MENIKAHI BIDADARI KAMPUS

Keesokan harinya, Annisa sudah bersiap sejak pagi-pagi sekali, saat ini ia tengah menunggu sang ustazah menunaikan shalat sunat Dhuha nya, sedangkan gadis cantik itu bahkan tidak mau melakukan Shalat sunat Dhuha karena sangat ingin cepat-cepat ke suatu tempat yang ia lihat semalam di internet.

" Ustazah udah siap?" tanya Annisa untuk yang kesekian kalinya,tak ubahnya anak kecil jika ia tengah menginginkan sesuatu.

" Iya-iya ini udah hampir selesai" jawab ustazah Ulfa yang tengah memasang hijab panjangnya, wanita muslimah itu menggeleng melihat tingkah Annisa.

" Kamu ini..ga sabaran banget sih,udah kayak anak SD mau study tour aja" ledek ustazah Ulfa, karena beliau memang tau seperti apa manjanya Annisa Humaira.

Keduanya menyusuri jalanan menuju sebuah tempat yang katanya tak kalah indahnya dengan tempat yang kemarin mereka kunjungi.

Setelah puas mengunjungi tempat tersebut yang memang benar-benar indah, Annisa dan sang ustazah memutuskan untuk makan siang, keduanya memilih sebuah restoran kecil dan sangat sederhana.

Selesai makan keduanya keluar dan rencananya akan mengunjungi satu tempat lagi sebelum akhirnya mereka akan kembali ke kapal yang akan membawa mereka kembali ke kota asal mereka berangkat.

Saat jalan-jalan bersama yang lain,Annisa dan sang ustazah melihat sebuah kedai kopi,dan keduanya memutuskan untuk mencoba cita rasa kopi di negara lain.

Annisa memilih menunggu di luar cafe,ia meminta agar sang ustazah yang memesan kopi untuk mereka,namun tiba-tiba saja hujan turun dan itu membuat Annisa sangat bahagia,ia sangat ingin menikmati hujan di negara orang, Annisa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku mantel panjangnya, wajahnya mendongak menatap langit yang di matanya begitu indah jika saat hujan turun, Annisa juga melepas masker di wajahnya,ia sampai tidak perduli dengan tatapan beberapa orang.

Sedangkan di sebuah restoran mewah, tepatnya di depan cafe Annisa berdiri,atau di sebrang jalan, sepasang mata indah wanita paruh baya tengah memperhatikan nya,wajah kagum dan bahagia tak sedikitpun berkurang saat lagi-lagi beliau melihat gadis tersebut.

" Cantiknya gadis itu" ucap wanita paruh baya tersebut spontan dan membuat dua orang di sebelah kiri dan kanannya sontak melihat ke arah nya secara bersamaan.

" Siapa ma?" tanya dua pria beda generasi, keduanya menatap sang ratu dengan tatapan penuh tanda tanya.

" Gadis itu... wajahnya sangat cantik" jawab wanita paruh baya tersebut seraya menunjuk ke arah tatapan nya tadi,tapi sayang sungguh di sayang kan, lagi-lagi gadis yang ia tunjukkan sudah berjalan membelakanginya dan juga sudah menutup sebagian wajahnya dengan masker,lagi...rasa kecewa yang wanita paruh baya itu telan.

" Ternyata dia sudah pergi" ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah wanita yang bergelar nyonya Philips tersebut,suara lirih nya menandakan bahwa ia merasa kecewa.

" kenapa mama sepertinya sangat kecewa? apa mama merasa mengenal gadis itu?" tanya suami dari wanita paruh baya tersebut.

" Tidak...ini kedua kalinya mama melihat gadis itu setelah kemarin" jawab wanita paruh baya tersebut, membuat dahi sang suami berkerut heran.

" Sejak kemarin mama memang sedikit aneh pa, kemarin mama juga menunjukkan seorang wanita dari belakang seperti hari ini, sepertinya mama butuh istirahat" ucap seorang pemuda tampan yang duduk di sisi kiri wanita paruh baya tersebut.

Ucapan sang putra sontak membuat mata wanita paruh baya itu melotot sempurna,ia menatap horor sang putra, yang di sambut dengan wajah minim ekspresi dari sang putra, sedangkan pria paruh baya di samping kanannya terlihat tersenyum simpul seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" Apa kamu bilang? Mama butuh istirahat? Kamu kira mama kurang sehat? Kurang istirahat sejak kemarin? Apa kamu lupa kalau mama itu selalu memprioritaskan kesehatan? bahkan kesehatan kamu dan papa mu saja mama yang selalu mengawasi nya" omel wanita paruh baya itu meradang.

" Bu-bukan begitu maksudku ma..maaf jika perkataan ku salah,tapi memang sejak kemarin kan mama bersikap seperti ini " jawab sang putra membantah persepsi sang mama.

