NovelToon NovelToon
Kesayangan Tuan Saga

Kesayangan Tuan Saga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Romansa
Popularitas:12.3M
Nilai: 5
Nama Author: LaSheira

TMTM Musim Spesial dimulai 💖

Novel ini akan bercerita tentang keseharian hidup Tuan Saga dan orang-orang yang ia sayangi.


selamat membaca ^_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KTS 5. Rujak Bebek (Part 2)

Kejadian di lantai bawah. Saat di kamar utama terjadi uleg-uleg  rujak bebek, baik yang menggunakan tangan ataupun bibir berlangsung. Ada kehebohan tersendiri di lantai bawah yang bersumber dari kesalahpahaman Jenika.

Jenika  menuruni tangga setengah berlari. Tergesa. Wajahnya terlihat panik. Sudah seperti melihat atap rumah runtuh. Pak Mun yang melihat langsung tertular khawatir, walaupun belum tahu duduk masalahnya apa.

“Nona Jen, jangan berlarian di tangga nanti Anda bisa jatuh.” Yang dilarang tidak mendengarkan. Hampir menabrak Pak Mun untung rem di kakinya sigap menahan tubuh untuk berhenti mendadak. Jen mengguncang tangan Pak Mun berkali-kali. Belum mendengar  apa itu, tingkat kecemasan Pak Mun langsung meningkat drastis.

“Gawat Pak,  gawat!” Jen melihat ke lantai atas. Tidak ada gerakan apa pun, hanya angin lewat berhembus pelan. ”Kak Saga bertengkar dengan kakak ipar.” Dengan intonasi meledak berapi-api.

Pandangan Pak Mun langsung tegang melihat lantai atas.

“Gawat Pak, pokoknya gawat deh!”

Tuan muda dan nona muda sedang bertengkar, ada apa ini. Kekhawatiran Pak Mun semakin menjadi. Ditambah dengan gaya cerita Jenika yang berlebihan.

“Bebek Pak, bebek, bebek gitu. Kakak ipar mau makan bebek mungkin ya?” Sebenarnya Jen sedang memberi informasi, namun dia juga ragu. Apa dia tidak salah dengar tadi. Yang dia tangkap tadi hanya suara mereka membicarakan tentang bebek.

Bebek bakar, bebek goreng, sate bebek, atau pelihara bebek ya. Jen sedang mencoba menduga-duga sendiri.

“Bebek apa Nona?”

“Ah, tidak tahu Pak, kakak ipar mau pelihara bebek mungkin, eh makan bebek. Ah, nggak tahulah, pokoknya mereka bertengkar karena bebek. Menurut Pak Mun, kakak ipar maunya bebeknya diapain.”

Dasar bocah, habis membuat bingung orangtua dia malah lepas tangan. Memindahkan tanggung jawab kebingungannya pada Pak Mun.

“Maaf Pak,.karena takut ketahuan aku tidak berani mendengarkan lagi. Sudah ya Pak.” Pergi meninggalkan Pak Mun yang sedang menatap tangga. Laki-laki itu sedang berfikir tentang bebek dengan segala macam hidangan yang memakai bahan baku bebek.

Naik ke kamar  tuan muda mencaritahu, juga tidak mungkin gumamnya. Dia akhirnya bergegas berjalan menuju ruangannya, mencari tahu informasi tentang bebek. Ada beberapa menu makanan daging bebek yang sudah direkomendasikan ahli gizi. Selama beberapa waktu dia berkutat dengan catatan menu di depannya.

Sepertinya malam ini menu makan malam diganti dengan olahan bebek. Tapi, tuan muda tidak terlalu suka dengan daging bebek. Jadi malam ini akan ada beberapa menu makanan yang diganti. Pak Mun sedang serius merancang menu makan malam. Mana yang harus diganti, dari semua daftar menu yang sudah tersusun sebelumnya.

Sedangkan Jen yang sudah membuat seseorang berfikir keras tentang menu makan bebek berkeliling mencari Sofia. Gadis yang dia cari sedang tiduran di sofa. Dengan kaki terangkat di punggung sofa. Saat pintu terbuka, dia buru-buru menurunkan kaki dan duduk dengan tegak. Saat melihat yang masuk ternyata Kak Jen, dia balik lagi ke posisinya yang tadi.

“Sofi.”

“Hemm,” Tidak mengalihkan pandangan dari hp.

“Kak Saga bertengkar dengan Kakak ipar,” ujar Jen menggebu-gebu bicara lagi. Mencari korban untuk diajak panik bersama. Mendengar itu Sofia langsung meletakan hpnya. Dan membalik badan, meraih bantal menopang dagunya.

“Sekarang kakak ipar mau apa lagi? akhir-akhir ini kan dia sering minta makanan dari luar.” Tertawa gemas sendiri ingat beberapa kejadian. “Kau tahu kan Kak, Kak Saga bahkan nggak tahu ada makanan yang namanya bakso bakar. Hehe jadi semua makanan dari luar itu seperti makanan makhluk asing buat Kak Saga. Lucu banget deh, melihat kakak ipar maksa Kak Saga buat makan. ” Sofia sudah melihat  dengan mata kepalanya sendiri. Makanan-makanan yang baru sekali seumur hidup dimakan Saga. Sampai matanya terpejam, menahan untuk menelan. Lucu sekali untuk dilihat, mungkin itu juga yang membuat kakak ipar senang sekali mengerjai Kak Saga.

