Surya meredup sinarnya terik yang tadi menyiksa berganti dengan semilir angin yang perlahan meniup dedaunan
apakah hidup ini harus selalu tentang kesakitan... Apa hanya orang-orang berduit yang pantas bahagia... Apa,, apa kami yang melarat ini tidak pantas bahagia....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GloriAngga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cp.05
Lanjut...
Sepanjang mata pelajaran danira merasa tak tenang ia terus-menerus memikirkan bella bukannya wanita itu memiliki kekasih yang selalu ia ceritakan kepada danira tapi jika benar bella tunangan orang yang akan ia beritahu yaitu danira seperti janjinya bagaimana pun danira tahu jika bella dan kekasihnya itu tidak mendapatkan restu dari orang tuanya karena kekasihnya itu pengangguran dan ketua geng motor
Tiittttt...
Danira terperanjat kaget saat suara klakson panjang mengejutkannya sebuah mobil sport yang danira kenal berhenti disampingnya
"Masuk.."
"Bella.." Danira tersentak saat tahu orang itu adalah sahabatnya
"Ra masuk cepat..." Mohon bella membuat danira buru-buru masuk dan tanpa banyak kata bella melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata membuat danira harus memejamkan mata sembari terus beristighfar
"Bell tenang lo kenapa.. Pelan-pelan" Mohon danira karena bella terus melajukan kendaraannya dengan membabi buta sampai mobil mereka berhenti didepan gedung bercat dominan putih danira tidak tahu itu tempat apa namun dari sudut pandang danira sepertinya itu sebuah hotel
"Ra yuk.." ajak bella namun sebelum keluar dari mobilnya ia meraih jaket oversize miliknya serta memasang kacamata hitam lalu menutup kepalanya dengan topi lalu dengan kepala Hoodie miliknya penampilan yang cukup aneh bagi danira karena bella yang ia kenal selalu berpenampilan menarik dan feminim namun belum sempat ia bertanya bella mengajaknya masuk lalu menggandeng nya bahkan langkah keduanya juga cukup cepat hingga akhirnya mereka sampai di kamar hotel vip
"Bell kamu kenapa.." Tanya danira saat mereka sudah ada didalam kamar itu bella membuka semua aksesoris yang ia kenakan lalu duduk dengan nafas tersengal di sofa
"Raa.." Ia menghambur kedalam pelukan danira dan menangis sesenggukan
"Loh loh kenapa bel, kenapa nangis" Tanya danira sembari terus menenangkannya tangisan bella cukup menyayat hati dan kuping
"Ra aku gak mau nikah.."
"Hah nikah.." Danira melepaskan pelukannya dan menatap wajah bella
"Iyaa.. Mami dan papi menjodohkan ku raa tapi... Tapi aku benar-benar gak mau kamu tahu kan aku dan sanju sama-sama cinta.." Jelasnya sembari sesenggukan
"Bel.. Bella tarik nafass tarif nafas santai santai disini ada aku tenang jangan panik tarik nafas keluarkan... Okee aman.." Tanya danira setelah bella melakukan semua saran lalu wanita muda itu mengangguk
"Oke sekarang cerita pelan-pelan" Ucap danira sembari terus menenangkan bella yang sesekali sesenggukan
"Mami dan papi tahu kalau aku dan sanju masih berhubungan karena itu mereka melakukan perjodohan ini aku gak mau raa, lagi pula aku gak kenal laki-laki itu lagipula dari pembicara mereka ku dengar laki-laki nya tua ra aku gak bisa dan gak mau nikah sama aki-aki" Jelas bella sembari terus menangis
"Ra tolongin.." Mohonnya
"Tolong gimana bell.."
"Raa kamu mau kan nolongin aku.." Tanya bella sembari menatap danira memohon
"Yaa.. Yaa Ma-mau tapi caranya gimana?" Jawab danira
"aku ada caranya..."
