintang menikah lagi dengan wanita kaya. Sedangkan ibunya tidak punya apa-apa, selain rumah peninggalan sang nenek. Jadi wajar saja ayahnya memilih wanita kaya.
Bintang sangat membenci ayahnya. Bagaimana tidak, di saat ibunya sedang berjuang melawan penyakitnya, ayahnya malah kabur dengan wanita selingkuhannya.
Peristiwa itu masih terekam jelas di kepalanya. Bagaimana ibunya menangis bahkan bersimpuh di kaki sang ayah, supaya ayahnya tidak meninggalkannya. Tapi ayahnya tidak mempedulikan tangisan ibunya.
Bintang benci dengan lelaki yang tidak bersyukur. Sudah memiliki istri yang baik dan juga patuh. Tapi malah memilih wanita yang tidak baik. Kenapa dia bisa bilang wanita itu tidak baik, karena tidak ada wanita baik yang mau dengan suami orang. Bintang berharap tidak akan pernah bertemu lagi dengan lelaki itu.
Selesai sarapan, Bintang langsung mencuci piring. Setelah itu ia pergi ke halte bus, karena kalau tidak ia akan ketinggalan bus pertama. Dan ia harus menunggu lagi bus kedua.
Suasana di halte pagi ini cukup ramai. Mungkin karena sudah masuk waktu kerja. Jadi semua orang ingin datang ke tempat kerja mereka dengan tepat waktu. Begitu juga dengan dirinya.
Berburu dengan waktu itulah yang dilakukan setiap hari.
Tak berselang lama, bus yang ditunggu pun datang. Bintang dan penumpang lain bergantian masuk ke dalam bus. Bintang memilih duduk di dekat kaca, ia ingin melihat suasana kota pagi hari.
Setelah semua penumpang masuk ke dalam bus, barulah bus melaju meninggalkan halte. Pemandangan di hadapan Bintang juga berganti-ganti.
Bintang memandang pohon-pohon yang ada dipinggir jalan, yang bentuknya berganti-ganti karena bus yang sudah mulai berjalan. Pohon yang sengaja di tanam untuk melindungi pejalan kaki dari panasnya sinar matahari.
Pikiran Bintang jauh melayang. Ia memikirkan tinggal di tempat yang udaranya masih asri. Sungguh menyenangkan bisa tinggal di tempat yang seperti itu. Jauh dari hiruk pikuk kota.
Bus pun berhenti di halte berikutnya, beberapa penumpang pun turun termasuk dirinya. Karena tempat kerjanya tidak jauh dari halte. Hanya butuh berjalan beberapa meter ia sudah sampai di tempat kerjanya.
" Pagi Pak" sapa Bintang pada Satpam yang berjaga.
" Pagi Nak Bintang"
Bintang memang terkenal sangat ramah. Karena sifat dan sikapnya itulah ia memiliki banyak teman. Tapi banyak juga yang tidak suka dengan Bintang. Itu wajar, karena tidak semua orang bisa menyukai kita.
Seperti biasa Bintang mengganti pakaiannya dengan seragam restoran. Ya di restoran ini karyawannya memakai seragam. Jadi Bintang tidak perlu khawatir kalau tidak memiliki baju bagus.
To be continue.
Jangan lupa tinggalkan jejak sayang kalian teman-teman 🤗🤗
Happy reading 😚😚