“Nggak tahu, aku cuma dengar bebek, bebek gitu.  Mau makan bebek atau malah beternak bebek. Ah, nggak taulah.” Biang kerok memang si Jen, sudah tidak yakin dengan informasi yang dia bawa, tapi main publikasi saja. “Hah jangan-jangan Kakak ipar mau beternak bebek beneran. Makanya sampai membuat mereka bertengkar.”

“Ih gila ngidamnya kakak ipar. Eh, tapi lucu juga kali ya kalau beternak bebek.” Sofia yang menggemaskan, terkadang menangkap masalah dengan caranya sendiri.

Mereka meraih hp masing-masing, lalu berkutat dengan mesin pencarian di hp masing-masing. Jen dengan kata kunci, ngidam ibu hamil paling aneh di dunia. Sofia mencari dengan kata kunci memelihara bebek.

“Ih lucu tahu Kak, bebek jalannya baris seperti tentara.”

Sofia seru sendiri dengan tema beternak bebek. Sementara Jen sedang mencari-cari tentang ngidam aneh-aneh ibu hamil.

“Gila, ada yang ngidam makan beras mentah.”

“Ada yang ngidam minta suaminya nyolong mangga tetangga.”

“Wah ini baru benar, ngidam liburan berlayar pakai kapal pesiar.”

“Ini apa, ngidam minta suaminya berdandan seperti selebriti. Haha, lucu banget, istrinya cantik banget lagi.”

“Eh ada yang ngidam ingin punya peliharaan sapi. Ya Tuhan, ada-ada saja.”

Jenika ambruk bergulingan di sofa terpingkal dengan artikel tentang ngidam aneh-aneh ibu hamil. Ngomong sendiri dia sahut sendiri.

“Lucu juga tahu Kak kalau beternak bebek, bebek kalau jalan bisa baris rapi gitu.” Sofia jadi sedikit terobsesi saat melihat barisan foto bebek mengular dengan seorang pawang yang berjalan disamping mereka membawa sebatang kayu.

“Ih, mending pelihara kelinci, imut gitu lompat-lompat. Di taman depan, eh kapan ya kita terakhir ke taman.” Jen yang selama ini disibukkan magang, di rumah hanya mampir tidur, bahkan tidak sempat menikmati taman indah yang sudah dirawat sepenuh hati oleh para tukang kebun. “Aku kangen Raksa hiks.”

Nggak nyambung, malah bahas Kak Raksa. Gumam Sofia masih asik dengan foto bebek di hpnya.

Selama Jen dan Sofia ribut tentang bagusnya kakak iparnya beternak apa selain bebek, Saga dan Han sudah keluar dari kamar. Pak Mun yang sudah menunggu perintah setelah mendapat informasi tentang bebek hanya termangu menatap mobil Saga yang berlalu. Tidak ada instruksi apa pun mengenai bebek seperti yang Nona Jenika katakan.

Nona Jen, apa Anda sedang mengerjai orangtua.

Akhirnya Pak Mun berjalan berkeliling, memeriksa semua pekerjaan para pelayan. Melupakan tentang menu bebek yang sudah dia pilih dengan keseriusan tadi.

...***...

Dalam perjalanan menuju rujak bebek Mak Nyess. Mobil yang melaju dengan kecepatan sedang. Sesekali menyalip mobil di depannya.

“Han.” Suara Saga terdengar dari kursi belakang.

“Ia Tuan Muda.”

“Dimana gadis itu sekarang?”

(Hayo tebak, Saga nanyain siapa? Wkwkwk)

Gadis itu, gadis yang makan rujak bebek bersama Daniah saat SMU.

“Setelah tamat SMU orangtuanya mengirimnya untuk kuliah di luar negri, dan sampai saya mencari tahu info tentang Nona Daniah, gadis itu masih tinggal di luar negri dan belum kembali. Apa Anda mau saya mencari tahu informasi keberadaannya sekarang.” Nyambung aja kamu Han, dengan pertanyaan tidak nyambung Saga.

“Hemm.”

Apa Anda mau memberi kejutan pada Nona Daniah? Han hanya berfikir sesaat, namun mencatat perintah itu dalam daftar ingatan pentingnya.

Bersamaan dengan berhentinya Saga bicara, mobil menepi di pinggir jalan. Jalan ramai oleh lalu Lalang kendaraan. Ruko-ruko berjajar, geliat ekonomi dari semua aspek terlihat. Ada ruko yang menjadi kantor dan ada ruko yang berderet menjajakan barang yang di jual. Bahkan ada ruko yang juga tutup dan ada informasi ruko dijual. Saga masih di dalam mobil, melihat di antara  ruko-ruko itu mana tempat penjual rujak bebek tempat penuh kenangan SMU istrinya.