"Apa?" Danira menatap bella curiga, Bella membisikan sesuatu untuknya mata danira membulat sempurna
"Gila, kalau aku ditangkap polisi gimana" Protes danira
"Raa cuma kamu yang bisa nolongin aku saat ini, cuma kamu yang bisa di andalin... Aku bisa jamin kamu gak akan kenapa-kenapa.. Please raa pleasss" Mohon Bella sampai-sampai ia menangkup kedua tangannya dan bersimpuh dihadapan danira hati mana yang tega melihatnya terlebih danira teringat semua kebaikan bela salah satunya ia memberikan uangnya cuma-cuma hanya untuk membantu danira membayar uang UKT nya itu yang terlihat belum lagi sebelum-sebelumnya ia selalu membantu danira mungkin dengan kali ini ia membantu bella setidaknya ia dapat membayar kebaikan sahabatnya itu
"Raa..." Bella menatapnya memohon dengan air mata yang terus mengalir
"Emm oke.. aku akan bantuin kamu tapi bell kamu yakin gak mau nerima aja pertunangan ini..." Tanya danira lagi
"Raa gak bisa raa" Jawab bella ngotot
"Kenapa bel, siapa tahu lelaki itu orang baik gak mungkin kan orang tua mu memberikan hal buruk buat anak satu-satunya " Tanya danira lagi mencoba membujuk bella
"kamu gak ngerti raa.. aku cuma cintanya sama sanju dan aku....." Nada bicara bella melemah air matanya menetes lagi detak jantung danira tiba-tiba menjadi tak karuan
"Bel dan kamu apa?" Tanya danira curiga
"Raa.." Bella menatap danira sembari mengusap perutnya tatapan mata itu sudah menjelaskan segalanya
"Anj*** Bella bodoh banget sih kamu.." Danira membulatkan matanya saat mengetahui salah satu alasan bella menolak perjodohan itu
"Aku cinta ra cinta kamu gak akan pernah ngerti apa yang ku rasa..." Jawab bella
"Tapi cinta goblok bell, kamu ngapain pacaran sampai sejauh itu" danira mengacak-acak rambutnya kesal
"Tenang ra aku yakin kalau sanju lelaki yang baik.. Pokoknya kamu ikutin aja seperti yang ku minta" mohonnya lagi
"Bel kamu kemana.." Tanya danira saat melihat bella kembali memasang semua atribut yang ia kenakan tadi beserta tangannya meraih sebuah koper besar
"Bella.."
"Ra, sorry tapi ini keputusan ku" Ucapnya sembari pergi dari kamar itu meninggalkan danira seorang diri
"Ahhkkk.. Masalah apalagi ini kenapa aku yang kena.. Gimana nih apa kabur aja yaaa" Ucap danira panik namun saat ia hendak membuka pintu ternyata pintu itu sudah dikunci oleh bella
"Bel.. Bellaa anj*ng looo" Teriak danira kesal kini tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengikuti semua permintaan bella anggap saja ini sebagai balas budinya kepada wanita itu
Sejam danira duduk termenung didalam ruangan itu sampai pintu terdengar dibuka dari luar danira berdiri hendak menerobos keluar namun ternyata ia terlambat beberapa orang masuk sembari membawa perlengkapan pakaian serta alat riasan
"Sore nona Bella" Seorang make up artist berwajah bule menghampiri danira
"apa dia tidak pernah bertemu bella sebelumnya" cicit batin danira
"Wahh You look very beautiful,, Salam berjumpa" Ucapnya sembari menjabat tangan danira dengan sopan tidak ada yang bisa danira lakukan lagi selain mengikuti semua alur yang mereka ciptakan penyesalannya membuncah seharusnya ia tidak mengikuti permintaan bella seharusnya ia membayar utang dengan uang saja bukan dengan seperti ini,
Wanita itu mulai merias wajah danira dengan profesional meskipun tidak kenal dengan brand make up tapi danira tahu semua yang ada dihadapannya saat ini barang-barang mahal
Nyonya April dan tuan Fandi benar-benar mempersiapkan dengan matang semuanya tidak ada yang terlihat buruk danira sedikit pangling saat melihat pantulan dirinya di cermin
"Ahh yaa nona apa anda tetap ingin memakai fashion yang anda request atau ada perubahan.." Tanya wanita itu danira terdiam sejenak berpikir mungkin bella sudah mempersiapkan semuanya
" Yang pe-pertama saja" Jawab danira gugup
"Anda nervous nona.. Ahh tentu saja siapa yang tidak gugup melakukan ini pertama kali.." Goda wanita itu sembari ia memoles wajah danira dengan apik
"Apakah anda sudah melihat calon anda" Tanya nya, danira menggelengkan kepalanya pelan
"Emm saya beri sedikit bocoran tapi ini rahasia" Godanya sembari tersenyum danira pun terpaksa ikut menarik sudut bibirnya
"Calon anda sangat tampan dan berwibawa nona.. Ughh jika saya masih gadis saya pasti akan merebutnya dari anda" Ucapnya menggoda membuat danira menjadi kikuk tak tahu harus merespon apa lagi
"Look" Ucapnya membawa danira dihadapan cermin besar
"A..apa ini saya.." Ucap danira terkagum saat melihat pantulan dirinya dihadapan cermin itu.
ceritanya keren banget.
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya