Vanesa, Gadis muda yang menerima pinangan kekasihnya setelah melewati kesedihan panjang akibat meninggalnya kedua orang tuanya, Berharap jika menikah sosok Arldan akan membawa kebahagiaan untuknya.
Namun siapa sangka semuanya berubah setelah pria itu mengucapkan janji suci pernikahan mereka.
Masih teringat dengan jelas ingatannya di malam itu.
"Arland, Bisa bantu aku menurunkan resleting gaunku?"
Sahut Vanesa yang sejak tadi merasa kesulitan menurunkan resleting gaun pengantin nya.
Tangan kokoh Arland bergerak menurunkan resleting di punggung istrinya dengan gerakan perlahan.
"Terima kasih"
Sahut Vanesa yang menatap Arland di pantulan cermin yang ada di hadapannya.
Arland menarik ujung bibirnya, Menciptakan senyum mengerikan yang membuat Vanesa melunturkan senyum miliknya.
"Vanesa, Selamat datang di neraka milikku"
Ucap Arldan pada saat itu yang kemudian meninggalkan Vanesa begitu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wajah yang familiar
Jepang
Keesokan harinya
Arldan dan Vanesa telah sampai di jepang, Mereka langsung bergerak hotel dimana akan menjadi tempat penginapan mereka selama berada di negeri sakura tersebut.
Arldan mengambil dua kamar, Tentu saja dia tidak ingin berada dalam satu kamar bersama dengan Vanesa.
Itu adalah hal yang mustahil untuknya.
Dan di sinilah Vanesa berada, Di dalam kamar hotel seorang diri. Gadis itu terlihat menghela nafasnya pelan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang sangat empuk baginya.
Namun sejenak gadis itu lantas bangun dari posisinya, Sepertinya dia harus mengisi perutnya saat ini yang sejak tadi minta di isi. Dimana dalam pesawat dia tidak menikmati makanannya, Terlalu aneh dan cukup sulit di terima oleh lambungnya.
Vanesa langsung mengganti pakaiannya, Menggunakan jaket yang cukup hangat karna cuaca di luar sangat dingin untuknya.
Namun sebelum pergi gadis itu memilih memberitahu Arldan lebih dulu, Dia tidak ingin pria itu marah karna tidak menemukan keberadaannya nanti. Meskipun dia tidak cukup yakin jika pria itu akan mencarinya.
Jaraknya tidak jauh, sebab mereka mengambil kamar bersebelahan. Saat gadis itu menekan bel kamar dimana Alrdan berada terlihat sosok wanita yang membuka pintu.
Itu adalah Nova
"Untuk apa kau kemari?"
Tanya Nova yang menatap Vanesa dengan tatapan sinisnya.
"Apa Arldan ada? Aku ingin bicara dengannya?"
Sahut Vanesa kemudian, Memilih tidak menjawab pertanyaan dari wanita di hadapannya.
"Kau ingin apa?"
Tanya Nova kembali dengan emosi ketika gadis di hadapannya mengacuhkan pertanyaannya.
"Apa kalian tidak memiliki rasa malu bertengkar di tempat yang terbuka? Beberapa tamu hotel akan melihat tindakan memalukan kalian"
Sahut Arldan yang muncul dari arah belakang, Bisa Vanesa lihat pria itu mengenakan kimono mandinya, Dengan rambut basah yang acak acakan.
Terlihat begitu tampan di matanya.
Nova langsung mengubah ekspresi wajahnya, Bergerak menghampiri Arldan dengan wajah manisnya.
"Sayang dia yang mulai cari gara gara denganku"
Ucap Nova dengan nada manja, Dimana tangannya bergerak meraba dada Arldan dengan gerakan penuh gairah.
Vanesa hanya bisa tersenyum getir menyaksikan itu.
Buakankah dia cukup sabar untuk tidak mengamuk saat ini.
"Aku akan mencari makanan di luar, Hanya itu yang ingin aku katakan"
Vanesa membuka mulutnya, Menatap Arldan beberapa waktu.
"Pergilah"
Hanya satu kalimat itu yang di ucapkan Arldan padanya.
Kemudian dengan gerakan cepat dia menarik tubuh Nova, Membalikkannya lantas menautkan bibir mereka dengan intens.
Vanesa membuang pandangannya, Memilih pergi dari sana dari pada harus menyaksikan keromantisan suaminya dan wanita selingkuhannya.
Gadis itu kembali melanjutkan langkah kakinya, bergerak ke arah lift yang tidak jauh dari posisinya saat ini.
Melihat pintu lift akan tertutup Vanesa mempercepat langkah kakinya.
"Tunggu"
Jerit Vanesa ketika lift tersebut akan tertutup dengan sempurna, Untung saja sebuah tangan kekar terlihat menghalanginya membuat pintu lift kembali terbuka seolah mempersilahkannya masuk.
"Ahh Thank you, Sir"
Gadis itu menundukkan sedikit kepalanya ke arah pria tersebut, Sejenak netra mereka saling bertemu, Namun Vanesa lebih dulu mengalihkan pandangannya, Kemudian berbalik ke arah depan setelah menekan tombol yang akan membawanya ke lantai bawah.