Sebuah kios kecil yang ada di depan ruko pedagang bakso. Kios kecil yang akan luput dari pandangan jika hanya memperhatikan bangunan ruko. Saga melihat kerumunan orang mengantri di sana. Berdiri berderet untuk menjaga antrian. Untung saja penjual rujak itu berjualan di bawah pohon yang cukup rindang.

“Han.” Saga menendang kursi mobil depan sopir. “Kau bilang dia sudah bekerja selama tiga generasi, kau mengarang ya Kau mau mati ya.”

Tadi Saga memerintahkan Han untuk membeli hak usaha rujak bebek itu, supaya kalau nanti Daniah mau makan rujak bebek, gadis itu bisa makan kapanpun dia mau. Tapi Han mengatakan kalau usaha itu sudah berjalan selama tiga generasi. Yang ada dalam bayangan Saga adalah sebuah restoran besar, dengan banyak karyawan, hingga akhirnya dia membatalkan perintah itu.

“Memang  usaha mereka sudah tiga generasi Tuan Muda, tapi saya kan tidak bilang kalau dalam tiga generasi itu ada perkembangan pesat.”

“Kau sedang mencari alasan?”

“Tidak Tuan Muda, itu kenyataan.”

“Kurang ajar, masih menjawab lagi.”

Han turun lebih dulu. Hawa panas langsung menyerang kulit. Bukan hanya udaranya, terik mataharinya juga. Dia menundukkan kepala di kaca mobil belakang.

“Anda tidak perlu turun Tuan Muda, biar saya yang mengantri saja.”

“Buka, kau tidak dengar tadi, Niah mau kalau aku yang membelinya.”

“Saya tidak akan bilang kalau saya yang membelinya pada nona, udara panas dan banyak antrian Tuan Muda.”

Untuk apa ada dirinya. Kalau Tuan Saga harus panas-panasan mengantri rujak bebek, itu sudah seperti menghancurkan reputasinya yang bisa diandalkan dalam segala hal.

“Han.”

Han langsung menundukkan kepala dan minta maaf. Lalu membuka pintu mobil. Benar saja, panas langsung meresap ke dalam jas yang dia pakai. Saga berdiri sebentar memperhatikan deretan ruko, lalu menunjuk sebuah ruko kosong dengan tulisan dijual.

“Berikan tempat itu pada mereka, sebagai hadiah. Karena istriku menyukai makanan yang mereka jual.” Sesaat bayangan Daniah dalam seragam sekolah seakan muncul di kepala Saga. Gadis mungil dan imut yang menikmati masa sekolah dengan bahagia.

“Baik.” Han menjawab singkat seperti biasa.

Saat mereka berjalan menuju kios kecil rujak bebek deretan orang yang sedang mengantri menoleh, melihat dua orang yang datang. Dengan penampilan yang terlihat berbeda dengan mereka. Dan yang menyempurnakan penampilan mereka tentu saja wajah dan proporsi tubuh mereka yang sempurna.

“Lho, bukannya dia Tuan Saga.”

“Ia, benar, dia presdir Antarna Group.”

“Ya Tuhan, benar itu Tuan Saga.”

Bersambung

1
Retno Kusmiarti
Biasa
Retno Kusmiarti
Kecewa
Retno Kusmiarti
Buruk
Ida Miswanti
ntar kalo Si Arya yang Married, siapa yang jadi MC nya🤭
Ida Miswanti
🤔 Sandrina Malakiano 🤭
Ida Miswanti
Lucu bagi kami semua Para Reader, tp bagi Tuan Muda Saga🤔🤔🤔
Ida Miswanti
🤦Ibunda Erina lupa kalo udh berurusan dengan Ayah Erina Tak Boleh Bercanda bisa berdampak ke semua orang yang mengakibatkan detak jantung melaju cepat 😃
Ida Miswanti
Ternyata KeJENIUSAN Revan menular ke Jen🤭👍
Ida Miswanti
Kalo Si Han mah hanya khusus di sukai Cewek yang awalan huruf A ARANDITA,,, AMEERA 😛😆
Baby chiken
suka banget ama ceritanya , jadi Tersaga saga
Baby chiken
nyata kalo ini sih , aku anak kedua cwo sakitnya masyaAllah double
Ida Miswanti
Like Student Like Teacher 🤭
Ida Miswanti
CiDaHa Si jenius Revan ke Si Cantik Jenika♥️♥️♥️
Ida Miswanti
Fix Si jenius Antarna Group tak hanya bawahan tp jg murid setia Tuan Muda Saga 😘 setelah Sekretaris MouHan Fernandez
Ida Miswanti
Revan rintangan Cinta mu sungguh berat 💪
Ida Miswanti
roman-roman nya Sang Calon Adik Ipar bakal ngikutin jejak Calon Kakak Ipar dalam hal "KeBUCINan"🤭😆
Vrisila_mau
bagus banget
Ida Miswanti
betul-betul Manusia langka Tuan Muda memuji sekaligus meng
hina 🤦
Selina Sonnia
mampur ke mension daniah
Dandelion senja
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!