NovelToon NovelToon
Dikira MONTIR Ternyata SULTAN

Dikira MONTIR Ternyata SULTAN

Status: tamat
Genre:Konglomerat berpura-pura miskin / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:961.5k
Nilai: 5
Nama Author: Moms TZ

Akibat ditikung saudara kembarnya, Darren memilih keluar dari rumah mewah orang tuanya, melepas semua fasilitas termasuk nama keluarganya.

Suatu hari salah seorang pelanggan bengkelnya datang, bermaksud menjodohkan Darren dengan salah satu putrinya, dan tanpa pikir panjang, Darren menerimanya.

Sayangnya Darren harus menelan kecewa karena sang istri kabur meninggalkannya.

Bagaimana nasib pernikahan Darren selanjutnya?
Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dan mencari pengantin penganti?

Temukan jawabannya hanya di sini

"Dikira Montir Ternyata Sultan" di karya Moms TZ, bukan yang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Apa kamu yakin akan tetap bersamaku?

Darrel menghela napas berat, matanya menerawang, mencari kata yang tepat. "Aku... sejujurnya, aku masih bingung dengan perasaanku sendiri," ucapnya kemudian, nada suaranya terdengar ragu.

"Selama ini, aku memang kagum sama kamu, Nancy. Kecantikan kamu, kepribadian kamu... aku nggak bisa bohong, aku terpesona olehmu. Tapi, aku nggak yakin apa itu cinta, atau hanya sekadar kekaguman semata."

Darrel berhenti sejenak, lalu melanjutkan ucapannya lagi. "Dan yang pasti, aku nggak mau membuat orangtuaku kecewa."

"Tapi, Rel...?" Nancy mencoba menyela, raut wajahnya memohon.

"Tapi apa?" Darrel memotong cepat. "Sejak awal, sejak orang tua kita menjodohkan kita, aku sudah berusaha membuka hati buat kamu. Meski jujur, aku merasa nggak yakin."

"Apalagi setelah aku mendengar sendiri rekaman obrolan kamu dengan temanmu. Membuat semua rasa simpatiku ke kamu langsung hilang dalam sekejap dan berganti dengan kekecewaan," ucap Darrel dingin, bahkan tanpa menatap mata Nancy.

"Nggak, Rel, itu nggak bener! Ini semua hanya salah paham!" Nancy berusaha meyakinkan Darrel, suaranya bergetar.

Ia menunduk, setetes air mata jatuh membasahi pipinya. "Aku tahu aku salah... tolong maafkan aku. Aku siap melakukan apa saja untuk menebus kesalahanku."

Nancy mengangkat wajahnya, menatap Darrel dengan pandangan nanar. "Kumohon, kasih aku kesempatan. Aku akan membuktikan ke mami kamu, kalau aku pantas buat kamu, Rel," mohonnya, airmatanya semakin deras mengalir.

Darrel menggeleng pelan. "Nggak, Nan. Mami sudah membuat keputusan, dan aku... aku nggak bisa mengecewakan Mami. Aku nggak mau menyakiti hatinya."

"Jadi kamu lebih milih mami kamu daripada aku?" tanya Nancy, suaranya tercekat, dengan rasa tak percaya.

"Ini hidup kamu, Rel! Kenapa kamu harus selalu menurut sama orang lain, sih?" Nada suara Nancy meninggi, menunjukkan frustrasinya.

"Orang lain kamu bilang?" Darrel balas meninggikan suaranya, kali ini dengan nada sinis.

"Lantas, kamu siapa? Kamu itu yang justru orang lain buat aku, Nan. Kita bertemu karena perjodohan orang tua kita. Kamu bahkan menolak cinta seseorang hanya karena dia seorang montir, dan lebih memilih aku yang punya 'kedudukan'!"

"Lalu, apa aku salah? Aku rasa semua wanita pasti berpikiran sama denganku. Memilih pria yang lebih mapan sebagai pendamping agar hidupnya terjamin." Nancy mencoba membela diri.

Darrel mendekat, menatap Nancy tajam. "Jika seandainya aku lebih memilih kamu dan meninggalkan semua fasilitas keluarga aku, apa kamu yakin akan tetap bersamaku?" tanyanya, kata-katanya begitu tajam dan menusuk.

Nancy terhenyak, seolah baru saja ditampar oleh kenyataan. Ia menatap Darrel dengan rasa tak percaya. Semua harapan yang tadi sempat membumbung tinggi kini pupus sudah. Namun, Nancy bukanlah tipe wanita yang mudah menyerah.

Hening sesaat menyelimuti mereka. Hanya suara isak tangis Nancy yang terdengar memilukan. Darrel memalingkan wajahnya, tak sanggup melihat kesedihan di mata Nancy. Dia tahu, kata-katanya tadi sangat menyakitkan, tapi dia merasa perlu mengatakan yang sebenarnya.

Nancy menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Ia menghapus airmatanya kasar, lalu menatap Darrel dengan pandangan intens. "Baik, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku pasti akan mendapatkanmu kembali!"

Darrel terdiam, menatap Nancy dengan tatapan tak terbaca. Dia lantas memalingkan wajahnya, menyembunyikan ekspresi yang sebenarnya. Dia merasa sedikit tidak nyaman dengan tatapan Nancy yang begitu intens. Namun, dalam hatinya, dia penasaran ingin melihat apa yang akan dilakukan Nancy selanjutnya.

"Terserah kamu. Tapi aku minta, jangan ganggu aku lagi!"

Nancy mengepalkan tangannya erat-erat, giginya gemeretak menahan amarah. Ia merasa dipermalukan dan diremehkan oleh Darrel. Airmatanya sudah mengering, digantikan oleh tekad yang membara.

"Dia pikir aku akan menyerah? Dia salah besar! Aku akan buktikan padanya, dan akan membuatnya menyesal telah menolakku!" ucapnya dalam hati, lalu pergi begitu saja dari ruangan Darrel dengan membawa amarah di dadanya.

Setelah kepergian Nancy, Darrel berjalan ke arah jendela besar yang menghadap pemandangan kota. Dia menatap jauh ke luar, merenungkan situasi yang baru saja terjadi. Dia merasa bersalah, bingung, dan sedikit takut.

"Apa yang sebenarnya aku inginkan? Kenapa semuanya jadi serumit ini?"

*

Nancy keluar dari ruangan Darrel dengan kepala tertunduk. Ia berjalan cepat, ingin segera menjauh dari sana. Di depan lift yang terbuka, ia langsung masuk begitu saja tanpa melihat, sehingga tak sengaja menabrak seseorang.

Bruk!

"Aduh!" Nancy terhuyung ke belakang, tangannya berusaha mencari pegangan di dinding lift. "Maaf, maafkan saya tidak melihat," katanya cepat, seraya membungkukkan badannya berulang kali. Wajahnya memerah karena malu dan terkejut.

Mami Mia, yang saat itu hendak keluar dari lift, sedikit terdorong ke belakang oleh benturan itu. Ia mendengus kesal, membenarkan letak kacamata hitamnya. Kemudian, tatapannya menajam saat melihat siapa yang menabraknya. "Kamu...!"

Nancy mendongak dan seketika membeku. Di hadapannya berdiri Mami Mia, menatapnya dengan tatapan dingin dan menusuk

Jantung Nancy berdebar semakin kencang. Ia merasa seperti tertangkap basah melakukan kesalahan besar. Ia meneguk ludah, berusaha menenangkan diri.

"Tan-tante Mia..." ucap Nancy pelan, nyaris tak terdengar. Ia berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Mami Mia ketus.

"Ooh, jangan bilang kamu mendatangi Darrel dan mencoba merayunya, iya?" lanjutnya dengan tatapan mata yang tajam.

Nancy menghela napas, lalu berkata dengan lembut. "Tante, tolong restui kami, jangan batalkan pertunangan kami. Saya akan melakukan apapun asal Tante merestui kami."

Mami Mia tertawa sinis. "Oh, ya? Kamu yakin, akan melakukan apapun?"

