Mengejar Cinta MAS Ojol

Akhirnya waktu yg ditunggu Iwan dan Ilham pun tiba. Hari ini pertama kali masuk kerja. Iwan sudah pagi pagi untuk berangkat menuju perusahaan agar tidak terlambat.

Dan pagi itupun perkenalan perkenalan dilakukan oleh Iwan, dengan beberapa senior di perusahaan. Sebagai kepala produksi baru, dan dengan ilmu yg baru membuatnya belajar memahami dan mengerti tentang perusahaan Ajisakaplas. Apalagi pekerja pabrik yg ada ini lebih dari seratusan pekerja. Karena dibagi menjadi 3 shift. Sementara Iwan bagian non shift. Karena mengepalai semuanya. Tiap shift mempunyai kepala shift masing masing. Atau biasanya disebut pengawas shift.

Iwan pun berkeliling ruang produksi untuk memahami tiap tiap mesin produksi maupun berkenalan dengan operator produksi. Dari proses awal hingga proses akhir. Dan kriteria barang yg oke atau good maupun tidak oke atau non good ( NG ).

Bahkan Iwan juga mempelajari bagian QC untuk mengetahui ok tidaknya barang agar bisa lolos QC. Karena produk yg dikembangkan berbahan baku plastik. Sehingga kriteria itu sangatlah penting bagi kepala produksi baru seperti dirinya.

" Siang pak Agung. Perkenalkan saya kepala bagian Produksi yang baru nama saya Iwan menggantikan pak Dwiki. Ada yang bisa saya bantu pak.." Ucap salam Iwan, ketika seseorang mencarinya. Selain itu Iwan baru mengenal Agung sebagai pengawas shift pagi dan datang menemuinya.

" Oh iya pak Iwan, salam kenal. Ini....."

Agung pun menceritakan tentang mesin produksi saat ini yang tidak efektif. Karena selalu rusak dan selalu error. Sehingga untuk mencapai target sangatlah kurang. Dan pak Agung juga memberitahu, jika untuk beberapa mesin tidak bisa dijalankan secara maksimal.

" Terima kasih informasinya pak Agung. Emm. Ini harusnya terkait bagian maintenance produksi. Siapa ya yg ngurusin ini..?" Tanya Iwan kepada Agung.

Iwan pun kemudian menjelaskan tentang bagaimana perawatan mesin tiap harinya maupun tiap minggunya. Karena setiap mesin berbeda beda. Dan itu harus rutin dilakukan.

" Wah kalau perawatan itu sepertinya belum pernah terlaksana pak Iwan.." Sahut Agung atas pertanyaan dari Iwan.

" Makanya ini harus tetap jalan. Karena mesin nonstop selama 24 jam. Dan berhenti hanya hari Minggu, kalaupun Sabtu hanya setengah hari kan..." Sahut Agung sedikit memahami produksi yg berjalan, serta pemakaian alat alat yg selama ini di gunakan. Kemudian Agung juga menjelaskan kenapa sampai saat ini mesin yg rusak tidak segera diperbaiki.

" Makanya kalau dari sisi perawatan tidak terlaksana seperti yg saya katakan, maka mesin akan cepat rusak. Dan susah untuk memperbaikinya.." Ucap Iwan. Kemudian menanyakan kepada Agung, dimana bagian maintenance saat ini berada.

Kemudian Agung dan Iwan mendatangi bagian Maintenance untuk melaksanakan SOP yg di buatkan oleh Iwan. Agar produksi bisa lancar dan target bisa tercapai. Selain itu untuk mesin yg rusak maupun eror untuk segera diperbaiki. Iwan bersedia membantu, agar bisa terlaksana sesuai SOP yg dibuat.

Permasalahan permasalahan pun sedikit demi sedikit teratasi. Apalagi setelah mengikuti instruksi dari Iwan. Beberapa mesin yg tadinya berisik kini menjadi lebih tenang.

" Nah nantinya kalau sudah lancar. Setiap harinya dimatikan satu mesin untuk perawatan total. Dan dilakukan secara bergilir tiap bulannya." Ucap Iwan, kemudian menjelaskan kembali bagaimana cara bisa merawat secara total kedepan.

Setelah berbagi ide dan dibuat SOP , bagian tersebut pun menjalankan sesuai permintaan Iwan.

Hari demi hari Iwan hadapi dengan berbagai permasalahan yg berbeda beda. Sehingga di awal bulan kerja ini Iwan terjun langsung di produksi. Setelah bisa lancar, Iwan bisa meninggalkan mengurusi laporan. Bahkan seringkali Iwan pulang malam karena lembur.

...****************...

Sebulan telah berlalu, Sheila masih betah menempati kontrakan milik ayah Vina. Namun setelah beberapa minggu ini menempati, Sheila seperti patah semangat. Tidak seperti awal awal datang menempati kontrakan ini. Bisa bersenda gurau maupun bertukar pikiran.

Vina bahkan sudah meminjamkan sepeda motor miliknya. Yang akhirnya Sheila membeli sendiri setelah mendapatkan gaji. Walau setiap berangkat dan pulang kerja masih bersama Vina. Motor hanya digunakan ketika berada di kontrakan.

" Ris. Kepala produksi yg baru ganteng ya Ris.." Celetuk Vina kepada Riska. Riska sering naik turun mengantarkan laporan maupun audit. Riska melakukan audit tiap bulannya.