" Memang salah, bahkan sangat salah,mama jadi ingin melihat akan seperti apa reaksi kamu jika kamu melihat wajah gadis itu" ucap wanita paruh baya itu seakan mendoakan sang putra .

" Mama menyumpahi putra kita?" tanya sang suami,seakan tak terima wanitanya itu menyumpahi putra kesayangannya.

" Tidak...mama hanya mendoakan agar putra dingin mu ini bertemu dengan gadis itu dan melihat wajahnya,agar dia tidak akan mengatakan bahwa mama kurang sehat" jawab wanita paruh baya itu menohok.

"Itu sama saja dengan menyumpahi namanya ma,hanya cara pengucapannya saja yang berbeda" bantah sang putra.

" sudahlah mengapa kalian memperdebatkan sesuatu yang tidak penting,gadis itu memang memiliki wajah yang sangat cantik, Opa sempat melihat nya sekilas tadi" potong pria yang terlihat sudah memiliki usia lebih dari setengah abad tersebut.

" Tu denger kata Opa" ucap wanita paruh baya yang di panggil mama oleh pria tampan di sebelahnya.

xxxxxxxx

Dilain tempat..

Annisa bersama sang ustazah baru saja memasuki angkutan umum yang mereka pesan untuk mengantarkan mereka kembali ke dermaga bersama beberapa teman mereka.

Tiba di dermaga, Annisa bersama yang lain dan juga ustazah Ulfa langsung memasuki kapal setelah menunjukkan identitas mereka, sebelumnya mereka sudah berkeliling sesaat di area dermaga untuk menikmati hembusan angin laut dan sedikit menikmati suasana yang terlihat sudah mendekati sore, matahari juga sudah terlihat mulai merangkak ke arah barat.

" Kamu pasti kelelahan" tebak ustazah Ulfa untuk Annisa,gadis itu terlihat langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur setelah menanggalkan sepatu dan mantel panjangnya,Annisa mengangguk dengan mata terpejam.

" Bukankah tadi sudah saya ingatkan beberapa kali agar jangan terlalu jauh berjalannya, seperti ini kan jadinya" komentar ustazah Ulfa serius, wanita muslimah tersebut melangkah menuju kamar mandi untuk mengganti bajunya dengan yang lebih santai, karena rencana nya mereka tidak akan keluar untuk makan malam, mereka sudah membeli beberapa roti sebagai pengganjal perut.

Sedangkan Annisa memutuskan untuk bangun dan meraih tasnya,ia mengambil beberapa butir obat yang selalu ia bawa bersamanya,tak lupa ia juga mengambil satu botol air mineral,ia meminum obatnya setelah membaca basmallah.

Setelah meminum obatnya, Annisa mengambil pakaian nya yang berada di dalam koper,sebelum akhirnya memasuki kamar mandi karena sang ustazah baru saja selesai dari kamar mandi.

" Kamu itu mengapa keras kepala sekali Hem? Sudah tau kamu itu paling pantang kena hujan,tapi kok ya gemar sekali main hujan" omel ustazah Ulfa pada Annisa yang hanya di tanggapi dengan senyuman saja.

" Ica ga main hujan kok,tadi tu cuma nikmati suasana sejuknya aja,udara saat hujan itu terasa sangat menenangkan dan sejuk" Annisa mengungkapkan apa yang ia rasakan.

" Lagi pula ini kan di luar negeri,Ica penasaran aja, apakah hujan di luar negeri itu beda dengan hujan di negara kita" tambah Annisa lagi.

" mau di mana pun yang namanya hujan itu ya tetap aja sama Ca,Allah yang menurunkannya, ada-ada saja kamu ini " ustazah muda itu menggeleng dengan tingkah absurd Annisa,di luaran orang-orang mengenal nya sebagai gadis yang sangat mandiri dan pintar pastinya,tanpa mereka tau Annisa adalah salah satu gadis yang sangat manja, polos dan cengeng, walaupun ia memang pintar.

" Sudah tidur sana, jangan keluar lagi,kalau kamu mau makan nanti biar saya yang ambilkan,jangan keluar-keluar lagi,kamu akan demam kalau sampai terkena angin lagi" wanita muslimah itu mengingatkan Annisa dengan nada tegas.

" Iya ustazah,Ica tidur dulu ya, kebetulan habis minum obat, ustazah ga perlu ambilkan makan untuk Ica,roti tadi masih ada kan? Ica makan itu aja malam nanti" balas Ica pada sang ustazah.

" Ya sudah,ustazah mau ada sedikit pekerjaan" ucap ustazah Ulfa.

Tak menjawab lagi, Annisa hanya mengangguk seraya membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan memejamkan matanya menikmati perjalanan mereka yang katanya tinggal 16 jam lagi untuk tiba di negara awal keberangkatan mereka.