Ia lantas mendekat selangkah. "Dengar ya, Nancy! Saya sudah membatalkan pertunangan kalian. Apa itu belum cukup jelas? Saya sudah tidak menginginkan kamu lagi menjadi bagian dari keluarga kami."

Nancy menegakkan tubuhnya, menatap Mami Mia dengan berani. "Ini tidak adil, Tante. Saya dan Darrel saling mencintai. Tante tidak bisa memisahkan kami begitu saja."

Mami Mia balas menatap Nancy dengan tajam. "Saya melakukan apa yang terbaik untuk Darrel. Dan kamu-- bukanlah wanita yang tepat untuknya."

"Tante, salah!" bantah Nancy dengan nada berani. "Justru Darrel merasa bahagia saat bersama saya, dia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa tekanan dari siapapun."

"Baiklah, jika kamu sangat mencintai Darrel dan yakin bisa membuatnya bahagia, maka saya akan merestui kalian. Tapi dengan syarat...." Mami Mia sengaja menggantung ucapannya.

"Apa syaratnya, Tante?" tanya Nancy penasaran. "Saya pasti akan akan menerimanya," lanjutnya dengan percaya diri.

Mami Mia menatap Nancy dari ujung kepala sampai ujung kaki sambil mengetuk-ngetuk dagunya.

"Darrel harus keluar dari rumah, dan meninggalkan semua fasilitas yang selama ini dinikmatinya, termasuk menanggalkan nama besar keluarganya," ucap Mami Mia tegas penuh tekanan.

.

.

.

Bagaimana kira-kira reaksi Nancy, ya? Apa dia akan menerima seperti ucapannya tadi atau mundur teratur?

Silakan komennya, ya🤗

1
Siti Sopiah
ihhh dasar perempuan iblis si ajeng ni
Siti Sopiah
mumet Dewe kan awakmu Thor 🤣🤣🤣
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: kenapa? 🫣🤭
total 1 replies
DPras
kok belum ada kata tamat ya
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ada deh, kayaknya
total 1 replies
Siti Sopiah
si ajeng dah mula mendidih darahnya.padan muka.
Siti Sopiah
benar2 anak kurang Hajar si ajeng ni dgn org tuanyapun berani béñtak2
Siti Sopiah
mami Mia pasti akan buat pesta yg megah buat bang ren
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: betul
total 1 replies
Siti Sopiah
suatu saat kau akan menyesal sampai menangis keluar air mata darah sekalipun tak guna ajeng.kau dah membuang permata demi batu kerikil seperti panjimu tu.
kalea rizuky
darrel dpet jalang yg mau harta doank apes.. Darren terselamatkan
Siti Sopiah
ok Thor sy lanjutkan bacanya...maaf sy tertarik sbb ada bau2 harum agama.🙏🙏🙏👍👍👍
Darmawansah
alamak,si Ajeng kenpa mendadak banget🤭
Hary
RASAKAN BETINA TIDAK TAU BERSYUKUR
Hary
EMOSI PEREMPUAN SEPANJANG RAMBUTNYA...!!!
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: klo rambutnya pendek berarti gampang emosian 🤭
total 1 replies
Hary
KAPAN BELAH DUREN NYA...??? 🤭
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: udah gitu loh, maaf ibu gak bisa adegan gituan🙏
total 1 replies
Hary
PENYAKIT HATI adalah RASA IRI dan DENGKI... SANGATLAH BODOH & DUNGU BAGI ORANG2 YG MEMILIKI HATI YG SEMPIT...
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: betul /Good/
total 1 replies
Umi Kulsum
ih gk lucu masak yuruh sahabatya jadi pelakor
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Umi Kulsum
semangat tor
Omah Tien
bagus niken biar g ada yg nama nya palapor
Omah Tien
psh aja gapain ounya istri cm ego semua harus ada
Omah Tien
sayang nya laki2 nya kurang tegas greget
Umi Kulsum
seru tor lanjut dan semangat...
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: terima kasih klo suka ya kak🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!