" Katanya sih iya. Tapi belum pernah lihat gw. Kalau turun dia masih sibuk diproduksi. Bahkan produksi dirombak total lho.." Sahut Riska menjelaskan tentang Iwan yg saat ini menjadi kepala bagian produksi.

" Lu tahu engga namanya..?"

" Engga, belum kenalan soalnya.." Sahut Riska. Kemudian ia duduk sehabis memberikan laporan ke bawah.

Sejak tadi Sheila hanya mendengarkan. Bahkan ia tidak bersemangat bekerja hari ini. Penantian serta pencariannya terhadap iwan seakan sia sia. Padahal Iwan saat ini berada di ruang produksi. Sheila tidak tahu.

...****************...

Hingga sore tiba, Sheila diminta bertemu dengan Arya kakaknya. Kemudian Sheila pun menuju ke ruangan Arya.

" Shell, pulang. Papa ingin ketemu denganmu.." Ucap Arya perlahan, untuk membujuk adiknya ini. Namun Sheila hanya geleng geleng kepala.

" Kenapa, kamu masih menunggu Iwan.." Ucap Arya, memang selalu mengawasi Sheila melalui Vina dan Riska.

Deg...!

" Bagaimana kakak tahu. Kalau gw nunggu Iwan.." batin Sheila.

Sheila hanya diam tidak menjawab pertanyaan Arya. Sheila sudah enggan membahas masalah keluarga dan yg lainnya.

" Kamu suka sama Iwan?, Atau kamu sudah jatuh cinta dengan Iwan..?"

Kembali Sheila tidak menjawab pertanyaan Arya. Ia hanya menunduk, mendengarkan setiap ucapan Arya.

" Waktu kamu masuk rumah sakit itu. Iwan bertukar nomor telpon dengan kakak.."

Sheila menatap Arya, ada rasa tidak percaya disana. Namun Sheila masih menunggu kelanjutan cerita kakaknya itu.

" Dia pamit pulang kampung, tapi tidak lama. Karena hanya tinggal menunggu pengumuman kemudian wisuda.." Ucap Arya. Menjelaskan ketika Iwan pulang kampung dan mungkin kembali karena pengumuman maupun wisuda.

" Namun setelah beberapa hari. Nomernya tidak bisa di hubungi. Bahkan kakak coba kembali. Masih saja tidak bisa dihubungi.."

Sheila hanya menghela nafas. Karena memang tidak mau menjawab. Namun juga penasaran kenapa Iwan tidak bisa dihubungi.

" Jika kamu memang suka atau cinta. Dan dia menjadi jodoh terbaik buatmu. Kakak hanya bisa merestui mu.Tapi dengan syarat temui papa dahulu.." Ucap Arya kepada Sheila yg menunduk kembali.

Karena ia tahu cerita yg disampaikan oleh Vina. Setiap kali mencari seseorang. Dan bahkan rela hidup dikontrakan sederhana milik Vina. Dan tentu yg Sheila cari adalah iwan. Hal itu tidak terlepas dari pengawasan Arya.

" Lalu tentang perjodohan itu bagaimana kak..?" Ucap Sheila mengulik perjodohan yg di utarakan oleh papanya.

" Kakak menolaknya. Karena benar perkataan Iwan kala itu. Orang tua harus mengerti tumbuh kembang anaknya. Serta kemauan anaknya. Sementara orang tua tidak bisa memaksakan kehendak jika anak itu menolak.."

Berbagai pembicaraan Arya ungkapkan. Karena Arya tidak mau memaksakan semua kepada Sheila. Dan Arya ingin tahu permasalahan antara Sheila dengan papanya itu.

" Walau kadang orang tua ingin yg terbaik bagi anak anaknya. Tapi jika itu tidak sesuai dengan hatimu, maka kamu yg akan terbelenggu. Bahkan bisa jadi seperti papa saat ini.." Ucap Arya sambil menyindir Sheila.

" Papa dan mama lebih banyak memikirkan pribadi masing masing. Beruntung mama sekarang sadar dan mengerti. Tapi untuk papa, kakak belum tahu. Karena belum mau bicara dengan kakak.." Ucap Arya memberitahukan jika papa ya enggan bercerita tentang permasalahan yg terjadi.

" jika bertemu dengan Iwan, harap kamu membawa Iwan ketemu denganku. Sebelum bertemu papa.." Pinta Arya kepada Sheila. Karena Arya yakin, jika Sheila mencari Iwan saat ini

Arya hanya ingin yg terbaik buat Sheila. Bukan karena memanjakan. Namun karena perjuangan Sheila beberapa minggu ini. Bahkan Sheila sering sakit sakitan dan susah makan. Namun hanya Arya yg tahu. Karena mendapat laporan dari Vina dan Riska.

" Iya kak. Nanti kalau Sheila ketemu. Permisi.."

Sheila pun pamit undur diri meninggalkan Arya diruang kerjanya. Bahkan Arya sampai kewalahan untuk adik yg satu ini. Sebab jika keinginannya belum tercapai. Maka ia akan nekat melakukan segala cara. Walaupun kadang hanya menyakiti dirinya sendiri. Termasuk beberapa hari ini yg susah makan kembali.

Sheila pun pulang bersama Vina, dan Vina mengantarkan sampai di kontrakan. Kadangkala Vina ikut menginap menemani Sheila. Dan kadang pula Sheila menginap di rumah Vina.

...****************...