NovelToon NovelToon
Astoria Adventure

Astoria Adventure

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: MRG pratama

seorang profesor Penelitian, diburu oleh sekelompok tentara bayaran dan ia tewas secara mengenaskan, akan tetapi dewa Yama memberikan nya kesempatan sekali lagi, dengan memindahkan jiwa nya ke tubuh tubuh seorang raja idiot ,yang hanya bisa bersenang senang yang tidak memikirkan rakyatnya,Pergilah! kami tidak akan mempercayai raja yang bodoh seperti dirimu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MRG pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan ke utara

*𝘒𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘳𝘢𝘬𝘺𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘭𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘢𝘯,𝘱𝘰𝘴𝘪𝘴𝘪 𝘳𝘢𝘫𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘨𝘦𝘭𝘢𝘳*𝐕𝐢𝐧𝐜𝐞𝐧𝐭.

Ketika Jenderalnya terlihat khawatir, Vincent merespons dengan senyuman cerah, namun MC memberikan penjelasan dengan hati-hati. Vincent memiliki tujuan jelas kali ini: untuk memenangkan hati bangsa kurcaci tersebut. Jika mereka mengirim pasukan, itu akan terasa seperti serangan dan upaya untuk memperbudak mereka. Dengan Vincent mengambil inisiatif untuk mendatangi mereka secara langsung, dia berharap dapat menghilangkan ancaman yang dirasakan bangsa kurcaci terhadapnya.

"Dengar, jika kita mendekati mereka dengan pasukan, mereka akan merasa diancam dan merasa seperti sedang dibudak. Lebih baik aku yang pergi sendirian. Jangan khawatir tentang keselamatan, aku yakin kamu akan selalu ada di sisiku," jelas Vincent kepada Caspian, mencoba meyakinkannya.

"Hmm... Baiklah, jika itu keinginanmu, aku akan menyiapkan segala yang diperlukan untuk perjalanan kita," jawab Caspian pasrah, tidak sanggup melawan keputusan Vincent.

Setelah memberikan izin kepada Caspian untuk kembali ke kemahnya dan menyiapkan segala sesuatu, Vincent terus berpikir keras. Caspian merasa semakin bingung saat dia mencoba memahami pemikiran Vincent. Semakin lama dia memikirkannya, semakin kacau pikirannya menjadi.

Caspian menggerutu saat merenungkan pola pikir Vincent yang rumit di perjalanan pulang ke kemah.

Dengan langkah cepat, Caspian tiba di kemah dan menemukan David masih menunggu di dalam. Vincent mengajak David untuk menyiapkan perlengkapan dan senjata untuk perjalanan keesokan harinya.

Kemudian, Vincent meminta Luna untuk mencatat segala hal yang perlu dilakukan oleh staf kerajaan saat dia pergi dalam perjalanan panjangnya.

"Hana, aku ingin kamu mengawasi kerajaan selama beberapa hari setelah keberangkatanku. Ingatlah, jangan sampai terjadi kesalahan, dan berhati-hatilah. Luna, tugasmu adalah mendampingi Hana saat bertugas. Pahami?" perintah Vincent di ruang kerjanya.

"Kami siap, Yang Mulia," jawab kedua gadis itu dengan mantap.

Senja pun merayap, menyebarkan kegelapan di dunia. Suara jangkrik dan hewan-hewan nokturnal mulai terdengar saat malam menjelang. Vincent pun menuju kamarnya untuk beristirahat dan mengumpulkan energi untuk perjalanan keesokan harinya.

Namun, begitu ia membuka pintu kamarnya, Vincent terkejut melihat seorang pria muda sedang berdiri di depan jendela. Postur tubuhnya tidak asing bagi Vincent, dan tebakannya benar.

"Yama? Mengapa kau di sini? Bukankah kau seorang dewa? Apa yang membawamu ke sini?" tanya MC sambil mendekati Yama dengan hati-hati.

Yama menoleh ke arah Vincent dengan tatapan dinginnya, membuat MC terdiam sejenak.

"Ini hanya bayangan avatar dewaku. Jika aku turun ke bumi, mungkin napasmu telah terhenti saat ini," jelas Yama.

Vincent terkejut mendengar penjelasan itu, "Lalu apa tujuanmu di sini?" tanyanya gugup.

"Aku datang untuk menjadikanmu muridku. Apakah kau menerima tawaranku, Vincent?" tutur Yama.

"Hah! Apakah kau serius? Seorang dewa menjadikan makhluk fana sepertiku sebagai muridnya?" sahut Vincent, terlihat tidak percaya.

"Katakan saja, ya atau tidak?" desak Yama.

Vincent merenung sejenak, mempertimbangkan tawaran dari Yama, penguasa neraka. MC memikirkan dengan seksama, sementara Yama tetap tenang menunggu jawaban dari sang raja muda. Setelah berpikir panjang...

"Baiklah, aku menerima tawaranmu menjadi muridmu, Guru," jawab Vincent sambil membungkukkan tubuhnya di hadapan Yama, sang penguasa neraka.

Senyum kecil muncul di wajah dingin Yama saat mendengar jawaban itu. Ia melangkah perlahan ke arah Vincent dan meletakkan telapak tangannya di atas kepala muridnya. Dalam sekejap, mata Vincent bersinar terang, seolah tubuhnya dipenuhi energi yang siap meledak.

MC pingsan di lantai kamarnya. Ketika ia terbangun di pagi hari, ia terkejut mendapati dirinya tertidur di lantai. Bangun dengan tergesa, ia mendekati jendela. Suasana damai pagi itu merayu kota Astoria, diiringi oleh kicauan burung yang merdu. Vincent, masih tercengang oleh perubahan guratan tangannya, dari "M" menjadi "G".

Meskipun kejadian aneh tadi, ia memilih untuk tidak terlalu memikirkannya. Mulai mempersiapkan diri, ia mandi dan bersiap seperti yang ia katakan pada Caspian sebelumnya. Menyandang tas ransel yang telah disiapkan oleh Hana semalam.

Vincent memutuskan untuk tidak bersarapan, memberitahukan kepada para pelayan dan Hana bahwa ia segera akan berangkat menuju Everwood.

Dengan langkah mantap, Vincent meninggalkan istana di belakangnya. Di ambang gerbang, dua sosok telah menunggu sejak fajar merekah. Waktu menunjukkan pukul 7 pagi saat mereka memulai perjalanan, Vincent diinstruksikan oleh Caspian untuk mengenakan jubah hitam yang menutupi identitasnya.

Pagi itu, Vincent dan kedua pengikutnya berangkat dari Astoria menuju Everwood dengan penuh semangat, menunggang kuda-kuda perkasa. Dengan jubah hitam mengembang di angin, Vincent terlihat gagah duduk di atas kudanya.

Perjalanan panjang dimulai, di mana Vincent dan Caspian berbagi obrolan ringan di atas jalan. Tanpa terasa, mereka telah menempuh perjalanan sejauh 10 kilometer dari kerajaan.

Setelah setengah hari berlalu, mereka tiba di sebuah desa terpencil di utara Astoria. Desa itu menyiratkan keadaan penuh kekurangan, dengan bangunan-bangunan yang retak dan hampir roboh, serta rumah-rumah warga yang terbuat dari anyaman bambu dan jerami.

Vincent dan pengikutnya memutuskan untuk beristirahat sejenak di bar kecil di tengah desa, melepaskan lelah dari perjalanan yang melelahkan. "Tuan, mari kita berhenti sebentar mencari makanan," ujar Caspian sambil turun dari kudanya.

Vincent mengangguk setuju atas ajakan Jenderalnya untuk beristirahat sejenak. Dengan gerakan perlahan, ia turun dari kudanya, diikuti oleh Mc yang turun dengan hati-hati, diikuti oleh David di belakangnya. Caspian mendekati Vincent untuk membantunya turun dari kuda perang berwarna cokelat kehitaman yang gagah itu.

Mereka memasuki bar yang berdinding kayu yang sedikit rapuh, suasana di dalamnya sunyi dengan hanya tiga penduduk desa yang tengah makan di sudut ruangan.

Vincent melihat sekeliling mencari tempat duduk, dan akhirnya ia memilih bangku di pinggiran sebelah kanan, berhadapan langsung dengan tiga penduduk desa tersebut.

Caspian mendekati pelayan bar untuk memesan beberapa makanan. Menu makanan di kota ini sederhana, di mana ayam panggang dan roti gandum dianggap sebagai hidangan mewah oleh penduduk setempat.

"Setelah makan, Caspian, mari kita kunjungi rumah Kepala Desa," ucap Vincent kepada Caspian yang baru saja selesai memesan makanan.

"Yang Mulia, apakah perjalanan ini hanya untuk mendapatkan dukungan para dwarf?" tanya Caspian sambil menarik sebuah bangku untuk duduk.

"Dwarf terkenal dengan keahlian mereka dalam menempa besi, keahlian itu yang sangat aku perlukan saat ini," ujar Vincent dengan penuh keyakinan.

Tak lama kemudian, makanan mereka tiba, dan Caspian menatap makanan dengan ekspresi cemberut.

Setelah hidangan dihadirkan, Vincent mulai menikmati roti gandum terlebih dahulu. Melihat hal itu, Caspian merasa malu karena memesan hidangan yang sederhana. Apakah pantas bagi Yang Mulia untuk makan makanan seadanya ini? pikirnya.

David pun merasa ragu untuk makan di depan seorang raja.

"Yang Mulia, izinkan saya makan di luar saja sambil menjaga kuda kita," ucap David sambil bangkit dari tempat duduknya.

*𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘳𝘢𝘫𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘳𝘢𝘫𝘢,𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢.*𝐂𝐚𝐬𝐬𝐢𝐮𝐬 𝐕𝐢𝐧𝐜𝐞𝐧𝐭

1
Caca Caa
sensei ku paling sangat hebat😎
Caca Caa
udah sensei😎
Xiao Elhalim
specles sih aku,ada pengetahuan kayak gtu,pantes menyandang gelar profesor penelitian /Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
ǫᴇɪᴛʜ ᴇʟ ᴠᴏɪᴢ
Vincent amimir
Cassius Felix
/NosePick/
Adi Saputra
cpettt woyy sensei cpettt
Queen Naya
lanjut min
Queen Naya
buset penjelasan kimia/Facepalm/
Sabrina Aya
bau-bau adegan... nih/Chuckle/
Sabrina Aya
gimana kalau bab kedepan nya nanti kasih sedikit narasi pengetahuan kyak sains dan teknologi 😁
Sabrina Aya
keren sih klo diskriminasi di jatuhin kek gtu/Proud/
Gehrman
Saran dariku di chapter ini, perbaiki terlebih dahulu struktur alur ceritanya.

Untuk tulisan sudah rapih cuman hapus kutip dua yg ada di narasi.

Fokus ke membangun atmosfer atw feelnya terlebih dahulu jangan buru dan cepet bnget gtu.
Xiang Yuan: ya aku juga setuju pendapat mu.
total 1 replies
Gehrman
Kembali, jangan langsung mendeskripsikan keadaan negerinya.

Fokus dlu terhadap kondisi MC mnurutku
Gehrman
Lebih baik jangan dijelaskan langsung seperti ini menurutku.

Misal jelasin dlu kesan Maidnya melihat si MC ini terlihat kebingungan atau kok tiba-tiba nanyain pertanyaan aneh.

Ini Pendapatku aja sih
Gehrman
Sama kaya bayangan tadi, menurutku sebaiknya di deskripsikan terlebih dahulu siapa wanita dan bayangan tadi sebelum pakai dialog tag seperti ini.

Misal.

"Tuan, apakah kamu ingin makan sesuatu pagi ini?" tanya seorang perempuan berpakaian maid.
Gehrman
kutip duanya hilangkan
Gehrman
Ini bayangan mana tiba2 muncul dan berbicara 🤔
Gehrman
Kutip duanya ilangin thor
Aththar
hrus harus di bnuh smua yang keparat itu hahaha/Proud/
Aththar
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!