Vanesa tidak memperhatikan sekitarnya, Terlihat diam dan merenung seolah sibuk dengan pikirannya sendiri.
Tanpa dia sadari, Pria yang berada di lift bersamanya tampak menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Ting
Tanpa menunggu Vanesa melangkahkan kakinya keluar dari lift, Bergerak ke arah depan di mana terlihat beberapa pengunjung hotel yang sedang melakukan reservasi.
Gadis itu merapatkan jaket di tubunnya ketika rasa dingin mulai menyerangnya. Vanesa kembali melanjutkan langkah kakinya bergerak ke arah luar menikmati pemandangan serta mencari beberapa toko yang akan menjual makanan nantinya.
Di sisi lainnya, Beberapa waktu yang lalu
Terlihat seorang pria dengan tubuh kekar dalam balutan jas bewarna hitam terlihat sedang berada di dalam lift.
Semua para pelayan hotel terlihat membungkuk ke arah pria tersebut. Dalam dunia ini tidak ada yang tidak mengenal pria itu.
Pria itu baru saja menyelesaikan pertemuannya dengan salah satu investor yang akan berkerja sama dengannya.
Saat lift dimana saat ini dirinya berada hendak tertutup, Matanya menangkap seorang gadis yang terlihat berlari ke arah nya dengan cukup tergesa gesa
Ketika melihatnya dengan jelas, Seketika dia menyadari jika wajah itu tidak asing baginya.
"Tunggu"
Bisa dia lihat raut wajah gadis itu terlihat panik, Membuatnya tanpa sadar menahan pintu lift yang kini akan tertutup.
"Ahh Thank you, Sir"
Gadis itu terlihat menundukkan sedikit kepala ke arahnya, Sembari tersenyum tipis, Sesaat netra mereka bertemu, Dan pria itu bisa melihat netra biru milik gadis tersebut yang terlihat begitu indah. Gadis itu terlihat membuang pandangannya, berbalik memunggunginya.
Pria itu hanya diam, Menatap punggung gadis itu dalam beberapa waktu.
Ting
Saat gadis itu melangkah keluar dari lift, Pria itu juga melangkah kan kakinya.
"Tuan"
Sahut seorang pria yang menghampiri dirinya.
"Siapkan mobil, Kita akan ke hotel XXX untuk menemui mommy ku"
Ucap pria itu dengan datar
"Baik tuan"
****************
Vanesa kini sedang berada di salah satu toko yang menyediakan beberapa makanan, Cukup cocok di lidah membuat gadis itu tidak henti henti mengembangkan senyumnya.
Untungnya kakek dari suaminya memberi dia uang saku yang cukup banyak, Hingga membuatnya bisa membeli beberapa makanan yang cukup menggugah selera.
Sebelum keluar, Vanesa memesan sebuah tanghulu, dua tusuk terlihat berada dalam genggaman gadis itu.
Namun siapa sangka saat dia hendak keluar dari toko, Seseorang menabrak tubuhnya membuat tanghulu yang dia pegang jatuh di bawah lantai.
Brukkk
"Ahhh, Maafkan aku nona"
Wanita paruh baya tampak panik ketika menyadari makanan yang di pegang gadis yang dia tabrak jatuh.
"Tidak masalah nyonya"
Vanesa menjawab dengan cepat menyentuh pundak wanita paruh baya itu yang menundukkan kepalanya.
Lantas wanita paruh baya itu mendonggakan kepalanya, Ekspresi terkejut terlihat jelas dari raut wajah itu
"Apakah anda baik baik saja?"
Tanya Vanesa ke arah wanita tersebut.
"Kau mirip dengan seseorang nona"
Gumam wanita itu tanpa sadar.
"Nyonya"
Vanesa kembali menyentuh lengan wanita tersebut.
"Aku baik baik saja"
Mendengar itu membuat Vanesa mengembangkan senyumnya.
"Sepertinya aku haru mengganti tanghulu mu yang terjatuh"
Sahut wanita tersebut.
Lantas Vanesa menggelengkan kepalanya cepat.
"Tidak perlu nyonya, Aku tidak masalah dengan hal itu"
Jawabnya dengan mengulas senyum yang indah di wajahnya.
Wanita tersebut lantas terpanah, Cukup kagum dengan kecantikan gadis muda di hadapannya.
"Merida"
Seseorang dari seberang jalan terdengar memanggil namanya, Membuat wanita tersebut tersadar dari lamunannya.
"Sepertinya aku harus pergi, Kelak jika ada pertemuan kedua, Aku akan mentraktir mu nona"
Sahut Wanita yang di panggil Merida itu kemudian, Dan tanpa menunggu gadis muda di hadapannya menjawab dia langsung berlalu dari sana.
Meninggalkan Vanesa yang menatap aneh ke arah wanita itu.
Karna tidak ingin ambil pusing, Gadis itu memilih untuk kembali, Namun seseorang memanggil namanya membuat gadis itu langsung mengurungkan niatnya.
"Vanesa"