NovelToon NovelToon
Mahkotaku Telah Hilang

Mahkotaku Telah Hilang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:50.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nia Nara

"Aku ingin mati saja, buat apa aku hidup toh semuanya sudah berakhir. Tidak ada yang bisa dibanggakan lagi dari diriku. Semuanya telah hancur. Keluargaku akan hancur bila mengetahui ini semua, akulah kebanggaan mereka tapi kini leyaplah semua" ucapku dengan melempar buku-buku. Aku duduk terdiam dengan fikiran menerawang entah apa yang aku fikirkan. Aku gak punya semangat lagi, seakan semuanya musnah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nia Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 HARI YANG MEMBAHAGIAKAN

Jam 04.00 alarm aku sudah berbunyi, aku bangun dan langsung kekamar mandi buat mandi. Di luar sudah terdengar banyak orang yang sibuk mempersiapkan semuanya karena acara akan di mulai jam 8.00. Keluarga panji akan datang jam 7.30, saya dan panji sengaja mencari tempat penginapan keluarganya yang jaraknya gak terlalu jauh dari rumah. saat aku sudah selesai mandi, aku lihat bude neni sudah datang beserta rombongannya dengan membawa banyak barang. Bude neni adalah orang yang mau merias aku dan beliau masih famili bapak. Anak bude neni teman sekolah aku dulu, kami selalu main dan pergi kemanapun selalu bersama. Namanya marni, sekarang marni sudah memiliki anak karena saat lulus SMA marni tidak meneruskan kuliah tapi dia menikah dengan tunangannya si agus. Sejak menikah aku gak pernah berkomunikasi dengan marni karena kesibukan masing-masing.

"Assalamualikum bude?" tanyaku sambil bersalaman dan memeluk bude marni. Saya sudah lama tidah bertemu dengan bude. Waktu minta tolong buat rias aku, bapak dan ibu yang kerumahnya karena waktu kesana aku masih di Jogja.

"Waalaikumsalam sayang, udah lama bude gak ketemu kamu naj, gak terasa sekarang udah mau nikah aja. Si marni dah punya anak loh dan udah gede sekarang" sahut bude sambil nyubit pipiku. Bude memang dari dulu kalau bertemu aku selalu nyubit pipiku katanya gemes heee.

"Suami kamu orang mana naj"

"Orang Temanggung Jawa Tengah bude" ucapku sambil tersenyum. Bude neni mulai merapikan rambutku sambil mengajak bicara. Di luar kamar orang-orang sudah mulai ramai, dan pengeras suarapun sudah dinyalakan. Begitulah kalau didesaku, yang paling di tonjolkan yaitu pengeras suara karena rasanya ada kebahagiaan tersendiri bila ada acara bisa menyewanya. Kalau didesaku biasa di sebut son, kami menyewanya di desaku juga dan harganya gak terlalu mahal. Aku masih ingat dulu waktu ada acara tetangga yang nyewa son, aku begitu bahagia bahkan berjoget dengan teman-teman lainnya tanpa ada rasa malu. Saat ini aku hanya bisa tersenyum bila mengingatnya.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan jam 7.30, bude neni sebentar lagi akan menyelesaaikan riasanku, aku pandangi wajahku dikaca sambil melihat perutku yang mulai gede tapi tidak terlalu kelihatan. Aku bersyukur karena hari ini tidak merasa mual, beda dari hari-hari sebelumnya yang selalu mual tanpa henti. Lamunanku buyar saat suara petasan sudah berbunyi yang menandakan rombongan mas panji sudah datang, aku mulai dag dig dug perasaanku gak karuan, aku berharap diwaktu ijab qabul nanti mas panji fasih dalam mengucapkannya. aku melihat suasana di luar dari jendela, aku lihat mas panji duduk dekat bapak dengan memakai jas warna hitam, wajahnya terlihat sekali kaku mungkin karena grogi. Aku tersenyum melihat wajah mas panji yang dari tadi komat kamit tanpa henti seperti lagi menghafalkan sesuatu.

"Mas panji manis juga ternyata" gumamku dalam hati.

"calonmu ganteng juga ya nduk, pinter kamu dalam memilih pasangan" ucapan bude neni.

" heee Alhamdulillah bude" ucapku sambil senyum. Aku terus melihat mas panji dari dalam jendela hingga sampai ke acara inti dimana penghulu sudah siap--siap akan memulainya. Aku ikut dag dig dug melihat wajah mas panji yang siap-siap akan mengucapkan ijab qabul.

"Saya terima nikah dan kawinnya Najwa khairunnisa binti moh. Anwar dengan maskawin seperangkat alat shalat dan emas 10 gram dibayar tunai".

" bagaimana para saksi"

" sah... sah...sah..." ucap para tamu yang ada disana. Air mataku jatuh membasahi pipi, aku gak menyangka separuh perjalanku sudah aku lalui, semoga kedepannya jalan kami selalu lancar dan bisa menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Akupun masuk kamar karena sebentar lagi kiaiku akan mengantarkan mas panji kekamar. Perasaanku dag dig dug yang luar biasa padahal aku sama mas panji sudah biasa bersama tapi entah kenapa sekarang benar-benar jantungku berdebar seperti baru ketemu saja. Aku tersenyum waktu kiaiku dan mas panji sudah masuk kekamarku, kiaiku menyuruhku mencium tangan mas panji begitupun mas panji mencium keningku. Banyak petuah yang disampaikan beliau, aku manut setiap yang di suruh kiaiku. Setelah selesai kiaiku keluar. Aku melihat mas panji yang tersenyum dan memegang tanganku.

"Alhamdulillah ya kita sudah sah, boleh dong ngapa-ngapain" ucapnya.

"Ihh apaan sih, gak boleh" jawabku sambil mencubit lengan mas panji.

"Katanya dosa loh kalau nolak suami" goda mas panji. Wajahku dibuat merah kayak kepiting rebus. Gak tau kenapa sungkan banget padahal aku sama mas panji selalu bersama tapi kenapa sekarang rasanya sungkan dan perasaan dag dig duk sekali. Aku dan mas panji hanya diam membisu, kami sibuk dengan fikiran kami masing--masing. Namun tiba-tiba pintu di ketok.

"Najwa" suara ibu memangil.

"Iya bu" sahutku

"Nak, kamu kok gak menemui mertuamu, mereka lagi istirahat di kamar sebelah, temui mereka soalnya nanti mereka akan pulang. Aku yang mendengar penjelasan ibu langsung berdiri mau menemui mereka, mas panjipun menemani aku. Sesampainya disana aku langsung bersalaman.

" papa...mama..." ucapku sambil mencium tangan mereka.

"Iya nak, titip panji ya, kalian sekarang sudah sah, jaga pernikahan kalian, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah" kata papa mertuaku.

"Amin" sahutku dengan tersenyum. Papa memang begitu benyayangi aku, beliau tak henti-henti selalu memberi nasehat padaku dan mas panji. Beda dengan mama yang selalu bersikap dingin padaku, maklum dari dulu mama emang kurang menyukai aku entah kenapa tapi menurut cerita mas panji, mama kurang suka padaku karena berniat menjodohkan mas panji dengan anak temannya mama. Entahlah semoga lambat laun nanti hati mama bisa luluh dan bisa menerimaku. Amin. Kami cerita banyak hingga sampai waktunya keluarga mas panji pamit mau pulang ke Temanggung.

"Nak, ingat pesan papa, jaga pernikahan kalian, kalau masalah biaya untuk sementara biar papa saja yang nanggung karena panji masih kuliah, jangan sungkan-sungkan cerita setiap ada masalah" aku hanya menganggukkan kepala, tanpa aku sadari air mataku jatuh mendengar ucapan papa mertuaku. Aku gak nyangka papa begitu menyayangi aku, aku benar-benar merasa diperhatikan.

"Iya pa, terimakasih karena papa selalu perduli sama Najwa dan mas panji" ucapku sambil memeluk papa.

"Ow berarti habis dari sini, kalian langsung ke Jogja ya" tanya papa lagi

"Iya pa karena mau ada ujian, habis itu liburan. Kebetulan kami punya rencana mau liburan di Temanggung" ucap mas panji sambil melihat ke arahku, aku hanya tersenyum menandakan aku setuju dengan ucapan mas panji.

"Bagus kalau begitu, papa senang mendengarnya. Papa dan mama tunggu kalian di rumah" sahut papa dengan nada semangat sambil menepuk bahu mas panji.

" yasudah papa sama mama pulang dulu, kalian baik-baik ya. Bapak anwar dan ibu siti kami pamit dulu" ucap papa sambil berpamitan pada kami semua. Mobil yang akan mengantarkan papa dan mama sudah datang dan mereka segera masuk. Kami tetap di luar sampai mobil yang ditumpangi papa hilang. Kamipun masuk kedalam. Aku langsung menuju kekamar karena sudah dari tadi badan terasa gatel karena baju kebaya yang aku pakek belum aku lepas, akupun segera ganti pakaian dan bergegas untuk mandi.

"Mas aku mandi dulu ya, badan dah gatel-gatel semua" ucapku ke mas panji yang lagi membereskan pakaiannya.

"Iya, nanti habis kamu aku yang akan mandi" jawabnya dengan terus memberesi pakaiannya dan memasukkan kedalam lemariku. Tidak berselang lama, akupun sudah selesai mandi dan ganti baju, aku lihat mas panji yang lagi rebahan di kasur, aku lihat wajahnya begitu capek karena dari kemaren dia kurang istirahat.

1
Noermhamama Gibran
👍🏿
Nurmania Nia
sangat bagus
Alexander
Coba deh baca ini, jamin deh puas banget sama ceritanya!
Codigo cereza
Bahagia meluap
ANDERSON AGUDELO SALAZAR
Keren! Bagus banget ceritanya.
Quản trị viên
Hebatnya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!